Hari ini akan diadakan pertandingan olahraga lari sprinter 100 meter. Sebelum
bertanding, para peserta terlebih dahulu melakukan pemanasan. Setelah hitungan ketiga para
peserta segera berlari sekuat tenaga agar dapat memenangkan pertandingan ini. Pernafasan
para peserta terlihat terengah-engah setelah sampai digaris finish. Setelah beristirahat, terlihat
pola pernapasan teratur kembali. Salah satu peserta yang ikut lomba tersebut adalah
mahasiswa kedokteran, dia menghitung laju respirasi dirinya sebanyak 20 kali per menit saat
istirahat.
Klarifikasi Istilah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Terengah-engah
Respirasi
Sprinter
Pemanasan
Tenaga
Pola pernapasan
Laju respirasi
Analisis Istilah
1. Terengah-engah
Mengap-mengap dengan napas memburu atau habis berlari cepat dan
seterusnya, kembang kempis dan cepat napasnya termengah-mengah. (KBBI)
2. Respirasi
Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan sel-sel tubuh. Proses
ini meliputi ventilasi (ekspirasi dan inspirasi), difusi oksigen dari alveolus
paru ke darah dan karbondioksida dari darah ke alveolus serta transport
oksigen ke dan karbondiksida dari sel tubuh. (Dorlan; edisi 31)
3. Sprinter
Pelari jarak pendek. (KBBI)
4. Pemanasan
- Proses cara perbuatan untuk memanaskan tubuh yang terdiri dari
sekelompok aktivitas fisik yang dilakukan saat hendak melakukan
olahraga. (JURNAL EDY)
- Salah satu bentuk persiapan emosional, fisiologi da sikologis untuk
melakukan berbagai macam latihan. (Irwansyah: 2006)
- Pemanasan atau warming up adalah aktivitas yang mendukung aktivitas
inti dan olahraga yang akan dilakukan berikutnya. (SUMBER)
5. Pernapasan (respirasi)
Peristiwa menghirup udara dari luar( lingkungan) yang mengandung oksigen.
6. Tenaga
Tenaga yang dapat menggerakan suatu kekuatan apabila semakin tua, semakin
kurang tenaganya. (KBBI)
7. Pola pernapasan
IDK
8. Laju repirasi
Jumalah pernapasan tiap menit
- Normal dewasa = 12 s/d 18 permenit (ganong)
Thacyneu: frekuensi pernapasan lebih dari 20x /menit
Bradi: frekuensi pernapasan kurang dari 12x /menit. (GANONG)
Identifikasi Masalah
1. Sebelum bertanding olahraga lari sprinter 100 meter, para peserta terlebih dahulu
melakukan pernapasan.
Mengapa peserta terlebih dahulu melakukan pemanasan sebelum bertanding?
2. Pernapasan para peserta terlihat terengah-engah sampai di garis finish.
Apa yang menyebabkan pernapasan para peserta terlihat terengah-engah setelah
sampai di garis finish?
3. Setelah beristirahat terlihat pola penapasan teratur kembali
Mengapa setelah beristirahat pola pernapasan teratur kembali?
4. Peserta menghitung laju respirasi dirinya 20x permenit saat istirahat.
Apakah laju respirasi sebanyak 20x permenit termasuk laju respirasi normal?
Bagaimana cara menghitung laju respirasi?
Analisis Masalah
1. Untuk melancarkan aliran darah yang menyuplai oksigen ke otak apabila O2 tidak
tersuplai dengan baik mengakibatkan pusing kemudian pingsan. (BM Wara
Kushartanti: 1990)
Pusat respirasi berada di medulla oblongata, pemansan dilakukan agar organ yang
menerima transmisi dari medulla oblongata tidak terkejut. (Guyton & Hall:2011)
2. Orang berolahraga membutuhkan energy yang banyak begitu juga oksigen yang
dibutuhkan banyak untuk mengimbangi CO2 yang keluar dari tubuh. (Guyton &
Hall:2011)
Saat olahraga mengeluarkan CO2 yang banyak, maka fungsi dari respirasi itu untuk
menyeimbangkan asam basa. (Ilmu Penyakit Paru Bagian Pulmonologi dan
Kedokteran Respirasi FKUI)
3. Karena setelah istirahat peserta tidak membutuhkan energy yang banyak perlahanlahan kebutuhan oksigen sudah mulai terpenuhi sehingga pernapasan kembali normal.
(dr Luhur.)
4. CARA MENGHITUNG LAJU RESPIRASI
Skema
Learning Objektif
1. Mahasiswa dapat mejelaskan definisi respirasi.
2. Mahasiswa dapat mejelaskan mekanisme respirasi.
3. Mahasiswa dapat mejelaskan pola pernapasan.
4. Mahasiswa dapat mejelaskan struktur dan organ yang berperan dalam proses atau
mekanisme respirasi.
5. Mahasiswa dapat mejelaskan macam-macam respirasi.
6. Mahasiswa dapat mejelaskan factor-faktor yang mempengaruhi system repspirasi.
7. Mahasiswa dapat mejelaskan laju respirasi (dewasa, anak-anak, normal, tidak
normal).
8. Mahasiswa dapat mejelaskan penyebab tidak melaukan pemanasan.
9. Mahasiswa dapat mejelaskan manfaat pemasan.
Belajar mandiri
Mengumpulkan informasi
LO TUTOIAL SKENARIO 1
LO1
Respirasi
1. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara atmosfer dan sel tubuh, meliputi ventilasi
(inspirasi dan ekspirasi); difusi osigen dari alveolus ke darah dan karbon dioksida dari darah
ke alveolus; serta transpor oksigen ke sel tubuh dan karbondioksida dari sel tubuh .
2. ventilation (1)
3. Proses metaolik sel yang menghasilkan energi, terutama salam bentuk ATP, dengan
mengoksidasi molekul organik, seperti glukosa dan melepaskan karbon diokasida, air, dan
produk oksidasi lainnya.
Sumber : Kamus saku kedokteran dorland edisi 28, EGC
LO2
MEKANISME RESPIRASI
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan, yaitu
pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida. Respirasi eksternal adalah proses
pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah dan atmosfer sedangakan respirasi internal adalah
proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah sirkulasi dan sel jaringan. (respirologi)
a. Ventilasi
Ventilasi adalah volume udara yang bergerak masuk dan keluar dari hidung atau
mulut pada proses bernapas. Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah, yaitu menuruni gradient tekanan. Udara
mengalir masuk dan keluar paru selama proses bernapas dengan mengikuti
penurunan gradient tekanan yang berubah berselang-seling antara alveolus dan
atmosfer akibat akitivas siklik otot-otot pernapasan. Terdapat tiga tekanan berbeda
yang penting pada ventilasi:
a. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh
berat udara di atmosfer terhadap benda-benda di permukaan bumi. Di
ketinggian permukaan laut, tekanan ini sama dengan 760 mmHg. Tekanan
intra-alveolus,
yang
juga
dikenal
sebagai
tekanan
karena dinding toraks dan paru menyatu oleh kohesivitas cairan intrapleura
dan gradient tekanan transmural. (Sherwood)
Inspirasi
o Otot inspirasi utama :
-
M. Intercostal Eksternus
Sewaktu berkontraksi, iga terangkat keatas dan keluar semakin memperbesar
rongga toraks dalam dimensi anteroposterior (depan-kebelakang) dan
laterolateral (sisi ke sisi). Otot-otot ini diaktifkan oleh N. Intercostalis.
Sternocleidomastoides
Pectoralis mayor
Serratus anterior
Inspirasi yang lebih dalam dapat dilakukan dengan mengkontraksikan
diaphragm dan m. intercostalis eksternus lebih kuat dan mengaktikan otot-otot
inspirasi tambahan untuk semakin memperbesar rongga toraks. Kontraksi otototot tambahan ini mengangkat bagian sternum dan dua iga pertama,
memperbesar bagian atas rongga toraks. Pada saat rongga toraks semakin
membesar volumenya, paru juga semakin membesar, sehingga tekanan intraalveolus menurun dan mengakibatkan peningkatan aliran udara masuk ke dalam
paru sebelum terjadi keseimbangan dengan tekanan atmosfer.
Ekspirasi
Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan
kontraksi otot untuk menurunkan volume intratoraks karena otot-otot inspirasi melemas
dan mengakibatkan penciutan elastik paru. (ganong). Untuk melakukan ekspirasi aktif
atau paksa, otot-otot ekspirasi harus berkontraksi untuk mengurangi volume rongga
thoraks dan paru. Otot-otot tersebut adalah:
-
Otot-otot abdomen
Otot-otot abdomen ini berkontraksi, terjadi peningkatan tekanan intraabdomen yang menimbulkan gaya keatas pada diaphragma, mengakibatkan
diaphragma semakin terangkat ke rongga torak sehingga memperkecil
ukuran vertikal rongga toraks.
-
LO3
Pola pernapasan
Sumber :
Martini,Frederic.2012.fundamentals of anatomy and phisiology ed. 9 th.Published by Pearson
education.San Francisco
Alimul, Aziz.2008.Ketrampilan
Dasar
Praktik
Klinik
Kebidanan
ed.2.Penerbit
Salemba.Jakarta
Adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu-paru. Sebagian besar kanker paru-paru
berasal dari sel-sel dalam paru-paru. Tetapi, kanker paru-paru bias juga berasal dari
kanker dibagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru
3. Tuberkulosis/ TB
Yaitu infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat merusak paruparu dan system sentral, genitourinary system, tulang, dan sendi.
Jenis TB:
a. Tuberkulosis paru, dikonfirmasi secara bakteriologik dan histologik.
b. Tuberkulosis paru, tidak dikonfirmasi secara bakteriologik dan histologik.
c. Tuberkulosis pada syaraf.
d. Tuberkulosis pada organ lainnya; dan
e. Tuberkulosis milier.
4. Bronkitis
Adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara keparu-paru). Penyakit ini
biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun ( misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-par) dan pada usia lanjut, bronchitis bias bersifat serius.
5. Pleurisi/ radang pleura (Pleurisy/ Pleuritis/ Pleurutic chest pain). Suatu peradangan pada
pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru). Pleurisi terjadi jika suatu
penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura sehingga terjadi peradangan. Bila
disertai dengan penimbunan cairan dirongga pleura disebut efusi pleura, tetapi bila tidak
terjaid penimbunan cairan dirongga pleura disebut pleurisi kering. Setela terjadi peradangan,
pleura bisa kembali normal.
Laju respirasi
adalah jumlah pernafasan setiap menit. Dimana frekuensi pernapasan
rata-rata orang dewasa mencapai 12 sampai 18
dapat
ditentukan:
-
Tidal volume (TV). Volume udara yang masuk atau keluar paru
selama satu kali bernafas. Nilai rata-rata pada keadaan istirahat =
500 ml
Kapasitas inspirasi ( inspiratory recerve volume, VCI). Volume
tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi tidal
volume
istirahat.
VCI
dihasilkan
oleh
kontraksi
maksimum
helium.
Kapasitas
vital
(KV).
Volume
maksimum
udara
yang
dapat
mula-mula
melakukan
melakukan
ekspirasi
inspirasi
maksimum
maksimum,
kemudian
(KV=VCI+TV+VCE).
KV
ml.
Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (forced expiratory volume,
FEV) volume udara yang dapat diekspirasikan selama detik pertama
ekspirasi pada penentuan KV. Biasanya FEV adalah sekitar 80%
yaitu, dalam keadaan normal 80% udara yang dipakai yang dapat
dipaksa keluar dari paru yang mengembang maksimum dapat
dikeluarkan dalam 1 detik pertama. Pengukuran ini memberikan
indikasi laju aliran udara maksimum yang dpat terjadi di paru.
Ventilasi paru atau minute ventilation, yaitu volume udara yang dihirup
dan dihembuskan dalam satu menit.
Frekuensi pernapasan (kecepatan bernapas) yang rata-rata sebesar 12
kali per menit.
Ventilasi paru = tidal volume x frekuensi pernapasan
(ml/menit) (ml/menit) (ml/menit)
Sumber: fisologi kedokteran a.c guyton
sherwoord
LO4
Histologi Pernapasan
Organ organ yang berperan pada sistem respirasi
1. Epitel Olfaktoris bagian superior atau atap rongga hidung mengandung epitel yang khusus
untuk mendeteksi dan mendeteksi dan meneruskan bebauan. Epitel olfaktoris yang terdiri atas
tiga jenis sel : Sel Penyokong ( sustentakular ), sel basal, dan sel olfaktoris.
2. Mukosa Olfaktoris dan Konka superior ( pandangan menyeluruh )
Mukosa olfaktoris terdapat pada permukaan konka superior yaitu salah satu sekat bertulang
dalam rongga hidung. Epitel respirasi di dalam rongga hidung adalah epitel bertingkat semu
silindris bersilia dan bersel goblet. Dikhususkan untuk menerima rangsangan bau dan
karenanya, berbeda dengan epitel respiratori; epitel ini adalah epitel bertingkat semu silindris
tinggi tanpa sel goblet. Epitel olfaktorius terdapat diatas rongga hidung, pada kedua sisi
spetum dan di dalam konka nasal superior. Di bawah lamina propria terdapat kelenjar
olfaktorius tubuloasinar (kelenjar bowman). Kelenjar ini menghasilkan sekret serosa.
Epiglotis (potongan memanjang)
Epiglotis adalah bagian superior laring dari dinding anterior laring berupa lembaran pipih.
Tulang yangbmembentuk kerangka epiglotis adalah sepotong tulang rawan (elastis) epiglotis
sentral permukaan anterior atau lingualnya dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk. Lamina propria dibawahnya menyatudengan perikardium tulang rawan epiglotis.
Mukosa anterior atau lingual menutupi bagian apex epiglotis dan
permukaan posterior atau laringeal. Epitel berlapis gepengnya lebih rendah; papila jaringan
ikat hilang dan terjadi peralihan menjadi epitel respiratorius, yaitu epitel bertingkat semu
silindris bersilia dengan sel goblet. Kelenjar mukosa, serosa, atau tubuloasinar campur
terdapat pada lamina propria. Kadang-kadang kuncup kecap terlihat di epitel. Limofonodulus
soliter mungkin terlihat pada mukosa lingual atau laringeal.
Laring (potongan frontal)
Pita suara, tulang rawan penyokong dan otot. Pita suara superior atau pita suara palsu laring
dibentuk oleh mukosa dan diteruskan sebagai permukaan posterior epiglatis.
Epitel pelapisnya adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet.
Dibawah epitel, yaitu didalam lamina propia, terdapat kelenjar campur yang terutama terdiri
atas mukosa. Ductus Ekskretorius yang bermuara di permukaan epitel, terlihat diantara asini
kelenjar. Limfonoduli terletak di dalam lamina propia pada sisi ventrikular pita suara.
Trakea
Dinding trakea terdiri atas mukosa, submukosa, tulang rawan hialin dan adventisia.
Tulang rawan pada trakea adalah sederetan cincin berbentuk C , dan diantara kedua ujung C
itu terdapat m. Trakealis ( polos ).
Mukus berperan penting mempersiapkan udara yang dihirup. Mukus selalu di bentuk oleh sel
goblet pada epitel respirasi dan kelenjar mukosa pada lamina propia, lapisan mukus menutupi
permukaan lumen pada sebagian besar saluran konduksi. Akibatnya, mukosa lembab pada
bagian konduksi sistem pernapasan melembabkan, menyaring, dan membersihkan udara dari
bahan bahan renik, mikroorganisme infeksius, atau benda terbawa udara lainnya. Selain itu,
anyaman kapiler luas di bawah epitel pada jaringan ikat mengahangatkan udara yang dihirup.
Bronkus intrapulmonal
Bronkus primer atau ekstra pulmonal bercabang dan menghasilkan sederetan bronki intra
pulmonal yang lebih kecil. Bronki ini dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia,
lamina propia tipis, jaringan ikat halus dengan banyak serat elastin ( tidak tampak) dan sedikit
limfosit
Lempeng tulang rawan tersebar rapat mengelilingi perifer bronkus; lempengan ini makin kecil
dan lebih berjauhan dengan bercabangnya bronki menjadi lebih kecil . bronkiolus terminal
memiliki diameter kecil kira kira 1 mm atau kurang. Terdapat banyak lipatan mukosa yang
menyolok dan epitelnya bertingkat semu silindris rendah bersilia dan sedikit sel goblet.
Dinding bronkiolus respitorius dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Sebuah cabang kecil arteri
(1) Sinus berfungsi untuk meringankan tulang karnial, memberi area permukaan
tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang
masuk,memproduksi mukus, dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara.
(2) Sinus paranasal mengalirkan carirannya ke meatus rongga nasal melaui duktus
kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada
posisis tegak, aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama
pada kasus infeksi sinus.
(3) Duktus nasolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus inferior.
2. Membran mukosa nasal
a. Struktur
(1) Kulit pada bagian ekternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut,
keringat, dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalam
nostril.
(2) Dibagian rongga nasal yang lebih dalam, epitelium respiratorik membentuk
mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epitelium
bersilia dengan goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat terfaskularisasi dan
terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.
b. Fungsi
(1) Penyaringan partikel kecil. Silia pada epitelium respiratorik melambai
kedepan dan belakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus
membentuk suatu perangkat untuk partikel yang kemudian akan disapu
keatas untuk ditelan, dibatukkan atau dibersihkan keluar.
(2) Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan
dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangathkan
oleh radiasi panas dari pembuluh darah yang terletak dibawahnya.
(3) Resepsi odor. Epitelium olfaktori yang terletak dibagian atas rongga hidung
dibawah lempeng kribri form. Mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami
spesialisasi untuk indra penciuman.
B. Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang
tenggorokan sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan
laringofaring.
1. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang embuka ke arah rongga nasal
melalui dua naris internal (koana).
a. Dua tuba Eustachlus (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah.
Tuba inin berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang
telinga.
b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jarinagn limfatik yang terletak di
dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.
2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular. Suatu perpanjangan
palatum keras tulang.
a. Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (concical) kecil yang menjulur ke
bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.
b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.
3. Laringifaring mengelilingi mulut esofagus dari laring, yang merupakan gerbang untuk
sistem respiratorik selanjutnya.
C. Laring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah lambung pendek
berbentuk seperti kontak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago; tiga berpasangan
dan tiga tidak berpasangan.
1. Kartilago tidak berpasanagan
a. Kartilago tiroid
b. Kartilago krikoid
c. Epiglotis
2. Kartilago berpasangan
a. Kartilago aritenoid
b. Kartilago kornikulata
c. Kartilago kuneifrom
3. Dua pasangan lipatan lateral mambagi rongga laring.
a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventrikular (pita suara semu) yang tidak
berfungsi saat produksi suara.
b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid
dan pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka diantara kedua pita ini
adalah glotis.
(1) Saat bernafas pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan glotis
berbentuk triangular.
(2) Saat menelan, pita suara teradduksi (tertarik menutup) dan glotis membentuk
celah sempit.
(3) Dengan demikian kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glotis dan
derajat keteganganpita suara yang diperluakan untuk produksi suara.
D. Trakea (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 12 cm dan diameter 2,5 cm
serta terletak diatas permukaan anterior esofagus. Tuba ini merntang dari laring pada area
vertebra serviks ke 6 area vetebra torak ke 5 tempat membelah menjadi 2 bronkus utama.
E. Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
F. Bronkiolus percabangan bronkus yang banyak mengandung otot polos.
G. Alveolus dikelilingi kapiler-kapiler darah yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler,
tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2 atau pernapasan eksterna
LO5
Macam-macam pernapasan
Pernafasan dada
terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk terangkat. Akibatnya, volume
rongga dada membesar. Yang membuat tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru
mengembang. Pada saat paru-paru mengemban, tekanan udara di luar lebih besar daripada di dalam
paru-paru, akibatnya udara masuk. Saat ekspirasi otot antar tulang rusuk berrelaksasi, tulang rusuk
turun, akibatnya volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya naik. Pada keadaan ini
paru-paru mengempis sehingga udara keluar.
Pernapasan perut
Inspirasi, karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, rongga dada membesar dan
paru-paru mengembang akibatnya udara masuk dalam paru-paru.
Ekspirasi, otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula. Saat itu, rongga dada
menyempit, mendorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya, udara dari paru-paru keluar.
(Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernafasan. JOGJA:PT. Bentang Pustaka)
LO6
Learning Objektif
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem respirasi
a. Usia
1. Dewasa
: 12 s/d 20 menit
2. Anak-anak
: 18 s/d 20 menit
3. Bayi
: 40 s/d 60 menit
b. Jenis kelamin
1. Laki-laki
: 16 s/d 18 menit
2. Perempuan
: 18 s/d 20 menit
c. Aktifitas Fisik
Pada saat aktifitas fisik sedang meningkat, maka kecepatan respirasi juga
mengalami peningkatan.
Contohnya, pada orang olahraga.
d. Medikasi (obat)
e. Kelainan atau patologi pada respirasi
(martini:2012) dan (guyton,hall:2007)
Daftar pustaka:
1.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC
LO7
Nyusul ya laju respirasi
LO8
2. Tujuan pemanasan
Pusat pernapasan yang berada di medula oblongata dalam mengirimkan sinyal ke organ
pernapasan dan organ yang membatu dalam pernapasan(diafragma, paru-paru, jantung, dsb)
tidak terjadi secara mendadak, karena apabila perubahan kekuatan sinyal yang terjadi secara
Andun Sudijandoko, 2000 Perawatan dan Pencegahan Cedera Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta
LO9
Manfaat pemanasan?????