BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Judi patologis ditandai dengan judi maladaptif yang berulang dan menetap dan
terhadap judi, kebutuhan untuk berjudi dengan jumlah uang yang semakin
sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah, berjudi untuk membalas
yang banyak dipelajari dari kecanduan perilaku, baik dalam beberapa studi
kecanduan perilaku dan gangguan penggunaan zat. Dalam referat ini akan dibahas
mengenai judi patologis serta kelaianan kecanduan internet yang merupakan salah
satu gangguan yang direncanakan masuk dalam kriteria diagnostik menurut DSM
mahasiswa. Gangguan ini lebih lazim pada laki-laki daripada perempuan, dan
1
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
ayah dari seorang laki-laki penjudi maupun ibu dari seorang perempuan penjudi
epidemiologi genetik dan teknik genetika molekuler juga telah digunakan untuk
Judi merupakan satu dari aktivitas sosial yang telah diobservasi lintas
dapat tergantung setiap kali pada konteks sosio historis yang terkait, dalam
pengertian yang lebih luas judi mengacu pada aktivitas pengambilan risiko yang
ketidakpastian dan masalah dunia. Namun tentu saja, definisi perjudian paling
pertaruhan uang, atau barang yang memili nilai ekonomi, pada hasil yang tidak
2
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gangguan terdiri dari episode berjudi yang berulang dan sering, yang
mendominasi kehidupan individu yang merusak nilai dan ikatan social, pekerjaan,
hukum untuk memperoleh uang dan menghindari pelunasan hutang. Gangguan ini
disebut juga “judi kompulsif”, tetapi istilah ini kurang tepat, karena perilakunya
bukan kompulsif dalam arti teknis, maupun tidak berhubungan dengan neurosis
obsesif-kompulsif.6,7
B. Komorbiditas
adanya gangguan konkuren pada individu. Ini juga mengacu pada cara-cara di
psikiatri adalah aturannya, tidak terkecuali, untuk orang dengan judi patologis.
dari pemahaman ruang lingkup dan arah asosiasi ini. Selain mengevaluasi
perilaku judi dan dampak yang cukup besar bagi orang tersebut, dokter harus teliti
menilai arus dan komorbiditas kejiwaan.8 Seperti semua perilaku adiktif, orang
3
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
Komorbiditas Nasional, 96,3 persen dari penjudi patologis seumur hidup juga
memenuhi kriteria seumur hidup untuk satu atau lebih gangguan kejiwaan lainnya
penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang hampir 7 kali lebih tinggi pada orang
Sejumlah perbedaan muncul dari orang yang mencari pengobatan dengan riwayat
penyalahgunaan zat dan pada penjudi patologis yang tidak memiliki riwayat
penyalahgunaan zat. Orang dengan riwayat gangguan psikiatri yang besar, lebih
sering berjudi, dan lebih banyak waktu dan tahun yang dihabiskan sebagai
Gangguan mood
gangguan bipolar, gangguan distimik, dan kemungkinan bunuh diri. Bland dkk
Gangguan cemas
4
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
asosiasi yang kuat antara judi patologis dengan gangguan cemas. Kessler dkk
menemukan bahwa 60,3% dari sampel memiliki gangguan cemas, yaitu 52,2%
memiliki fobia, dan 21,9% dengan gangguan panik, 16,6% dengan gangguan
besar antara keduanya, dimana gangguan obsesif kompulsif tidak diinginkan olrh
penderita.3,8
Judi patologis memiliki sejumlah ciri yang sama dengan ADHD, dan data
menyimpulkan bahwa hasil EEG dengan pola altivasi dari otak kanan dan kiri
pada 8 orang dengan gangguan judi patologis menyerupai anak dengan gangguan
ADHD yang tidak diobati. Kessler dan rekan menemukan pada survey populasi
umum bahwa 13,4% orang dengan judi patologis juga merupakan penderita
ADHD.3,8
Gangguan kepribadian
5
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
salah satu gangguan kepribadian pada orang dengan gangguan judi patologis 8,3
C. Etiologi
Judi patologis biasanya dimulai dari usia dewasa dan lebih telat dimulai
ketika pertama kali memulai perjudian, ada pula tanda-tanda kemunculan yang
waktunya tidak dapat diramalkan. Adapun penjudi sosial yang telah bertahun-
tahun ketergantungan yang dimulai tiba-tiba dapat dipicu oleh tekanan yang lebih
besar untuk berjudi atau oleh faktor-faktor yang dapat memicu stres.1,3,6,9
Faktor Psikososial
atau ditinggalkan sebelum anak berusia 15 tahun; disiplin orangtua yang tidak
tepat (tidak ada, tidak konsisten, atau kasar); pajanan terhadap, dan ketersediaan,
aktivitas perjudian untuk remaja; tekanan keluarga terhadap materi dan simbol
yang tidak disadari untuk kalah dan mereka berjudi untuk meredakan rasa
bersalah yang tidak disadari. Perkiraan lainnya adalah bahwa penjudi merupakan
orang dengan narsisme yang memiliki khayalan kebesaran serta kekuasaan yang
dapat membuat mereka yakin bahwa mereka dapat mengendalikan peristiwa dan
6
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
bahkan meramalkan hasilnya. Ahli teori pembelajaran memanjang judi yang tidak
terkendali terjadi akibat persepsi yang keliru mengenai pengendalian impuls. 1,3,6,9
Faktor Biologis
serotonin, juga terkait dengan kesulitan inhibisi. Studi lebih lanjut dibutuhkan
Dari berbagai hasil penelitian lintas budaya dari para ahli sosial diperoleh
lima faktor yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku
Bagi masyarakat dengan status social dan ekonomi yang rendah, perjudian
sering kali dianggap sebagai sesuatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup
mereka.
- Faktor Situasional
7
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
- Faktor Belajar
terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari
perjudian.
Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau
dimilikinya.
D. Patofisiologi
addictive disorder. Perubahan pada fungsi otak telah diobservasi pada pasien-
pasien dengan judi patologis, akan tetapi hal tersebut masih belum jelas apakah
8
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
patologis. 10,11.12.13
dengan kelainan kontrol impuls yang berasal dari studi yang menemukan
patologis dan pasien dengan kelainan kontrol impuls. Pria yang merupakan
dimana dapat turut serta dalam pelepasan peptida opioid endogen, seperti
encephalin pada batang otak di daerah ventral tegmental. Para penjudi yang
9
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
juga telah dilaporakan pada pasien dengan restless leg syndrome yang
yang diberikan dengan jumlah frekuensi terbanyak dan terdata pada 39 dari 67
merupakan faktor yang penting dalam etiologi dari judi patologis. Hasil studi
menunjukkan bahwa dari sampel judi patologis yang diambil sebanyak 6744 pria
yang berada di militer, dimana 1874 merupakan pasangan kembar. Faktor genetik
merupakan faktor yang sama pentingnya sebagai penyebab judi patologis pada
pria dan wanita. Sebuah studi yang dilakukan pada 867 pasang kembar monozigot
dan 1008 pasang kembar dizigot ditemukan adanya keterlibatan genetic sebesar
49% variasi dari liabilitas untuk judi patologis, dimana tidak ada bukti adanya
keterlibatan faktor genetik pada gangguan yang berhubungan dengan judi patologi
dalam neurotransmiter pada judi patologi. Namun, beberapa studi yang dilakukan
sampai saat ini belum dilaksanakan secara memadai untuk perbedaan potensial
dalam komposisi ras dan etnis, faktor-faktor internal dan dari diri mereka sendiri
terhadap perbedaan dalam distribusi alel varian. Dengan demikian, penemuan dari
10
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
polimorfik dalam gen kandidat yang merupakan salah satu cara untuk mendeteksi
tersebut. Gen kandidat adalah gen yang terlibat dalam patogenesis penyakit
dianggap sebagai gen kandidat pada kasus ini. Studi asosiasi pada judi patologi
dengan usia yang sama, jenis kelamin, dan etnis. Pemahaman tentang makna
diperlukan untuk menentukan lebih tepat riset studi pada penyakit judi patologis
E. Klasifikasi
yaitu:3
-
Penjudi dengan resiko rendah : seseorang yang berjudi akan tetapi tidak
pernah kalah lebih dari $100 dalam sehari atau setahun, atau kalah lebih
11
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
dari $100 dalam sehari atau setahun, akan tetapi tidak masuk dalam
$100 dalam sehari atau setahun dan memenuhi 3 atau 4 kriteria DSM-IV.
tampak terlalu percaya diri, terkadang kasar, energik dan boros. Mereka sering
menunjukkan tanda-tanda stress diri yang jelas, cemas dan depresi. Mereka lazim
memiliki sikap bahwa uang merupakan penyebab dari, dan solusi bagi, semua
seperti pemalsuan, penggelapan, serta penipuan dan mereka secara sadar berniat
kehidupan, upaya bunuh diri dan hubungan dengan kelompok pinggir dan ilegal.
12
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
Perilaku judi yang berulang dan menetap seperti yang ditunjukkan oleh 5 (atau
menghentikan judi
5. Berjudi sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau untuk
depresi)
13
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
tersebut. Hal ini penting mengingat bahwa perilaku berjudi termasuk dalam
kategori perilaku yang memiliki kesamaan dengan pola perilaku adiksi. Pada
- Social Gambler
Penjudi tingkat pertama adalah para penjudi yang masuk dalam kategori
“normal” atau seringkali disebut social gambler, yaitu penjudi yang sekali-sekali
pernah ikut memberi lottery ( kupon undian ), bertaruh dalam pacuan kuda,
bertaruh dalam pertandingan bola, permainan kartu atau yang lainnya. Penjudi
tipe ini pada umumnya tidak memiliki efek yang negatif terhadap diri maupun
dorongan yang ada dalam dirinya. Perjudian bagi mereka dianggap sebagai
pengisi waktu atau hiburan semata dan tidak mempertaruhkan sebagian besar
- Problem Gambler
pribadi, keluarga maupun karir, meskipun belum ada indikasi bahwa mereka
14
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
USA 1997). Penjudi jenis ini seringkali melakukan perjudian sebagai cara untuk
melarikan diri dari berbagai masalah kehidupan. Penjudi ini sebenarnya sangat
berpotensi untuk masuk ke dalam tingkatan penjudi yang paling tinggi disebut
penjudi patologis jika tidak segera disadarai dan diambil tindakan terhadap
Hall, dan Vanderbilt (1999) yang dimuat dalam website Harvard Medical School
ada 3,9% orang dewasa di Amerika Bagian Utara yang termasuk dalam kategori
penjudi tingkat kedua ini dan 5% dari jumlah tersebut akhirnya menjadi penjudi
patologis.
- Pathological Gambler
baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, karir, hubungan sosial atau lingkungan di
terhadap suatu zat kimia tertentu, namun perilaku berjudi yang sudah masuk
dalam tingkatan ketiga dapat digolongkan sebagai suatu perilaku yang bersifat
15
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
persetujuan atau pendapat orang lain dan rentan terhadap bentuk perilaku adiksi
yang lain. Individu yang sudah masuk dalam kategori penjudi patologis seringkali
fungsi seksual.
kadar kortisol di dalam ludah penjudi saat mereka berjudi, yang disebabkan oleh
H. Diagnosis Banding
Judi sosial dibedakan dengan judi patologis dalam hal bahwa judi sosial
dilakukan dengan teman-teman, pada waktu khusus, dan dengan kehilangan yang
dapat diterima serta ditoleransi yang telah ditentukan sebelumnya. Judi yang
simptomatik pada episode manik biasanya dapat dibedakan dengan judi patologis
melalui riwayat adanya perubahan mood yang nyata dan hilangnya penilaian
kepribadian antisosial dapat memiliki masalah dengan judi. Jika kedua gangguan
16
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
I. Prognosis
Judi patologis biasanya dimulai saat remaja untuk laki-laki dan usia lanjut
untuk perempuan. Gangguan ini hilang timbul serta cenderung kronis. 4 fase
kira gaji satu tahun, yang memancing pasien. Perempuan biasanya tidak
menang dalam jumah besar tetapi menggunakan judi sebagai pelarian dari
masalah mereka.
seputar judi dan kemudian berganti dari penjudi hebat menjadi penjudi
- Fase nekat, yaitu pasien berjudi besar-besaran dengan jumlah besar uang,
tidak membayar hutang, terlibat dengan lintah darat, menulis cek yang
- Fase putus asa, yaitu menerima bahwa kekalahan tidak akan pernah
mencapai fase akhir, tetapi dalam 1 atau 2 tahun pasien telah secara total
mengalami perburukan.
17
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
J. Terapi
hukum, tekanan keluarga, atau keluhan psikiatrik lainnya membawa penjudi pada
setidaknya di kota besar, untuk jadai pada sejumlah pasien. GA adalah suatu
publik, tekanan kelompok sependeritaan, dan adanya penjudi yang telah pulih
(seperti pada AA) yang siap membantu anggota untuk menolak impuls berjudi.
lingkungannya. Tilikan sebaiknya tidak dicari sampai pasien benar-benar jauh dari
perjudian selama 3 bulan. Pada saat ini, pasien yang merupakan penjudi patologis
dapat menjadi kandidat yang sangat baik untuk psikoterapi berorientasi tilikan.
penciptaan situasi yang dapat mengubah sikap dan perilaku, dan penyampaian
Persuasif
18
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
Koersif
Apabila dengan anjuran, bujukan tidak berhasil, tindakan dengan kekerasan bisa
dilakukan.
situasi dan kondisi yang dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang. Misalnya,
ketika para penjudi melakukan perjudian sabung ayam tanpa mau mengindahkan
efektif seperti radio atau tempat yang efektif (misalnya: balai desa, tempat ibadah,
norma, aturan secara berulang-ulang. Penyampaian ini bisa dengan cara ceramah
maupun dengan dibuatkannya papan informasi mengenai aturan, nilai dan norma
yang berlaku. Dengan cara demikian diharapkan nilai, norma dan aturan dipahami
dan melekat pada diri individu anggota masyarakat. Metode lain yang dapat
19
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
dibimbing untuk berperilaku sesuai dengan nilai, norma dan aturan yang
maupun sekolah.
terkendali untuk tidak melanggar nilai, norma dan aturan yang berlaku.
mengobati pasien dengan judi patologis. Satu studi melaporkan bahwa 7 dari 10
Juga terdapat laporan kasus mengenai keberhasilan terapi dengan lithium dan
clomipramine (anafranil). Jika judi disertai gangguan depresif, mania, cemas atau
20
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
Fluvoxamine maleat1,3,5,19,20
mesin.
mg (20 tablet)
Clomipramine1,3,5,19,20
21
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
maksimal 250 mg/hari) ; serangan panik (dosis awal : 10 mg, bila perlu
menjalankan mesin.
Opioid antagonists1,3,5,19,20
22
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
23
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
dengan judi maladaptif yang berulang dan menetap yang mencakup preokupasi,
pribadi maupun pekerjaan; dan mengandalkan orang lain untuk membayar hutang.
kemungkinan perbedaan dalam kontribusi genetik untuk judi patalogis pada pria
dan wanita dan mungkin bisa berkontribusi dalam perbedaan gender dalam
manifestasi klinis dari judi patologi. Berdasarkan hasil hipotesis, studi tambahan
antara varian alel genetik, fungsi biologi, dan perilaku sehingga dapat
24
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
terhadap patofisiologi judi patologis. Lalu banyak varian alel polimorfik yang
sepenuhnya dipahami. Studi tambahan dalam sampel yang lebih besar dan
ini. Maka dari itu identifikasi pengaruh genetik tertentu kemungkinan dapat
25
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
DAFTAR PUSTAKA
2008;38(9):1351–60.
betworking. 2012
26
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
2010
2012
12. Lai FDM, Ip AKY, Lee TMC. Impulsivity and pathological gambling: Is it
14. Tao R, Huang X, et al. Proposed diagnostic criteria for internet addiction.
15. Petry NM, Blanco C, et al. An overview of and rationale for changes
16. Petry NM. Pathological gambling and the DSM-V. International Gambling
Studies. 2010
18. Nathan PE, Gorman JM. Treatments that work. A guide to treatments that
work. 2015
27
REFERAT – BERJUDI PATOLOGIS
2012
28