Ansietas dan
Depresi
dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ
Topik Pembahasan
01 Ansietas
02 Tatalaksana Ansietas
03 Depresi
04 Tatalaksana Depresi
Ansietas
(Anxiety Disorder)
Anxiety Disorder
• Gangguan ansietas (kecemasan) merupakan jenis gangguan psikiatrik yang
paling banyak ditemui di masyarakat.
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com Diagnosis
Generalized Anxiety Disorder (GAD)
Gangguan Cemas Menyeluruh
• Pasien dengan gangguan panik berulang kali datang ke unit gawat darurat
(UGD) RS dengan keluhan: nyeri dada, sesak, takut mati karena serangan
jantung.
• Pasien dengan gangguan panik mengeluhkan adanya rasa takut atau rasa
tidak nyaman yang tiba-tiba, tak diduga-duga, onset spontan, mencapai
puncak dalam waktu 10 menit.
• Kriteria DSM 5 untuk gangguan panik meliputi:
• Mengalami serangan panik (panic attack) dengan 1 kali serangan atau
lebih dan diikuti dengan minimal 1 bulan rasa takut mengalami
serangan panik kembali atau ada perilaku maladaptive yang signifikan
berkaitan dengan serangan.
Panic Disorder
(Gangguan Panik)
• Panic attack (serangan panik) adalah periode mendadak dari rasa takut atau rasa tidak nyaman
yang disertai minimal 4 dari 13 gejala sistemik berikut:
• Palpitasi, jantung berdebar, peningkatan heart rate
• Berkeringat
• Gemetar
• Napas pendek atau merasa sesak
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada atau rasa tak nyaman di dada
• Mual atau nyeri perut
• Merasa pusing, tidak stabil, kepala terasa ringan, atau pingsan
• Sensasi dingin atau panas
• Parestesia (co: kebas atau sensasi kesemutan)
• Derealisasi (merasa tidak nyata) atau depersonalisasi (merasa terlepas dari dirinya sendiri)
• Takut hilang kendali atau jadi gila
• Takut mati
Panic Disorder
(Gangguan Panik)
• Selama mengalami episode, pasien memiliki dorongan untuk pergi atau kabur dan
mengalami sensasi akan terjadinya bahaya (seperti akan mati karena serangan jantung
atau kehabisan napas).
• Gejala lain meliputi nyeri kepala, tangan dingin, diare, insomnia, fatigue, pikiran intrusive,
dan ruminasi.
• Pasien dengan gangguan panik yang mengalami episode panik berulang, menyebabkan
munculnya perubahan perilaku missal menghindari situasi atau lokasi tertentu dan
khawatir akan implikasi dari serangan atau konsekuensinya (takut hilang kendali, jadi gila,
atau mati).
• Gangguan panik dapat menyebabkan perubahan ciri kepribadian, pasien menajdi lebih
pasif, dependen, dan menarik diri.
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com Work Up
Pemeriksaan yang perlu dilakukan
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com Tatalaksana
Tatalaksana
• de Beurs E, van Balkom AJ, Van Dyck R, Lange A. Long-term outcome of pharmacological and psychological treatment for panic disorder
with agoraphobia: a 2-year naturalistic follow-up. Acta Psychiatr Scand. 1999 Jan. 99(1):59-67. [QxMD MEDLINE Link].
• Shear MK, Beidel DC. Psychotherapy in the overall management strategy for social anxiety disorder. J Clin Psychiatry. 1998. 59 Suppl 17:39-
46
Medikasi
• Kapczinski F, Lima MS, Souza JS, Schmitt R. Antidepressants for generalized anxiety disorder. Cochrane Database Syst Rev. 2003;2:CD003592
• Baldwin D, Woods R, Lawson R, Taylor D. Efficacy of drug treatments for generalised anxiety disorder: systematic review and meta-analysis. BMJ. 2011;342:d1199.
Medikasi
Villarroel M and Terlizzi E. Symptoms of Depression Among Adults: United States, 2019. CDC. Available at
https://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs/db379.htm. September 2020; Accessed: August 29, 2022.
Patofisiologi
Dunlop BW, Nemeroff CB. The role of dopamine in the pathophysiology of depression. Arch
Gen Psychiatry. 2007 Mar. 64(3):327-37.
Etiologi
Bruce ML. Psychosocial risk factors for depressive disorders in late life. Biol Psychiatry. 2002 Aug 1. 52(3):175-84.
Hammen C, Burge D, Adrian C. Timing of mother and child depression in a longitudinal study of children at risk. J Consult Clin
Psychol. 1991 Apr. 59(2):341-5.
Etiologi
• Stresor:
• MDD dapat terjadi bahkan tanpa ada stressor pencetus
• Namun, stres dan kehilangan interpersonal dapat meningkat risiko terjadinya MDD
• Contoh stressor: kehilangan ortu pada usia kurang dari 10 th, adanya nyeri kronik,
penyakit medis, stres psikososial, dll
• Stresor psikososial pada usia lanjut: kurangnya dukungan sosial, beban caregiver,
kesepian, kedukaan, kejadian kehidupan yang negative
• Model relasi ortu-anak mengkonseptualisasi depresi sebagai hasil dari interaksi ortu-anak
yang buruk. Kurangnya peran ayah dan overproteksi ibu yang tinggi selama masa kanak
awal, relasi bermasalah dengan ortu, saudara kandung, sebaya, adanya abuse atau
neglect pada masa kanak, berkaitan dengan kejadian depresi di usia dewasa atau lanjut.
Bruce ML. Psychosocial risk factors for depressive disorders in late life. Biol Psychiatry. 2002 Aug 1. 52(3):175-84.
Hammen C, Burge D, Adrian C. Timing of mother and child depression in a longitudinal study of children at risk. J Consult Clin
Psychol. 1991 Apr. 59(2):341-5.
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com Diagnosis
Diagnosis
• Kriteria diagnosis Major Depressive Disorder (MDD) menurut DSM-5:
• Minimal 5 dari gejala berikut, terjadi selama durasi 2 minggu dan salah satu gejalanya
harus ada hilangnya minat/kegembiraan atau mood yang depresif:
• Mood depresif (pada anak dan remaja, bisa juga mood iritabel)
• Hilangnya minat atau kegembiraan pada sebagian besar aktivitas (anhedonia)
• Perubahan berat badan yang signifikan atau gangguan napsu makan
• Gangguan tidur (insomnia atau hypersomnia)
• Agitasi atau retardasi psikomotor
• Fatigue atau kehilangan energi
• Perasaan tak berharaga
• Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, tak dapat mengambil
keputusan
• Pikiran kematian berulang, ide bunuh diri berulang tanpa adanya rencana spesifik,
atau percobaan bunuh diri atau rencana spesifik untuk bunuh diri.
American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, Text
Revision. Washington, DC: American Psychiatric Association; 2022.
Specifier untuk diagnosis MDD
• Major Depressive Disorder
• Dengan gejala kecemasan
• Dengan gejala campuran
• Dengan gejala melankolik
• Dengan gejala tak khas
• Dengan gejala psikotik: ada delusi/halusinasi (serasi / tidak serasi dengan mood)
• Dengan katatonia
• Dengan onset peripartum
• Dengan pola musiman
• Dalam remisi parsial atau remisi sempurna (remisi sempurna: tak ada gejala depresi dalam 2 bulan
terakhir)
• Derajat keparahan:
• Ringan: gejala sedikit, distressing namun dapat dikelola, gangguan fungsi sosial dan okupasional
ringan
• Sedangg: jumlah gejala, intensitas gejala, hendaya fungsi: sedang
• Berat: jumlah gejala sangat berlebih, intensitas gejala sangat membuat distress dan tak dapat
dikelola, secara nyata mengganggu fungsi sosial dan okupasional.
American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, Text Revision.
Washington, DC: American Psychiatric Association; 2022.
Skrining Depresi
PHQ-9
Keparahan
PHQ-9 Score Saran Tindakan/Terapi
Depresi
Tidak ada -
0–4 Tak ada
minimal
Observasi, ulang PHQ-9 saat
5–9 Ringan
follow up
Interpretasi
Nilai keseluruhan 0-8 : normal
Nilai keseluruhan 9 – 17 : depresi ringan
Nilai keseluruhan 18 – 34 : depresi sedang
Nilai keseluruhan 35 – 60 : depresi berat
You can Resize without
losing quality
You can Change Fill
Color &
Line Color
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com Work Up
Pemeriksaan yang perlu dilakukan
• Prinsipnya untuk menyingkirkan penyebab organic
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
• dilakukan antara lain:
• Pemeriksaan darah lengkap
• Pemeriksaan fungsi tiroid
• Elektrolit
• Tes HIV
• Fungsi Liver
• Urinalisis
• Urine drug screening
• Brain imaging (CT scan/MRI)
• EKG
• Pemeriksaan penunjang lainnya
Tatalaksana
• Tersedia berbagai jenis terapi yang terbukti efektif untuk mengatasi MDD.
• Medikasi dan psikoterapi singkat (CBT, terapi interpersonal) dapat
mengurangi gejala depresi.
• Terapi kombinasi dikaitkan dengan tingkat perbaikan gejala yang tinggi dan
signifikan, peningkatan kualitas hidup, kepatuhan terapi yang lebih baik.
• Pada umumnya, diperlukan waktu 2-12 minggu dalam dosis terapi (dengan asumsi
pasien patuh dalam minum obat), untuk melihat respons klinis dari pengobatan,
• Pilihan obat perlu disesuaikan dengan keamanan dan tolerabilitas, agar mendorong
kepatuhan minum obat.
• Guideline ACP 2008 menyarankan terapi MDD diubah jika pasien tak menunjukkan
respons adekuat terhadap farmakoterapi dalam 6-8 minggu. Ketika respons terapi yag
memuaskan telah tercapai, terapi disarankan dilanjutkan hingga 4-9 bulan bagi pasien
dengan episode MDD pertama dan tidak berkaitan dengan suicidality. Bagi pasien yang
memiliki minimal 2 kali episode depresi, diperlukan terapi maintenance yang lebih
panjang.
Qaseem A, Snow V, Denberg TD, Forciea MA, Owens DK. Using second-generation antidepressants to treat
depressive disorders: a clinical practice guideline from the American College of Physicians. Ann Intern Med. 2008
Nov 18. 149(10):725-33
Terapi Depresi
• Tujuan utama terapi yaitu mengakhiri episode depresi saat ini dan
mencegah timbulnya episode penyakit di masa yang akan datang.
• Terapi dibagi menjadi 3 fase :
• Terapi fase akut
• Terapi fase lanjutan
• Terapi fase rumatan
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Terapi Fase Akut
• Dimulai dari keputusan untuk terapi dan berakhir dengan remisi.
• Skala penentuan beratnya depresi (HAM-D dan MADRS) dapat membantu menentukan
beratnya penyakit dan perbaikan gejala.
• Target pengobatan pada fase akut tercapainya respon atau remisi (lebih baik).
• Lama terapi pada fase akut 2-6 minggu.
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Terapi Fase Akut
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Terapi Fase Lanjutan
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Terapi Fase Rumatan
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Terapi Psikososial
• Terapi Kognitif
• Terapi Interpersonal
• Terapi Perilaku
• Terapi Orientasi-psikoanalitik
• Terapi Keluarga
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Prognosis
Sadock BJ, Sadock JA. Mood Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science/Clinical
Psychiatry, 10th Ed. Wolters Kluwer, Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia 2007, hal. 527-462.
Simpulan
• Gangguan Ansietas dan Depresi merupakan gangguan mental yang
sering terjadi di masyarakat dan seringkali underdetected dan
undertreated.
dr.vivisyarif I Psikiater
@dr.zulvia_syarif_spkj