Dokter Pembimbing:
Dokter Pemimbing:
Dr. Mariodjohan Siregar, SpKJ
Disusun oleh:
Jessica Gabrielle Idnani
11.2013.049
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Pembahasan
2.1. Definisi
Ada dua bentuk berat dari penyalahgunaan alkohol, yaitu alkohol dependence dan
alkohol abuse. Alkohol dependence ditandai dengan kecanduan alkohol, ketidakmampuan
untuk
memberhentikan
minum
alkohol,
terjadinya
withdrawal
symptom
setelah
memberhentikan minum (ketergantungan secara fisik) dan toleransi. Alkohol abuse adalah
apabila alkohol dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis yang khas dalam 12 bulan.
Intoksikasi alkohol akut (DSM-IV) adalah apabila seseorang meminum alkohol dalam
waktu singkat, dan menimbulkan efek seperti perubahan tingkah laku, perubahan tanda vital,
dan risiko untuk gangguan kesehatan dan kematian.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian.Semua zat dapat
menjadi racun bila diberikan dalam dosis yang tidak seharusnya. Berbeda dengan alergi,
keracunan memiliki gejala yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena
penanganan yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah
keracunan yang dialami penderita.
Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat dosis zat yang digunakan (dosedependent), individu dengan kondisi organic tertentu yang mendasari (misalnya insufisiensi
ginjal atau hati) yang dalam dosis kecil dapat menyebabkan efek intoksikasi berat yang tidak
proporsional.
Dalam ilmu kimia alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon dimana atom
karbon itu sendiri juga terikat pada atom hidrogen atau atom karbon yang lain. Etil alkohol
juga disebut sebagai etanol merupakan bentuk alkohol yang umum, sering kali disebut
alkohol minuman.Rumus kimia untuk etanol adalah CH 3-CH2-OH. Dari semua jenis alkohol
yang diketahui dalam ilmu kimia, etanol merupakan satu-satunya yang digunakan dalam
batas tertentu oleh manusia untuk berbagai maksud dan tujuan (sebagian besar alkohol
lainnya terlalu toksik untuk diminum).1,2,3
2.2. Etiologi
a. Faktor Psikoanalisis
Teori psikoanalisis tentang gangguan berhubungan dengan alkohol telah
dipusatkan pada hipotesis superego yang sangat bersifat menghukum dan fiksasi
pada stadium oral dari perkembangan psikoseksual.
Menurut teori psikoanalisis, orang dengan superego yang keras yang bersifat
menghukum diri sendiri berpaling ke alkohol sebagai cara menghilangkan stres
bawah sadar mereka. Kecemasan pada orang yang terfiksasi pada stadium oral
mungkin diturunkan dengan menggunakan zat seperti alkohol melalui mulutnya.
Pada tingkat yang kurang teoritis, alkohol dapat disalahgunakan oleh beberapa
orang sebagai cara untuk menurunkan ketegangan, kecemasan, dan berbagai jenis
penyakit psikis. Konsumsi alkohol pada beberapa orang juga menyebabkan rasa
kekuatan dan meningkatnya harga diri.2,4,5
b. Faktor Sosial dan Kultural
Beberapa lingkungan sosial menyebabkan minum yang berlebihan.Asrama
perguruan tinggi dan basis militer adalah dua contoh lingkungan dimana minum
berlebihan dipandang normal dan prilaku yang diharapkan secara sosial. Sekarang
ini, perguruan tinggi dan universitas mencoba mendidik mahasiswanya tentang
resiko kesehatan dari minum alkohol yang berlebihan.2,5
c. Faktor Prilaku dan Pelajaran
Sama seperti faktor kultural, faktor prilaku dan pelajaran juga dapat
mempengaruhi kebiasaan minum, demikian juga kebiasaan di dalam keluarga,
khususnya kebiasaan minum pada orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan
minum. Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa, walaupun kebiasaan minum
pada keluarga memang mempengaruhi kebiasaan minum pada anak-anaknya,
kebiasaan minum pada keluarga kurang langsung berhubungan dengan
perkembangan gangguan berhubungan dengan alkohol seperti yang dianggap
sebelumnya, walaupun hal tersebut memang memiliki peranan penting.
Dari sudut pandang prilaku, ditekankan pada aspek pendorong positif dari
alkohol, alkohol yang dapat menimbulkan perasaan sehat dan euforia pada
seseorang. Selain itu, konsumsi alkohol dapat menurunkan rasa takut dan
kecemasan yang dapat mendorong seseorang untuk minum lebih lanjut.2,6,7
d. Faktor Genetika dan Biologi Lainnya
Data yang kuat menyatakan adanya suatu komponen genetika pada
sekurangnya suatu bentuk gangguan berhubungan dengan alkohol.Laki-laki lebih
banyak menggunakan alkohol daripada wanita. Banyak penelitian telah
menunjukkan bahwa orang dengan sanak saudara tingkat pertama yang
terpengaruh oleh gangguan berhubungan dengan alkohol adalah 3-4 kali lebih
mungkin memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol daripada orang yang
tidak memiliki sanak saudara tingkat pertama yang terpengaruh dengan alkohol.2.6
Beberapa faktor telah teridentifikasi dalam riwayat masa kanak-kanak dari
seseorang yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol. Anak-anak
beresiko yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol yaitu jika satu
atau lebih orang tuanya adalah pengguna alkohol.
Pada riwayat masa kanak-kanak terdapat gangguan defisit-atensi /
hiperaktivitas atau gangguan konduksi atau keduanya yang meningkatkan resiko
anak untuk memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol pada masa
dewasanya. Gangguan kepribadian khususnya gangguan kepribadian antisosial
juga merupakan predisposisi seseorang kepada suatu gangguan berhubungan
dengan alkohol.2,5
2.3. Efek Fisiologi Dari Alkohol
Karakteristik rasa dan bau berbagai minuman yang mengandung alkohol tergantung
kepada metode pembuatannya, yang menghasilkan berbagai senyawa dalam hasil
akhirnya.Senyawa tersebut termasuk metanol, butanol, aldehida, fenol, tannins, dan
sejumlah kecil berbagai logam. Walaupun senyawa ini dapat menyebabkan suatu efek
psikoaktif yang berbeda pada berbagai minuman yang mengandung alkohol, perbedaan
tersebut dalam efeknya adalah minimal dibandingkan dengan efek etanol itu sendiri.
Absorpsi
Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan sisanya di usus
kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam waktu 30-90 menit,
biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah alkohol diminum saat lambung kosong,
yang meningkatkan absorbsi atau diminum bersama makanan yang memperlambat
absorbsi.
Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam darah juga merupakan suatu faktor
selama alkohol dikonsumsi, waktu yang singkat menurunkan waktu untuk mencapai
konsentrasi puncak. Absorbsi paling cepat 15-30% (kemurnian -30 sampai -60).
Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai contoh, jika
konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mukus akan disekresikan
dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat absorbsi dan menghalangi
alkohol masuk ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar alkohol dapat tetap tidak terabsorbsi
didalam lambung selama berjam-jam. Selain itu, pilorospasme sering kali menyebabkan
mual dan muntah.
Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh.Jaringan yang mengandung proporsi air yang tinggi memiliki konsentrasi
alkohol yang tinggi. Efek intoksikasi menjadi lebih besar jika konsentrasi alkohol didalam
darah tinggi.1,3,8
Metabolisme
Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya dieksresikan
tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru.Kecepatan oksidasi di hati konstan dan tidak
pusat primitif diotak yang mengontrol pernapasan dan kecepatan denyut jantung akan
terpengaruhi dan dapat terjadi kematian.2,4,6
Efek fisiologis lain
Hati
Efek dari penggunaan alkohol yang utama adalah terjadinya kerusakan hati.
Penggunaan alkohol walaupun dalam jangka waktu yang pendek dapat menyebabkan
akumulasi lemak dan protein yang dapat menimbulkan perlemakan hati (fatty liver)
yang pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran hati.
Sistem gastrointestinal
Meminum alkohol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
terjadinya esofagitis, gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung.Perkembangan menjadi
varises esofagus dapat menyertai pada seseorang dengan penyalahgunaan alkohol
yang berat, pecahnya varises esofagus merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang
sering menyebabkan perdarahan bahkan kematian.Kadang-kadang juga dapat terjadi
gangguan pada usus, pankreatitis, insufisiensi pankreas, dan kanker pankreas. Asupan
alkohol yang banyak dapat mengganggu proses pencernaan dan absorbsi makanan
yang normal. Sebagai akibatnya makanan yang dikonsumsi dalam penyerapannya
menjadi tidak adekuat.
PEMINUM
PEMINUM KRONIK
SPORADIK
Euforia, Suka
berkumpul
(gregarious), suka
Segar
mengomel
(garroulous)
0,100 (intoksikasi secara Tidak terkoordinasi
Gejala minimal
hukum*)
0,125-0,150
Perilaku tak
Menyenangkan, mulai
Terkontrol
euforia, kurang
Hilang
koordinasi
Membutuhkan
kewaspadaan,
usaha
lethargy
pertahankan
0,200-0,250
0,300-0,350
Lebih dari 0,500
untuk
mem-
emosi/kontrol motorik
Stupor sampai koma
Mengantuk, lamban
Fatal, mungkin mem- Koma
butuhkan
Hemodialysis
*) Di beberapa Negara (atau negara bagian di AS seperti California) secara hukum kadar
0.080 sudah ditetapkan sebagai intoksikasi.
2. Diagnosis
Blood Alcohol Concentration (BAC) merupakan panduan untuk mengetahui
kadar dari intoksikasi alcohol. Blood Alcohol Concentration menunjukkan jumlah
alcohol di peredaran darah dalam gram alcohol per 100ml darah. BAC 0.05
mengandung arti seseorang memiliki kadar 0.05 gram alcohol per 100ml darah (atau
BAC 0.05% = 11 mmol/L).1.4
3. Manifestasi Klinis
Efek dari alcohol bervariasi tergantung individual.Hal ini yang menyebabkan tanda
dan gejala intoksikasi dapat berbeda pada setiap orang. Beberapa factor yang
menyebabkan variasi dalam tanda dan gejala intoksikasi:
o Riwayat meminum alcohol sebelumnya
o Penggunaan obat-obatan secara bersamaan
o Kondisi medis
o Skala efek
o Konsentrasi alcohol dalam darah
Intoksikasi etanol, etilen glikol,dietilen glikol,propilen glikol dan ketoasidosis
alkoholik dapat menyebabkan hiperosmolalitas dan asidosis metabolik.Intoksikasi
isopropanol biasanya berhubungan dengan hiperosmolal saja.Methanol memberikan efek
peningkatan serum osmolal yang lebih hebat, diikuti oleh etanol, isopropanol, etilen
glikol, propilen glikol dan dietilen glikol.
Obat
chlordiazepoxide
Jalur
Oral
gansampaisedang
Dosis
25-100 mg
Keterangan
Dosisawaldapatdiulangitiap
2 jam sampaipasientenang;
dosisselanjutnyaharusditentu
kansecara individual
Halusinosis
Diazepam
Oral
5-20 mg tiap
dandititrasi
Berikansampaipasientenang;
Agitasiparah
Lorazepam
Oral
4-6 jam
dosisselanjutnyaharusditentu
chlordiazepoxide
IV
2-10 mg tiap
kansecaraindivisualdandititr
4-6 jam
asi
0,5 mg/kg
pada 12,5
Kejangputus
Diazepam
IV
mg/mnt
0,15 mg/kg
pada 2,5
Delirium tremens
Lorazepam
mg/mnt
0,1 mg/kg
IV
pada 2,0
mg/mnt
Protaptatalaksanaintoksikasi alcohol dariKepmenkes RI 2010 yaitu:6
BilakeadaanKoma :
Posisi face down untukcegahaspirasi
Observasiketattanda vital setiap 15 menit
InjeksiTiamine
100
mg
i.vuntukprofilaksisterjadinya
Wernicke
Psikotropika
Obat antiansietas dan anti depresan dapat mengobati gejala kecemasan pada pasien
dengan gangguan terkait alkohol.2.3.7.8
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ.Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10thed. Lippincott
Williams and Wilkins: Philadelphia. 2007.
2. ABC of Mental Health by Teifion Davies and TKJ Craig : alih bahasa,Alifa Dimanti,
Editor Edisi bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta:EGC, 2009.
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
Text Revision, 5th edition. Division and Publication and Marketing, Washington DC: 2013.
4. Rujukan Cepat Psikiatri by Hibbert Allison, dkk: alih bahasa Rini Candika, Editor Edisi
bahasa Indonesia Husny Muttaqin, Jakarta: EGC,2009.
5. Joewana, Satya, MD. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat PenggunaanZat Psikoaktif.
EGC. Jakarta. 2005.
6. Kalara N, Siswanto Y, Pranowowati P. Gambaran perilaku konsumsi alkohol pada
mahasiswa. Semarang, 2011.
7. Andhiyah, Firal. Determinan perilaku penyalahgunaan alkohol pada mahasiswa.
Jakarta,2014.
8. Rini S, Harjanti. Perilaku kriminal pada Pecandu Alkohol. Yogyakarta, Universitas
Gunadarma, 2012.
9. Berliani AC. Gambaran pengetahuan dan sikap tentang alkohol pada lakilaki usia dewasa
muda pengguna alkohol di kelurahan babakan sari kiaracondong bandung. Bandung,
2012.
10. Lubis STF, Mardianto. Intoksikasi Alkohol Akut dan penatalaksanaannya di intensive
care unit.