1.1 Pendahuluan
Agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya, manusia membutuhkan
cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat diberbagai jaringan tubuh. Air
menempati proporsi yang besar dalam tubuh. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat
badan pria dewasa dan 55% tubuh pria lanjut usia. Karena wanita mempunyai simpanan
lemak yang relative lebih banyak, kaandungan air pada tubuh wanita 10% lebih rendah
dibandingkan pria. ( Wahid dan Nurul, 2007 )
Cairan tubuh menempati kompartemen intrasel dan ekstrasel. 2/3 sebagian cairan
dari cairan tubuh berada dalam sel ( cairan intrasel/CIS ) dan 1/3 bagian berada diluar sel (
cairan ekstrasel/CES ). CES dibedakan menjadi cairan intravaskuler atau plasma darah yang
meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan; dan cairan intersisial yang mencapai 80%
CES atau 5% dari total berat badan. ( Saryono dan Anggriyana, 2010 )
a) Definisi: kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler dan
vaskuler.
b) Kemungkinan berhubungan dengan:
Kehilangan cairan secara berlebihan
Pengunaan diuretic
Perdarahan
Penyakit Addison
Koma
Anoreksia nervosa
Perdarahan gastrointestinal
Muntah, diare
AIDS
Perdarahan
Ulcer kolon
Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urine adekuat, tekanan darah
stabil, membrane mukosa mulut lembab, turgor kulit baik.
INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan catat setiap 4 jam: 1. Menentukan kehilangan dan
Intake dan output cairan kebutuhan cairan
Warna muntahan, urine, dan
feces
Monitor turgor kulit
Tanda vital
Monitor IV infuse
CVP
Elektrolit, BUN, hematokrit dan
hemoglobin
Status mental
Berat badan
Malnutrisi
Orthopnea
Oliguria
Edema
Hipertensi
Distress pernafasan
Anasarka
Edema paru
Obesitas
Hipothiroidism
Cushings syndrome
Gagal ginjal
Sirosis hepatis
Kanker
Toxemia
INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan monitor: 1. dasar pengkajian kardiovaskuler
Intake dan output cairan, berat dan respon terhadap penyakit
badan, tensi, CVP distensi vena,
jugularis dan bunyi paru
Standar infus
Set infus
Cairan infus
Pedoman:
Faktor tetes makro : 20 tetes
Faktor tetes mikro : 60 tetes
1 kolf : 500 ml
Contoh:
Seorang klien datang dengan keluhan mual dan muntah yang terus menerus. Dari
pengkajian ditemukan tanda-tanda dehidrasi sedang. Berdasarkan pemeriksaan, klien harus
mendapatkan terapi cairan intravena. Dokter menginstruksikan pemberian 3 kolf RL dalam
24 jam.
Dengan demikian, jumlah tetesan infuse/menit untuk klien tersebut adalah:
Tetesan/menit = (3x500 ml) x 20 tetes
24 x 60 menit
= 30.000 tetes
1.440 menit
= 20,8 tetes/menit
= 21 tetes/menit
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tetesan:
Posisi tangan atau area pemasangan infus
4) Implikasi keperawatan
Selama terapi intavena, perawat harus:
a) Mempertahankan kepatenan infuse intravena.
b) Memenuhi kebutuhan rasa nyaman klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan
memenuhi kebutuhan hygiene personal klien dan membantu mobilisasi (mis;turun,dari
tempat tidur,berjalan, makan, minum, dll).
c) Melakukan observasi terhadap komplikasi yang mungkin muncul, seperti:
Infiltrasi, yaitu masuknya cairan ke jaringan subkutan yang ditandai dengan bengkak, dingin,
nyeri, dan tehambat tetesan infus
Flebitis, yaitu trauma mekanik atau iritasi kimiawi pada vena yang ditandai dengan nyeri,
panas, dan kemerahan padavena tempat pemasangan infus
Kelebihan cairan akibat tetesan infus yang terlalu cepat,yang ditandai dengan perasaan
dingin, sdanya cairan pada paru yang teramati pada foto toraks, dan lain-lain.
d) Mengatur tetesan infus secara tepat. Hal-halyang harus diperhatikan perawat, antara lain:
Tetesan yang terlalu cepat dapat menyebabkan masalah pada fungsi paru dan jantung.
Tetesan yang terlalu lambat menyebabkan asupan cairan dan elektrolit yang tidak adekuat
e) Mengganti botol infus. Penggantian botol dilakukan apabila cairan sudah berada di leher
botol dan tetesan masih berjalan. Sebaiknya,prosedur ini dilakukan dalam 24 jam untuk
mencegah flebitis dan pembentukan thrombus. Secara umum, prosedur penggantian botol
infus adalah sebagai berikut:
Klem slang infuse agar tidak terjadi penghentian tetesan atau pembuntuan darah
Tarik jarum dari botol lama dan segera tusukkan pada botol baru yang sebelumnya sudah
didesinfektan dengan kapas alcohol 70%
Pasang label
Catat tindakan yang dilakukan pada lembar observasi atau prosedur tindakan
f) Mengganti selang infus. Prosedur ini dilakukan paling lambat setelah 3x24 jam, dan Centers
For Disease Control (CDC) menganjurkan agar tidak lebih dari 2x24 jam. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
Siapkan set infus yang baru, termasuk botol cairan infus yang diresepkan
Alirkan cairan sepanjang slang, gantung botol cairan, dan tutup klem pada standar infus.
Pegang poros jarum dengan satu tangan dan tangan yang lain melepaskan slang
Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada area bekas tusukan dengan kapas alcohol
selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan
Catat waktu penghentian infus dan jumlah cairan yang masuk dan yang tersisa di botol.(
Tarwoto dan Wartonah, 2006 )