KELUARGA BERENCANA
Tabel 2.1
Efek Samping Pil KB
Estrogen Progestin
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
Nausea Irritabilitas Nafsu makan Darah
Edema Semburan meningkat haid lebih
Keputihan panas Berat badan banyak
Kloasma Prolapsus bertambah disertai
Disposisi uteri Cepat lelah bekuan
lemak berlebihan Spotting Depresi
Eksotrofie pendarahan
Darah haid Libido
serviks surut
berkurang berkurang
Teleangiektasia Tidak Akne terlambat
Nyeri kepala adanya Alopesia
jenis vaskuler perdarahan Cholestatic
Hipertensi jaundice
surut
Supersi laktasi Lama haid
Libido
berkurang berkurang
Buah dada tegang Nyeri kepala
dengan retensi Efek anabolic
cairan Moniliasis
Payudara
membesar
Payudara tegang
tanpa retensi cairan
Sumber: Wiknjosastro (2002:920)
Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB
dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
a) Efek sampingan ringan
Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya
pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual,
depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan,
dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan
berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien
berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang
lebih sesuai
b) Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah
tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-
faktor pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara
langsung. Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil
adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai
pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita
pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian
maternal (oleh karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah.
Kemungkinan mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi
oleh pemakaian pil yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50
mikro gram atau kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada
kemungkinan hubungan antara tromboemboli progesteron.
4) Penanggulangan Efek Samping Pil KB
a) Spotting
Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi jika
terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet per hari selama beberapa hari
sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar
estrogennya lebih tinggi.
b) Rasa mual
Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih
rendah atau ganti dengan cara KB yang lain.
c) Cloasma
Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan cara KB
lain
d) Acne
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan
sementara dengan menggunakan cara KB lain.
e) Candidialis vaginal
Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung estrogen
tinggi atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB
lainnya
f) Nyeri kepala
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan
penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain
g) Penambahan berat badan
Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka
pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang
lain.
h) Varises/tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
i) Hypertensi
Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu
dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus.
b. IUD/AKDR
1) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam
rahim yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan
(Prawiroharjo, 1999). Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri
dari plastik, benang sutera, dan metal (Digitized by Usu, 2003).
2) Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah
sebagai berikut :
a) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana
menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-
170 kehamilan.
b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan
tidak perlu diganti)
d) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil.
g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380
A)
h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
apabila tidak terjadi infeksi
j) Dapat digunakan sampai menopause
k) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
l) Membantu mencegah kehamilan ektopik
4) Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh
IUD adalah :
a) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
b) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan
c) Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas
d) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan
dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama
pemasangan
e) Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
f) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas
kesehatan terlatih yang harus melepas IUD
g) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila IUD dipasang segera sesudah melahirkan)
h) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi
IUD untuk mencegah kehamilan normal
i) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu
ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan memasukkan jarinya ke
dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
5) Indikasi pemasangan AKDR
a) Telah mendapat persetujuan suami
b) Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran
rahimnya tidak kurang dari 5 cm
c) Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk
sterilisasi.
d) Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
e) Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang
umumnya di atas 35 tahun
6) Kontraindikasi pemasangan AKDR
a) Adanya kehamilan
b) Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
c) Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim
d) Diketahui datau dicurigai kanker rahim
e) Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
f) Perdarahan haid yang hebat
g) Alergi logam
h) Rahim kecil, endometriosis
3) Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu
DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo
provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc
sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc
4) Waktu pemberian
a) Pasca persalinan sampai 40 hari
b) Pasca keguguran sampai 7 hari
c) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari
kelima haid
5) Cara penyuntikan
a) Intramuskular
b) Tempat penyuntikan
(1) Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup
dengan plester untuk mencegah keluarnya obat.
(2) Pada otot pangkal lengan (deltoid)
6) Indikasi
a) Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
b) Tidak dalam keadaan hamil
c) Riwayat siklus haid teratur
d) Tidak terdapat kontraindikasi
7) Kontraindikasi
a) Hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/ keganasan
d) Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati,
tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes
e) Perubahan Libido
(1) Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya libido
akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini dan sifatnya
yang subyektif pengobatan medis tidak dianjurkan.
f) Perubahan Berat
(1) Gejala dan keluhannya berat badan bertambah beberapa Kg
dalam beberapa bulan setelah pemakaian Implant.
(2) Penanggulangannya
Menjelaskan kepada akseptor Implant bahwa kenaikan berat
badan adalah salah satu efek samping dan pemakaian Implant,
akan tetapi tidak selalu kenaikan berat tersebut diakibatkan dan
pemakaian implant.
g) Hematoma
(1) Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada
daerah pemasangan atau pencabutan akibat perdarahan bawah
kulit
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a) Penanggulangannya dengan cara membenikan penjelasan
kepada peserta akseptor mengenai kemungkinan hal
tersebut.
(b) Pengobatannya dengan cara kompres dingin pada daerah
yang membiru selama dua hari. Setelah itu rubah menjadi
kompres panas hingga wama biru/kuning hilang.
h) Nyeri
(1) Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah
pemasangan akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin
terjadi dari pemasangan Implant.
(2) Penanggulangan dan pengobatan
(a) Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan
kepada akseptor tentang fisiologis dan cara pemasangan
Implant secara jelas.
(b) Pengobatannya pemberian preparat analgetik anti
prostaglandin misalnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet atau
parasetamol 500 mg 3x1 tablet.
3. Metode Mantap
a. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan
anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat
dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan
operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri.
Keuntugannya adalah: Pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak
mengganggu hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI.
Kerugiannya berupa: faktor resiko dan efek samping bedah.
b. Vasektomi (MOP)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan
cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma
tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan
demikian tidak terjadi pembuahan.
Keuntungan dari vasektomi adalah:
1) Tidak ada mortalitas (kematian)
2) Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
3) Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit
4) Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian
laboratorium
5) Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang
dikeluarkan waktu coitus tidak berubah
6) Biaya murah
7) Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang,
tidak selalu harus di kamar mandi.
Efek samping vasektomi adalah: kulit membiru atau lecet,
pembengkakan dan rasa sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan dan
akan hilang sendiri tanpa pengobatan sederhana, gejala tersebut timbul
sebagai akibat persiapan, teknik dan perawatan yang kurang sempurna
disamping factor penderita sendiri.
Penangulangannya adalah dengan pemberian antibiotika dan
analgetik, kemudian konsultasikan dengan ahli jiwa jika penderita
mengalami gangguan psikologis.
Kegagalan pada vasektomi dapat terjadi konsepsi antara lain:
1) Kesalahan memotong
2) Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
3) Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)
4) Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
5) Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang
dipotong.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Wawancara
a. Jumlah anak yang direncanakan
b. Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan
lain-lain ?
c. Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
d. Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan,
nyeri saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
e. Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan
budaya /kultur, kebiasaan merokok
f. Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
g. Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan
gangguan siklus haid seperti amenore, spotting, metroragia,
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak
dari anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari
hormonal, Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi
karena respon tubuh terhadap pemasangan AKDR.
c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek
hormonal).
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
e. Dada : pernapasan kadang sesak.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h. Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam,
varises, ukuran uterus yang mengalami kelainan
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi
post pemasangan implant pada tangan atas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka diperiksa:
a. Hb, biasanya < 10gr/dl
b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4. Pemeriksaan Psikososial
a. Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b. Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan
kontrasepsi
c. Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini
tingkat penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan
kesehatan untuk kontrol lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal
ditandai dengan klien mengatakan haid tidak teratur
2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d
kurangnya informasi akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien
banyak bertanya.
3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu
ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan
(pigmentasi dan jerawat pada muka) ditandai dengan klien mengatakan
sejak menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan
jerawat pada muka.
5. Resiko infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai
dengan klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan
di daerah insisi, kemerahan di daerah insisi,
C. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 a. Tujuan Jangka Panjang: Dalam 1. Kaji lamanya dan banyaknya spotting 1. Untuk mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya
jangka waktu 2 bulan pola haid normal haid dan jumlah perdarahan pada saat haid
b. Tujuan jangka pendek: dalam 2. Pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi AKDR
2. Jelaskan pada ibu efek samping alat
waktu 1 bulan haid kembali normal dan hormonal biasanya terjadi efek samping dari kontrasepsi
kontrasepsi AKDR dan hormonal pada
dengan kriteria: tersebut
hari-hari pertama pemakaian alat
· Sifat darah haid kembali pada
kontrasepsi.
siklus awal/biasa
3. Observasi untuk pemeriksaan lab, Hb, 3. Data penunjang dapat mengetahui kadar keseimbangan
· Tidak ada spotting haid yang
Leukosit, trombosit, Ht. hormon
berulang
4. Konsul ke dokter bila keluhan menjadi 4. Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
berat
2 a. Tujuan Jangka Panjang: Klien 1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien agar dapat
memilih alat kontrasepsi yang efektif alat kontrasepsi yang sesuai dengan menentukan intervensi selanjutnya
untuk kesehatannya. kondisinya
2. Memberikan gambaran tentang alat-alat kontrasepsi
b. Tujuan jangka pendek: setelah 2. Jelaskan pada klien tentang efektivitas,
diberi penjelasan klien dapat memilih efisiensi dari masing-masing alat
alat kontrasepsi yang efektif dengan kontrasepsi, keuntungan, kerugian,indikasi
kriteria: dan kontraindikasi 3. KB yang diinginkan akan sesuai dengan kondisi suami
- Klien dapat memilih salah 3. Berikan pendidikan kesehatan kepada
istri
satu alat KB yang sesuai dengan klien beserta suaminya untuk menentukan
kondisinya untuk menunda pilihan kontrasepsi yang mereka inginkan
kehamilan (pil, suntik, pantang
berkala) untuk menjarangkan
kehamilan (AKDR, suntik),
mengakhiri/menjaga kesehatan
(MOW, WOP)
3 a. Tujuan Jangka Panjang: Kecemasan 1. Kaji tingkatan cemas 1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien
2. Jelaskan pada klien tentang efek 2. Sebagai pengetahuan klien, supaya klien dapat memilih
dapat dikurangi/dikontrol
b. Tujuan jangka pendek: setelah samping dari alat kontrasepsi salah satu alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya
3. Berikan kesempatan pada ibu untuk 3. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam memilih alat
diberi penjelasan kecemasan berkurang
bertanya tentang kerugian alat kontrasepsi kontrasepsi
dengan kriteria:
4. Berikan support psikososial kepada
- Klien tampak tenang dan
klien terhadap pemasangan alat kontrasepsi
dapat memahami efek samping 4. Supaya klien dapat beradaftasi terhadap pemasangan alat
penggunaan alat kontrasepsi. kontrasepsi pada minggu awal pemasangan
- Klien kooperatif dan mau
bekerjasama dalam pemasangan
alat kontrasepsi
4 a. Tujuan Jangka Panjang: klien tidak 1. Jelaskan efek samping dari KB pil 1. Menambah wawasan /pengetahuan bagi klien
2. Anjurkan klien untuk konsultasi dengan 2. Untuk mempercepat informasi lebih untuk menntukan
merasa malu dengan keadaanya
b. Tujuan jangka pendek: klien merasa spesialis kulit intervensi selanjutnya
percaya diri dengan keadaanya dengan
kriteria: Tidak malu untuk bergaul
5. a. Tujuan Jangka Panjang: Infeksi dapat 1. Beritahu klien bahwa selama 48 jam 1. Balutan yang basah merupakan media yang baik untuk
dicegah pertama daerah insisi harus dibiarkan pertumbuhan media yang baik untuk pertumbuhan
b. Tujuan jangka pendek: kering mikroorganisme
Dalam 2 x 24 jam tidak ada tanda 2. Jelaskan efek dari pemsangan implant, 2. Lebam dan perih bukan indikasi infeksi jika hilang dalam
infeksi dengan kriteria: MOW/MOP secara langsung seperti lebam beberapa hari
- Luka kering
dan rasa perih
- Tidak ada tanda infeksi 3. Hindari benturan, gesekan dan penekanan di
3. Untuk mencegah terjadinya trauma berlebih selain dari tempat
daerah insisi
insisi
4. Balutan jangan dibuka dalam 48 jam,
4. Dapat mencegah ekspulsi batang implant, cara memungkinkan
plester dipertahankan hingga luka sembuh
menyebabkan infeksi
(biasanya 5 hari)
5. Anjurkan klien kembali ke klinik jika ada
5. Memungkinkan klien mendapat pertolongan lebih dini untuk
tanda infeksi seperti demam, peradangan
mencegah kondisi lebih buruk
selama beberapa hari
6. Kolaborasi pemberian terafi antibiotik
6. Antibiotik untuk mencegah infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
_________, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta.
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang
Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/
Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta
Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB. http://www.info
ibu.com//