Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang
mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur, serta aspek subjektif
seperti tidur dan istirahat (Siregar, 2011). Meski tidur merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi kebanyakan orang, ada orang yang merasa sulit tidur saat malam
hari, walau berniat untuk tidur, tapi mata tidak bisa terpejam dan tidak ada rasa
kantuk. Masalah tidur tidak senantiasa merujuk pada situasi seseorang itu susah
untuk tidur, tetapi juga merasa mengantuk walaupun tidur selama 8 jam atau lebih,
lingkungan ramai. Kurang tidur dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada tubuh.
Kualitas tidur yang kurang baik juga bisa berpengaruh pada psikologis dan fisik atau
kekurangan tidur dapat dibedakan menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda
tanda fisik akibat kekurangan tidur antara lain ekspresi wajah (area gelap disekitar
mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung),
Sedangkan tanda-tanda psikologis antara lain menarik diri, apatis, merasa tidak enak
badan, malas, daya ingat menurun, bingung, halusinasi, ilusi penglihatan dan
kualitas tidur secara keselurahan dapat dinilai melalui kuantitas dan proses selama
dimiliki, adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri yang
2. Latensi tidur yaitu berapa waktu yang dibutuhkan sehingga dapat tertidur.
3. Efisiensi tidur yaitu presentase kebutuhan tidur manusia, dengan menilai jam
4. Penggunaan obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan tidur yang
sangat terganggu pola tidurnya dan penggunaan obat tidur diperlukan untuk
membantu tidur.
terbangun untuk ke kamar mandi, dan mimpi buruk. Hal itu dapat mengganggu
7. Durasi tidur dapat dinilai dari waktu memulai tidur sampai waktu bangun tidur.
Waktu tidur yang tidak terpenuhi akan menyebabkan kualitas tidur yang buruk.