Oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO
2018
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI
Nama: Tn. BR
Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan Kasus pada Maret 2019
Supervisor Pembimbing,
SURAT PERNYATAAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Pembimbing:
iii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
iv
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. BR
Umur : 29 tahun
Perkerjaan :-
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Tombariri
A. Keluhan Utama
diantar oleh tante dan anggota keluarganya yang lain dengan keluhan bicara
kacau dan mengamuk berteriak-teriak sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga
tidak tidur sejak 2 hari yang lalu. Keluhan yang dialami pasien ini muncul
tapi pasien tidak kunjung bangun. Setelah tantenya keluar dari kamar,
beberapa menit kemudian terdengar suar tangisan dari dalam kamar yang
ternyata berasal dari pasien sendiri. Pasien tiba-tiba menangis histeris tanpa
2
mulai menghina, dan jalan-jalan tanpa tujuan. Pasien juga mengatakan
kalau dia bertemu dengan ayahnya yang telah meninggal 12 tahun yang lalu.
mencari perempuan lain dan tinggal di rumah yang baru. Selain itu juga
mengatakan hal-hal tentang isu agama, suku dan ras, yang membuat pasien
menjadi gelisah dan mudah marah. Hal ini membuat pasien pergi keluar
rumah dan berteriak di jalan untuk membalas apa yang dia dengar. Setelah
menangkap pasien lalu mengikat kaki dan tangan pasien. Pasien lalu di
meninggal, ayah dan ibu pasien bercerai sehingga pasien tinggal bersama
tinggal bersama dengan tantenya. Pasien sudah tidak pernah bertemu lagi
rumah sakit sekitar 2 tahun yang lalu dengan keluhan kejang setelah
oksigen dan dirawat selama 2 hari di rumah sakit. Selain itu juga pasien
lalu. Dan sekitar 6 bulan yang lalu pasien sempat mengalami kecelakaan
lalu lintas yang membuat kaki pasien patah. Dari hasil pemeriksaan tidak
3
Akhirnya karena keluarga takut akan terjadi sesuatu kepada pasien,
1. Psikiatrik
2. Medis
membuat pasien kejang, dan menghirup lem ehabon. Pasien aktif merokok
setiap hari sekitar 2-3 batang rokok. Pasien juga terkdang mengkonsumsi
A. Riwayat Pribadi
4
tunggal. Saat mengandung, ibu pasien dalam keadaan baik. Pasien lahir
dengan kondisi sehat dan langsung menangis serta tidak didapatkan tanda
kecacatan
Pada stadium oral, pasien akan menangis saat merasakan haus dan
lapar. Segera setelah diberikan ASI, pasien akan menjadi tenang kembali.
Pada stadium anal, pasien diajarkan oleh ibunya untuk BAB di toilet
(toilet training). Saat pasien ingin BAB pasien sudah bisa berkata ke ibunya,
toilet oleh orang tuanya. Kemudian pasien sudah bisa pergi BAK ke toilet
sendiri.
(basic trust versus basic mistrust), pasien tidak menangis ketika di tinggal
oleh orang tuanya. Pasien merangkak usia 9 bulan dan mulai berjalan pada
usia 12 bulan.
Pada stadium otonomi lawan rasa malu dan ragu (autonomy versus
shame and doubt), pasien sudah mulai bisa mengucapkan mama-papa dan
kelamin laki-laki dan sudah mulai memakai pakaian seperti anak laki-laki.
5
Dan pasien akan masuk ke toilet umum khusus untuk laki-laki. Pasien dekat
membaca dan menulis. Pasien juga dekat dengan ibunya dan selalu
menempel kemana-mana.
kepadanya.
pribadi, pasien adalah orang yang awalnya menutupi hal tersebut pada
ibunya ataupun ayahnya namun pada akhirnya akan bercerita juga. Orientasi
5. Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
6
Pasien masuk SD saat usianya 6 tahun, pasien SD di Manado. kemudian
tinggi.
Riwayat Pekerjaan
Pasien sempat bekerja sebagai karyawan di salah satu café, selama kira-
kira 1 tahun lalu berhenti karena ada masalah dengan rekan sekerja.
Riwayat Psikoseksual
Riwayat Pernikahan
Riwayat Keagamaan
Aktivitas Sosial
tempat tinggal
7
beton, memiliki 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar mandi,
Riwayat Hukum
Riwayat Keluarga
Genogram
: Perempuan : Pasien
: Laki-laki
8
a. Persepsi pasien terhadap diri
Pasien tidak merasa dirinya sakit, tidak tahu faktor penyebabnya dan tidak
Pasien tidak setuju dengan apa yang dilakukan keluarga karena pasien
9
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
memakai baju yang layak pakai sesuai jenis kelaminnya. Sikap pasien
1. Mood : disforik
2. Afek : Luas
10
C. Karakteristik bicara
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik: (+) mendengar suara yang menghina agama, suku dan
Halusinasi Visual : (+) melihat ayahnya yang telah meninggal 12 tahun yang
lalu
E. Proses pikir
sesuai pertanyaan
2. Isi pikiran : Waham paranoid (waham kejar). Pasien merasa bahwa ada
2. Orientasi
3. Daya ingat
11
a. Jangka panjang : Tidak terganggu, pasien dapat mengingat nama
anggota keluarganya.
berobat.
yang ditanyakan.
Tidak dievaluasi.
6. Kemampuan visuospasial
12
G. Pengendalian Impuls
kondisinya
3. Tilikan
13
V. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI
A. Pemeriksaan Fisik
S 36,2°C.
B. Status Neurologi
1. GCS : E4M6V5
a. N. olfaktorius (N.I)
b. N. optikus (N.II)
d. N. trigeminus (N.V)
14
Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.
e. N. facialis (N.VII)
f. N. vestibulocochlearis (N.VIII)
g. N. glosssopharyngeus (N.IX)
h. N. vagus (N.X)
i. N. aksesorius (N.XI)
j. N. hypoglossus (N.XII)
k. Sindrom ekstrapiramidal
diskinesia, hipersalivasi)
15
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
keluhan bicara kacau dan mengamuk. Pasien pertama kali mengalami gejala
2 hari yang lalu. Sejak itu pasien terus-terusan mengamuk dan tidak tidur
sama sekali sampai di ikat oleh tetangga dan akhirnya di bawa ke IGD RSJ.
Pasien mendengar bisikan dan melihat sosok ayahnya yang telah meninggal
laki tampak sesuai usia, kulit kuning langsat, rambut berwarna hitam,
memakai baju dan celana dengan kondisi yang layak pakai. Sikap pasien
dengan volume suara yang besar, artikulasi dan intonasi yang jelas dan isi
waktu, tempat dan orang serta daya ingat pasien baik. Pasien dapat
yang menghina dan mengangkat isu-isu agama, suku dan ras. Mood pasien
16
dirinya sedang sakit. Pemeriksaan fisik interna dan neurologi dalam batas
bermakna berupa sindrom atau pola perilaku atau pola psikologis. Gejala
dan status neurologi tidak ditemukan adanya gangguan medis umum yang
ini muncul bukan karena pengaruh zat atau kondisi medis. Tidak didapatkan
17
Pada aksis II, ciri kepribadian pasien ini adalah ciri kepribadian
dependent. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari pasien sebelum
Pada aksis III, tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna
dimana orang tua bercerai dan sejak kematian ayahnya pasien hanya di asuh
oleh tantenya.
80-71, yaitu terdapat gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dan lain-lain. GAF scale High Level Past
Year (HLPY) 70-61, yaitu gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
18
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga pasien dimana orang tuanya
Aksis V : GAF current 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
High Level Past Year (HLPY) 70-61, yaitu gejala ringan dan
X. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakologi
Diazepam 5 mg 0-0-1
19
B. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
fungsi dari obat yang dikonsumsi, sehingga pasien percaya dan mau
2. Terhadap keluarga
XI. PROGNOSIS
20
XII. DISKUSI
A. Diagnosis
21
segera setelah dan tampak sebagai respons dari suatu kejadian yang
semdirian atau bersama-sama akan menimbulkan stress yang cukup
besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur
orang tersebut.
Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau
tampaknya bukan sebagai respons terhadap kejadian yang, sendirian
atau bersama-sama, akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi
hampir setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang
tersebut.
Dengan onset pascapersalinan: jika onset dalam waktu 4 minggu setelah
persalianan.2,3
B. Ciri Kepribadian
ini adalah ciri kepribadian dependent. Ini dapat dilihat dari kehidupan
sehari-hari pasien sebelum pasien sakit. Pasien bergantung pada orang lain
seperti tantenya sehingga pasien tidak dapat hidup mandiri. Keluarga pasien
menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa dewasa
berikut4,5:
22
2. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam
lain.
energi).
orang lain, sampai pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak
menyenangkan.
C. Rencana terapi
23
antipsikotik tipikal dan serotonin dopamine antagonist (SDA) juga disebut
24
Haloperidol merupakan obat antipsikotik tipikal golongan
antagonis yang sangat poten dan efek terhadap sistem otonom serta efek
izoenzim P450 dan CYP 3A di hati dan dieksresikan melalui ginjal. Sediaan
dan 5 mg.5,6
tremor,bradikinesia,rigiditas)
lidah, wajah, mulut, dan anggota gerak yang menghilang ketika pasien
tidur.6
25
Trihexyphenidil (THP) merupakan obat antikolinergik. Indikasi
XIII. KESIMPULAN
kesembuhannya.
3. Keluarga harus diberi penjelasan agar dapat membantu pasien untuk dapat
26
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. PT Nuh Jaya,
2007.
27
LAMPIRAN
28
Rumah pasien
Gereja
KGPM
Patung
kuda paal 2
Alamat rumah pasien
wc
Teras garasi
Taman
29