Anda di halaman 1dari 2

Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika terbangun. Kualitas tidur

mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur, serta aspek subjektif

seperti tidur dan istirahat (Siregar, 2011). Meski tidur merupakan kegiatan yang

menyenangkan bagi kebanyakan orang, ada orang yang merasa sulit tidur saat malam

hari, walau berniat untuk tidur, tapi mata tidak bisa terpejam dan tidak ada rasa

kantuk. Masalah tidur tidak senantiasa merujuk pada situasi seseorang itu susah

untuk tidur, tetapi juga merasa mengantuk walaupun tidur selama 8 jam atau lebih,

sering terjaga terlalu awal, sering terkantuk-kantuk walaupun berada dalam

lingkungan ramai. Kurang tidur dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada tubuh.

Kualitas tidur yang kurang baik juga bisa berpengaruh pada psikologis dan fisik atau

gabungan keduanya (Bank & Dinges, 2007).

Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan tanda-tanda

kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda

kekurangan tidur dapat dibedakan menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda

tanda fisik akibat kekurangan tidur antara lain ekspresi wajah (area gelap disekitar

mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung),

kantuk yang berlebihan, tidak mampu berkonsentrasi, terlihat tanda-tanda keletihan.

Sedangkan tanda-tanda psikologis antara lain menarik diri, apatis, merasa tidak enak

badan, malas, daya ingat menurun, bingung, halusinasi, ilusi penglihatan dan

kemampuan mengambil keputusan menurun (Novianty, 2014). Menurut Fitri (2013)

kualitas tidur secara keselurahan dapat dinilai melalui kuantitas dan proses selama

tidur dan dapat dilihat melalui tujuh komponen yaitu:


1. Subjektif tidur yaitu penilaian subjektif diri sendiri terhadap kualitas tidur yang

dimiliki, adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri yang

berperan terhadap penilaian kualitas tidur.

2. Latensi tidur yaitu berapa waktu yang dibutuhkan sehingga dapat tertidur.

3. Efisiensi tidur yaitu presentase kebutuhan tidur manusia, dengan menilai jam

tidur dan durasi tidur.

4. Penggunaan obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan tidur yang

dialaminya, karena penggunaan obat tidur diindikasikan apabila seseorang sudah

sangat terganggu pola tidurnya dan penggunaan obat tidur diperlukan untuk

membantu tidur.

5. Gangguan tidur seperti mengorok (mendengkur), gangguan pergerakan, sering

terbangun untuk ke kamar mandi, dan mimpi buruk. Hal itu dapat mengganggu

proses tidur manusia.

6. Daytime disfunction atau adanya gangguan pada kegiatan sehari-hari yang

diakibatkan oleh perasaan mengantuk.

7. Durasi tidur dapat dinilai dari waktu memulai tidur sampai waktu bangun tidur.

Waktu tidur yang tidak terpenuhi akan menyebabkan kualitas tidur yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai