:
Hari/tanggal : Kamis, 26 November 2015
Pukul : 08.00-12.00 WIB
Tempat : RSJ Prof. Dr Soeroyo Magelang
Oleh :
Disusun oleh:
dr. Andrian Fajar Kusumadewi
NIM: 12/342601/PKU/13482
Supervisor :
Prof. Dr.dr Edith Humris Pleyte, SpKJ (K)
dr Inu Wicaksana, SpKJ (K), MMR
dr Moetrarsi, SKF, DTM & H, SpKJ
Learning Objective :
1. Mempunyai kemampuan melakukan pemeriksaan psikiatri
2. Mampu menegakkan diagnosis dan merencanakan tindakan terapeutik
secara komprehensif
1
DESKRIPSI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Tn E
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam (taat)
Alamat : Kabupaten M
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMK (tamat)
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
A. Keluhan utama
Dada berdebar-debar
2
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
E. Masa Dewasa
5
1. Riwayat Pendidikan
2. Riwayat Pekerjaan
Pasien mendapat pekerjaan di perusahaan swasta dekat
dengan rumah pasien. Bidang pekerjaannya sesuai dengan bidang
keahlian pasien. Pasien merasa cocok dengan pekerjaannya.
Ketika ayahnya sakit dan sering menjalani cuci darah, pasien
banyak izin karena harus mengantar ayahnya. Setelah ayahnya
meninggal, pasien merasa kurang bisa berkonsentrasi dengan
pekerjaannya. Jika sedang istirahat, pasien sering nggliyer seperti
mau pingsan. Pasien juga merasa akhir-akhir ini semangat kerjanya
menurun.
3. Riwayat Keagamaan
4. Riwayat Militer
Pasien belum pernah mengikuti kegiatan militer.
6
5. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah bermasalah dengan hukum.
6. Aktivitas Sosial
Pasien termasuk orang yang cukup dapat bersosialisasi.
Pasien aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat
seperti kerja bakti, ronda dan sebagainya.
F. Riwayat Psikoseksual
Pasien mulai tertarik lawan jenis saat SMP. Pasien pertama kali
mimpi basah pada umur 15 tahun. Pasien tidak pernah pacaran hingga
terlewat batas. Pasien menikah dengan perempuan yang dikenalkan
oleh budhenya dari Jawa Timur. Pasien dikaruniai 1 orang anak laki-
laki yang saat ini berusia 5 tahun. Kehidupan seksual menurut pasien
cukup memuaskan kecuali akhir-akhir ini dirasakan berkurang sejak
pasien mengalami gejala kecemasan. Selain itu, istri pasien menolak
tinggal serumah dengan ibu mertua, padahal pasien sebetulnya ingin
menemani ibunya yang sering sakit-sakitan sejak ayahnya meninggal
dunia. Masalah ini membuat pasien merasa tidak nyaman karena
hubungan istri dengan ibu pasien menjadi kurang harmonis.
7
G. Riwayat Keluarga
Keterangan Gambar :
: Pasien
: Meninggal
Saat ini pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Istri pasien
juga bekerja di perusahaan yang sama dengan pasien, hanya
berbeda shift kerja. Pasien tinggal di rumah pemberian orang
tuanya. Rumah tersebut terletak persis di depan rumah ibu pasien.
8
Sumber penghasilan untuk nafkah sehari hari bersumber dari
gaji pasien dan juga istri. Keadaan sosial ekonomi dapat dikatakan
cukup. Pasien saat ini juga menanggung biaya pengobatan ibunya
yang sering sakit kaki dan sering kontrol di rumah sakit.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian diri pasien selama pemeriksaan : baik
Respons pasien terhadap pertanyaan pemeriksa : baik
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik , status gizi cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Denyut nadi : 82x/menit
Frekuensi nafas : 13x/menit
Suhu : 36 0 C
Kepala :
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan
Leher : KGB tidak teraba, kelenjar tiroid
dalam batas normal
Thorax :
Jantung : bunyi jantung SI-II teratur, suara
tambahan tidak ada
Paru-paru : suara dasar vesikuler, suara
tambahan (--)
Abdomen : turgor baik, nyeri epigastrium tidak
ada, bising usus (+) normal,
hepar/lien tak teraba membesar
Ekstremitas : edema (-)
B. Status Neurologis
1. Glasgow Coma Scale : E4M6V5 =15
2. Tanda-Tanda Sindrom Ekstrapiramidal : Tidak ada
3. Sikap Tubuh : Normal
4. Cara Berjalan : Normal
5. Gerak Abnormal : Tidak ada
11
6. Sensorik : Baik
7. Motorik Superior Inferior
Gerak +/+ +/+
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus Normal Normal
Pemeriksaan nervus cranialis : kesan dalam batas normal
Kesan : belum ditemukan adanya kelainan.
C. Skala Nyeri
Skala nyeri = 0
D. Laboratorium
HB :13,0 g/dl
AL : 9,01 rb/mmk
PLT : 350 rb/mmk
AE : 4,7 rb/mmk
Neut %: 73,9
Limfo %: 17,3
Mono %: 8,3
Eos % : 0,4
Neut # : 6,65
Limfo #: 1,56
Mono #: 0,75
Baso #: 0,1
Eos #: 0,4
SGOT : 24,0
12
SGPT : 22,0
BUN : 5,9
Crea: 0,88
E. Elektro-Kardio Grafi (EKG) : Normal Sinus Rhythm
F. Pemeriksaan Tambahan Lainnya:
1. HDRS (Hamilton Depression Rating Scale) 22
2. HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale): 39
3. Tes Grafis
Kesan Tes Grafis:
Didapatkan kesan cemas, tidak berani menghadapi masalah,
dependen, membutuhkan perhatian ibu.
13
VII.DIAGNOSIS BANDING
1. Agorafobia (F40.0)
2. Gangguan Panik (F41.0)
3. Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
4. Gangguan Campuran Cemas dan Depresi (F 41.2)
VIII.FORMULA DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I
14
Dari hasil pemeriksaan psikiatri, didapatkan simtom-simtom yang
dikategorikan dalam sindrom berikut:
Sindrom panik: anxietas berat hingga taraf panik, palpitasi, sesak nafas,
seperti mau mati, serangan muncul tidak terbatas pada situasi tertentu
Sindrom depresi: afek dan mood disforik, hilang minat, ide bersalah, ide
tidak berguna.
15
agorafobia. Dengan demikian, kemungkinan agorafobia dapat
disingkirkan.
Pada pasien ini palpitasi tidak disertai nyeri dada, frekuensi hanya
2x selama 6 bulan sehingga tidak cukup kuat untuk memenuhi kriteria
gangguan panik. Dengan demikian, diagnosis banding gangguan panik
dapat disingkirkan.
16
Pada pasien ini, dipertimbangkan gangguan cemas menyeluruh.
Akan tetapi, pada pasien ini juga didapatkan gejala depresi yang cukup
menonjol. Diagnosis banding untuk pasien ini adalah Gangguan campuran
cemas dan depresi. Adapun kriterianya menurut PPDGJ adalah sebagai
berikut:
Diagnosis Aksis II
17
Ciri-Ciri Kepribadian Dependen Terpenuhi/
tidak
Diagnosis Aksis IV
Diagnosis Aksis V
19
Kecemasan merupakan usaha ego untuk mengendalikan munculnya
impuls-impuls yang mengancam kesadaran. Kecemasan terjadi karena respon
individu yang berlebihan terhadap suatu rangsangan dari luar maupun dari dalam
individu. Kecemasan merupakan hasil dari konflik intrapsikis yang tidak disadari.
Ego individu berusaha untuk menurunkan kecemasan karena bila berlangsung
terus menerus akan mempengaruhi homeostaasis. Kecemasan muncul bila
tuntutan id tetapi tidak dijinkan oleh ego maupun superego. Konflik-konflik
tersebut ditekan di alam bawah sadar dengan tetap berpotensi muncul, sering tidak
realistik dan cenderung dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan
melalui tiga peristiwa yaitu sensor superego menurun, desakan id meningkat, dan
adanya stres psikososial dan muncullah gejala-gejala kecemasan.
XI.PROGNOSIS
Morbid :
- Onset usia : dewasa akhir : baik
- Jenis penyakit : afektif : baik
- Perjalanan penyakit: akut : baik
- Penyakit organik (-) : baik
- Regresi : (-) : baik
- Respon terapi (obat-obatan ) : (+) : baik
Hal-hal yang meringankan: tidak ada riwayat gangguan jiwa pada
keluarga, tidak ada riwayat penggunaan zat, pasien maupun keluarga
kooperatif dan sosioekonomi cukup.
Hal-hal yang memberatkan: ciri kepribadian dependen
XII.DAFTAR MASALAH
a. Organobiologik
Dada berdebar-debar
b. Psikologis
Permasalahan hubungan istri dan ibu mertua
c. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Belum didapatkan
d. Spiritual
Belum didapatkan
21
XIII.PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Fluoxetine tablet 20 mg 1x1 tablet pagi, Clobazam 1x 5mg sore.
2. Psikoterapi
1. Terapi relaksasi nafas
2. Cognitive Behaviou
DAFTAR PUSTAKA
22
23