Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID

Pembimbing

dr. Rininta Mardiani, Sp.KJ

Penyusun

Nadia Fernanda

03013133
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

PERIODE 14 JANUARI 2019 - 16 FEBRUARI 2019

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan kasus dengan judul

“SKIZOFRENIA PARANOID”

Disusun oleh:

Nadia Fernanda

03013133

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Periode 14 Januari 2019 - 16 Februari 2019

Jakarta, 7 Februari 2019

ii
Mengetahui,

dr. Rininta Mardiani, Sp.KJ

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada


Allah SWT atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
berjudul “Skizofrenia Paranoid” dengan tepat waktu. Penulisan laporan kasus ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
periode 14 Januari 2019 - 16 Februuari 2019.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Rininta
Mardiani, Sp.KJ selaku pembimbing, rekan-rekan koasisten Ilmu Kesehatan Jiwa
dan semua pihak yang turut serta berperan memberikan doa, semangat dan
membantu kelancaran dalam proses penyusunan laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih terdapat banyak


kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Pada kesempatan ini, penulis memohon
maaf kepada para pembaca. Masukan, kritik, dan saran akan penulis jadikan
bahan pertimbangan agar laporan kasus ini kedepannya menjadi lebih baik. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih.

iii
Jakarta, 7 Februari 2019

Penulis

iv
STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS
Nama : Ny. AH

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 39 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 17 Oktober 1979

Agama : Islam

Suku bangsa /warga Negara : Indonesia

Status Pernikahan : Menikah

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kp. Pasir Eurih, Taman Sari, Bogor

Tanggal Masuk RS.MM : Minggu, 3 Februari 2019

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis dan alloanamnesis (kakak kandung pasien) di IGD RS
Marzoeki Mahdi pada Minggu, 3 Februari 2019, pukul 12.45 WIB.

A. Keluhan Utama
Marah dan memukul anaknya sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit.

B. Keluhan Tambahan
Pasien sering merusak alat rumah tangga, tidak mengenali dirinya
sendiri, berbicara dan tertawa sendiri, mendengar bisikan-bisikan,

1
merasa curiga terhadap orang lain, sulit tidur dan tidak mau makan
minum, tidak dapat merawat diri sendiri.

C. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang diantar keluarga ke IGD RS Marzoeki Mahdi pada
hari Minggu, 3 Februari 2019, pukul 12.45 WIB karena marah-marah
dan memukul anaknya sejak 2 hari sebelum rumah sakit. Pasien juga
sering membanting barang dan merusak alat rumah tangga lainnya.
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit,
namun keluhan tersebut menurut keluarga semakin memberat dan
akhirnya memutuskan untuk dibawa berobat ke rumah sakit.
Pasien sulit untuk makan dan minum sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Karena menurut pengakuan pasien saat ini sedang
melakukan puasa agar dapat menyembuhkan orang yang sedang sakit.
Pasien yakin jika tidak makan dan tidak minum, dirinya dapat
menyembuhkan orang terutama kakaknya yang sedang sakit. Namun
sesekali pasien masih dapat dibujuk untuk makan/minum oleh
kakaknya. Pasien juga tidak mau mengurus diri seperti mandi dan
berpakaian yang layak dan rapih.
Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, menurut keluarga,
pasien juga sering berbicara dan tertawa sendiri, mendengar bisikan jika
ada yang ingin menyakiti dirinya dan selalu merasa curiga terhadap
orang lain. Menurut pasien, saat ini pasien adalah sosok yang bernama
Hana. Pasien sangat menyayangi anaknya dan tidak pernah berlaku
kasar. Pasien sering merasa kesal karena pasien merasa banyak yang
ingin menyakiti dirinya, terutama tetangganya dan mengaku di santet
oleh mereka. Pasien merasa yakin bahwa tetangganya adalah orang
jahat karena pasien juga sering mendengar bisikan bahwa seseorang
mengatakan tetangga pasien ingin membunuh dirinya.

2
Menurut keluarga, 6 bulan sebelumnya pasien tampak menutup
diri, tidak mau melakukan akvitas yang pasien lakukan biasanya seperti
memasak dan membersihkan rumah, tampak murung dan banyak
berdiam diri didalam kamar.
Menurut pengakuan keluarga, pasien mempelajari ilmu rukiyah
sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien mulai mempelajari ilmu ini
dikarenakan ingin menyembuhkan kakak kandung pasien yang sedang
sakit. Dan ditambah dengan dorongan karena suami pasien meninggal
1,5 tahun yang lalu.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri pada pasien
sebelumnya.
2. Riwayat Penyakit Medis
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan,
terjatuh atau terbentur yang mengakibatkan luka / cedera pada
daerah kepala dan melakukan operasi sebelumnya. Pasien juga
mengatakan tidak pernah mengalami riwayat kejang, demam
tinggi, atau penyakit lainnya.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol


Berdasarkan hasil autoanamnesis dan alloanamnesis, tidak
didapatkan kebiasaan merokok, riwayat konsumsi zat psikoaktif
atau alkohol.

3
4. Grafik Perjalanan Penyakit

September Juni September 1 minggu Hari


2017 2018 2018 SMRS MRS

Suami Pasien Berbicara Tidak mau Pasien


pasien tampak dan tertawa makan dan marah,
meninggal, menutup sendiri, minum mengamuk,
kakak diri, mendengar karena memukul
pasien kehilangan bisikan, sedang anaknya
sering sakit. minat dan merasa ada puasa untuk sejak 2 hari
Pasien banyak yang ingin dapat SMRS dan
mempelajari berdiam diri menyakiti menyembuh membanting
ilmu dikamar dirinya kan orang barang-
rukiyah sakit barang
dirumah.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan perinatal

4
Berdasarkan keterangan orangtua pasien, ibu pasien berusia
20 tahun saat mengandung pasien. Ibu pasien hamil cukup bulan
melahirkan secara normal dibidan, berat badan lahir pasien normal
dan langsung menangis. Pasien merupakan anak perempuan yang
diharapkan dan direncanakan dalam keluarga.

2. Masa Kanak Awal (0 – 3 tahun)

Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien mendapat


kebutuhan ASI yang cukup, imunisasi dasar lengkap serta
pertumbuhan dan perkembangan pasien (berbicara, tumbuh gigi
dan perkembangan bahasa) normal seperti anak sebayanya dan
perkembangan motorik lainnya dalam batas normal sesuai usia.

3. Masa Kanak Pertengahan (3 – 11 tahun)

Menurut keluarga, pasien adalah orang yang periang dan


memiliki banyak teman. Pasien dapat mengikuti pelajaran dengan
baik. Pasien disekolahkan di salah satu SD didaerah tempat tinggal.
Pasien menyelesaikan pendidikan hingga kelas 6 SD, tidak pernah
tinggal kelas.

4. Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja)

a. Hubungan Sosial

Menurut keluarga, pasien memiliki banyak teman dan


mudah bergaul. Pasien merupakan orang yang terbuka dan
suka bercerita dengan keluarga. Hubungan pasien dengan
keluarga dan lingkungan sekitar baik.

b. Riwayat Pendidikan

5
Pasien memasuki pendidikan dimulai dari SD dan
menyelesaikan pendidikannya hingga tamat. Namun tidak
melanjutkan ke jenjang selanjutnya dikarenakan masalah
biaya.

c. Perkembangan kognitif dan motorik

Perkembangan kognitif dan motorik baik dan sesuai


dengan anak seusianya.

d. Problem emosi atau fisik khusus remaja

Pasien tidak mempunyai ketakutan tertentu terhadap


sesuatu benda ataupun lingkungan tertentu. Pasien mengatakan
tidak pernah berhubungan seksual sebelum menikah.

e. Latar Belakang Agama

Pasien beragama Islam, pasien taat dalam kegiatan


beragama. Namun setelah sakit, pasien tidak pernah beribadah.

5. Masa dewasa
 Riwayat pekerjaan
Setelah tamat SD, pasien bekerja diwarung tempat
ibunya berjualan. Saat usia 20 tahun pasien menjadi pekerja
pabrik sepatu hingga usia 35 tahun.
 Riwayat psikoseksual atau pernikahan
Pasien sudah menikah. Namun suami pasien meninggal
1,5 tahun yang lalu.
 Riwayat tindakan kriminal
Menurut pasien dan keluarga, pasien tidak pernah
melakukan pelanggaran hukum.
 Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama Islam, pasien taat dalam kegiatan
beragama.

6
F. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien
menikah saat usia 18 tahun. Namun suami pasien baru saja meninggal
1,5 tahun yang lalu. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak. Menurut
kakak pasien, sebelum sakit pasien sangat menyayangi kedua anaknya.
Namun semenjak mempelajari ilmu rukiyah pasien sudah mulai
perlahan berubah menjadi cuek dengan anaknya.

G. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama ayah dan ibu, kedua kakak dan kedua adik
pasien sudah menikah dan tinggal terpisah dari pasien. Ayah pasien
bekerja sebagai pedagang di pasar. Ibu pasien merupakan seorang ibu
rumah tangga. Pasien dan keluarganya hidup dalam keadaan ekonomi
yang cukup. Perekonomian keluarga ditanggung dari pengahasilan ayah
pasien. Dan biaya pengobatan sudah memakai iuran dari BPJS.

Genogram

7
Keterangan:

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan

: Pasien

: Yang diwawancara

: Tinggal serumah

H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan


 Impian: ingin menyembuhkan orang sakit
 Dorongan kehendak: ingin kakak pasien cepat sembuh
 Hal yang menjadi sumber kejengkelan dan yang membuat bahagia :
pasien merasa kesal jika disuruh makan dan minum
Pasien mengatakan akan merasa senang sekali apabila bisa punya
kekuatan menyembuhkan orang,

III. STATUS MENTAL


Dilakukan pada tanggal 3 Februari 2019, pukul 12:45 WIB di IGD RS
Marzuki Mahdi, Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Kesadaran
Biologis : Compos mentis
Psikologis : Terganggu
Sosial : Terganggu
2. Penampilan umum
Seorang perempuan usia 39 tahun, berpenampilan fisik sesuai
dengan usianya, kulit sawo matang. Pasien menggunakan baju
terusan berwarna pink dengan jaket berwarna hitam dan sendal

8
jepit. Penampilan pasien cukup rapih dan bersih. Pasien tampak
gelisah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Keadaan pasien gelisah, jika sedang berbaring ditempat tidur
sendirian pasien selalu melakukan gerakan seperti sedang berdoa
dan seolah-olah ada yang merasuki tubuhnya. Namun saat didekati
dan diajak berbicara, pasien berubah menjadi berperilaku normal
dan sangat kooperatif ketika dilakukan pemeriksaan.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan kata-
kata yang diucapkan cukup banyak, intensitas sedang, artikulasi
jelas, ide cerita banyak.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, kontak mata adekuat, pasien terbuka dalam
memberikan jawaban.

B. Alam Perasaan
1. Mood : irritable
2. Afek (ekspresi afektif) : terbatas
a. Skala diferensiasi : sempit
b. Kestabilan : tidak stabil
c. Echt/unecht : echt
d. Keserasian : serasi
e. Pengendalian impuls : tidak baik
f. Kedalaman : dangkal
g. Empati : tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan:

a. Taraf pendidikan: Tamat SD


b. Pengetahuan umum: Baik, pasien tahu siapa presiden saat ini

9
c. Kecerdasan: Tidak dapat dinilai
2. Daya konsentrasi: Terganggu, pasien mudah terdistraksi
3. Orientasi
a. Orientasi Waktu: Baik, pasien dapat membedakan
siang/malam
b. Orientasi Tempat: Baik. Pasien mengetahui dirinya sedang
berada di rumah sakit.
c. Orientasi Personal: Baik. Pasien dapat mengenali pemeriksa.
4. Daya ingat:
a. Daya Ingat Jangka Panjang: Baik. Pasien masih ingat alamat
tempat tinggalnya.
b. Daya Ingat Jangka Pendek: Baik. Pasien dapat mengingat
aktivitas yang dilakukan tadi pagi
c. Daya Ingat Sesaat : Baik. Pasien mampu mengucapkan
kembali yang diucapkan oleh pemeriksa
5. Pikiran Abstrak: Tidak dapat dinilai
6. Kemampuan Menolong Diri: Tidak baik. Pasien tidak mampu
makan dan mandi sendiri.
7. Kemampuan Visuospatial: Tidak dapat dinilai

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

a. Halusinasi Visual: Tidak ada


b. Halusinasi Auditorik: Ada, pasien mendengar bisikan-bisikan,
suara seseorang yang berkata tetangganya ingin menyakiti dan
membunuh dirinya. Namun tidak dapat mengenali suara
tersebut
c. Halusinasi Taktil: Tidak ada
d. Halusinasi Olfaktorik: Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

10
3. Depersonalisasi : Ada. Pasien menyebutkan bahwa dirinya
adalah Hana yang dapat menyembuhkan orang
sakit
4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Ide cerita banyak.
b. Kontinuitas pikiran : Baik
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada, pasien tidak menggunakan
bahasa yang tidak dimengerti.
2. Isi pikir
a. Preokupasi: Ada
b. Waham: Ada, waham rujuk, pasien merasa tetangganya
berencana membunuh dirinya dan melakukan santet terhadap
dirinya. Terdapat juga waham bizzare, pasien merasa
mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit
dengan puasa.

F. Pengendalian Impuls: Tidak baik

G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah menyakiti
orang lain merupakan perbuatan yang baik? Pasien menjawab tidak
baik.
2. Uji daya nilai : Baik. Ketika diberi pertanyaan apabila pasien
melihat orang kecelakaan, apa yang akan pasien lakukan? Pasien
menjawab dia akan menolong orang tersebut.
3. Penilaian realita : Terganggu. Terdapat halusinasi dan waham.

H. Tilikan: 1

11
I. Taraf Dapat dipercaya: Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK


A. Status Internus
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi napas : 20 x/menit

Frekuensi nadi : 96 x/menit

Suhu : 36.7ºC

Kulit : Sawo matang

Kepala : Tidak ada deformitas

Rambut : Warna hitam, lurus, distribusi merata

Mata : Konjugtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil


bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+

THT : Normotia, tidak ada nyeri tarik dan nyeri


retroaurikular, MAE lapang, tidak ada abses,
serumen +/+ minimal. Tidak ada deviasi septum
nasi, cavum nasi lapang. Sekret -/-. Tonsil tenang dan
tidak membesar.

Gigi dan mulut : Oral hygiene kurang baik, terdapat caries dentis

Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-), jejas (-)

Jantung : Bunyi jantung I-II reguler murmur (-), gallop (-),


tidak terdapat pembesaran jantung

12
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-,
tidak terdapat nyeri tekan, perkusi sonor

Abdomen : Datar, bising usus (+) 3-4x/menit, tidak ada nyeri


tekan dan lepas, perkusi timpani

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-), jejas (-)

B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk : (-)

Pupil : Bulat, isokor

Kesan parase nervus kranialis : (-)

Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),

spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak


ada gangguan keseimbangan dan
koordinasi

Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis : Normal

Reflex patologis : (-)

Gejala ekstrapiramidal : (-)

Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal

Stabilitas postur tubuh : Normal

Tremor di kedua tangan : (-)

C. Pemeriksaan Laboratorium

13
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KETERANGAN
RUJUKAN
Hemoglobin 14.9 g/dl 13 – 16 Normal
Hematokrit 45 % 40 – 48 Normal
Leukosit 8.68 103/uL 5 – 10 Normal
Trombosit 296 103/uL 150 – 400 Normal
SGOT 26 U/L 10 – 35 Normal
SGPT 32 U/L 10 – 36 Normal
Ureum 20.7 mg/dL 10 – 50 Normal
Creatinin 0,53 mg/dL 0,5 – 1,5 Normal
GDS 108 mg/dL 70-200 Normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien datang diantar keluarga ke IGD RS Marzoeki Mahdi pada hari
Minggu, 3 Februari 2019, pukul 12.45 WIB karena marah-marah dan
memukul anaknya sejak 2 hari sebelum rumah sakit. Pasien sering
membanting barang dan merusak alat rumah tangga. Keluhan in dirasakan
sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, namun keluhan tersebut menurut
keluarga semakin memberat dan akhirnya memutuskan untuk dibawa ke
rumah sakit.
Pasien sulit untuk makan dan minum sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Karena menurut pengakuan pasien saat ini sedang melakukan
puasa agar dapat menyembuhkan orang sakit. Pasien juga tidak mau
mengurus diri seperti mandi dan berpakaian yang layak dan rapih.
Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, menurut keluarga, pasien juga
sering berbicara dan tertawa sendiri, mendengar bisikan jika ada yang ingin
menyakiti dirinya dan selalu merasa curiga terhadap orang lain. Menurut
pasien, saat ini pasien adalah sosok yang bernama Hana. Pasien sering merasa

14
kesal karena pasien merasa banyak yang ingin menyakiti dirinya, terutama
tetangganya dan mengaku di santet oleh mereka.
Menurut keluarga, 6 bulan sebelumnya pasien tampak menutup diri,
tampak murung dan banyak berdiam diri didalam kamar.
Menurut pengakuan keluarga, pasien mempelajari ilmu rukiyah sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien mulai mempelajari ilmu ini
dikarenakan ingin menyembuhkan kakak kandung pasien yang sedang sakit.
Dan ditambah dengan dorongan karena suami pasien meninggal 1,5 tahun
yang lalu.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, didapatkan kesadaran
pasien compos mentis; sikap terhadap pemeriksa tidak kooperatif; mood
irritable; afek terbatas, skala diferensiasi sempit, tidak stabil, echt, serasi,
pengendalian impuls tidak baik, dangkal, empati tidak dapat dirabarasakan;
fungsi intelektual rata-rata; Ditemukan adanya halusinasi auditorik;
Terdapat waham rujuk dan waham bizzare; Pengendalian impuls tidak baik;
Daya nilai realita terganggu; Tilikan derajat 1; dan taraf dapat dipercaya:
dapat dipercaya.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Diagnosis Aksis I
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium, pasien tidak memiliki riwayat kondisi medik umum yang
dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.
Pasien juga tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif dan
alkohol, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Ditemukan adanya gejala-gejala psikotik pada pasien berupa
halusinasi auditorik dan waham rujuk. Gejala-gejala tersebut sudah terjadi
lebih dari 1 bulan. Sehingga memenuhi kriteria PPDGJ-III yaitu skizofrenia
(F20). Sebagai tambahan, gejala-gejala yang pasien alami berupa waham

15
rujuk dan suara halusinasi yang bersifat mengancam pasien bersifat
menonjol, tanpa disertai gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan atau gejala katatonik. Sehingga memenuhi kriteria skizofrenia
paranoid (F20.0) dalam PPDGJ-III).

Diagnosis Aksis II

Berdasarkan hasil autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien


menunjukan adanya ciri kepribadian narsistik sebelum timbul gangguan
jiwa. Hal ini didasari oleh perilaku pasien yang terkadang iri hati jika ada
yang lebih dari dirinya, keras kepala dan senang jika dipuji.

Diagnosis Aksis III


Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang tidak didapatkan adanya kelainan medis umum lain pada pasien.

Diagnosis Aksis IV

Ditemukan faktor pencetus atau stressor berupa masalah suami


meninggal dan kakak kandung pasien sakit-sakitan.

Diagnosis Aksis V

GAF current = 40 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan


realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).

Fungsi psikologis: terdapat halusinasi auditorik dan waham rujuk.

Fungsi sosial: pasien jarang berkomunikasi dan berinteraksi dengan


lingkungan sekitar.

Fungsi perawatan diri: pasien tidak dapat merawat diri sendiri.

16
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II : Ciri kepribadian narsistik premorbid
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Suami pasien meninggal dan kakak pasien sakit-sakitan
Aksis V : GAF current = 40

VIII. DAFTAR PROBLEM


1. Organobiologis : Tidak terdapat faktor herediter
2. Psikologis : Halusinasi auditorik, waham rujuk
3. Sosiobudaya : Terdapat hendaya waktu senggang, sosial, dan
pekerjaan.

IX. DIAGNOSIS BANDING


F20.5 Skizofrenia residual

X. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam

Ad fungtionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam

A. Faktor yang Memperingan


1. Dukungan keluarga yang baik
2. Diketahui stressor yang memungkinkan mencetuskannya yaitu
suami meninggal dan kakak sakit-sakitan

B. Faktor yang Memperberat


1. Tilikan derajat 1

17
XI. PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
Risperidon tablet 2 mg/12 jam PO

Trihexyphenidyile 2 mg/12 jam PO (jika ada EPS)

B. Psikoterapi
 Psikoterapi suportif pada pasien agar pasien memahami kondisi
penyakitnya sehingga pasien menyadari bahwa dia membutuhkan
pengobatan yang lama dan teratur.
 Memotivasi dan menjelaskan dengan baik kepada pasien tentang
pentingnya rajin minum obat secara teratur.

C. Rehabilitasi Psikososial
 Psikoedukasi
 Latihan keterampilan hidup (latihan okupasi, spiritual, olahraga)
 Latihan keterampilan sosial

18

Anda mungkin juga menyukai