Anda di halaman 1dari 12

ULKUS MOLE

REFERAT
Justicia Andhika Perdana
Medicine Student at Trisakti University
SMFDermatology and Venereology RSAL dr. Mintohardjo

1. Abstrak
2.

Oleh karena itu pengobatan yang


Ulkus mole adalah

penyakit menular seksual (PMS )


yang disebabkan oleh bakteri Gram
negatif Haemophilus ducreyi dan
ditandai dengan nekrosis ulserasi
genital yang bisa disertai dengan
limfadenitis

inguinal

pembentukan

bubo.

Teknik

amplifikasi

DNA

telah

menunjukkan
diagnostik

atau

sensitivitas
ditingkatkan

tetapi

hanya dilakukan dalam beberapa


laboratorium
chancroid

.
di

Pengelolaan
daerah

tropis

cenderung dilakukan dalam konteks


manajemen sindrom penyakit ulkus
genital dan pengobatan biasanya
dengan eritromisin. Ulserasi genital
sebagai sindrom telah dikaitkan
dengan
human

transmisi

peningkatan

immunodeficiency

virus

( HIV ) infeksi pada beberapa studi.

efektif dan awal dari ulkus genital


merupakan bagian penting dari
strategi

apapun

untuk

mengendalikan penyebaran infeksi


HIV di negara-negara tropis1.
3. Pendahuluan
4.
Ulkus
mole
merupakan

penyakit

yang

di

tularkan melalui hubungan seksual,


ditetapkan sesuai dengan postulat
KOCH setelah kuman ditemukan
oleh DUCREY pada tahun 1889.
Penyakit ini lebih banyak terdapat
pada daerah-daerah dengan tingkat
social

ekonomirendah.

kurangnya

fasilitas

Karena

diagnostik,

sering terjadi salah diagnosis secara


klinis

sebagai

sifilis

stadium

pertama. CHAPEL ddk. (1997)


hanya dapat menemukan H.ducreyi
pada sepertiga jumlah khusus yang

secara

klinis

dibuat

sebagai ulkus mole2.


5.
Ulkus

diagnosis
mole

merupakan penyakit yang endemik


dan tersebar didaerah tropik dan
subtropik, terutama di kota dan
pelabuhan.

Perbaikan

tingkat

mempengaruhi

tempat inokulasi, dengan sering

berkurangnya frekuensi penyakit

disertai pernahanan kelenjar getah

ekonomi

ini di negara-negara yang lebih


maju. Selain penularan melalui
hubungan seksual, secara kebetulan
juga dapat mengenai jari dokter
atau perawat2.
6.
Frekuensi

bening regional2.
9. Sinonim
10.
Soft chancre, chancroid, soft sore1
11.

12.
13. Etiologi
14.

pada

Basil H. ducrey berbentuk

wanita dilaporkan lebih rendah,

batang pendek, ramping dengan

mungkin

ujung membulat,tidak bergerakdan

karena

kesukaran

membuat diagnosis. Penyakit ini

tidak membentuk spora,

lebih banyak mengenai golongan

negatif , anaerob fakultatif yang

kulit berwarna. Beberapa faktor

membutuhkan hemin (faktor X)

menunjukan

untuk

bahwa

terdapat

pertumbuhan,

Gram-

meredukasi

pembawa kuman (carrier) basil

nitrat menjadi nitrit dan mempunyai

ducrey, tanpa gejala klinis, biasanya

DNA

berisi

guanosine

plus-

wanita tuna susila .


7. Definisi
8.
Ulkus mole adalah

cytosine fraksi 0,38 mole. Basil

penyakit infeksi pada alat kelamin

membentuk rantai, terutama dapat

yang akut, setempat, disebabkan

di lihat pada biakan,sehingga di

oleh

ducrey

sebut juga Streptobacillius. Basil

dengan

ini pada lesi terbuka di daerah

gejala klinis yang khas berupa

genital sukar ditemukan karena

ulkus nekrotik yang nyeri pada

tertutup oleh infeksi sekunder, lebih

Streptobacillus

(Haemophilus

ducrey)

sering kali berkelompok, berderet

mudah

di

cari

bila

bahan

nekrosis sel.Toksin ini menghambat

pemeriksaan berupa nanah yang di

proliferasi sel dan menginduksi

ambil dengan cara aspirasi abses

kematian

kelenjar inguinal. Kuman ini sukar

bentukan ulkus4.
21.
Limfadenitis

dibiak1,2.

sel

sehingga

dihubungkan
15.

inflamasi

Haemophilus ducrey3

dengan

hampir

penetrasi

epidermis.

makrofag dan neutrofil atau bebas


berkelompok (mengumpul) dalam
jaringan interstisial1,2.
20.
Basil H.

ducreyi

masuk ke kulit melalui epitel yang


rusak, biasanya menyertai trauma
hubungan

seksual.

IL-8

menginduksi PMN dan makrofag


membentuk pustule intradremal.
IL-6 menstimulasi ekspresi reseptor
sel T IL-2 yang akan menstimulasi
CD4 pada daerah tersebut. H.
ducreyi

jumlah

tidak

ditemukan

mikroorganisme dan juga tetap


Adanya trauma atau

Pada lesi, organisme terdapat dalam

akibat

dengan

sejumlah kecil basil. Pada bubo

abrasi, penting untuk organisme


melakukan

Supurasi

neutrofil yang sangat banyak dan

17.
18. Patogenesis
19.

yang
respon

piogenik.

dihuungkan
16.

terlihat

mensekresi

cytolethal

distending toxin (HdCDT) yang


mengakibatkan

apoptosis

dan

tidak bisa dijelaskan5.


22.
23. Gejala Klinis
24.
Masa

inkubasi

berkisar antara 1-14 hari, pada


umumnya kurang dari 7 hari. Lesi
kebanyakan multipel, jarang soliter,
biasanya

pada

daerah

genital,

jarang pada daerah ekstragenital.


Mula-mula kelainan kulit berupa
papul,

dalam

24-48

jam

papulaakanberubahmenjadipustul,
kemudianmengalamierosidanulsera
si1,2.
25.

Ulkus

berukuran

kecil, lunak pada perabaan, tidak


terdapat indurasi, berbetuk cawan,
pinggir tidak rata, sering bergaung
dan dikelilingi halo eritematosa.
Ulkus

sering

tertutup

jaringan

nekrotik,

dasar

ulkus

berupa

29.

jaringan granulasi yang mudah


berdarah, dan pada perabaan terasa
nyeri. Tempat predileksi pada lakilaki

ialah

preputium,

permukaan
glans

penis,

mukosa
sulkus

koronarius, frenulum penis, dan


batang penis. Dapat juga timbul lesi
dalam uretra, skrotum, perineum,
atau anus. Pada wanita ialah labia,
klitoris, fourchette, vestibuli, anus,
dan serviks1,6.
26.

30. Ulkus mole pada Pria


31.
Lesi
ekstragenital

27.

terdapat pada lidah, jari tangan,


bibir, payudara,

umbilikus

dan

konjungtiva. Gejala sistemik jarang


timbul, kalau ada hanya demam
sedikit atau malaise ringan. Karena
adanya inokulasi sendiri, dengan
cepat

dapat

timbul

lesi

yang

multiple, dengan cara ini, dapat


timbul

lesi

di

daerah

pubis,

abdomen, dan paha1.


32. Jenis-jenis bentuk klinis1
28. Ulkus mole pada wanita6
1) Ulkus mole folikularis
33.
pada

Timbul pada folikel rambut,


permukaannya

folikulitis

yang

menyerupai

disebabkan

oleh

kokus, tetapi cepat menjadi ulkus.

Lesi seperti ini dapat timbul pada

mengikuti abses inguinal yang pecah,

vulva dan pada daerah berambut di

dan dapat meluas ke daerah paha

sekitar

dengan cara autoinokulasi.

genitalia

dan

sangat

superfisial.

6) Phagedenic chancroid

2) Dwarf chancroid
34.

Lesi

40.
dan

destruktif dengan jaringan nekrotik

herpes

yang luas. Genitalia eksterna dapat

genitalis, tetapi dasarnya tidak teratur

hancur, pada beberapa kasus disertai

dan tepinya berdarah.

infeksi organisme Vincent.

menyerupai

sangat
erosi

kecil

Lesi kecil menjadi besar dan

pada

3) Transient chancroid

7) Tipe serpiginosa

35.

(chancre mou valant)

41.

36.

Lesi kecil, sembuh dalam

perluasan atau autoinokulasi dari lesi

beberapa hari, tetapi 2-3 minggu

pertama ke daerah lipat paha atau

kemudian diikuti timbulnya bubo

paha. Ulkus jarang menyembuh,

yang meradang pada daerah inguinal.

dapat

Gambaran

ini

menyerupai

limfogranuloma venereum.

(ulkus mole elevatum)

38.

Dimulai dengan ulkus yang

kemudian menimbul terutama pada


tepinya. Gambarannya menyerupai
kondiloma lata pada sifilis stadium
II.
5) Giant chancroid
Mula-mula

timbul

ulkus

kecil, tetapi meluas dengan cepat dan


menutupi

satu

daerah.

timbul

Sering

daerah

pada

ulkus

Sifatnyaunilateral,
membesar,

dan

karena

berbulan-bulan-

bertahun-tahun.
42. Bubo
43.
Adenitis
kasus

37.

membesar

menetap

inguinal

4) Papular chancroid

39.

Lesi

setengah
mole.

eritematosa,
nyeri.

Timbul

beberapa hari sampai 2minggu


setelah lesi primer1,5,.

44.

atau railroadtrack. Organisme dapat


terlihat pada kira-kira 50% kasus1,4.
b.

Biakan kuman
49.

Bahan diambil dari pus

bubo atau lesi kemudian ditanam pada


pelat agarkhusus yang ditambahkan
darah kelinci yang sudah didefibrinasi.
Inkubasimemerlukan waktu 48 jam.
Medium

yang

gonococcal

mediumbase,

ditambah

dengan hemoglobin 1%, Iso-Witalex

45. Bubo8
46. Diagnosis
47.

mengandung

1%, dan vankomisin 3mcg/ml akan

Berdasarkan

mengurangi kontaminasi yang timbul1.

gambaran klinis dapat disingkirkan


penyakit kelamin yanglain.Sebagai
pendukung diagnosis ialah1:

50.

a. Pemeriksaan sediaan hapus


48.

dari tepi ulkus yang bergaung, dibuat


hapusan pada gelas alas, kemudian
pewarnaan

Gram,

Untuk menemukan antibodi.

d. Biopsi

Bahan pemeriksaan diambil

dibuat

c. Teknik Imunofloresens

Unna-

51.

Pada

gambaran

histopatologik :
1) Daerah superfisial dasar ulkus :

Pappenhein, Wright atau Giemsa.Basil

neutrofil,

biasanya didapatkan dalam kelompok

danjaringan nekrotik.

fibrin,

eritrosit,

kecil atau rantai yang paralel dari 2


tersebar

2) Daerah tengah : pembuluh darah

sepanjang untaian mukos. Gambar ini

kapiler baru dengan proliferasisel

diungkapkan sebagau school of fish

endotel sehingga lumen tersumbat

atau

organisme

yang

dan

menimbulkan

trombosis.Terjadi
degeneratif

perubahan

pada

54.

dinding

pembuluh-pembuluh darah.
3) Daerah sebelah dalam : infiltrat
padat terdiri atas sel-sel plasma
dan sel-sellimfoid1.
52. Diagnosis Banding
a. Herpes genitalis
53.
kelainan

Pada

herpes

ialah

berkelompok

genitalis

vesikel

dan

jika

yang

memecah

menjadi erosi, jadi bukan ulkus seperti

Herpes genitalis9

55.

pada ulkus mole. Tanda-tanda radang


akut lebih mencolok pada ulkus mole.
Kecuali itu pada ulkus mole, pada
sediaan hapus berupa bahan yang
diambil

dari

dasar

ulkus

tidak

ditemukan sel raksasa berinti banyak1.

b. Sifilis Stadium I
56.

Pada sifilis stadium I (ulkus

durum), ulkus bersih, kurang nyeri,


terdapat indurasi,lebih superficial dan
tanda-tanda radang akut tidak terdapat.
Jika terjadi pembesaran kelenjar getah
bening regional juga tidak disertai
tanda-tanda radang akut kecualitumor,
tanpa

disertai

perlunakan.

periadenitis

Pada

hasilpemeriksaan

dan

ulkus

mole,

sediaan

hapus

dengan mikroskop lapangan gelap


sebanyak

tigakali

berturut-turut

negatif. Tes Serologik Sifilis (T.S.S)

yang diperiksa tiap minggusampai satu

61.

bulan, kemudian tiap bulan sampai


tiga bulan, tetap negatif1,4.
57.

62.

Limfogranuloma Venerium

d. Granuloma Inguinale
58.

Ulkus durum5
59.

63.

Pada penyakit ini yang khas

terdapat ulkus dengan granuloma.


c.

Limfogranuloma Venerium (L.G.V)


60.

Pada L.G.V afek primer

tidak spesifik dan cepat hilang. Terjadi


pembesarankelenjar
inguinal,

getah

bening

perlunakannya

tidak

serentak. Titer tes ikatan komplemen


untuk LGV kurang dari 1/16 dan tes
ulangan tidak meninggi1,4.

Pada sediaanjaringan tidak tampak


badan Donovan1.

64.

c. Fimosis/parafimosis
69.

Kalau

preputium,

lesi

mengenai

akibatsikatriks

yang

berbentukpada lesi1,5.
d. Fistula uretra
70.
pada

Timbulnya
glans

penis

karena
yang

ulkus
bersifat

destruktif. Dapatmengakibatkan nyeri


pada waktu buang air kecil dan pada
keadaan lanjutdapat menjadi striktura
uretra.
65.

Granuloma Inguinale

e. Infeksi campuran
66. Komplikasi
71.
a. Mixed chancre
67.

Kalau

disertai

infeksi

organisme Vincent sehingga ulkus


disertai

sifilis

stadium I. Mula-mula lesi khas ulkus


mole, tetapi setelah15-20 hari menjadi
manifes, terutama jika diobati dengan
sulfonamida.

makin parah danbersifat destruktif.


Disamping itu juga dapat disertai
penyakit

limfogranulomavenereum

atau granuloma inguinale1.


72. Pengobatan

b. Abses kelenjar inguinal


68.

Dapat

a. Sistemik

Bila tidak diobati dapat

73.

Central of disease control

memecah menimbulkan sinus yang

(1998) merekomendasikan pengobatan

kemudian

Ulkus

chancroid

kemudian menbesar membentuk giant

dengan4,5:

chancroid.

menjadiulkus.

pengobatan

chancroid

1) Azythromycin 1 g PO dosis
tunggal atau

76.

diagnosa sifilis. Disuntikkan tiap hari


1

2) Seftriakson 250 mg IM dosis


tunggal atau

2x sehari selama 3 hari atau


4) Eritromisin 500 mg 4x sehari
selama 7 hari
Selain obat-obatan tersebut

ialahkombinasi

hari,

dapat

atau kalau lesi genitalia tidak sembuh


hanyadengan pemberian sulfonamida1.
3) Penisilin
Sedikit

efektif,

terutama

diberikan kalau terdapat organisme


Vincent1.
4) Tetrasiklin & oksitetrasiklin

1) Sulfonamida
Tablet

7-14

dikombinasikan dengan sulfonamida.

77.

diatas yang juga efektif adalah:

75.

gramselama

Kombinasiperlu kalau terdapat bubo,

3) Siprofloksasin dosis 500 mg PO

74.

Efektif tanpa mengganggu

kotrimoksazol,
sulfametoksazol

400mg dengan trimetroprim 80 mg,


diberikandengan dosis 2 x 2 tablet
selama 10 hari. Pada bubo yang
mengalamisupurasi dilakukan aspirasi

78.

Efektif

kalau

diberikan

dengan dosis 4 x 500 mg/hari selama


10-20 hari,antibiotik golongan ini
menutupi gejala-gejala sifilis stadium
I1.
5) Kanamisin

melalui kulit yang sehat .


79.
2) Streptomisin

Disuntikkan i.m 2 x 500 mg

selama 6-14 hari. Obat ini tidak


mempunyaiefek terhadap T.pallidum1.
6) Eritromisin
80.

Diberikan 4 x 500 mg

sehari, selama seminggu1.

7) Kuinolon

Penyakit Kulit dan Kelamin

Edisi

ke-5. Jakarta : FKUI. Hal: 418-422


81.

Ofloksasin : dosis tunggal

400 mg1.

3. G. Hammond, Public Health Image


Library,

a. Lokal

(1978)

Diaksestanggal

82.
topikal

CDC

Jangan diberikan antiseptik


karena

akan

mengganggu

pemeriksaanmikroskop lapangan gelap


untuk kemungkinan diagnosis sifilis
stadium I. Lesidini yang kecil dapat
sembuh

setelah

diberi

NaCl

fisiologik .

Maret

2013.

(http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/932/resources/i
mage/bp/4.htm)
4. Bowmer I. Advances in the diagnosis
and

Management

of

Chancroid.

Lippincott Williams & Wilk. 2006


Sep;Vol13:Issue 3. Pg 189-191.

83. Prognosis
84.

Penyakit

tidak

menyebar secara sistemik. Tanpa


pengobatan, ulkus genital dan abses
inguinal dilaporkan kadang-kadang
menetap beberapa tahun. Infeksi
tidak menimbulkan imunitas dan
dapat

19

(online).

terjadi

infeksi

ulang.

5. Lewis DA. Epidemiology, clinical


features, diagnosis and treatment of
Haemophilus ducreyi. Expert Rev
Anti Infect Ther. 6 Mar 2014
6. Markle

W. Sexually

diseases.

Prim

transmitted

Care

2013

Sep;40(3):557-87.

Penderita diinstruksikan sebaiknya


memakai

kondom

untuk

menghindari infeksi ulang4.


85. Referensi
1. Lewis, D. 2003. Chancroid : clinical
manifestations, diagnosis, and
management. Sex Transm Infect. Feb
2003; 79(1): 6871

7. SMF
IlmuKesehatanKulitdanKelamin.
2007.

Atlas

Kelamin.

PenyakitKulit

Surabaya

Dan

:Airlangga

University Press.
8. Wolff K. Johnson RA. Suurmond.

2. Judanarso, J. 2010. Ulkus Mole.


Dalam Adhi Djuanda (Ed). Ilmu

2005. Fitzpatricks Color Atlas &

Synopsis Of Clinical Dermatology.

Edition. USA: McGraw-Hill. P:2193-

5th

2197

Ed.

USA :

McGraw

Hill

Companies Inc. P: 827-881


10. http://apical-pulse.com/infection/wp9. Lautenschlager, S. Eichmann, AR.
2003. Chancroid. In Freedberg IM,
Eisen

AZ,

Fitzpatricks

Wolff

Dermatology

content/blogs.dir/9/files/herpes/pictur
es-of-genital-herpes.jpg

(Eds)
in

General Medicine Volume II. 6th

86.
87.

Anda mungkin juga menyukai