Oleh :
Gerrit Jefferson Pangemanan
17014101338
Masa KKM : 17 Juni 2019 – 14 Juli 2019
Pembimbing :
dr. L. F. Joyce Kandou, Sp.KJ
Nama : Tn. JW
Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan Kasus pada 21 Juni 2019
Mengetahui,
i
SURAT PERNYATAAN
NRI : 17014101338
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKIZOFRENIA PARANOID”
Oleh :
17014101338
Pembimbing :
iii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN......................................................................................... ii
Prognosis ........................................................................................................ 23
Diskusi ............................................................................................................ 23
Kesimpulan ..................................................................................................... 32
LAMPIRAN ............................................................................................................. 46
iv
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. FW
Umur : 42 tahun
PendidikanTerakhir : SMA
Pekerjaan : Ojek
1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
A. Keluhan Utama
keluarga pasien pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2019. Pasien dibawa dengan
keluhan sering marah-marah tanpa sebab sejak 5 hari sebelum datang ke Rumah
merusakkan barang yang ada dirumah pasien.. Menurut pasien dia kuatir dengan
Saat ini pasien mendengar suara bisikan. Suara bisikan itu didengar sejak 1
tahun yang lalu hingga sekarang. Hampir setiap hari pasien mendengarkan suara
tersebut dan suara yang didengar adalah suara seorang laki-laki yang sedang
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pembesar, lebih hebat
dari orang lain sehingga semua orang segan terhadap dirinya. Nafsu makan
menurun sejak gejala mulai dirasakan dan pasien merasa berat badan menurun.
Pasien mengeluh sulit untuk tidur dan sering terbangun karena pikiran ketakutan.
Pasien biasanya tertidur pukul 20.00 WITA atau 21.00 WITA namun pasien saat
2
ini sering tertidur sekitar pukul 24.00 WITA. Pasien pernah terbangun berteriak
pada tengah malam karena mendengar suara-suara yang memanggilnya. Pasien juga
kepadanya dan mengingatkannya pada masalah yang saat ini belum bisa
Menurut keluarga, pasien sering bicara sendiri dan mengulang kata-kata yang
sudah dikatakan sebelumnya. Pasien juga pernah menangis tiba-tiba saat sedang
jalan-jalan bersama keluarganya. Pasien juga pernah terbangun dan berteriak saat
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit, saat ini pasien masih belum bisa
mampu makan, minum, mandi, BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain.
Pasien tidak pernah memeriksakan diri pada dokter jiwa sebelumnya tetapi
pasien mengaku pernah diguna-guna oleh orang pada tahun 2013, sehingga
keluarganya menjadi takut dan memanggil pastor untuk mendoakan pasien dan
keluarganya. Pasien juga mengeluh kepalanya sakit sekali menurut pasien hal
Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, kejang, dan penyakit malaria.
Pasien juga tidak pernah menderita hipertensi, asam urat, DM, dan lain-lain.
3
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah meminum alkohol dan juga merokok.
Pasien juga mengaku bahwa ia suka minum kopi tetapi hanya satu gelas setiap
harinya.
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara kandung. Pasien lahir
dengan persalinan normal. Saat hamil, ibunya tidak memiliki keluhan dan tidak
Saat lahir, pasien dibesarkan oleh ayah dan ibunya. Pada stadium oral (0-1
tahun), pasien mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) dari ibunya. Pada stadium
bersama dengan saudara-saudaranya. Pasien adalah anak yang aktif dan sudah bisa
Pada stadium otonomi lawan rasa malu-malu usia (1-3 tahun), pasien sudah
dapat berdiri dan berjalan. Pasien sudah bisa berbicara pada usia 2 tahun dengan
jelas dan mulai belajar membaca. Pasien tidak diajarkan untuk buang air besar
(BAB) dan buang air kecil (BAK) saat masih kecil oleh orang tuanya.
Pada stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3 – 5 tahun), pasien adalah anak
yang aktif, dan suka bermain dengan saudara-saurdaranya atau bahkan tetangganya.
Pasien sudah lancar membaca pada usia 4 tahun. Pasien bukan termasuk anak yang
4
Pada stadium industri lawan inferioritas (usia 6 – 11 tahun), pasien memulai
Tomohon. Adik pasien mengatakan pasien adalah anak yang rajin dan pintar. Pasien
juga tidak pernah tinggal kelas. Pasien merupakan seorang anak yang manis dan
Stadium identitas lawan difusi peran (usia 11 – 20 tahun). Pasien masuk Sekolah
melanjutkan studi ke jenjang SMA di SMA Kristen Tomohon. Saat SMA pasien
menjadi anak yang pemalu dan merupakan orang yang pendiam namun memiliki
beberapa teman dekat. Saat SMA, pasien beberapa kali berganti pacar.
1. Riwayat pendidikan
sampai SMA pasien merupakan seorang aktif suka bergaul dengan siapa saja,
namun setelah SMA pasien menjadi anak yang pemalu dan banyak
menghabiskan waktu untuk belajar. Pasien merupakan seorang anak yang rajin.
2. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai tukang ojek sejak berusia 20 tahun. Pasien juga pernah
3. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah dengan istrinya Ny. HT pada 10 Agustus 2008. Pasien menikah
dengan istrinya tanpa ada unsur paksaan. Dari hasil pernikahannya dengan sang
5
istri, pasien dikaruniai satu orang anak yang berjenis kelamin laki-laki. Pasien
4. Riwayat beragama
Pasien dibesarkan dalam lingkup agama Kristen Katolik. Pasien pergi ke gereja
setiap minggu dan adalah seorang yang aktif dalam kegiatan ibadah wilayah di
gereja. Namun pasien mengatakan tidak suka terlibat dalam organisasi gereja
karena pasien tidak nyaman dan tidak mempunyai teman dekat di lingkungan
gereja.
5. Aktivitas sosial
Pasien agak sulit bergaul dengan rekan-rekan kerjanya karena dirinya terlalu
pemalu. Meskipun begitu pasien tetap bisa memiliki beberapa teman dekat.
Saat ini pasien tinggal di rumah yang terletak di Kelurahan Matani I Lingkungan
II Tomohon Tengah. Pasien tinggal bersama istri dan anak pasien. Anak pasien
saat ini masih berumur 11 tahun. Rumah yang ditempati pasien bersama
6
DENAH RUMAH PASIEN
Kamar
Kamar Tidur Mandi
Kamar Tidur
Ruang Tamu
8. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak keuda dari empat orang bersaudara. Pasien memiliki 3 orang
saudara kandung. Hubungan pasien dengan orang tuanya baik-baik saja. Pasien juga
7
SILSILAH KELUARGA / GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan : Pasien
Pasien merasa bahwa dirinya sakit dan perlu diobati, hal ini dirasakan pasien
saat pasien merasa takut-takut dan mendengar suara-suara bisikan yang ingin
harus berhenti dari pekerjaannya. Namun pasien juga menyangkal bahwa dirinya
terkena gangguan jiwa dan pasien merasa bahwa tidak ada kelainan atau gangguan
dari jiwanya.
depannya. Sebelum pasien mengalami keluhan seperti ini.. Namun saat pasien telah
sakit seperti ini, pasien berharap akan cepat sembuh dari penyakitnya terutama rasa
curiga dan takutnya yang berlebihan dan suara-suara bisikan yang didengarnya.
pasien selalu merasa curiga dan takut bahwa penagih hutang akan datang dan
membunuhnya. Hal ini menyebabkan pasien membatasi diri untuk bersosialisasi dan
8
membangun hubungan sosial dengan teman-teman yang ada di lingkungan sekitar
rumahnya.
Pasien merasa bahwa pasien disayangi oleh istri dan anaknya, hal ini dirasakan
pasien karena istri pasien selalu menemani saat pasien akan pergi berobat.
Pasien merasa orang tuanya dan saudara-saudaranya sangat suportif terhadap diri
dan kesehatan pasien. Mereka selalu mengecek keadaan pasien baik lewat telepon
maupun datang berkunjung di rumah. Pasien merasa keluarganya ingin pasien untuk
Menurut istri pasien, dia menyayangi istrinya dan peduli terhadap kesehatan
pasien. Istri pasien menyadari bahwa gangguan yang terjadi pada suaminya terletak
pada jiwanya. Namun istri pasien sering merasa kesal jika pasien tiba-tiba berjalan
keluar sendiri dari rumah tanpa tahu penyebabnya. Istri pasien mengatakan jika
mereka bisa memulainya dari nol lagi untuk membangun kehidupan baru mereka.
Istri pasien selalu bersedia untuk menolong dan memenuhi keinginan dan
A. Gambaran Umum
1. Penampilan
sesuai usia. Pasien berkulit sawo matang dan berambut hitam. Saat dianamnesis
pasien memakai kaos berwarna merah dan celana pendek berwarna cream.
9
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara di rumah pasien dapat duduk dengan tenang. Pasien menjawab
dengan volume suara sedang. Selama wawancara pasien selalu memberikan jawaban
1. Mood : Iritabel
2. Afek : Menyempit
3. Kesesuaian : Sesuai
C. Pembicaraan
3. Hendaya berbahasa : pasien fasih berbahasa Indonesia dan juga Bahasa daerah,
D. Gangguan Persepsi
E. Proses Pikir
dengan baik.
Pasien meyakini bahwa dirinya adalah pembesar dan orang-orang segan terhadap
dirinya.
10
F. Sensorium dan Kognisi
2. Orientasi
Orientasi waktu : Baik. Pasien dapat membedakan waktu antara pagi, sore, dan
malam.
Orientasi tempat : Baik. Pasien mengetahui di mana tempat pasien berada saat
diwawancarai
3. Daya ingat
masa kecil.
Jangka sedang : Baik. Pasien dapat mengingat berbagai kejadian yang terjadi
Jangka pendek : Baik. Pasien mengingat jam berapa dia tidur malam
sebelumnya.
diucapkan pemeriksa.
5. Kemampuan visuospasial
11
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri seperti makan, minum, dan
mandi.
7. Pengendalian impuls
Pasien mengikuti wawancara dalam waktu yang cukup lama dengan duduk tenang.
a. Daya nilai sosial : Baik. Pasien mengerti dan memahami bahwa membunuh
b. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengerti dan memahami bila terjadi sebuah kebakaran,
H. Tilikan : Derajat tilikan 2, dimana pasien sadar dirinya sakit dan membutuhkan bantuan
Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya, meskipun pasien sempat sedikit kurang
terbuka. Oleh karena itu, untuk kejelasan informasi perlu ditanyakan ulang pada
keluarga.
A. Pemeriksaan Fisik
S 36,5°C
12
Paru : suara pernapasan vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-Abdomen
B. Status Neurologikus.
- N. olfaktorius (N.I)
- N. optikus (N.II)
Selama wawancara dapat dilihat bahwa pasien memiliki gerakkan bola mata
yang wajar.
- N. trigeminus (N.V)
- N. facialis (N.VII)
- N. vestibulocochlearis (N.VIII)
menggunakan suara yang keras. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran
pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak terjatuh.
- N. glosssopharyngeus (N.IX),
- N. vagus (N.X)
- N. aksesorius (N.XI)
13
Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan
kepalanya ke kiri dan kanan tanpa ada hambatan, hal ini menandakan bahwa
- N. hypoglossus (N.XII)
kelamin laki-laki, berusia 42 tahun. Pasien lahir di Tomohon pada tanggal 29 Juli 1976.
Pasien telah menikah dan dikaruniai satu orang putra. Pasien menempuh pendidikan
sampai jenjang SMA. Saat ini, pasien berprofesi sebagai seorang tukang ojek. Pasien
adalah seorang yang menganut agama Kristen Katolik. Suku pasien adalah Minahasa
Induk. Saat ini, pasien tinggal di Kelurahan Matani I Lingkungan II Tomohon Tengah.
Pasien dibawa ke IGD Jiwa RSUD Prof. V. L. Ratumbuysang oleh keluarga pasien pada
Pasien dibawa dengan keluhan sering marah-marah tanpa sebab sejak 5 hari
sebelum datang ke Rumah Sakit. Marah-marah hampir setiap hari disertai dengan
memberontak hingga merusakkan barang yang ada dirumah pasien.. Menurut pasien
dia kuatir dengan keuangan keluarganya, anaknya akan menerima komuni pertama
Saat ini pasien mendengar suara bisikan. Suara bisikan itu didengar sejak 1
tahun yang lalu hingga sekarang. Hampir setiap hari pasien mendengarkan suara
tersebut dan suara yang didengar adalah suara seorang laki-laki yang sedang
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pembesar, lebih hebat
dari orang lain sehingga semua orang segan terhadap dirinya. Nafsu makan menurun
14
sejak gejala mulai dirasakan dan pasien merasa berat badan menurun. Pasien mengeluh
sulit untuk tidur dan sering terbangun karena pikiran ketakutan. Pasien biasanya tertidur
pukul 20.00 WITA atau 21.00 WITA namun pasien saat ini sering tertidur sekitar pukul
24.00 WITA. Pasien pernah terbangun berteriak pada tengah malam karena mendengar
suara-suara yang memanggilnya. Pasien juga sering menangis tiba-tiba apabila sedang
di rumah atau seseorang berbicara kepadanya dan mengingatkannya pada masalah yang
Menurut keluarga, pasien sering bicara sendiri dan mengulang kata-kata yang
sudah dikatakan sebelumnya. Pasien juga pernah menangis tiba-tiba saat sedang jalan-
jalan bersama keluarganya. Pasien juga pernah terbangun dan berteriak saat malam hari
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit, saat ini pasien masih belum bisa
melakukan pekerjaan bahwa aktivitas seperti pekerjaan rumah. Pasien masih mampu
makan, minum, mandi, BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain.
A. Pada aksis I didapatkan gejala klinik bermakna yaitu halusinasi auditorik. Saat ini
pasien mendengar suara bisikan. Suara bisikan itu didengar sejak 1 tahun yang lalu
hingga sekarang. Hampir setiap hari pasien mendengarkan suara tersebut dan suara
yang didengar adalah suara seorang laki-laki yang sedang mengatakan bahwa ia akan
memberikan pusaka kepada pasien. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang pembesar, lebih hebat dari orang lain sehingga semua orang segan terhadap
dirinya.
15
B. Pada aksis II, pasien memiliki ciri kepribadian avoidant (menghindar). Hal ini ditandai
dengan pasien yang sulit untuk bergaul dengan orang-orang yang ada dilingkungan
C. Pada aksis III, tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna, sehingga tidak
D. Pada aksis IV, masalah berhubungan dengan perekonomian. Pasien merasa tertekan
karena beban hutang yang besar. Pasien khawatir tidak bisa membayar hutang tersebut
E. Pada aksis V, Global Assasment of Functioning (GAF) scale, Current 70-61, terdapat
beberapa gejala ringan dan menetap atau beberapa kesulitan dalam fungsi sosial atau
pekerjaan, tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang
penuh arti. Terdapat gejala halusinasi dan waham, gangguan dalam pekerjaan, tetapi
hubungan sosial dan hubungan interpersonal pasien masih baik. Global Assasment of
Functioning (GAF) scale High Level Past Year (HLPY) 91-100, tidak terdapat gejala,
berfungsi maksimal, dan tidak terdapat masalah yang tidak dapat ditanggulangi.
beberapa gejala ringan dan menetap atau beberapa kesulitan dalam fungsi sosial atau
pekerjaan, tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang
16
penuh arti. GAF scale High Level Past Year (HLPY) 91-100, tidak terdapat gejala,
berfungsi maksimal, dan tidak terdapat masalah yang tidak dapat ditanggulangi.
A. Psikofarmako
Haloperidol 5 mg 2x1
Trihexyphenidyl 2 mg 2x1
B. Psikoedukasi
1. Terhadap pasien
b. Menjelaskan pada pasien tentang obat-obatan yang akan diberikan, efek samping
dari pengobatan yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan
minum obat.
c. Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien agar pasien rajin kontrol dan
patuh meminum obat-obatan yang diberikan serta tidak mengurung diri dan
2. Terhadap keluarga
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang terjadi pada pasien,
17
d. Memberikan pengertian kepada keluarga mengenai peran keluarga yang sangat
keluarga. Mengawasi pasien agar terhindar dari benda- benda yang dapat
f. Mengawasi pasien agar teratur minum obat dan berperilaku sabar dalam
menghadapi pasien serta selalu mendampingi pasien dan berikan motivasi serta
X. PROGNOSIS
XI. DISKUSI
A. Diagnosis
utama pada pikiran, persepsi dan perilaku. Pemikiran penderita skizofrenia seringkali
tidak berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian keliru, dapat memiliki afek datar
atau tidak sesuai dan dapat memiliki aktivitas motorik yang bizzare.1 World Health
menderita skizofrenia dengan rentang usia 15 tahun sampai 35 tahun. Laki-laki memiliki
tingkat kejadian lebih tinggi daripada wanita dengan perbandingan 1,4 : 1.1,2 Onset pada
laki-laki biasanya muncul antara usia 15 – 25 tahun dan pada wanita antara usia 25 – 35
tahun. Onset setelah usia 40 tahun jarang terjadi.3 Etiologi pasti mengenai terjadinya
18
skizofrenia masih belum ditemukan. Berdasarkan penelitian biologik, genetik,
dengan penyebab yang berbeda dan secara pasti memasukkan pasien yang gambaran
Gejala skizofrenia terbagi dalam tiga kategori: positif, negatif, dan kognitif. Gejala
positif merupakan pikiran dan indera yang tidak biasa, bersifat surreal yang mengarah
ke perilaku pasien yang tidak normal yang tidak terlihat pada orang sehat.1 Gejala positif
seperti :
sesuai dengan fakta dan kepercayaan tersebut mungkin “aneh” dan tetap
mengoreksinya.1,3
Halusinasi, merupakan persepsi atau tanggapan yang palsu yang terjadi tanpa
ada stimulus dari luar. Halusinasi yang paling sering ditemukan biasanya
perabaan.1,3
Gangguan pikiran yakni cara berpikir yang tidak biasa atau disfungsional.1
Gangguan perilaku yakni berbagai perilalu tak sesuai atau aneh dapat terlihat
seperti gerakan tubuh yang aneh, wajah dan menyeringai, perilaku ritual, sangat
Gejala negatif berhubungan dengan gangguan emosi dan perilaku normal. Gejala
negatif antara lain seperti afek datar, berkurangnya perasaan senang dalam kehidupan
sehari-hari, kesulitan memulai dan mempertahankan kegiatan, serta bicara yang kurang.
Gejala kognitif memperlihatkan perubahan dalam ingatan atau aspek pemikiran lain.
Gejala kognitif untuk beberapa pasien tidak terlihat. Yang termasuk dalam gejala
19
kognitif adalah miskin “fungsi eksekutif” yakni kemampuan untuk memahami informasi
dan menggunakannya untuk membuat keputusan, kesulitan untuk fokus dan atensi,
masalah dengan “memori kerja” yakni kemampuan untuk menggunakan informasi segera
setelah mempelajarinya.1
1. Terdapat dua (atau lebih) gejala di bawah ini, masing-masing ada selama sebagian
waktu yang signifikan selama periode satu bulan (atau kurang jika berhasil diobati).
Setidaknya salah satu dari gejala (1), (2), dan (3) harus ada:
1) Waham
2) Halusinasi
5) Gejala-gejala negatif
2. Selama sebagian waktu yang signifikan sejak onset gangguan, fungsi dari satu atau
lebih area, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, secara
3. Tanda yang terus menerus menetap setidaknya 6 bulan. Periode enam bulan ini harus
termasuk setidaknya satu bulan gejala (atau kurang jika berhasil diobati) yang
memenuhi kriteria A (gejala fase aktif) dan dapat termasuk periode prodromal atau
gejala residual. Selama periode prodormal atau residual, tanda gangguan mungkin
dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang dituliskan
4. Gangguan skizoafektif dan gangguan depresif atau bipolar dengan gejala psikotik
harus dikesampingkan karena salah satu 1) tidak ada episode depresif atau manik
20
yang telah terjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif, atau 2) jika episode mood
telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relatif singkat dibanding durasi
5. Gangguan ini tidak disebabkan oleh pengaruh zat (misalnya penyalahgunaan obat,
6. Jika terdapat riwayat gangguan spektrum autis atau gangguan komunikasi dari onset
anak, tambahan diagnosis dari skizofrenia dibuat hanya jika waham atau halusinasi
menonjol, sebagai tambahan pada gejala skizofrenia yang sudah ada setidaknya satu
berikut:5
Sebagai tambahan :
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
21
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
dapat membahayakan dirinya atau orang lain.6 Pada skizofrenia tipe paranoid gejala yang
ditimbulkan terlihat sangat konsisten, sering paranoid, pasien dapat bertindak sesuai
dengan wahamnya ataupun tidak bertindak sesuai dengan wahamnya. Pasien dapat tidak
kooperatif dan sulit bekerjasama, dan mungkin agresif, marah atau terlihat ketakutan,
Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak
terpengaruh. Beberapa contoh gejala paranoid yang sering ditemui antara lain :3
sebagai persepsi dalam keadaan sadar tanpa adanya stimulus eksternal yang mana
serta berdasarkan pada kriteria diagnostik DSM V dan DSM IV, didapatkan bahwa pasien
selama 3 tahun, waham kejar, terdapat disfungsi pekerjaan yang semakin memberat sejak
7 bulan terakhir. Gangguan tidak disebabkan oleh efek penggunaan zat atau kondisi
medis umum. Pada pemeriksaan status mental didapatkan mood pasien adalah mood
B. Ciri Kepribadian
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan karakter
atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang biasa. Sifatnya stabil
22
dan dapat diramalkan.3 Ciri kepribadian bersifat fleksibel, dan gambaran klinisnya tidak
memenuhi kriteria atau pedoman diagnostik, bersifat lebih ringan dari gangguan
C. Rencana Terapi
psikososial.3 Terapi yang dilakukan pada umumnya meliputi tiga fase, yakni fase akut,
fase stabilisasi serta fase stabil atau rumatan. Fase akut biasanya berlangsung selama 4-
segera. Fokus terapi pada fase akut yaitu untuk menghilangkan gejala psikotik. Setelah
fase akut terkontrol, pasien akan memasuki fase stabilisasi. Fase stabilisasi berlangsung
selama kurang lebih 6 bulan setelah pasien pulih dari gejala akut. Selama fase stabilisasi,
fokus terapi adalah konsolidasi pencapaian terapeutik. Pada fase ini risiko kekambuhan
sangat tinggi terutama bila obat dihentikan atau bila pasien terpapar dengan stresor. Dosis
obat pada fase stabilisasi sama dengan fase akut. Setelah pasien melewati fase stabilisasi,
fase selanjutnya adalah fase stabil atau rumatan. Pada fase rumatan penyakit berada
dalam keadaan remisi. Target terapi pada fase ini adalah untuk mencegah kekambuhan
Terapi farmakologi pada skizofrenia adalah dengan obat antipsikotik. Obat ini
dibagi dalam dua kelompok berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor
antagonist (DRA) atau disebut antipsikotika generasi I (APG-I) obat antipsikotik tipikal
dan serotonin dopamine antagonist (SDA) juga disebut antipsikotika generasi II (APG-
untuk gejala negatif hampir tidak bermakna. Obat APG-II bermanfaat baik untuk gejala
23
positif maupun negatif. Obat APG-I dikaitkan dengan afinitasnya yang kuat terhadap
D2. Obat APG-I bekerja efektif bila 80% D2 di otak dapat dihambat. Bila hambatan
terhadap reseptor D2 lebih besar, Extrapyramidal syndrome (EPS) dapat terjadi tanpa
butirofenon. Haloperidol dan butirofenon lain bersifat D2 antagonis yang sangat poten.
Efek terhadap sistem otonom dan efek antikolinergiknya sangat minimal. Haloperidol
merupakan obat anti psikotik tipikal poten yang paling sering digunakan. Obat APG–I
samping sedatif lemah dan digunakan terhadap gejala positif dengan gejala dominan
antara lain halusinasi, waham, apatis, menarik diri, hipoaktif, kehilangan minat dan
inisiatif dan perasaan tumpul. Haloperidol tersedia dalam tablet 1,5 mg, 2 mg dan 5 mg.
parkinsonisme.8 Bila terjadi efek samping, penurunan dosis antipsikotik sering efektif
untuk menghilangkan efek samping. Bila efek samping tidak dapat ditanggulangi, dapat
hipertermia dan delirium karena obat ini dapat memperberat penurunan kesadaran.3
Obat yang paling sering digunakan adalah triheksifenidil 2 mg yang diberikan 3 kali
per hari. Bila tetap tidak berhasil mengatasi efek samping tersebut disarankan untuk
mengganti jenis antipsikotika yang digunakan ke golongan APG-II yang lebih sedikit
24
Tatalaksana skizofrenia yang optimal merupakan keterpaduan antara intervensi
interpersonal.9
periode pemulangan segera, topik penting yang harus dibahas dalam terapi
sebesar 25-50%.9
dengan skizofrenia.9
25
individual dapat membantu efek dari terapi farmakologis pasien
skizofrenia.9
orang dengan Skizofrenia dan keluarga diajak untuk memahami perjalanan penyakit,
perkembangan gejala, dan menyusun harapan yang lebih realistik untuk kehidupan dan
masa depannya.4
XIII. KESIMPULAN
B. Terapi pada pasien dengan skizofrenia paranoid adalah farmakoterapi dan terapi
psikoedukasi.
baik dari segi materi, waktu, dan terutama motivasi untuk pasien.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. National Institute of Mental Health. Schizophrenia. 2016 February [cited 2019 April 19].
6. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 2014. Bagian Ilmu
Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Jiwa RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah Periode
27