Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kasus

SEORANG PASIEN DENGAN DIAGNOSIS PSIKOTIK AKUT

Oleh :
Junifer Maria Leonora Dalope
17014101352
Masa KKM : 24 Desember 2018 – 20 Januari 2019

Pembimbing :
Prof. dr. B. H. Ralph Kairupan, SpKJ (K)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI

PASIEN LAPORAN KASUS

Seorang Pasien dengan Diagnosis Psikotik Akut

Nama : Tn. KS

Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan Kasus pada Desember 2018

Mengetahui,

Prof. dr. B. H. Ralph Kairupan, SpKJ (K)

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Junifer Maria Leonora Dalope

NRI : 17014101352

Masa KKM : 24 Desember 2018 – 20 Januari 2019

Dengan ini menyatakan bahwa saya benar – benar telah melakukan

wawancara psikiatri terhadap pasien laporan kasus saya.

Manado, 13Desember 2018

Junifer Maria Leonora Dalope

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Membaca Laporan Kasus dengan judul

“SEORANG PASIEN DENGAN DIAGNOSIS

PSIKOTIK AKUT”

Oleh :

Junifer Maria Leonora Dalope


17014101352
Masa KKM : 24 Desember 2018 – 20 Januari 2019

Telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada tanggal Desember 2018.

Pembimbing :

Prof. dr. B. H. Ralph Kairupan, SpKJ (K)

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK JADI PASIEN ............................. i

SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

LAPORAN KASUS ................................................................................................ 1

I. Identitas Pasien .................................................................................. 1

II. Riwayat Psikiatrik .............................................................................. 2

III. Riwayat Kehidupan Pribadi ............................................................... 6

IV. Pemeriksaan Status Mental ................................................................ 11

V. Pemeriksaan Fisik Interna dan Neurologi ......................................... 14

VI. Ikthisar Penemuan Bermakna ............................................................ 16

VII. Formulasi Diagnostik ....................................................................... 18

VIII. Evaluasi Multiaksial ......................................................................... 19

IX. Terapi ................................................................................................ 19

X. Prognosis .......................................................................................... 20

XI. Diskusi .............................................................................................. 21

XII. Kesimpulan ....................................................................................... 25

XIII. Wawancara Psikiatri ......................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 42

LAMPIRAN FOTO ............................................................................................... 44

PETA RUMAH PASIEN ....................................................................................... 45

iv
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. KS

Umur : 17 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Manado, 05 September 2001

Status Perkawinan : Belum Menikah

PendidikanTerakhir : SMP

Pekerjaan :-

Suku/ Bangsa : Minahasa/ Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Kalawat Jaga V Kecamatan Kalawat

Tanggal MRS : 22 Desember 2018

Cara Datang MRS :Diantar oleh keluarga

Tanggal Pemeriksaan : 24 Desember 2018 dan 28 desember 2018

Tempat Pemeriksaan : RSJ Prof. dr. Ratumbuysang

No. Telepon : 0851 4584 ****

1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Riwayat psikiatri diperoleh melalui :

1. Autoanamnesis dengan pasien Tn. KS di RSJ Prof. V. L. Ratumbuysang

pada tanggal 28 Desember 2018.

2. Alloanamnesis dengan ayah pasien Ny. WP di RSJ Prof. V. L.

Ratumbuysang pada tanggal 28 Desember 2018.

A. KeluhanUtama

Pasien sering merontak-rontak dan gelisah.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien laki-laki umur 17 tahun dibawa orang tuanya ke RSJ. Prof. V. L

Ratumbuysang dengan keluhan merontak-rontak sejak hari minggu pagi.

Menurut pasien, pasien merasakan sakit hati kepada orang tuanya dan takut

dimarah karena orang tuanya tidak mengizinkan pasien mengikuti latihan MMA,

pasien ingin sekali menjadi atlet MMA namun orang tua melarang keras pasien

untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurut orang tua pasien, pasien dilarang

mengikuti kegiatan tersebut karena disana pasien sering mengikuti latihan yang

berat awalnya orang tua mengizinkan karena melihat pasien mengukuti latihan

itu untuk bisa jaga diri, namun karena keinginan pasien yang kuat untuk menjadi

atlet MMA membuat orang tua pasien khawatir karena pasien akan berlatih lebih

keras dan bisa membahayakan dirinya mengingat pasien hanyalah anak tunggal

jadi orang tua pasien lebih berhati-hati dalam memilih olahraga yang pasien

akan ikuti. Namun pasien tetap mengikuti kegiatan tersebut. Pasien juga

mengatakan bahwa orang tuanya menginginkan pasien untuk menjadi seorang

2
pendeta, namun style pasien berbeda, pasien akan menjadi apapun yang pasien

inginkan yang penting pasien bisa menjadi berkat dan menjadi terang dimana

pun pasien berada. Saat ini pasien merasa bahwa didalam dirinya terdapat jiwa

untuk memberontak, tetapi masih bisa di tahan. Ketika pasien marah pasien

sering melemparkan barang-barang yang dia pegang. Dan sering merontak-

rontak sampai merusak barang-barang yang ada di depannya. Pasien sering

merokok untuk memperingan kemarahannya. Menurut Ibu pasien, perubahan

perilaku pasien disadari sejak sabtu malam, pasien diajak tetangganya dan

menurut ibunya pasien diajak minum alkohol. Ketika akan tidur ibu pasien

mengatakan bahwa pasien terlihat gelisah dan tidak bisa tidur sambil bernyanyi

dengan suara keras. Ibu pasien juga mengatakan bahwa hari minggu pagi pasien

lebih gelisah dan terlihat mondar mandir dirumahnya dan mengetuk pintu kamar

orang tuannya sambil berteriak-teriak memanggil untuk ke gereja. Menurut sang

ibu pasien memang sangat aktif di gereja pasien sering mengikuti kegiatan

gereja, entah itu ibadah pemuda, atau ibadah-ibadah lainnya. Pasien hanya

meninggalkan rumah kalau pasien ingin pergi ke ibadah. Setelah pasien dan

orang tuanya sampai di gereja pasien naik ke lantai atas dan memecahkan kaca

di situ. Pasien dilaporkan kepolisi dan polisi membawa pasien ke kantor polisi.

Di kantor polisi, pasien menceritakan bahwa dia kecewa kepada orang tuanya

karena tidak mengizinkan pasien untuk mengikuti MMA. Pasien kembali

dipulangkan ke rumah, dirumah pasien masih merontak-rontak bahkan merusak

spion mobil, pasien masih merasa sakit hati dan kecewa karena tidak dapat

mengikuti MMA. Ketika pasien dibawa ke RSJ. Prof. V. L Ratumbuysang

3
pasien merontak-rontak dan tidak mau dibawah ke RSJ. Pasien juga mengatakan

kalau pasien sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang

tuanya. Menurut pasien, orang tuanya tidak selalu memperhatikan pasien, orang

tua pasien selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Pasien mengatakan orang tua

pasien selalu memberikan semua yang pasien butuhkan seperti mobil, motor,

barang-barang lain, tapi itu semua tidak cukup. Pasien membutuhkan kasih

sayang dan perhatian dari kedua orang tua. . Pasien, sangat senang mengikuti

kegiatan MMA karena menurut pasien di tempat pasien latihan, pasien

menemukan kepedulian dan kasih sayang dari teman-teman yang pasien tidak

dapatkan dirumah. Menurut orang tua pasien, pasien sering mengeluhkan kepada

oang tua untuk tetap tinggal dirumah menemani pasien, namun karena sibuk

bekerja jadi orang tua pasien tidak dapat menemani pasien. Ibu pasien berkata

bahwa mereka membiarkan pasien untuk bergaul, dan menikmati pergaulan

pasien. Yang penting pasien pergi ke sekolah atau mengikuti kegiatan yang

positif orang tua selalu mendukung. Orang tua pasien menyadari kesalahan

mereka karena sering membiarkan pasien mencari pergaulan-pergaulan yang

ternyata dapat merusak pikiran dari pasien.

Sejak beberapa bulan terakhir pasien mendengar suara-suara yang

menguatkan pasien untuk tetap semangat. Pasien mengenali suara itu, pasien

berkata suara itu seperti sura seorang pria. Pasien terkadang bercerita dan terus

ingin mendengar suara itu. Suara itu sering berkata “dimanapun kamu berada,

aku akan tetap bersamamu”. Beberapa hari terakhir pasien mengeluh sulit untuk

tidur, karena pasien menganggap kalau dia tidur pasti akan meninggal jadi

4
pasien tidak tertidur selama kurang lebih 3 hari. Walaupun mengantuk pasien

tetap berusaha untuk bangun Namun sekarang pasien mengatakan kalau suara

yang sering dia dengar berkata untuk tetap tidur dan tidak Tuhan tidak akan

mengambil nyawa pasien.

Pasien pernah berobat ke dokter spesialis jiwa saat pertama kali keluhan

dirasakan. Pasien rutin minum obat, pasien lupa obat yang di minum apa saja.

Menurut orang tua, obat pasien belum habis, dan masih sementara minum obat

pasien sudah diajak untuk minum alkohol, sehingga keluhannya muncul

kembali.

A. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

Pasien mengalami gangguan kejiawaan sejak bulan november tahun 2018.

2. Riwayat Gangguan Medis Umum

Pasien tidak pernah menderita kondisi medis tertentu. Ibu pasien

mengatakan sejak kecil pasien termasuk orang yang jarang sakit dan

tidak pernah dirawat dirumah sakit

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien mengatakan dia tidak pernah menggunakan obat-obatan selain

yang diberikan dokter. Saat ditanyakan tentang merokok dan minum

minuman beralkohol pasien mengatakan bahwa ia sering merokok dan

terkadang mengkonsumsi alkohol, setelah dikonfirmasi juga pada orang tua

pasien, orang tua pasien membenarkan hal itu. Untuk riwayat penggunaan

5
narkoba pasien mengatakan bahwa ia juga tidak menggunakan narkoba

maupun obat – obatan lainnya.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

A. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan anak tunggal. Selama masa kehamilan kondisi

kesehatan fisik dan mental ibu pasien baik baik saja tidak mengalami kesulitan.

Pasien dilahirkan secara normal dan ditolong oleh dokter di puskesmas. Pasien

saat lahir dalam keadaan normal dan tidak mengalami cacat/ kelainan apapun.

B. Riwayat Masa Kanak Awal (usia 0-3 tahun)

Saat lahir, pasien dibesarkan oleh ibu dan ayah di Maumbi. Pada stadium

oral (0-1 tahun), pasien mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) dan susu formula

lainnya. Pada stadium kepercayaan dasar lawan ketidakpercayaan dasar (0-1

tahun), pasien di rawat oleh ibunya dan pada saat ditinggal sendiri pasien tidak

sering menangis. Pasien hanya menangis jika sudah lama ditinggal oleh orang

tuannya.

Pada stadium otonomi lawan rasa malu-malu usia (1-3 tahun), menurut ibu

pasien, pasien bisa berjalan pada usia 1 tahun dan mulai bisa berbicara pada usia

1 tahun sesuai anak pada umumnya. Lalu ibu pasien mengatakan bahwa yang

mengajarkan pasien berbicara, berjalan, makan, BAB, dan BAK adalah ibu dan

ayah dari pasien. Pasien dapat mengetahui kalau rasa kencing pasien harus ke

toilet. Pada tahap ini, pasien mulai bermain dengan saudara-saudara dan teman-

6
temannya dan pasien adalah orang yang sangat periang dan senang bermain.

Pasien juga termasuk anak yang patuh terhadap orang tuanya.

C. Masa Kanak Pertengahan (usia 4 - 11 tahun)

Stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3 – 5 tahun), menurut ibu

pasien, dia adalah anak yang aktif dan periang, suka bermain dengan teman –

temannya dan saudara-saudaranya. Dan tidak termasuk anak yang nakal.

Stadium industri lawan inferioritas ( usia 6 – 11 tahun) pasien mulai

menempuh pendidikan. Pasien masuk Sekolah Dasar pada usia 5 tahun di

Sekolah Dasar Negeri 6 sarapung. Menurut ayah pasien, pasien merupakan anak

yang pintar. Rajin belajar dan cepat tanggap semua pelajaran sejak kelas 1 SD.

Pasien selalu naik kelas karena pintar disekolah. Tidak terdapat kesulitan dalam

belajar. Pasien juga selalu di manja dituruti semua keinginan pasien karena

pasien merupakan anak tunggal.

D. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Stadium identitas lawan difusi peran (usia 11 – 20 tahun). Pasien berusia

11 tahun saat masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 7

Manado. Dan SMA Pasien mengaku bahwa semasa SMP pasien sangat nakal

sering merokok, minum alkohol. Menurut orang tua pasien sering tergoda oleh

teman-temannya. Pasien merupakan orang yang mudah bergaul dengan teman-

teman pria maupun wanita. Namun kebanyakan teman pria. Dan Pergaulannya

sering berkelompok-kelompok. Pasien juga mengaku memiliki seorang pacar.

7
Pasien melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Manado. Saat ini

pasien meduduki kelas 3 SMA. Pasien rajin ke sekolah, walaupun sedang

dirawat di RSJ, pasien berusaha untuk tetap mengikuti ujian di sekolahnya.

Pasien sangat senang bergaul sampai keluhan pasien kambuh lagi ketika tidak

diizinkan untuk mengikuti MMA.

E. Riwayat Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

Pasien masuk SD N 6 Sarapung pada usia 5 tahun kemudian

melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 7 Manado pada usia 11 tahun dan

melanjutkan SMA di SMA Negeri 1 Manado.

2. Riwayat Pekerjaan

Pasien belum bekerja.

3. Riwayat Psikoseksual

Pasien mengetahui identitas seksualnya sebagai seorang laki-laki

karena ia menyadari bahwa secara biologis dan karakteristik dia adalah

seorang laki-laki. Orientasi seksual pasien baik (menyukai lawan jenis)

pasien mengatakan pernah pacaran sekali.

4. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah.

5. Riwayat Beragama

Pasien dibesarkan dalam lingkup agama Kristen Protestan.

Menurut pasien ia harus ke gereja ketika hari minggu. Pasien sangat aktif

8
dalam kegiatan gereja, bahkan pernah menjadi pelatih banners dan ketika

mengikuti lomba banners mendapatkan juara 1 dalam kegiatan tersebut.

6. Aktivitas sosial

Pasien bergaul dengan teman sekolah, teman di komplek

perumahan dan di gereja.

7. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien pernah dibawah ke kantor polisi karena merusak kaca di gereja.

8. Situasi kehidupan sekarang

Saat ini pasien tinggal dengan keluarganya dirumah. Pasien

tinggal di dalam keluarga yang berstatus sosial menengah ke atas. Rumah

pasien memiliki 2 kamar, 1 kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga

dan dapur, garasi, dan taman. Rumah tersebut milik sendiri. Terdapat 2

orang yang tinggal serumah dengan pasien. Pasien tidur dikamar dengan

sendiri beratapkan seng berdinding beton dan berlantai semen.

DENAH RUMAH PASIEN

GARASI

RUANG
T T KELUARGA

A E RUANG TAMU
M R

A A

N S Kamar Kamar
Tidur Tidur
DAPUR
wc
T AMAN

9
9. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak tunggal. Pasien merupakan anak laki-laki Pasien

memiliki Ayah dan Ibu yang tinggal bersama pasien. Pasien mengatakan

menyayangi kedua orang tuanya. Hubungan pasien dengan kedua orang tua

baik, namun pasien sering merasa sakit hati karena pasien sering dilarang

untuk mengikuti kegiatan MMA yang merupakan hobi dari pasien. Kedua

orang tua pasien merawat pasien dengan baik dan selalu memenuhi

kebutuhan pasien sehingga pasien tidak merasakan kekurangan dalam hal

materi.

SILSILAH KELUARGA / GENOGRAM

Keterangan

: Laki-laki : Pasien

: Perempuan

Faktor Herediter : Tidak ada

F. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya

Pasientidak merasa dirinya sakit. Dan tidak membutuhkan pengobatan

apapun.

G. Persepsi Pasien Terhadap Keluarga

Pasien mengatakan bahwa dirinya menyayangi keluarganya. Pasien

merasa bahwa keluarganya sayang kepadanya dan peduli kepadanya.

10
H. Persepsi Keluarga Terhadap Pasien

Menurut orang tua pasien, mereka sangat menyayangi pasien, sehingga

mereka sangat mengaharapkan kesembuhan untuk anak mereka. Sehingga

orang tua pasien membawa pasien untuk mendapatkan pengobatan. Dan

orang tua pasien sangat menyesali karena mereka tidak selalu mendampingi

pasien ketika pasien membutuhkan mereka. Orang tua pasien hanya sibuk

mencari uang untuk memenuhi kebutuhan pasien.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Gambaran Umum

1. Penampilan

Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 17 tahun, tampak dan

berpenampilan sesuai usia. Kulit pasien putih dan rambut pendek berwarna

hitam. Saat dianamnesis di rumah pasien, keadaan cukup kooperatif, pakaian

pasien memakai kaos rapi, celana jeans pendek, tampak seperti orang normal.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Selama wawancara, pasien sedang duduk dan berbicara seperti biasa.

Pasien terlihat terbuka dalam menjawab pertanyaan. Pasien merespon

pertanyaan dengan kontak mata dan berekspresif. Ada pertanyaan-

pertanyaan yang dijawab pasien dengan bercanda.

3. Sikap pasien terhadap pemeriksa

Pasien kooperatif pada saat menjawab setiap pertanyaan.

11
B. Mood dan Afek

1. Mood : Iritable

2. Afek : Menyempit

3. Kesesuaian : Sesuai

C. Pembicaraan

1. Kualitas : volume sedang, artikulasi jelas, pasien menjawab sesuai

pertanyaan.

2. Kuantitas : pasien berbicara banyak

3. Hendaya berbahasa : pasien fasih berbahasa Manado, tidak ada hendaya

berbahasa.

D. Gangguan Persepsi

Saat anamnesis diketahui bahwa pasien mengalami halusinasi auditorik.

Pasien mendengar ada suara yang sering mengatakan “dimanapun kamu berada,

disitupun aku berada” seperti kata-kata yang menguatkan pasien. Orang tua

pasien tidak mendengarnya namun mereka yakin itu berasal dari Roh Kudus.

E. Proses Pikir

1. Bentuk pikiran : Koheren

Pada saat wawancara berlangsung terlihat pasien menjawab sesuai

dengan pertanyaan, secara keseluruhan pembicaraan dapat dimengerti dengan

baik.

2. Isi pikiran : Waham (-)

12
F. Sensorium dan Kognisi

1. Kewaspadaan dan Tingkat Kesadaran

Keadaan pasien compos mentis. Pasien dapat mengarahkan, mengalihkan

dan memusatkan perhatiannya.

2. Orientasi

 Orientasi waktu : Baik. Pasien dapat membedakan pagi, sore dan

malam.

 Orientasi tempat : Baik. Pasien mengetahui dimana pasien saat

diwawancarai.

 Orientasi orang : Baik. Pasien dapat mengenali orang di sekitarnya.

3. Daya ingat

 Jangka panjang : Tidak terganggu. Pasien dapat mengingat tanggal

lahirnya, dan tempat sekolahnya

 Jangka sedang : Tidak terganggu. Pasien dapat mengingat

kejadian sebelum pasien dibawa ke RSJ.

 Jangka pendek : Tidak terganggu. Pasien mengingat kegiatan

yang baru saja ia lakukan.

4. Kemampuan membaca dan menulis : Baik

5. Kemampuan visuospasial : Pasien masih dapat melihat benda-benda

disekitar tanpa menggunakan alat bantu seperti kacamata

6. Kemampuan menolong diri sendiri

13
Pasien sebelum gangguan dapat melakukan aktivitas sehari-harinya

sendiri Namun, semenjak di sakit pasien harus dibantu untuk makan dan

minum

7. Pengendalian impuls

Pasien mengikuti wawancara dalam waktu yang cukup lama dengan

duduk tenang.

G. Pertimbangan dan Tilikan

a. Daya nilai sosial : Baik. Ketika ada yang datang pasieng langsung menyapa

dan memberi salam

b. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengerti dan memahami bila ada yang

mengganggunya, ia harus berlari dan mencari pertolongan.

c. Tilikan : Derajat tilikan 1, dimana pasien tidak menyadari bahwa dirinya

sakit.

H. Taraf Dapat Dipercaya

Secara keseluruhan ada yang bisa dipercaya ada juga kata – kata pasien

yang harus ditanyakan kepada keluarga.

V. PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGI

A. Status Interna

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : TD : 120/90 mmHg N : 98 x/menit

R : 20 x/menit S : 36,0 C

14
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Toraks : Jantung : SI-SII regular normal, bising (-)

Paru : suara pernapasan vesikuler, ronki -/-,

Wheezing -/-

Abdomen : Datar, lemas, nyeri epigastrium (-), hepar

dan lien tidak teraba, bising usus normal

Ekstremitas : Hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada

B. Status Neurologi

1. GCS : E4M6V5

2. Mata : Gerakan normal, searah, pupil bulat, isokor, reflex

Cahaya (+/+)

3. Pemeriksaan nervus kranialis

 Nervus olfaktorius (N.I): tidak dilakukan evaluasi.

 Nervus optikus (N.II): tidak dilakukan evaluasi.

 Nervus okulomotoris (N.III), nervus troklearis (N.IV), dan nervus

abducens (N.IV): selama wawancara berlangsung diamati bahwa

pasien memiliki gerakan bola mata yang normal (pasien mampu

melirikkan bola matanya ke kiri dan ke kanan).

 Nervus trigeminus (N.V): selama wawancara berlangsung terlihat

wajah pasien simetris.

 Nervis facialis (N.VII): selama wawancara berlangsung terlihat

sesekali pasien mengangkat alis matanya.

15
 Nervus vestibulokoklearis (N.VIII): selama wawancara

berlangsung, pasien mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal.

 Nervus glossofaringeus (N.IX): tidak dilakukan evaluasi.

 Nervus vagus (N.X): tidak dilakukan evaluasi.

 Nervus aksesorius (N.XI): selama wawancara pasien dapat

menggerakkan kepala ke kanan dan kiri, hal ini menandakan nervus

aksesorius dalam keadaan normal.

 Nervus hipoglosus (N.XII): tidak dilakukan evaluasi.

Ekstrapiramidal sindrom: tidak ditemukan ada gejala

ekstrapiramidal. (tremor, akatisia, bradikinesia, rigiditas).

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Berdasarkan hasil autoanamnesis dan alloanamensis didapatkan bahwa

pasien perempuan berumur 17 tahun, belum menikah, suku Minahasa, agama

Krister Protestan, sekarang tinggal di desa Kalawat, kecamatan Kalawat

Kabupaten Minahasa Utara dan belum bekerja. Pasien dibawa ke RSJ dr. V. L.

Ratumbuysang oleh keluarga pasien karena pasien memberontak, gelisah, dan

menghancurkan barang yang digenggam ataupun yang ada didepannya. Pasien

juga sering tidak bisa tidur pada malam hari.

Keluhan memberontak muncul ketika pasien tidak diizinkan orang

tuanya untuk mengikuti kegiatan MMA dan saat pasien diajak tetangganya

untuk minum alkohol. Ketika kembali ke rumah, pasien terlihat gelisah dan sulit

tidur, mondar-mandir dan mulai bernyanyi dengan nada keras. Pada pagi hari

16
saat pergi ke gereja pasien memecahkan kaca sehingga pasien di bawa ke kantor

polisi. Sesampai dirumah pasien terus memberontak sehingga merusak kaca

spion mobil. Pasien tidak dapat ditenangkan.

Pasien juga mengatakan pernah bahwa pasien mendenga suara seorang

laki-laki berkata dimanapun kamu berada disitu aku bersama-sama dengan mu..

Pasien juga sering marah-marah dan memberontak ketika mengingat orang

tuanya yang tidak mengizinkan pasien untuk mengikuti kegiatan MMA.

Pasien senang untuk bersosialisasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan

diluar rumah dari pada menyendiri di kamar. Pasien aktif dalam mengikuti

kegiatan gereja seperti ibadah dan latihan banner, pasien merupakan pelatih

banners walaupun masih muda. Pasien dikenal dengan anak yang mudah bergaul

dan taat beragama.

Saat ini pasien tinggal di rumah bersama ayah dan ibu pasien. Pasien

merupakan anak tunggal, sehingga dirumah hanya bertiga dengan ayah ibu

pasien.

Pasien merupakan seorang laki-laki berpenampilan tampak sesuai usia.

Kulit pasien sawo matang dan berambut hitam. Saat di anamnesis keadaan

pasien cukup kooperatif, pasien memakai kaos warna hitam dan celana pendek

jeans, tampak seperti orang normal. Pasien melakukan kontak mata saat di

wawancarai. Saat ditanyakan pasien menjawab pertanyaan dengan baik. Pasien

menjawab dengan volume sedang dan artikulasi yang jelas.

Saat wawancara berlangsung, arus pikir pasien yaitu koheren dimana

pasien dapat menjawab sesuai pertanyaan. Pada pasien dapat dinilai mood

17
pasien iritabel serta afek menyempit. Dari pertimbangan tilikan terhadap

penyakit yaitu termasuk derajat tilikan satu, dimana tidak menyadari bahwa

dirinya sakit.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Diagnosis pada pasien ini diformulasikan dalam diagnostik multiaksial

menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V (DSM V).

 Aksis I : Berdasarkan anamnesis pada pasien didapatkan pasien

memberontak, gelisah dan menghancurkan barang-barang yang ada

digenggaman atau didepannya. Keluhan seperti ini sudah dialami pasien

sejak 2 minggu yang lalu. Selain itu juga, pada pasien didapatkan ada

halusinasi auditorik, pasien mendengar ada bisikan-bisikan yang

mengatakan dimanapun kamu berada aku pun berada bersama-sama

denganmu.

 Aksis II : Tidak dapat dievaluasi, ciri kepribadian belum terbentuk

dikarenakan pasien masih berumur dibawah 18 tahun.

 Aksis III : Pasien dalam keadaan sehat. Tidak memiliki riwayat sakit

apapun.

 Aksis IV : Masalah berkaitan dengan primary support group (keluarga)

dimana pasien mengatakan jika ia sakit hati pada orang tuanya khususnya

ayahnya karena melarang pasien untuk mengikuti kegiatan MMA. Pasien

juga merasa kecewa karena kedua orang tuanya kurang memberikan

perhatian kepada pasien. Padahal pasien hanya membutuhkan kasih sayang

18
yang lebih dan perhatian dari kedua orang tuanya. Dan pasien mendapatkan

perhatian itu ketika pasien mengikuti kegiatan MMA

 Aksis V : Global Assasment of Functioning (GAF) scale:

Current 80-71, Gejala sementara, dapat diatasi, disabilitas ringan dalam

sosial, pekerjaan, sekolah dan lainnya

HLPY 100-91, Gejala tidak ada, fungsi maksimal dan tidak ada masalah

yang terganggu.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Psikotik akut

Aksis II : Ciri kepribadian belum terbentuk

Aksis III : Tidak ditemukan kelainan medis

Aksis IV : Masalah berkaitan dengan primary support group (keluarga).

Aksis V : GAF scale:

Current 80-71

HLPY 100-91

IX. TERAPI

A. Psikofarmaka

 Risperidone 2 mg 2 x 1/2 tablet per hari

 Trihexyphenidyl 2 mg 2 x 1/2 tablet per hari

 Lorazepam 2 mg 0 – 0 – 1/2 tablet per hari

19
B. Psikoedukasi

1. Terhadap pasien:

 Memberikan informasi kepada pasien mengenai gangguan yang

dialami sehingga pasien dapat memahami akan penyakit yang

dialaminya

 Menjelaskan pada pasien tentang pengobatan yang akan diberikan,

efek samping yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan

keteraturan minum obat.

 Memberikan dukungan kepada pasien untuk menjalani pengobatan

serta mendukung pasien dalam perbaikan.

2. Terhadap keluarga

 Menjelaskan kepada keluarga pasien terhadap pengertian serta

perjalanan penyakit pasien sehingga keluarga dapat memahami

kondisi pasien

 Menjelaskan kepada keluarga mengenai pengobatan, efek samping

serta keteraturan dalam meminum obat

 Meminta keluarga untuk memberikan dukungan serta motivasi

kepada pasien

X. PROGNOSIS

A. Ad vitam : dubia ad bonam

B. Ad fungsionam : dubia ad bonam

C. Ad sanationam : dubia ad bonam

20
XI. DISKUSI

A. Diagnosis

Ganguan psikotik singkat/akut (brief psychotic disorder) merupakan

suatu sindrom psikotik akut dan transien. Gangguan berlangsung dari 1

hari sampai 1 bulan, dan gejala dapat menyerupai skizofrenia (contoh

waham dan halusinasi). Selain itu, respons terhadap stresor psikososial

berat atau sekelompok stresor. Karena sifat gangguan yang berbeda-beda

dan tidak stabil, kadang-kadang sulit menegakkan diagnosis dalam praktik

klinis.1

Penyebab gangguan psikotik singkat tidak diketahui. Pasien yang

menderita gangguan kepribadian mungkin mempunyai kerentanan biologis

atau psikologis mengalami gejala psikotik, terutama mereka dengan

kualitas borderline, schizoid, skizotipal, atau paranoid. Beberapa pasien

gangguan psikotik singkat mempunyai riwayat keluarga skizofrenia atau

gangguan mood tetapi tidak bersifat konklusif.1

Berdasarkan DSM V, kriteria diagnosis Gangguan Psikotik Singkat

antara lain2:

A. Terdapat satu atau lebih gejala di bawah ini. Setidaknya salah satu dari

gejala (1), (2), atau (3):

1. Waham

2. Halusinasi

3. Bicara yang tidak terorganisasi (misalnya frequent derailment atau

inkoherensi

21
4. Perilaku tidak terorganisir dan katatonik

B. Durasi episode gangguan setidaknya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan,

dengan akhirnya kembali penuh ke tingkat fungsi sebelum sakit.

C. Gangguan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan depresi mayor atau

bipolar dengan ciri psikotik atau gangguan psikotik lainnya seperti

skizofrenia atau katatonia, dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis

suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat) atau kondisi medis lainnya.

Dari autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status mental

yang dilakukan, serta berdasarkan pada kriteria diagnostic DSM V,

didapatkan bahwa pasien mengalami gangguan psikotik akut. Gejala yang

ditemukan berupa perilaku tidak terorganisi, serta halusinasi auditorik dan

yang telah berlangsung selama 2 minggu. Gejala tidak disebabkan oleh

gangguan psikotik lainnya, tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat

atau kondisi medis lainnya.

B. Ciri Kepribadian

Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan

karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang

biasa. Sifatnya stabil dan dapat diramalkan. Ciri kepribadian lebih bersifat

fleksibel dan gambaran klinisnya tidak memenuhi kriteria atau pedoman

diagnostic, bersifat lebih ringan dari gangguan kepribadian. Gangguan

kepribadian adalah ciri kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptive yang

menyebabkan disfungsi yang bermakna atau penderitaan subjektif. Orang

dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi terhadap

22
lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel

dan bersifat maladaptif.1,4

Berdasarkan anamnesis, ciri kepribadian yang terdapat pada pasien

mengarah pada ciri kepribadian anankastik. Pasien sangat sesuai dengan

aturan. Pasien akan pergi ke kegiatan tepat waktu, dan tidak mau terlambat.

Pasien juga sering teliti terhadap hal-hal yang kecil. Saat pasien minum obat

juga, pasien harus minum obat sesuai dengan jam jadwal minum obat. Ketika

tidak sesuai jam, pasien akan menegur dan segera meminta obat untuk di

minum. Sangat ketat terhadap aturan yang dibuat pasien. Memperhatikan

jadwal kegiatan yang akan dia ikuti hari itu. Sangat keras kepala apabila tidak

sesuai dengan apa yang dia inginkan. Harus sempurna dalam melakukan

semua hal, khususnya saat melatih banners.

C. Rencana Terapi

Pengobatan gangguan psikotik singkat adalah obat-obat antipsikotik dan

ansiolitik. Bila obat antipsikotik yang dipilih, obat antipsikotik potensi tinggi

seperti haloperidol atau risperidone dapat digunakan. Sebagai alternative,

ansiolitik seperti benzodiazepine dapat digunakan pada pengobatan psikosis

jangka pendek. Obat-obat tersebut dapat efektif untuk waktu singkat dan

disertai efek samping yang lebih sedikit daripada obat antipsikotik. Pada

kasus jarang, benzodiazepine menyebabkan peningkatan agitasi dan yang

lebih jarang, bangkitan kejang akibat keadaan putus zat.1

Haloperidol memiliki sediaan tablet 2-5 mg dengan jumlah dosis yang

dianjurkan adalah 5-20 mg per hari.4

23
Bila terjadi efek samping sindroma ekstrapiramidal, misalnya

distonia akut, akathisia atau parkinsonisme, terlebih dahulu dilakukan

penurunan dosis. Bila tidak dapat ditanggulangi, diberikan obat-obat

antikolinergik, misalnya triheksifenidil, benztropin, sulfas atropin, atau

difenhidramin injeksi IM atau IV. Obat yang paling sering digunakan

adalah triheksifenidil dengan dosis 3 kali 2 mg per hari. Bila tetap tidak

berhasil mengatasi efek samping tersebut disarankan untuk mengganti jenis

antipsikotika yang digunakan ke golongan APG-II yang lebih sedikit

kemungkinannya mengakibatkan efek samping ekstrapiramidal.5

Pada pasien ini hanya digunakan antipsikotik atipikal yaitu

Risperidone, mekanisme kerja obat anti-psikosis atipikal adalah berafinitas

terhadap Dopamine D2 Receptors juga terhadap Serotonin 5 HT2

Receptors (serotonin-dopamine antagonists), sehingga efektif untuk gejala

negatif. 4 Pada pasien ini ditemukan gejala negative yaitu perilaku kacau.

24
XII. KESIMPULAN

A. Pasien didiagnosis dengan Psikotik Akut.

B. Terapi pada pasien dengan Psikotik Akut adalah farmakoterapi dan terapi

psikoedukasi.

C. Pasien membutuhkan dukungan keluarga dan lingkungan untuk

keberhasilan terapi, baik dari segi materi, waktu, dan terutama motivasi

untuk pasien.

XIII. WAWANCARA PSIKIATRI

Wawancara dilakukan bersama pasien dan orang tua pasien pada tanggal

28 Desember 2018 di RSJ Ratumbuysang dan pada tanggal 29 Desember 2018

di rumah pasien di Perum Pemda Kalawat, Kecamatan kalawat.

Keterangan :

J : Junifer

K : Pasien (KS)

M : Mama

P : Papa

J : Selamat siang

K : siang

J : deng sapa dang ini ?

K : krisna siar

J : deng sapa ?

25
K : Krisna Siar

J : oh krisna siar, umur berapa dang krisna ?

K :17 tahun

J : sekarang kelas berapa ?

K : kelas 3 SMA

J : oh, kelas 3 SMA, krisna skrg ada ..

K : how about we talking in english saja ?

J : apa ?

K : Talk english, supaya nda hosa.

J : bacerita biasa jo, pake bahasa manado.

M : bacerita biasa jo ade.

J : jadi memang orang manado asli ?

K : io, asli manado.

J : tinggal dimana dang ?

K : Perum pemda maumbi.

J : dimana ?

K : Perum pemda maumbi.

J : oh, perum pemda, jadi krisna datang kesini karena apa dang ?

K : Kangen.

J : Kangen ? hahaha . Krisna ada rasa-rasa apa dang ?

K : Ada rasa khawatir

J : Krisna boleh cerita nda sedikit krisna pe...

26
K : okay first, i read a bible and in the bible i write something like that. And then

my , my munah. I

J : bacerita biasa jo, bacerita bahasa manado

K : nda bisa qt hosa.

M : pelan-pelan kakak ba cerita

J : Jadi datang kesini karena kiapa dang?

K : Kangen .

J : kangen apa?

K : kangen depe suasana rumah sakit.

J : krisna da rasa apa dang? Raso tako-tako ? ato apa .

K : rasa tako-tako.

J : So dari kapan krisna da rasa tako-tako?

K: so dari pertama maso disini.

J : Pertama kali maso disini kapan ?

K : doh, so lupa

J : kong, terus krisna ada dengar sesuatu nda ? ato ada bisikan-bisikan begitu

yang krisna dengar ?

K : ada.

J : krisna dapa bedakan nda itu suara cewe ato suara cowo?

K : dapa bedakan

J : terus suara apa yang krisna dengar ?

K : suara cowo.

J : kong itu suara ba bilang apa pa krisna ?

27
K : kemanapun kamu pergi aku akan beserta engkau.

J : jadi, krisna ada dengar itu suara-suara itu so berapa lama?

K : ada maksud .

J : nda papa, so berapa lama krisna.

K : semenjak, maksudnya apa ee.

J : so dari kapan krisna ada dengar suara-suara begitu ? so dari kapan ? so berapa

tahun ?

K : sejak pertama kali iko MMA.

J : pertama kali iko MMA ? oh, okay. Terus apa leh krisna ada rasa ? selain ba

ba dengar begitu, ada dengar sesuatu ?

K : saki hati kwa kita.

J : saki hati kiapa ?

K : Saki hati pa papa .

J : Kiapa ? Krisna boleh cerita ?

K : Trauma.

J : Trauma kenapa ?

K : Takut dimarah .

J : Kiapa takut dimarah ? Krisna ada beking apa soh ? buat salah kah ?

K : Nda juga, Karena nda dapa kase iko MMA.

J : oh, okay.

K : tapi God say step by step and then i want to school in psikologi.

J : okay, pengen jadi psikologi dang e. Krisna ada rasa-rasa memberontak?

K : Io, ada rasa memberontak di dalam diri. Mar boleh tahan.

28
J : Kong, misalnya kalo krisna pegang sesuatu, krisna ja lempar ato ?

K : Bahasa Inggris jo, ba cerita bahasa inggris jo dulu.

J : ba cerita bahasa indonesia jo.

K : Dapa lia hosa kwa ka.

J : nda papa, nda hosa.

M : kalo ade ja marah jaba apa ?

K : Ja rasa mati,

M : io, maksudnya kalo ade pegang hp ja lempar kah?

K : io jaba lempar , ma mana tape hp ?

M : mo apa?

K : mana jo ma, oh sudah jo. Nda perlu. Ta nda butuh .

J : Cuma tanya kang dimana hp.

K : Hitam putih

J : Io cocok deng krisna .

M : dia so tau kiapa dia sampe bawa kesini. Dia merontak, dia nimau kwa bawa

disini, makanya dia merontak.

J : Jadi, ibu boleh ceritakan depe kronologis kenapa krisna dibawa kesini ?

M : jadi depe awal kwa dia kan ja iko gym toh , kong dia sering iko, apa de? Itu

kicks begitu. Rupa karate-karate begitu. Itu kicks-kicks begitu.

J : oh, yang di mas topan?

M : Iyo, dia kwa suka skali iko itu MMA itu, mar torang ja larang, dia so tertarik

skali, mar tetap dia latihan qt kase noh, karena qt pikir biar Cuma mo membela

29
diri, jadi nda apa-apa. Mar ini dia so tertarik skali kwa, dia so suka skali jadi

atlet.

J : oh,dia suka skali mo jadi atlet?

M : Io, dia suka skali mo jadi atlet, kong itu resiko skali toh, kalo dia nae ring

ato apa, tako skali. Karena Cuma dia leh sandiri toh. Kong disana kan latihan

keras skali toh, apalagi depe umur kan belum matang. Jadi depe mental deng

depe apa, kong latihan fisik yang berat itu, kong dia mo suka jadi atlet leh

begitu, dia kan masih muda toh baru kwa 17 tahun.

J : kong, sebelumnya pernah begini ? ato baru kali ini ?

M : dia tu bulan lalu da rawat, kong so pulang ulang.

J : oh, sempat dirawat dang dia? Bulan lalu da rawat disini karena apa ?

M : Karena tudia. Depe awal kwa itu.

J : oh, penyakit yang sama dang, dia sering memberontak?

M : iyo, dia merontak-rontak lagi, mar so bae. Yah, dia pi bergaul lagi dengan

depe temang-temang lorong sebelah kong so ta minum akang minuman. Kong

jadi ulang noh sama deng lalu, so mulai gelisah dang, so mondar-mandir, kong

baba menyanyi suara keras. Kong pagi-pagi dia bba teria ba toki dikamar kong

pangge mo pi gereja, sampe di gereja dia nae ke atas kong dia se picah kaca, ada

lapor polisi for setako padia. Mar pas pulang dirumah dia tetap memberontak

sampe spion oto dia se rusak.

J : Oh, jadi begitu. Kira-kira ada faktor yang memperingan krisna gejala?

Misalnya krisna beking sesuatu kek kong itu gejala jadi ba ilang begtiu.

K : Ada .

30
J : bilang jo nda apa-apa.

K : barokok

J : Oh, for mo seilang rasa stres ? Kira-kira ada faktor yang memperberat nda?

Faktor yang beking krisna pe gejala semakin memberat.

K : ada.

J : apa dang ?

K : kalo ja ba inga.

J : inga apa ?

M : ade kalo ja rasa itu gejala-gejala begitu kalo ade ba apa?

K : begini kwa, orang tua suruh kita jadi pendeta, mar kita pe style beda, tpe

style rupa tpe papa. Jadi, dimanapun torang berada kiranya boleh menjadi berkat

for orang laen.

J : oh, kong ?

K : sudah begitu.

J : oh, krisna dang rasa gelisah begitu karena krisna sebenarnya nda suka mo jadi

pendeta begitu? Mar karena orang tua da suruh. Jadi krisna mau apapun itu bisa

jadi terang untuk semua.

K : Io begitu.

J : sekarang ada keluhan-keluhan laeng leh yang krisna rasa ?

K : nda ada, so tenang .

J : so lebeih tenang sekarang kang dari pada sebelum-sebelumnya?

K : io so tenang.

31
J : sebelumnya krisna pernah sakit sakit lain ? rupa sakit malaria kah, ato sakit

sakit lain?

M : nda pernah.

J : Nda pernah dirawat karena sakit lain?

M : io nda pernah dirawat, baru ini noh.

J : Pola makan bagaimana ? makan teratur ? Krisna bagaimana ? makan teratur

atau ?

K : io . teratur

J : ada penurunan berat badan akhir-akhir ini.

K : nda tau, so nda pernah ba timbang.

J : Sebelumnya berapa kilo ?

K : sebelumnya 49 kg.

J : ohh sekarang tetap ?

K : nda tau, dapa lia sih nda turun.

J : Napsu makan bagaimana?

K : biasa.

J : kalau pola tidur dang bagaimana? Susah tidor kah ?

M : adoh itu susah susah susah susah skali mo tidor. Biar so menganto dia

berusaha bangun. Karena kalo sampe dia mo tidor dia rasa dia somo mati.

K : sudah, so nda.

J : so nda apa ?

K : taso tanya pa dia, dia bilang nda mo ambe. Ta da tanya pa Tuhan. Dia so

bilang langsung pa kita.

32
J : oh, jadi ada suara bilang pa Krisna kalo so nda mo ambe?

K : io, nda mo ambe.

J : nahh....

K : jadi ini khusus materi orang yang makan babi ?

J : hah ? nyanda. Maksudnya materi apa ini.

K : ka da ba cerita ini khusus materi orang yang ja makang babi?

J : Nyanda, Cuma da tanya-tanya biasa noh pa krisna. Apa yang krisna rasa

skarang.

K : I told you how dou you talk.

J : Jadi sekarang torang lanjut. Krisna pernah nda pake zat-zat begitu.

K : No.

J : Kalo ba minum dang?

K : no.

J : ba minum nda pernah? Tadi mama bilang ada ta bergaul sadiki.

K : Casanova.

J : kalo merokok, io kang? Kalo minum kopi?

M : nda selalu, Cuma kalo dia suka minum baru minum, mar nda selalu.

J : Oh, okay.

Krisna anak ke berapa ?

K : Sendiri.

J : oh, Cuma anak sendiri. Jadi, ibu waktu ada hamil pa dia ada mangidang apa ?

M : biasa-biasa.

J : oh, biasa aman-aman dang.

33
M : io rupa orang normal noh biasa.

K : Skarang mangidang gohu.

J : oh, krisna so mangidang gohu skrang.

Ibu, krisna lahir normal ?

M : io normal.

J : di rumah sakit atau

M : dipuskesmas

J : di tolong siapa?

M : dokter.

K : Ka, buka jo dulu nga pe kacamata.

M : pake jo ade pe kacamata.

K : nyanda, percaya pa kita. Buka jo dulu.

J : torang sekalr dulu dang ba tanya-tanya.

Okay, ibu krisna memang dari kecil dibesarkan oleh ibu deng bapak kang?

Terus krisna pe kepribadian waktu kecil bagaimana ?

M : dia kwa dulu superaktif skali, sama dengan orang bilang so nda mo ta

badiam dia. Super aktif skali

J : dia minum susu formula ato ASI ?

M : minum susu, kebanyakan minum susu, karena kita kan kerja.

J : oh, okay. Jadi dia bagaimana waktu misalnya ibu keluar terus setinggal pa

dia. Dia bagaimana menangis kah atau bagaimana?

M : ada noh, kalo so talalu lama setinggal dia mo menangis.

34
J : oh, terus krisna suka bermain-bermain? Mar dia patuh toh kalo ibu ja ba

bilang pa dia.

M : duh, dia dengar-dengaran skali. Mar karna ini, lengkali dia so nda bisa

sekendalikan depe emosi, so ja marah-marah.

J : umur berapa dia so mulai berjalan?

M : Umur 1 tahun

J : kalo dia ke toilet sendiri, so tau untuk ke toilet sendiri umur berapa?

M : yah, sekitar 1 tahun lebih.

J : oh, 1 tahun lebih kang. Terus dia kalo melakukan sesuatu yang salah dia ada

rasa bersalah nda? Kalau dia se jatuh barang kah atau apa ?

M : ada noh,

J : ada kang depe rasa bersalah, rupa minta maaf kalo ada se jatuh barang.

M : io, ada . begitu noh dia.

J : dia suka bermain deng sudara? Dia ada sepupu ?

M : io ada, bermain biasa noh dia deng depe sepupu-sepupu.

J : suka bermain kang. Dia pe sifat waktu masih kecil itu bagaimana? Nakal

biasa atau nakal yang suka memberontak?

M : nyanda, dia memang superaktif noh. Adoh nda berenti depe bermain, super

aktif skali dia. Tanya pa dia.

J : dia Sd di mana ?

M : dimana de SD?

K : SD 6.

J : SD 6 dimana?

35
M : di sarapung.

J : oh, SD 6 sarapung? Umur berapa dia masuk SD ?

M : umur 5 tahun.

J : terus selama dia sekolah, naik kelas atau ?

M : io, biasa-biasa noh dia.

J : ohh, suka belajar dang ? Krisna suka belajar?

K : suka .

J : suka membaca leh dang kang?

K : io suka membaca.

J : berarti ja juara kang di sekolah. Juara berapa krisna?

P : kelas satu jo dia so lancar skali ba baca .

J : oh, memang pintar kang?

Berarti nda ada kesulitan apapun. Krisna ja dapa manja di rumah?

Mama deng papa slalu j iko akang krisna pe mau?

K : Dong pikir, kalo dorang so kase motor, oto, apa semua tpe keinginan

terpenuhi. Padahal nda.

J : Apa dang yang krisna suka?

K : Kasih sayang.

J : asik. Hehehe. Dia kata butuh kasih sayang. Berarti papa deng mama memang

sayang noh.

K : io.

J : SMP dimana dang krisna?

K : SMP 7. Nakal.

36
J :waktu SMP nakal?

K : io, nakal skali.

J : nakalnya itu bagaimana?

K : Ba rokok, ba minum. Mar sudah skarang kita so stop. So se brenti.

M : ja tergoda kang pa teman kang ?

J : io, ja tergoda kang. Berarti pergaulan gampang kang? Banyak teman ?

P : oh, dia kalo bergaul gampang, supel sklai depe orang

J : oh, jadi banyak temang kang. SMP krisna ada cewe?

K : ada.

J : berapa krisna pe cewe?

K : satu .

J : oh, satu. Sekarang masih SMA kang? Sma kelas 3 .

Eee, apa namanya. Sering iko kegiatan gereja krisna ?

M : suka skali semua kegaiatan dia ja iko. Kegiatan gereja,

P : pokoknya dia ja keluar rumah Cuma ja iko kegiatan gereja ati nda pi skolah.

J : jadi ibu tinggal dirumah memang punya sendiri kang ?

M : io,

J : Krisna sering tinggal dirumah ato ja keluar-keluar ?

K : keluar – keluar.

M : yah pokoknya torang keluar dia ja tinggal dirumah. Nanti klo ada kegiatan

baru dia keluar.

P : dia kwa bukang mo bilang apa, dia aktif sakli dia. Masih muda pelatih

banners dia. Baru baru ini ja beking kegiatan dia juara satu.

37
M : mar yah dia so jadi begini kwa karna tu hari sabtu itu noh.

J : krisna, jago skali kote ini. Berbakat dang?

P : dia kwa jago skali depe hobi di musik. Dia tau main gitar, luar biasa dia kalo

main gitar.

J : krisna, berbakat sklai kote ini. Berdiri dulu dang mo tanya-tanya. Krisna pe

hobi apa soh ?

K : many things

J : ha ? main apa ?

K : many things.

J : apa dang coba perinci dang klo banyak apa-apa dang?

K : bola kaki, voli, semua tpe hobi.

P : Cuma dia paling mendalami di gitar.

K : iyo, punya karunia. Ka punya karunia ?

J : Iyo, semua punya karunia. Krisna suka makan apa dang, eh . bsuka bermain

gitar?

K : suka .

J : oh, okay. Menurut krisna, skarang krisna lagi sakit ato ?

K : nda sakit.

J : perlu diobati nda, maksudnya bagaimana nehh. Jadi krisna rasa krisna nda

sakit dang skrang ?

K : nyanda.

P : dia kwa pe orang pang ba simpang.

J : krisna kalo kwa ada sesuatu ja cerita kwa.

38
P : kadangkala dia kalo marah pa kita dia simpang mar ada kalanya dia bilang

noh.

J : cerita kwa krisna kalo ada apa-apa cerita.

K : io ja cerita

J : okay. Menurut krisna, krisna pe mama dan papa perhatian nda pa krisna.

K : perhatian

J : sayang nda pa krisna ?

K : sayang.

J : menurut krisna, dari mama dan papa suka nda krisna untuk bae ?

K :suka. Supaya jadi sama deng stephan ...

J : ha? Bagemana ?

P : dia kwa suka jadi pendeta. Itu pendeta.

J : ohh,

M : dia kwa ta putar dia bilang torang pe suka dia mo jadi pendeta, padahal depe

mau sendiri, mar karna dia so bertolak belakang dengan tu mo jadi atlet

makanya dia so iko ini, iko sana, karna dia bingo dia mo pilih mana. Jadi rupa

ada tekanan

J : ohh, jadi krisnape mau sendiri kote kang mo jadi pendeta ? bukang papa

K : io.

P : deng kita kalo boleh tambah, dia kwa masih kecili mar depe kelakuan sama

deng orang dewasa di atas pa dia. Dia yang harusnya masih waktu ba manja-

manja, mar karena so bergaul deng orang besar, dia kewati itu samua. So talalu

diatas, dia pikir dia so besar rupa dorang

39
M : itu mo jadi pendeta itu depe mau sendiri, kong karena dia so iko deng depe

pergaulan itu

P : iyo dia so riki bersaksi

M : dia leh so rasa nyaman di sana karena dia bilang Cuma di sana kata dia

boleh dapa perhatian, yah torang leh nda bisa mo sesalah pa depe temang-

temang disana

P : depe umur masih rupa anak-anak mar depe pikiran so jauh skali. Ba paksa

skali, depe pergaulan dang nda sama deng depe umur, nda sebaya deng dia.

J : ohh, menurut bapak deng ibu, krisna ini bagaimana, ibu deng bapak suka nda

krisna untuk sembuh, ibu deng bapak pe harapan for krisna bagaimana?

M : sangat mengaharapkan untuk sembuh.

J : jadi musti kasih perhatian khusus , kasih perhatian lebih untuk krisna.

P : torang kwa so nda ja lia bae-bae pa dia, yang penting tong tau tong se skolah

dia pi skolah, biar mo pulang jam berapa tong so nda tau. Deng torang nda

pernah larang dia mo pulang jam berapa.

J : jadi depe apa lebih bebas, orang tua pe didikan pa dia lebih ke bebas begitu

kang?

M : io, torang membebaskan dia noh, karena torang percaya leh kwa pa dia,

apalagi dia aktif skali ja iko kegiatan toh. Ja iko ibadah, jadi torang nda pernah

terbayangkan dia mo apa kek. Karna tong tau jo dia aktif di ibadah.

P : tong pe tau jo dia cma dirumah kong ibadah, rumah ibadah jadin nda ja ta

pikir mo bergaul kesan kamari.

40
M : kan memang dia perubahan skali pas dia iko tu Mma iko, dia berubah skali,

depe keinginan skali mo jadi begitu.

P : deng katu dia ja bilang kalo Cuma disitu dong ja perhatian skali pa dia.

J : io kang, krisna kwa suka mo dapa perhatian. Butuh perhatian makanya tadi

dia bilang dia Cuma butuh kasih sayang deng perhatian.

P : io, di bilang dia dapa perhatian.kata disana.

J : io, makanya tadi pas da tanya-tanya krisna bilang dong kira biar so kase oto

deng moto tetap kita mo bahagia. Kita Cuma butuh kasih sayang.

P : io, itu yang dia bilang terus.

J : okay krisna, skarang so musti lebeh terbuka neh. Kalo apa-apa ja cerita pa

mama deng papa neh.

K : ioo, mo terbuka.

J : kong krisna kalo mo tidor, tidor jo, nyanda mo jadi apa-apa kwa itu. Berdoa

noh sebelum tidor toh krisna. Nyanda mo jadi apa-apa kwa itu.

M : dia pe temang-temang bilang dia skarang so beda kalo ja lia dulu deng

skarang. Beda jauh skali. Biasa kan cma bediam-bediam. Sekarnang so cerewet.

P : makanya pas dia maso, dorang smeua heran .

J : dia waktu kecil aktif mar sekarang leh lebih suka bergaul mar depe orang

tertutup, apa- apa dia simpan sendiri.

P : io begitu, ada satu leh yang torang lupa. Torang sebenarnya mo

memperhatikan pa dia, mar komang dia so ja bilang, tenang kwa papa deng

mama krisna mo jaga terus papa deng mama. Bayangkan jo, umur masih begini

41
mar dia so jaba pikir begitu. Baru umur 17 so ba pikir begitu, tamo se bahagia

kwa pa mama deng papa. Itu semua yang dia ja bilang.

J : krisna, sudah

P : de, ja tidor de kalo manganto neh. Jang ja tahang

J ; io krisna, musti ja tidor neh. Kong kalo marah jangan ja luapkan emosi cerita

jo pa mama deng papa, supayah nda jadi ba lebeh-lebeh neh krisna . boleh ?

K : okay.

J : okay krisna, makasih neh . terima kasih bapak ibu,

M, P : iya terima kasih juga.

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock V. A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.

EGC; Jakarta.2010.

2. American Psychiatric Association. DSM-5 Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders: Fifth Edition. American Psychiatric Publishing; Washington

DC. 2013.

3. Elvira S, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta. 2013.

4. Maslim R. Pandan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 2014.

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. PT Nuh Jaya; Jakarta.

2014.

5. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Perhimpunan Dokter

Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia; 2011;h.1-80

43
Lampiran

Pasien dengan papa mama

Rumah pasien

44
PETA RUMAH PASIEN

Jl. Manado - Bitung Jl. Manado- bitung

Lorong 1 Cofee K 7
Jl. Perumahan Maumbi

Perumahan Maumbi

Rumah Pasien

Waroeng Cofee K 7

45

Anda mungkin juga menyukai