Anda di halaman 1dari 16

ESOFAGITIS KOROSIF

Pembimbing : dr. Mariana H. Yunizaf, Sp.THT-KL (K)

ADETA YUNIZA MULIA (2015730002)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN THT-KL


RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH – JAKARTA
PUSAT
2020
DEFINISI
Esofagitis korosif adalah peradangan pada esofagus yang disebabkan oleh luka
bakar karena zat kimia yang bersifat korosif, misalnya asam kuat, basa kuat dan
zat organik.

Sifat zat kimia yang tertelan:


Korosif Toksik

Kerusakan pada Gejala keracunan


saluran yang bila telah diserap
dilaluinya. oleh darah.
PATOLOGI:
Asam kuat
Nekrosis menggumpal (coagulation necrotik)
Histo : mukosa esofagus – lapisan otot seolah-olah menggumpal.
Kerusakan di lambung lebih berat dibandingkan esofagus

Basa Kuat
Nekrosis mencair (liquifaction necrotik)
Histo : mukosa esofagus – lapisan otot seolah-olah mencair.
Kerusakan di esofagus lebih berat dibandingkan lambung

Zat Organik
(lisol & karbol)
Edema mukosa / submukosa
GAMBARAN KLINIS:
Tergantung:
Jenis zat korosif
Konsentrasi zat korosif
Jumlah zat korosif
Lamanya Kontak dengan dinding esofagus
Sengaja diminum / tidak
Dimuntahkan / tidak
5 BENTUK KLINIS BERDASARKAN BERATNYA LUKA
BAKAR DITEMUKAN:

1. Esofagitis korosif tanpa ulcerasi


disfagia ringan
esofagoskopi  mukosa hiperemis, ulcerasi (-)
2. Esofagitis korosif ulceratif ringan
disfagia ringan
esofagoskopi  ulkus hanya pada mukosa esofagus

3. Esofagitis korosif ulceratif sedang


ulkus tunggal / multipel pada lapisan otot

4. Esofagitis korosif ulseratif berat tanpa komplikasi


mukosa terkelupas + nekrosis pd seluruh lap. Esofagus
5. Esofagitis korosif ulseratif berat dengan komplikasi
perforasi esofagus  mediastinitis & peritonitis
gangguan keseimbangan asam basa
BERDASARKAN GEJALA KLINIS &
PERKEMBANGAN PENYAKIT:

3 FASE
fase akut, fase laten (intermediate), dan fase kronik (obstruktif).

FASE AKUT:
- Berlangsung 1 – 3 hari
- Pem. Fisik : luka bakar di bibir, mulut, faring disertai perdarahan.
- Disfagia hebat
- Odinofagia
- Demam
- Rasa terbakar di saluran makanan bagian atas
- Mual & muntah
- Erosi pada mukosa
- Kegagalan sirkulasi & pernapasan
BERDASARKAN GEJALA KLINIS &
PERKEMBANGAN PENYAKIT:
FASE LATEN:

- Berlangsung 2 - 6 minggu
- Keluhan berkurang
- Suhu badan sudah menurun
- Penderita merasa telah sembuh padahal proses
kerusakan jaringan terus berjalan  sikatriks

FASE KRONIS:

- Setelah 1 – 3 tahun
- Disfagia karena terbentuk sikatriks  striktur
esofagus
DIAGNOSIS :

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik radiologi

Pemeriksaan Pemeriksaan
laboratorium esofagoskopi
Pemeriksaan Rontgen esofagus dengan kontras
barium (esofagogram) tidak banyak
menunjukkan kelainan pada stadium akut.
Esofagus mungkin terlihat normal. Jika ada
kecurigaan akan adanya perforasi akut
esofagus atau lambung serta rupture esofagus
akibat trauma tindakan, esofagogram perlu
dibuat. Esofagogram perlu dibuat setelah
minggu kedua untuk melihat ada tidaknya
striktur esofagus dan dapat diulang setelah 2
bulan dievaluasi.
Esofagoskopi diperlukan untuk melihat adanya luka
bakar di esofagus. Pada esogoskopi akan
Pemeriksaan tampak
Pemeriksaan
Anamnesis mukosa yang hiperemis, edema dan kadang-kadang
fisik radiologi
ditemukan ulkus.

Berdasarkan anamnesis ditegakkan dengan adanya riwayat tertelan zat korosif


Masuknya zat korosif
atau zat organik, melalui
serta mulut dapat
ditunjukkan dengan diketahui
keluhandengan bau mulut
utama pasien rasaataupun
terbakar
muntahan. Adanya
pada daerah luka bakar keputihan
kerongkongan, rasa nyeripada
yangmukosa mulut atau
hebat didalam keabuan
mulut pada
dan regio
bibir dan dagu menunjukkan
substernal, akibat
serta bisa juga bahan kaustik
mengeluhkan atau
susah korosifdan
menelan baik yang bersifat
hipersaliva.
Sedangkan demam danasam kuat maupun
perdarahan basa kuat.
dapat terjadi serta sering diiringi dengan
muntah
Pemeriksaan Pemeriksaan
laboratorium esofagoskopi
TERAPI:

Tujuan : mencegah pembentukan striktur


•Terapi dibedakan antara tertelan zat
korosif & organik

• Terapi akibat tertelan zat korosif :


fase akut  perawatan umum dan terapi khusus
(terapi medik dan esofagoskopi)
fase kronik
TERAPI FASE AKUT:
1. Perbaiki KU penderita, jaga keseimbangan
elektrolit dan menjaga jalan nafas
Jika ada gangguan keseimbangan elektrolit:
- IVFD : Aminofusin 600  2 botol
Dextrose 10 %  2 botol
NaCl 0,9 % + KCl 5 Meq/liter  1
botol

Untuk melindungi selaput lendir esofagus bila muntah


dapat diberikan susu atau putih telur. Jika zat
korosif yang tertelan diketahui jenisnya dan
terjadi sebelum 6 jam, dapat dilakukan
netralisasi (bila zat korosif basa kuat diberikan
susu atay air dan bila asam kuat beri antasida)
TERAPI FASE KRONIK:
 Antibiotika selama 2-3 minggu (5 hari bebas demam)
Biasanya Penisilin dosis tinggi 1 – 1,2 juta unit / hari.

Kortikosteroid diberikan sejak hari I – III


Dosis : 200 – 300 mg  tapering off
tiap 2 hari
Dosis maintenance : 2 x 50 mg / hari

Analgetik

Pemeriksaan esofagoskopi: hari ke-3 atau jika luka bakar di bibir,


mulut dan faring sudah tenang.
Jika ada ulkus : - esofagoskopi tidak boleh dilakukan
- pasang NGT selama 6 minggu  esofagoskopi ulang
ESOFAGOSKOPI:
•Dilatasi dgn bantuan esofagoskop :
- 1x / minggu
- 1x / 2 minggu
- 1x / bulan
- 1x / 3 bulan, sampai penderita dapat menelan
makanan biasa.

Jika selama 3x dilatasi hasilnya kurang memuaskan


 reseksi esofagus
dibuat anastomosis end to end.
KOMPLIKASI:

Syok
Koma
Edema laring
Pnemonia aspirasi
Perporasi esofagus
Mediastinitis
Kematian
TERIMA KASIH
Derajat Klinis
I Hiperemia mukosa dan udema
II Perdarahan terbatas, eksudat, ulserasi dan pseudomembran
III Pengelupasan mukosa, ulkus dalam dan perdarahan masif,
obstruksi lumen

Anda mungkin juga menyukai