SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing
Penyusun
Nadia Fernanda
03013133
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
“SKIZOFRENIA PARANOID”
Disusun oleh:
Nadia Fernanda
03013133
ii
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Rininta
Mardiani, Sp.KJ selaku pembimbing, rekan-rekan koasisten Ilmu Kesehatan Jiwa
dan semua pihak yang turut serta berperan memberikan doa, semangat dan
membantu kelancaran dalam proses penyusunan laporan kasus ini.
iii
Jakarta, 7 Februari 2019
Penulis
iv
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Ny. AH
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
A. Keluhan Utama
Marah dan memukul anaknya sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit.
B. Keluhan Tambahan
Pasien sering merusak alat rumah tangga, tidak mengenali dirinya
sendiri, berbicara dan tertawa sendiri, mendengar bisikan-bisikan,
1
merasa curiga terhadap orang lain, sulit tidur dan tidak mau makan
minum, tidak dapat merawat diri sendiri.
2
Menurut keluarga, 6 bulan sebelumnya pasien tampak menutup
diri, tidak mau melakukan akvitas yang pasien lakukan biasanya seperti
memasak dan membersihkan rumah, tampak murung dan banyak
berdiam diri didalam kamar.
Menurut pengakuan keluarga, pasien mempelajari ilmu rukiyah
sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien mulai mempelajari ilmu ini
dikarenakan ingin menyembuhkan kakak kandung pasien yang sedang
sakit. Dan ditambah dengan dorongan karena suami pasien meninggal
1,5 tahun yang lalu.
3
4. Grafik Perjalanan Penyakit
4
Berdasarkan keterangan orangtua pasien, ibu pasien berusia
20 tahun saat mengandung pasien. Ibu pasien hamil cukup bulan
melahirkan secara normal dibidan, berat badan lahir pasien normal
dan langsung menangis. Pasien merupakan anak perempuan yang
diharapkan dan direncanakan dalam keluarga.
a. Hubungan Sosial
b. Riwayat Pendidikan
5
Pasien memasuki pendidikan dimulai dari SD dan
menyelesaikan pendidikannya hingga tamat. Namun tidak
melanjutkan ke jenjang selanjutnya dikarenakan masalah
biaya.
5. Masa dewasa
Riwayat pekerjaan
Setelah tamat SD, pasien bekerja diwarung tempat
ibunya berjualan. Saat usia 20 tahun pasien menjadi pekerja
pabrik sepatu hingga usia 35 tahun.
Riwayat psikoseksual atau pernikahan
Pasien sudah menikah. Namun suami pasien meninggal
1,5 tahun yang lalu.
Riwayat tindakan kriminal
Menurut pasien dan keluarga, pasien tidak pernah
melakukan pelanggaran hukum.
Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, pasien taat dalam kegiatan
beragama.
6
F. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien
menikah saat usia 18 tahun. Namun suami pasien baru saja meninggal
1,5 tahun yang lalu. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak. Menurut
kakak pasien, sebelum sakit pasien sangat menyayangi kedua anaknya.
Namun semenjak mempelajari ilmu rukiyah pasien sudah mulai
perlahan berubah menjadi cuek dengan anaknya.
Genogram
7
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan
: Pasien
: Yang diwawancara
: Tinggal serumah
8
jepit. Penampilan pasien cukup rapih dan bersih. Pasien tampak
gelisah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Keadaan pasien gelisah, jika sedang berbaring ditempat tidur
sendirian pasien selalu melakukan gerakan seperti sedang berdoa
dan seolah-olah ada yang merasuki tubuhnya. Namun saat didekati
dan diajak berbicara, pasien berubah menjadi berperilaku normal
dan sangat kooperatif ketika dilakukan pemeriksaan.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan kata-
kata yang diucapkan cukup banyak, intensitas sedang, artikulasi
jelas, ide cerita banyak.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, kontak mata adekuat, pasien terbuka dalam
memberikan jawaban.
B. Alam Perasaan
1. Mood : irritable
2. Afek (ekspresi afektif) : terbatas
a. Skala diferensiasi : sempit
b. Kestabilan : tidak stabil
c. Echt/unecht : echt
d. Keserasian : serasi
e. Pengendalian impuls : tidak baik
f. Kedalaman : dangkal
g. Empati : tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan:
9
c. Kecerdasan: Tidak dapat dinilai
2. Daya konsentrasi: Terganggu, pasien mudah terdistraksi
3. Orientasi
a. Orientasi Waktu: Baik, pasien dapat membedakan
siang/malam
b. Orientasi Tempat: Baik. Pasien mengetahui dirinya sedang
berada di rumah sakit.
c. Orientasi Personal: Baik. Pasien dapat mengenali pemeriksa.
4. Daya ingat:
a. Daya Ingat Jangka Panjang: Baik. Pasien masih ingat alamat
tempat tinggalnya.
b. Daya Ingat Jangka Pendek: Baik. Pasien dapat mengingat
aktivitas yang dilakukan tadi pagi
c. Daya Ingat Sesaat : Baik. Pasien mampu mengucapkan
kembali yang diucapkan oleh pemeriksa
5. Pikiran Abstrak: Tidak dapat dinilai
6. Kemampuan Menolong Diri: Tidak baik. Pasien tidak mampu
makan dan mandi sendiri.
7. Kemampuan Visuospatial: Tidak dapat dinilai
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
10
3. Depersonalisasi : Ada. Pasien menyebutkan bahwa dirinya
adalah Hana yang dapat menyembuhkan orang
sakit
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Ide cerita banyak.
b. Kontinuitas pikiran : Baik
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada, pasien tidak menggunakan
bahasa yang tidak dimengerti.
2. Isi pikir
a. Preokupasi: Ada
b. Waham: Ada, waham rujuk, pasien merasa tetangganya
berencana membunuh dirinya dan melakukan santet terhadap
dirinya. Terdapat juga waham bizzare, pasien merasa
mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit
dengan puasa.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah menyakiti
orang lain merupakan perbuatan yang baik? Pasien menjawab tidak
baik.
2. Uji daya nilai : Baik. Ketika diberi pertanyaan apabila pasien
melihat orang kecelakaan, apa yang akan pasien lakukan? Pasien
menjawab dia akan menolong orang tersebut.
3. Penilaian realita : Terganggu. Terdapat halusinasi dan waham.
H. Tilikan: 1
11
I. Taraf Dapat dipercaya: Dapat dipercaya
Suhu : 36.7ºC
Gigi dan mulut : Oral hygiene kurang baik, terdapat caries dentis
12
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-,
tidak terdapat nyeri tekan, perkusi sonor
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-), jejas (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
C. Pemeriksaan Laboratorium
13
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KETERANGAN
RUJUKAN
Hemoglobin 14.9 g/dl 13 – 16 Normal
Hematokrit 45 % 40 – 48 Normal
Leukosit 8.68 103/uL 5 – 10 Normal
Trombosit 296 103/uL 150 – 400 Normal
SGOT 26 U/L 10 – 35 Normal
SGPT 32 U/L 10 – 36 Normal
Ureum 20.7 mg/dL 10 – 50 Normal
Creatinin 0,53 mg/dL 0,5 – 1,5 Normal
GDS 108 mg/dL 70-200 Normal
14
kesal karena pasien merasa banyak yang ingin menyakiti dirinya, terutama
tetangganya dan mengaku di santet oleh mereka.
Menurut keluarga, 6 bulan sebelumnya pasien tampak menutup diri,
tampak murung dan banyak berdiam diri didalam kamar.
Menurut pengakuan keluarga, pasien mempelajari ilmu rukiyah sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien mulai mempelajari ilmu ini
dikarenakan ingin menyembuhkan kakak kandung pasien yang sedang sakit.
Dan ditambah dengan dorongan karena suami pasien meninggal 1,5 tahun
yang lalu.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, didapatkan kesadaran
pasien compos mentis; sikap terhadap pemeriksa tidak kooperatif; mood
irritable; afek terbatas, skala diferensiasi sempit, tidak stabil, echt, serasi,
pengendalian impuls tidak baik, dangkal, empati tidak dapat dirabarasakan;
fungsi intelektual rata-rata; Ditemukan adanya halusinasi auditorik;
Terdapat waham rujuk dan waham bizzare; Pengendalian impuls tidak baik;
Daya nilai realita terganggu; Tilikan derajat 1; dan taraf dapat dipercaya:
dapat dipercaya.
15
rujuk dan suara halusinasi yang bersifat mengancam pasien bersifat
menonjol, tanpa disertai gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan atau gejala katatonik. Sehingga memenuhi kriteria skizofrenia
paranoid (F20.0) dalam PPDGJ-III).
Diagnosis Aksis II
Diagnosis Aksis IV
Diagnosis Aksis V
16
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II : Ciri kepribadian narsistik premorbid
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Suami pasien meninggal dan kakak pasien sakit-sakitan
Aksis V : GAF current = 40
X. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
17
XI. PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
Risperidon tablet 2 mg/12 jam PO
B. Psikoterapi
Psikoterapi suportif pada pasien agar pasien memahami kondisi
penyakitnya sehingga pasien menyadari bahwa dia membutuhkan
pengobatan yang lama dan teratur.
Memotivasi dan menjelaskan dengan baik kepada pasien tentang
pentingnya rajin minum obat secara teratur.
C. Rehabilitasi Psikososial
Psikoedukasi
Latihan keterampilan hidup (latihan okupasi, spiritual, olahraga)
Latihan keterampilan sosial
18