CEMAS MENYELURUH
Oleh :
Ni Wayan Parmini
15014101307
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2018
i
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI PASIEN
LAPORAN KASUS
Nama: Tn. FB
Umur : 38 Thn
Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan kasus pada Januari 2018
Mengetahui
ii
LEMBAR PENGESAHAN
CEMAS MENYELURUH ”
Oleh:
Ni Wayan Parmini
15014101307
Pembimbing :
iii
DAFTAR ISI
iv
STATUS UJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : FB
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Manado, 06 Januari 1980
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Anak : 2 orang
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pekerja Binatu
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Alamat Sekarang : Malendeng Lingkungan II
Cara MRS : Pasien rawat jalan
Tanggal Pemeriksaan : 08 Januari 2018
Tempat Pemeriksaan : Poliklinik Jiwa RS.Prof.Dr.R.D.Kandou
Nomor Telepon : 085256043xxx
A. Keluhan Utama
Pasien sering merasakan cemas, dan sulit tidur.
1
melakukan aktivitas, pasien mengaku tidak pernah merasa cemas. Keluhan ini
biasanya dialami pasien pada saat pasien sakit ulu hati dan berfikir pasien telah
mengidap penyakit yang parah. Apabila merasakan sakit di bagian dada, pasien
merasa telah mendapatkan penyakit jantung, dan apabila merasakan sakit dibagian
pinggang, pasien merasa telah mendapatkan penyakit ginjal. Gejala ini dirasakan
hampir setiap hari. Awalnya pasien mengalami rasa cemas dan sejak 1 tahun lalu
ketika anak kedua pasien didiagnosis radang selaput otak. Pasien mengatakan
setiap kali anak, istri, atau keluarga terdekatnya sakit, cemas akan muncul. Hal
tersebut juga terjadi apabila pasien melihat ada yang meninggal di lingkungan
rumah pasien. Pasien sering merasa takut akan mati dan berfikir tentang siapa
yang akan menafkahi istri dan anak-anaknya apabila pasien meninggal. Pasien
kemudian memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf dan mendapatkan obat.
Pasien juga mengeluh susah tidur. Setiap kali pasien merasa cemas, pasien
akan tertidur larut malam. Pasien seringkali mencari kesibukan seperti bermain
mainan di smart-phone atau membaca buku sehingga membuat pasien mengantuk
dan tertidur. Pasien tidak pernah terbangun pada malam hari.
Ketika pasien merasakan nyeri di bagian ulu hati, jantung, dan pinggang,
pasien akan berfikir pasien telah mengidap penyakit yang parah. Kemudian
dirinya mulai cemas. Hal ini menyebabkan pasien memeriksakan kondisi
tubuhnya ke dokter penyakit dalam. Setelah berobat dan mendapatkan obat,
keluhan pasien tidak berkurang, sehingga pasien akhirnya datang ke poliklinik
jiwa untuk melalukan pemeriksaan. Pasien mengaku setelah berobat ke poliklinik
jiwa, keluhan pasien seperti sering rasa cemas, dan sulit tidur ini berkurang.
Nafsu makan pasien sangat baik dan pasien makan teratur 3 kali sehari.
Pasien mandi dengan teratur, yaitu 2 kali sehari dengan inisiatif sendiri.
Sebelum berobat di poliklinik Jiwa RS.Prof.Dr.R.D.Kandou, pasien terlebih
dahulu berobat di dokter keluarga, dan pasien dirujuk untuk berobat di rumah
sakit.
2
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien pernah merasakan hal yang sama pada tahun 2015. Setiap kali
maag, pasien akan merasa cemas.
2. Riwayat Gangguan Medis
Pasien pernah sakit malaria pada waktu masih duduk di sekolah dasar.
Pasien juga memiliki penyakit gastritis.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien merupakan seorang perokok aktif. Pasien mulai merokok pada
saat pasien masih SMA. Pasien juga biasa mengkonsumsi alkohol tetapi
telah berhenti semenjak 2 tahun yang lalu.
3
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien masih sering buang air
kecil dicelana sampai pasien berusia 3 tahun.
Pada stadium urethral (Transisional), pasien diajarkan BAK di
toilet (Toilet training) dan dapat ke toilet sendiri saat ingin BAK.
Kemudian mulai pada saat itu, pasien tidak lagi kencing dicelana.
D. Riwayat masa kanan akhir dan remaja (usia 11-13 tahun sampai
dewasa muda)
Pada stadium genital, penderita mulai lebih mandiri, mulai belajar
bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pasien
senang bergaul dengan orang lain sehingga pasien sering bermain diluar
rumah. Pasien merupakan seseorang yang terbuka sehingga selalu bercerita
tentang hari-harinya dan masalah kepada orang tuanya. Kadangkala pasien
bolos sekolah. Disekolah pasien tidak pernah mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler.
4
di SMA 4 Manado. Tetapi pada saat kelas 2, pasien berhenti bersekolah
dan bekerja di Jakarta. 4 tahun kemudian pasien balik kembali ke
Manado, melanjutkan sekolahnya di PGRI 4 dan setahun kemudian
lulus.
2. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah seorang pekerja binatu di
RS.Prof.Dr.R.D.Kandou
3. Riwayat Psikoseksual
Orientasi seksual pasien adalah lawan jenisnya yang sebaya.
Pasien sudah menikah. Pasien memiliki 2 orang anak.
4. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah pada bulan Agustus 2012 dan memiliki 2
orang anak. Anak sulung pasien adalah seorang anak laki-laki yang lahir
pada tahun 2008 sedangkan anak kedua pasien adalah seorang anak
perempuan yang lahir pada tahun 2013.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Kristen Protestan, dan sering mengikuti
kegiatan keagamaan. Setiap hari minggu pasien beribadah ke gereja
bersama dengan keluarganya. Pasien mulai rutin mengikuti ibadah
semenjak pasien sering merasa cemas. Pasien mengikuti kegiatan
gereja, seperti kolom, dan kaum Bapak.
5
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum. Pasien
sangat berpegang teguh terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Denah Rumah
Gudang WC kamar
Gudang
Dapur
kamar
Ruang Keluarga
kamar
Ruang Tamu
Kamar
Pintu utama
9. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, pasien termasuk
golongan keluarga dengan finansial cukup. Hubungan dengan orang tua
dan saudara-saudara adalah baik. Ayah dan ibu pasien mendidik pasien
dan saudara-saudaranya dengan kasih sayang. Ibu pasien mengalami
keluhan serupa dengan pasien.
6
Genogram
Keterangan:
: Laki-Laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
7
B. Mood dan Afek
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Sesuai afek
C. Bicara
1. Kualitas : Volume sedang, intonasi jelas, artikulasi jelas.
2. Kuantitas : Selama wawancara pasien menyimak pertanyaan
dan menjawab dengan jawaban yang tepat
3. Hendaya bahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik dan visual (-)
E. Pikiran
1. Proses/arus pikir : Koheren, pasien menjawab sesuai pertanyaan,
jawaban pasien relevan.
2. Isi pikiran : Tidak ada waham. Preokupasi atau pemusatan
pikiran terhadap ide tertentu tidak
ditemukan.Ditemukan adanya sedikit mengarah ke
obsesi tentang dirinya yang menderita beberap
penyakit.
8
2. Orientasi
Orientasi waktu : Baik, pasien mengetahui waktu pada saat
pemeriksaan
Orientasi tempat : Baik, pasien mengetahui dimana rumah dan
rumah sakit
Orientasi orang : Baik, pasien dapat mengenali keluarganya,
perawat, dan dokter yang mewawancarainya.
3. Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat menceritakan masa
kecilnya dengan baik
Daya ingat jangka sedang : Secara umum baik
Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat apa yang
ia kerjakan dari tidur semalam, bangun
pagi sampai saat wawancara
berlangsung
Daya ingat segera : Baik, dapat mengingat kembali
beberapa nama benda yang disebutkan
pemeriksa beberapa waktu sebelumnya
6. Kemampuan Visuospatial
Baik. Pasien dapat menggambarkan lingkaran, persegi dengan jelas.
9
7. Intelegensi dan Daya Informasi
Baik. Semua pertanyaan dijawab dengan baik.
G. Pengendalian Impuls
Baik. Pasien dapat mengikuti wawancara dalam jangka waktu yang
cukup lama dengan baik dan tenang.
H. Tilikan
Tilikan derajat 6 (pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi
dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan).
B. Status Neurologikus
Gejala rangsang selaput otak (-). Pupil: bulat isokor, reflreks cahaya
+/+.N.Kranialis : baik. Fungsi sensoris dan motoris di ekstremitas: baik.
Refleks fisiologis: normal. Refleks patologis (-). Tremor pada ekstremitas (-
). Gejala EPS (-).
10
C. Pemeriksaan Penunjang
Saat dilakukan wawancara tanggal 18 Mei 2016 tidak ada pemeriksaan
penunjang.
11
tubuhnya ke dokter penyakit dalam. Setelah berobat dan mendapatkan obat,
keluhan pasien tidak berkurang, sehingga pasien akhirnya datang ke poliklinik
jiwa untuk melalukan pemeriksaan. Pasien mengaku setelah berobat ke poliklinik
jiwa, keluhan pasien seperti sering rasa cemas, dan sulit tidur ini berkurang.
Nafsu makan pasien sangat baik dan pasien makan teratur 3 kali sehari.
Pasien mandi dengan teratur, yaitu 2 kali sehari dengan inisiatif sendiri.
Pasien adalah seorang laki-laki tampak sesuai usianya. Berkulit sawo
matang, rambut hitam, penampilan cukup rapih dan menggunakan sepatu
berwarna hitam. Ekspresi wajah tampak normal. Riwayat perkembangan sesuai
dengan anak seusianya. Tidak terdapat riwayat gangguan belajar. Pasien
menamatkan sekolahnya agak terlambat karena pasien sempat berhenti sekolah
dan bekerja tetapi melanjutkan sekolahnya kembali. Riwayat penyakit pasien
menderita kolesterol.
12
Pada aksis V, Global Assessment of Functioning (GAF) scale, Current: 80-
71 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan
dan sekolah. HLPY : 90-81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari masalah harian yang biasa.
IX. PROBLEM
1. Organobiologi : Gastritis
2. Psikologi : Pasien tampak cemas namun dapat berusaha untuk
tenang.
3. Lingkungan dan sosial ekonomi : Tidak ada masalah dengan
lingkungan dan mengalami sedikit
masalah pada sosial ekonomi.
X. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmaka
Fluoxetine 20 mg 1 x ½, diminum malam
Clobazam 10 mg 2 x ½, diminum pagi dan malam
13
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah
relaksasi dan biofeedback.
b. Terapi Suportif yaitu pasien diberikan reassurance dan
kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak,
didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi
sosial dan pekerjaannya.
c. Psikoterapi Berorientasi tilikan yaitu mengajak pasien untuk
mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength,
relasi obyek, serta keutuhan self pasien.
2. Intervensi Psikososial
a. Terhadap Pasien
Memberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya
lebih lanjut, cara pengobatannya, efek samping yang kemungkinan
muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.
Memberikan motivasi kepada pasien agar pasien tidak merasa putus
asa dan agar semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak
kendur.
XI. PROGNOSIS
A. Ad vitam : dubia ad bonam
B. Ad fungsionam : dubia ad bonam
C. Ad sanationam : dubia ad bonam
X. DISKUSI
14
1. Diagnosis
Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan
motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan
berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien.
Kriteria diagnostik gangguan cemas menyeluruh menurut DSM V:
Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap
hari, sepanjang hari terjadi selama sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah
aktivitas atau kejadian.
Pasien merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.
Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala
berikut ini.
Kegelisahan
Merasa mudah lelah
Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
Iritabilitas
Ketegangan otot
Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah
dan tidak memuaskan)
Gangguan yang terjadi tidak dapat dijelaskan lebih baik dengan gangguan
mental lainnya.
Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lain.
Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari
suatu zat atau kondisi medis umum dan tidak terjadi semata-mata selama
suatu gangguan mood, gangguan psikotik atau gangguan perkembangan
pervasif.1
Gejala klinis Gangguan Cemas Menyeluruh meliputi2:
Pasien menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja
(free floating atau mengambang).
15
Gejala-gejala tersebut bisaanya mencakup unsur-unsur berikut:
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk seperti berada di ujung
tanduk, sulit berkonsentrasi, dll).
Ketegangan motorik (gelisah, gemetaran, sakit kepala, tidak dapat
santai, dsb).
Overaktivitas otonomik (terasa ringan, berkeringat, takikardi,
takipnea, jantung berdebar-debar, sesak napas, epigastrik, pusing
kepala, mulut kering, dan gangguan lainnya)
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan serta keluhan somatik berulang yang menonjol
Adanya gejala-gejala lain yang bersifat sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas
menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresi (F32.), gangguan anxietas fobik (F40) gangguan panik
(F41,0) atau gangguan obsesif-kompulsif (F42).
Penyebab gangguan cemas menyeluruh dapat diakibatkan karena pengaruh
biologi, genetik, psikoanalitik, dan kognitif-perilaku. Diagnosis banding gangguan
kecemasan menyeluruh adalah semua kondisi medis yang menyebabkan
kecemasan. Pemeriksaan medis harus termasuk tes kimia darah standar,
elektrokardiogram, dan tes fungsi tiroid. Klinisi harus menyingkirkan intoksikasi
kafein, penyalahgunaan stimulan, putus alkohol dan putus sedatif atau hipnotik.3
2. Ciri Kepribadian
Gangguan kepribadian cemas (menghindar) adalah adanya pola perasaan
tidak nyaman serta keengganan untuk bergaul secara sosial, rasa rendah diri,
hipersensitif terhadap evaluasi negatif. Bersifat pervasif, awitan sejak dewasa
muda, nyata dalam berbagai konteks.3
16
Pedoman diagnostik :
A. Rasa tegang atau takut yang menetap dan pervasif
B. Merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik, atau lebih rendah dari
orang lain
C. Kuatir berlebih terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial
D. Enggan untuk terlibat dengan orang lain, kecuali merasa yakin
akan disukai
E. Membatasi gaya hidup dengan alasan keamanan fisik
F. Menginghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang melibatkan
kontak interpersonal sebab takut di kritik, tidak didukung, atau
ditolak.
Pada pasien ini, didapatkan rasa takut yang menetap. Pasien juga
sering merasa tidak percaya diri.
Terapi
Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan menyeluruh
adalah pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapi.2,3,4
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh meliputi 5
:
Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka
panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung
menjawab distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab
keluhan somatik secara langsung.
Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan kenyamanan
bagi pasien.
Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik
bawah sadar dan mengenali kekuatan ego pasien.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang disekitar tentang
penyakit pasien sehingga dapat memberikan dukungan moral dan menciptakan
lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu proses
17
penyembuhan.
Farmakoterapi
Golongan benzodiazepine sebagai “drug of choice” dari semua obat yang
mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan
keamanannya. Spektrum klinis benzodiazepine meliputi efek anti anxietas,
anti konvulsan, anti insomnia, premedikasi tindakan operatif.5,6
Diazepam :”broadspectrum”
Nitrazepam :dosis anti anxietas dan anti insomnia berdekatan
lebih efektif sebagai anti insomnia
Clobazam :”psychomotor performance” paling kurang
terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut
yang ingin tetap aktif
Lorazepam :”short half life benzodiazepine ”, untuk pasien
pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal.
Alprazolam :efektif untuk anxietas antisipatorik ” onset of action
lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti
depresi.
Pada pasien ini diberikan pengobatan farmakoterapi Fluoxetin 20 mg
1x½. Fluoxetin merupakan obat golongan SSRIs (Selective Serotonine
Reuptake Inhibitors). Fluoxetin memiliki 2 efek yakni efek antidepresan
dan antiansietas. Obat ini kurang menyebabkan antikolinergik, hampir
tidak menimbulkan sedasi dan cukup diberikan satu kali sehari. Selain
sebagai obat pilihan, efek obat ini tergolong mudah penggunaannya, lebih
aman dan memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit. Efek samping
yang dapat timbul yaitu menjadi gelisah, mual, muntah, dapat
menyebabkan hipotensi, penurunan libido, disfungsi ereksi ataupun
anorgasmia dan bahkan dapat menyebabkan kematian jika dikombinasikan
dengan alkohol atau obat lain.4
Terapi psikofarmaka yang direncanakan untuk pasien adalah
Clobazam yang merupakan golongan benzodiazepine yang
merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai
mediatornya untuk menimbulkan sedasi, menghilangkan rasa
18
cemas, dan keadaan psikosomatik yang ada hubungannya dengan rasa
cemas. Pada pasien diberikan clobazam 10 mg 2x½ diminum pagi dan
malam hari karena “psychomotor performance”paling kurang terpengaruh,
untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktif.4
XII. ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga agar dapat memberikan dukungan dan
perhatian yang lebih selama masa pengobatan. Memberikan konseling yang
teratur kepada pasien untuk bisa memperbaiki pemahamam tentang realitas yang
ada, cara mencegah dan mengatasinya, serta pola pikir pasien agar membantu
pasien untuk dapat melakukan pengobatan yang teratur.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. American Psychiatric Association. DSM-5 Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders: Fifth Edition. American Psychiatric
Publishing; Washington DC. 2013.
2. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI; 2001.
3. Kaplan HI, Saddock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa
Aksara; 1997. p. 17-67, 284.
4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis obat Psikotropika ed.
Ketiga. Jakarta : Bagian ilmu kedokteran Jiwa FK-UNIKA Atmajaya;
2001
5. Elvira S, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta. 2010.
20
Foto Bersama Pasien Foto Rumah Pasien
Denah rumah
21
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan di Rumah Pasien jam 16.00 WITA
Keterangan :
A : Dokter muda
B : Pasien
22
B : iyo, dikase obat maag noh kita. Tiap jali tu maag ilang, kita p cemas ja iko
ilang leh. Da periksa di dokter penyakit dalam dibilang nda apa-apa. Cuma dikase
ranitidin qt.
A : sebelumnya pernah rasa begini?
B : iyo koass. Pertama kali kwa pas tahun 2013. Kita p anak di diagnosis ada
radang selaput otak. Semenjak itu kita mulai ja ba cemas. Nimbole tasaki sadiki
kita p anak kita langsung cemas. Jadi tiap dorang saki kita ja minta ijin pa bos mo
pulang cepat supaya boleh mo lia kita p anak dirumah.
A : selain itu ada keluhan apa lagi dang?
B : kita nda ja tatidor malam. Kalo malam ja tidor jam 1 atau jam 2 bgitu. Paling
kita main handphone ato babaca kalo nda bisa tatidor. Pas manganto, kita
langsung tidor.
A : kalo tengah malam ja tabangun?
B : nyanda noh, kecuali ada orang yang sebangun pa kita.
A : dikeluarga ada yang ja cemas rupa ibu?
B : iyo, kita p mama. Bahkan lebe parah depe gejala.
A : oh iyo dang ibu. Semoga cepat sembuh neh. Jangan talalu banyak bapikir
yang tidak-tidak ibu, cuma mo beking gelisah. Sebisa mungkin beking sesuatu
yang bisa alihkan tu perasaan.
B : oke dok. Terima kasih.
23
24