Anda di halaman 1dari 21

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa

Periode 9 Agustus s/d 11 September 2021


RSUD Tarakan, Jakarta

F32.3
Episode
Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Pembimbing:

dr. Meiliana Lindawaty Rambakila, Sp.KJ

Oleh:

Benedictus Pratama Sinaga

11.2019.200

RSUD Tarakan , Jakarta Pusat


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 02156942061

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

1
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, JakartaBarat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Presentasi Kasus:
September 2021 SMF ILMU JIWA

TandaTangan

Nama : Benedictus Pratama Sinaga ……………...


NIM : 11.2019.200
Dr. Pembimbing: dr. Meiliana Lindawaty Rambakila, Sp.KJ ……………..

NamaPasien : Tn.KF
Rujukan/DatangSendiri/Keluarga : Datang Sendiri
RiwayatPerawatan : Lantai 7 Cempaka

I. IDENTITAS
Nama (inisial) : Tn.KF
Tempat &Tanggal Lahir : Depok, 20 Februari 1987 (34 tahun)
Jenis Kelamin : Laki laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : Sales
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Depok

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Autoanamnesis : 23/08/2021, jam14.00 di ruang rawat inap cempaka lantai 7
Alloanamnesis :24/08/2021 jam 15.00 di ruang rawat inap cempaka lantai 7

A. Keluhan Utama
Pasien mengeluh Nafsu makan berkurang sudah sejak 2 bulan sebelum masuk rumah

2
sakit, setiap malam tidak bisa tidur dikarnakan selalu memikirkan masalah tentang
tertipu dan dikecewakan oleh saudara sendiri, Pada saat kunjungan pertama perasaan
pasien sepanjang hari sering tidak nyaman dan merasa tegang dan cemas . Pasien
mengakui dikarenakan hal tersebut ia menjadi penakut dan selalu khawatir atas
penolakan orang lain di sekitarnya , pasien juga mengakui ingin mati saja dan namun
tidak ada rencana bunuh diri

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Sekitar lebih dari 2 bulan yang lalu pasien merasa nafsu mulai makan berkurang pasca
ditipu dan dikecewakan oleh bos sekaligus saudara sendiri, Pasien juga menyatakan
tidurnya kurang disebabkan karena sering terbangun pada dini hari dan melihat sosok
bayangan berdiri di pojok kamarya. Pasien mengatakan nafsu makan menurun
dikarenakan perutnya sakit apabila menelan makanan. Aktivitas sehari-hari pasien
merasa kurang berdaya dan lemas untuk melakukan aktivitas ringan, pasien juga
merasa kepercayaan dirinya berkurang setelah mendapat kekecewaan dan pasien
berhenti bekerja karena hal tersebut. Pasien kadang merasa dirinya sudah tidak berguna
lagi, dan pesimis. Saat ditanyakan pasien bilang tidak mau optimis karena bila optimis
akan hancur dan bila tidak kesampaian akan menyesal. Saat ditanyakan apa pasien
pernah mencoba untuk mencelakakan dirinya, pasien mengatakan tidak pernah
merencanakan bunuh diri apalagi berpikir mempersiapkan alat alat untuk bunuh diri,
.Pasien mengaku bahwa diri nya memiliki perasaan seperti ini dikarenakan masalah
pekerjaan dengan saudara pasien sekaligus bos dari perusahannya membebankan
pinjaman sebesar 250 juta bank dengan memakai atas nama pasien alasan dari bos
pasien tersebut nama nya sudah pernah melakukan banyak pinjaman menurut
keterangan dari pasien pinjaman itu akan digunakan untuk modal usaha, setelah
kejadian itu pada tahun 2017 rumah cicilan yang dibeli dari bos pasien ditarik oleh bos
pasien untuk dijual sehingga pasien kecewa dan memutuskan untuk berhenti bekerja
dengan saudaranya dan pada awal tahun 2021 pihak leasor datang ke rumah pasien
untuk menagih pinjaman yang sudah ia pinjam. Pasien juga menyatakan mempunyai
persoalan rumah tangga dimana pasien memiliki keinginan untuk menikah lagi dengan
alasan hasrat sehingga membuat istri pasien marah, hubungan pasien dengan kedua
3
P
i
y
m
r
e
p
4
1
0
2
n
u
h
t
d
a
g
s
l
k
anak pasien baik namun semenjak sakit pasien merasa malas mengurus anak, pasien
menyatakan bahwa ia tinggal bersama istrinya semenjak pindah dari bogor ke depok
karena bekerja sebagai sales di usaha dagang frozen food milik saudari kandungnya
sejak tahun 2019 menurut pengakuan dari saudari pasien semenjak bekerja pasien
sering bentrok dengan kaka iparnya dikarenakan keinginan dan ekspektasi pasien
terhadap usaha tinggi sementara modal yang dimiliki oleh saudari kandungnya tidak
cukup untuk mengembangkan usaha seperti yang pasien inginkan.

Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Gangguan Psikiatrik

2. Riwayat Gangguan Medik


Sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat gangguan medik.

3. Riwayat Penggunaan ZatPsikoaktif


Pasien menyangkal menggunakan zat psikoaktif .

C. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien lahir normal, cukup bulan dalam kondisi baik di rumah bersalin tanpa cacat
bawaan maupun gangguan saat masih dalam kandungan. Pasien juga tumbuh dan
berkembang sesuai dengan anak-anak seusianya. Pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan.

2. Riwayat Perkembangan Kepribadian


a. Masa Kanak-kanak
4
Pasien mengaku merupakan anak yang kurang aktif, jarang bermain dengan
anak-anak seusianya dan suka berkelahi dengan saudaranya karena sering dijahili
oleh saudaranya karena tidak mau bermain.

b. Masa Remaja
Pasien mengaku memiliki banyak teman di pesantren dan sering berkegiatan di
luar kegiatan sekolah seperti mengikuti pengajian dan organisasi pemuda
masjid. pada tahun 2013 Pasien melanjutkan kuliah jurusan ekonomi
manajemen di salah satu universitas di jawa barat dengan lama studi 5 tahun.

c. Masa Dewasa
Pasien mempunyai hobby membaca majalah gaib dikarenkan menurut nya itu
ilmu baru pada tahun 2003 pasien ingin belajar ilmu ruqiah seperti saudari
keduanya yang bisa melakukan ruqiah namun niatnya terpaksa harus
diurungkan karena mendapat penolakan dari keluarga besar.

3. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah di pesantren mulai SMP sampai lulus tingkat SMA, setelah lulus
SMA pasien melanjutkan studi S1 jurusan manajemen ekonomi kelas karyawan
disebuah sekolah tinggi di jawa barat dengan lama studi 5 tahun, pasien mengeluh
kendala selama perkulihan saat mengerjakan skripsi.

4. Riwayat Pekerjaan
Sejak tahun 2010 Pasien mengaku berkerja di sebuah toko yang bergerak di bidang
penjualan busana, dikarenakan pekerjaan ini pasien berpisah jarak dengan istrinya
di depok, pada awal tahun 2019 pasien sempat berhenti bekerja dan sempat
berjualan kebab namun bangkrut karena sepi peminat, awal tahun 2021 pasien
bekerja sebagai sales di usaha dagang yang dimiliki oleh saudarinya di depok

5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Pasien aktif dalam menjalankan ibadahnya dan memiliki

5
nilai agama yang tinggi.

6. Kehidupan Sosial danPerkawinan


Pasien menikah pada tahun 2013 dan dikaruniai 3 orang anak , anak pertama
meninggal di tahun 2014 dikarenkan lahir prematur sementara anak kedua dan
ketiga hidup sampai kini pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya kurang
baik ia dan istrinya sering bertengkar. Pasien mengaku dirinya sering bertengkar
dengan istri nya karena masalah ingin kawin lagi namun ketika ditanya apakah
ingin bercerai pasien enggan menjawab. Pasien menyatakan bahwa dirinya
memiliki 3 orang anak. Anak pertama meninggal karena prematur sedangkan anak
kedua sedang duduk di bangku SD anak ketiga berbeda 4 tahun dengan anak kedua.
Pasien mengatakan juga hubungan dengan kakak iparnya sedikit ada konflik
dikarenkan seluruh keinginan pasien tidak sesuai dengan keinginan kakak iparnya.

D. Riwayat Keluarga

Gambaran pohon keluarga

Keterangan : = depresi

= meninggal

= Hidup

6
Pasien menyatakan bahwa dikeluarganya ada yang mengalami gangguan kejiwaan
sebelumnya yaitu ayah pasien dan kakak perempuan kedua . saat ini pasien hanya
memiliki ibu sedangkan ayah pasien telah meninggal pada tahun 2010 dikarenakan
sakit paru-paru. Pasien menyatakan bahwa hubungan keluarga dengan saudara-
saudaranya baik, dan jarang bermasalah.

E. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang


Pasien dan keluarga kecilnya tinggal dan bekerja di rumah dengan saudarinya di depok.
Pasien bekerja sebagai sales di usaha dagang tersebut.

III. STATUS MENTAL


A. DeskripsiUmum
1. Penampilan
Pasien seorang laki laki berusia 34 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur
tubuh kurus, tinggi sedang , warna kulit sawo matang, rambut pendek hitam. Secara
keseluruhan kebersihan diri cukup baik, pakaian atasan kaos berwarna biru, celana
batik, terpasang selang infus, pasien tampak menggunakan pampers dan sarung.

2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologis : Kompos mentis
b. Glasgow Coma Scale : 15

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


 Sebelum wawancara: Pasien nampak tegang dan terbaring di tempat tidur .
 Selama wawancara : Pasien nampak tenang namun agak memalingkan wajah
kepada pemeriksa terkadang meminta agar berbicara pelan karena merasa takut
suara agak keras
 Setelah wawancara : Pasien berterima kasih dan keluar poliklinik

4. Sikap terhadap Pemeriksa


7
Pasien bersikap cukup kooperatif dengan pemeriksa, terkadang menjawab dengan
lemah lembut, baik, dan ramah terhadap pemeriksa.

5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Spontan, kurang jelas, intonasi baik,volume

bicara kecil, artikulasi jelas


b. Gangguan berbicara : Tidak ada

B. Status Mentalis Umum


1. Suasana Perasaan (Mood): Hipotim,Disforik
2. Afek : Tegang

C. GangguanPersepsi
1. Halusinasi :
 Halusinasi Visual (Pasien Saat malam hari pasien melihat asap di kamar
perawatan bunyi sehingga sering mengganggu pasien ketika mau tidur)

2. Ilusi : ada ( Pasien mengatakan Bulu tangan seperti nyamuk )


3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)


1. Taraf Pendidikan : Strata 1
2. PengetahuanUmum : Baik
3. Kecerdasan : Baik
4. Konsentrasi : Baik
5. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
d. Situasi : Baik

8
E. Proses Pikir
1. ArusPikir
a. Produktifitas : Bicara normal , Koheren
b. Kontinuitas : Relevan
c. HendayaBahasa : Tidak ditemukan

2. IsiPikir
a. Preokupasi : Masalah tertipu saudara , Masalah Pekerjaan
b. Waham : (-)
c. Obsesi : Tidak ditemukan
d. Fobia : Tidak ditemukan
e. Gagasan rujukan : Tidakditemukan
f. Gagasan pengaruh : Tidakditemukan

F. Tilikan
Tilikan derajat 3, dimana pasien sampai saat ini masih selalu menyesalkan dan
menyalahkan bosnya yang dahulu pernah mengecewakan dan menipunya.

G. Reliabilitas
Baik

IV. PEMERIKSAANFISIK
A. StatusInternus
1. KeadaanUmum :Baik
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Tensi : 112/83 mmHg
4. Nadi : 83 x/menit
5. SuhuBadan : 36.8
6. FrekuensiPernafasan :20x/menit
7. BentukTubuh : Normal
8. SistemKardiovaskular : Dalam batasnormal
9. SistemRespiratorius : Dalam batas normal
10. Sistem Gastrointestinal : Dalam batas normal
11. Sistem Muskuloskeletal : Dalam batas normal
9
12. SistemUrogenital : Dalam batas normal

B. StatusNeurologik
1. Saraf Kranial(I-XII) : Tidak dilakukan
2. Gejala Rangsang Meningeal : Tidak dilakukan
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Tidak dilakukan
5. Oftalmoskopi : Tidak dilakukan
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. SistemSarafVegetatif :Baik
9. FungsiLuhur :Baik
10. GangguanKhusus : Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang anjuran:
Tidak Dilakukan

VI. RESUME

Pasien Laki Laki berumur 34 tahun, agama islam, menikah, pendidikan terakhir Sarjana,
bertempat tinggal di depok. Datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan , Jakarta
Sekitar lebih dari lima tahun yang lalu pasien merasa selalu sulit tidur pasca ditipu oleh
saudara dan sekaligus bosnya sendiri, Pasien juga menyatakan tidurnya kurang disebabkan
karena sering terbangun dan melihat sosok bayangan di kamarnya yang membuat pasien
sulit tidur ( halusinasi visual ) dan sering melihat bulu tangannya menyerupai nyamuk
terbang. Sejak 2 bulan SMRS pasien mengatakan nafsu makan turun. Aktivitas sehari-hari
pasien merasa kurang berdaya dan lemas untuk beraktivitas, pasien juga merasa
kepercayaan dirinya berkurang setelah kejadian tertipu tersebut. Pasien kadang merasa
dirinya sudah tidak berguna lagi, dan pesimis. Saat ditanyakan pasien bilang tidak mau
optimis karena bila optimis akan hancur dan bila tidak kesampaian akan menyesal. Saat
ditanyakan apa pasien pernah mencoba untuk mencelakakan dirinya, pasien menyatakan
belum pernah merencanakan bunuh diri. Pasien mengaku bahwa dirinya memiliki perasaan
10
seperti ini dikarenakan masalah pekerjaan, rumah tangga dimana sering bentrok disaat
dirinya mengatakan ingin kawin lagi, pasien menyatakan bahwa ia tinggal bersama istrinya
semenjak pindah ke depok karena bekerja sebagai sales di usaha dagang kakanya, Pasien
juga merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, dan pesimis. Saat ditanyakan pasien bilang
tidak mau optimis karena bila optimis akan hancur dan bila tidak kesampaian akan
menyesal.
Pasien sebelumnya tidak pernah menggunakan zat adiktif ataupun alkohol. Pasien dikenal
hubungan dengan istrinya kurang baik dan sering bertengkar. Pasien menyatakan bahwa
dirinya memiliki 3 orang anak. Anak pertama telah meninggal karena lahir prematur anak
yang kedua duduk di bangku SD, anak ke tiga berbeda 4 tahun.

Cara berbicara pasien spontan, jelas, intonasi baik, volume bicara kecil, artikulasi jelas.
Hipotim, bicara cukup halusinasi visual (+), ilusi visual (+), tilikan derajat 3.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


A. Axis I : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
dapat memenuhi 3 kriteria utama diagnostik depresi berat : afek
depresif menurunnya aktivitas karena berkurangnya tidak ada
minat ( berpikir akan masa depan dan stressor di masa lalu nya)
berpikir tentang kematian dan sulit tidur dikarenakan setiap tidur
akan terbangun dan melihat sosok bayangan hitam di pojok
kamar
B. Axis II : Gangguan Kepribadian Cemas , Cemas apabila tidak bisa sembuh
C. Axis III : Stroke hemoragic pada hasil Ct scan kepala tanpa kontras 05 agustus 2021
kesan perdarahan intraparenkim lobus frontotemporal kanan est vol 130 cc mendesak
midline ke kiri sejauh 1,7 cm
D. AxisIV : Masalah dengan “primary support group”,
masalah piutang, tempat kerja,masalah rumah tangga .
E. AxisV : GAF 60-51, gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

11
VIII. PROGNOSIS
Faktor yang memperbaiki prognosis:
- Dukungan beberapa teman dekat
- Riwayat premorbid baik
- Keinginan untuk sembuh

Faktor yang memperburuk prognosis:


- Menarik diri
- Onset lama

Advitam : Dubia ad bonam


Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam

IX. DAFTAR PROBLEM


A. Biologik : Stroke homoragik
B. Psikiatri : Hipotim,spontan, jelas, intonasi baik, volume bicara kecil, artikulasi jelas.
Hipotim, bicara cukup halusinasi visual (+), ilusi visual (+), tilikan derajat 3
C. Psikososial : Masalah dengan “primary support group”, perumahan,ekonomi

X. TERAPI
A. Farmakoterapi

R/ Clozapin tab 50 mg No. XX S

2 dd tab 1

SEC

R/ Trihexyphenidyl tab 2 mg No. XX

S 1 dd tab 1

SEC

12
R/ Sertraline tab 25 mg No. XX
S 1 dd tab 1
SEC
Pro : Tn. AS
Umur: 40tahun

R/ Lorazepam tab 1 mg No.XX


S 1 dd tab 1
SEC

Pro : Tn. AS
Umur: 40 tahun

B. Psikoterapi
- Memberikan informasi pasien terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, efek samping pengobatan.
- Memberi bimbingan kepada pasien untuk mengatasi stressor yang mungkin akan
didapat oleh pasien.
- Psikoterapi keluarga bila memungkinkan.

C. Edukasi
- Edukasi keluarga dekat mengenai penyakit pasien
- Edukasi orang satu tempat tinggal dengan pasien
- Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien

Hasil Follow Up Harian :


13
Tanggal : 21 Agustus 2021 jam : 06.50
S Pasien laki-laki usia 34 tahun, kurus tinggi sedang memakai pakaian kaos dan pampers
ditutupi sarung, terpasang IV line di tangan kiri sedang berbaring di tempat tidur
Pada saat dikunjungi oleh dokter muda Pasien mengatakan masih melihat rambut tangan
seperti nyamuk Pasien mengatakan pagi ini belum minum obat saraf dan obat clobazam dan
flouxetin dikarenkan belum makan pagi Keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien
sudah merasa lebih baikan dibanding sebelumnya, keluarga pasien yang merawat
mengatakan pasien mau makan peroral hanya 1 sendok makan tiap 2 jam , Minum sedikit-
sedikit peroral 4 sendok makan perjam Pasien mengatakan bahwa ia rindu dengan anak-
anaknya di rumah dan ingin beraktivitas seperti sedia kala . Pasien juga ingin bercerita
dengan dokter muda tetapi tidak ditemani oleh keluarga usai sholat Dzhur nanti . Saat ini
pasien tidak ada pikiran untuk melukai diri
O Penampilan : pasien laki-laki , usia 34 tahun, penampilan sesuai usia tubuh kurus memakai
baju kaos, pampers dan sarung , pasien sedang terbaring di tempat tidur
Kesadaran : compos mentis
Sikap : koperatif
psikomotor : gerakan terbatas pada sisi sebelah kanan, hipoaktif
Pembicaraan : spontan. Artikulasi jelas , volume cukup
Mood : Hipotim ; afektif : terbatas
pikiran : koheren
Isi pikir : tidak ada waham, miskin ide
Persepsi : halusinasi visual +, ilusi +
Tilikan : 3
A Aksis I : depresi berulang episode kini depresi berat dgn gejala psikotik
Aksis II : ciri kepribadian cemas
Aksis III : Stroke hemoragik
Aksis IV : sering bentrok dengan saudara Masalah bisnis
Aksis V : 60-51
P CBZ 0,5 mg 1X1
Flouxetine 5 mg 1x1

Tanggal 23/08/2021 Jam : 07.00


14
S Pasien laki-laki usia 34 tahun, kurus tinggi sedang memakai pakaian kaos dan pampers
ditutupi sarung, terpasang IV line di tangan kiri sedang berbaring di tempat tidur
pasien sedang berbaring di tempat tidur pasien mengatakan sudah enakan dari yang
sebelumnya Pada saat dikunjungi oleh dokter muda Pagi ini pasien sudah tidak melihat
rambut tangan seperti nyamuk , Pasien mengatakan pagi ini sudah minum obat keluarga
pasien juga mengatakan bahwa pasien sudah merasa lebih baikan dibanding sebelumnya,
keluarga pasien yang merawat mengatakan pasien mau makan pagi ini hanya sendok 3
sendok makan Minum 1 gelas air mineral Pasien mengatakan ingin pulang cepat bahwa ia
rindu dengan anak-anaknya di rumah dan ingin beraktivitas seperti sedia kala . Pasien juga
sudah mau berkaca tidak melihat diri seram
O Penampilan : pasien laki-laki , usia 34 tahun, penampilan sesuai usia tubuh kurus memakai
baju kaos, pampers dan sarung, sedang terbaring ditempat tidur
Kesadaran : compos mentis
Sikap : koperatif
psikomotor : gerakan terbatas pada sisi sebelah kanan, hipoaktif
Pembicaraan : spontan. Artikulasi jelas , volume cukup
Mood : hipotim ; afektif : terbatas
pikiran : koheren
Isi pikir : tidak ada waham, miskin ide
Persepsi : halusinasi visual -
Tilikan : 3
A Aksis I : depresi berulang, episode kini depresi berat dgn gejala psikotik
Aksis II : ciri kepribadian cemas
Aksis III : Stroke hemoragik
Aksis IV : sering bentrok dengan saudara Masalah bisnis
Aksis V : 60-51
P CBZ 0,5 mg 1X1
Flouxetine 5 mg 1x1

15
Tanggal : 24/08/2021 Jam : 06.50
S pasien sedang berbaring di tempat tidur , pasien mengatakan semalam kesulitan
tidur setiap tidur terbangun dikarenakan ingin makan, Pada saat dikunjungi oleh
dokter muda Pagi ini pasien masih melihat rambut ditangan seperti nyamuk dan
semalam masih melihat asap rokok dikamar padahal dari pihak keluarga
mengatakan bahwa tidak ada yang merokok dikamar , Pasien mengatakan pagi
ini sudah minum obat
Keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien sudah meningkat nafsu
makannya Pagi ini keluarga pasien mengatakan makan bubur 1/4 porsi dan
minum teh manis 1 gelas dibanding sebelumnya . Pasien mengatakan ingin
pulang cepat bahwa ia rindu dengan anak-anaknya di rumah dan ingin
beraktivitas seperti sedia kala . Pasien juga sudah mau bisa duduk lama
O Penampilan : pasien laki-laki , usia kurang lebih 34 tahun, penampilan sesuai
usia, pasien sedang terbaring di tempat tidur
Kesadaran : compos mentis
Sikap : koperatif
psikomotor : hipoaktif
Pembicaraan : spontan. Artikulasi jelas , volume cukup
Mood : disforik, afektif : terbatas
pikiran : koheren
Isi pikir : tidak ada waham, miskin ide
Persepsi : ilusi + halusinasi +
Tilikan : 3
A Aksis I : depresi berulang, episode kini depresi berat dgn gejala psikotik
Aksis II : ciri kepribadian cemas
Aksis III : Stroke hemoragik
Aksis IV : sering bentrok dengan saudara Masalah bisnis
Aksis V : 60-51
P THP 2mg 1x1
Flouxetine + Risperidone 10 mg 1X1

16
DISKUSI

Depresi merupakan masalah kesehatan yang mempengaruhi jutaan orang dewasa


setiap tahunnya. Gangguan ini termasuk dalam gangguan suasana perasaan/mood
dengan kelainan yang mendasar berupa perubahan suasana perasaan ke arah
depresi (suasana perasaan yang menurun) dan biasanya disertai dengan perubahan
tingkat aktivitas , Gangguan depresi berat paling sering terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki penderita perempuan dapat mencapai 25 persen. Usia rata-
rata diantara usia 20-50 tahun.
. Diagnosis gangguan depresi dapat ditegakkan berdsarkan PPDGJ III
(Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang berpedoman pada
DSM-IV. Gangguan depresi dapat dibedakan menjadi episode depresif ringan,
sedang dan berat menurut banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap
fungsi kehidupan seorang. Kriteria penggolongan diatas berdasarkan atas gejala
utama dan gejala lain. Adapun gejala utama ada tiga yaitu : (1) afek depresif, (2)
kehilangan minat dan kegembiraan dan (3) berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit)
dan menurunnya aktifitas. Sedangkan gejala lainnya ada tujuh yaitu :
(1) konsentrasi dan perhatian berkurang, (2) gagasan tentang rasa bersalah dan
tidak berguna (3) harga diri dan kepercayaan diri berkurang, (4) pandangan masa
depan yang suram dan pesimistis, (5) gagasan atau perbuatan membahayakan diri
atau bunuh diri, (6) nafsu makan berkurang dan tidur terganggu (7). Episode
depresi berat dapat ditegakkan dengan tiga gejala utama harus ada, ditambah
minimal empat dari gejala lainnya dan beberapa harus berinteraksi berat,
berlangsung minimal dua minggu atau kurang dapat dibenarkan jika terjadi gejala
luar biasa beratnya dan berlangsung cepat dan sangat tidak mungkin akan bisa
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga.
Episode depresi berat dengan gejala psikotik merupakan depresi yang

17
parah walau bukan penderita psikotik. Diagnosis gangguan ini ditegakkan
berdasarkan adanya gejala episode depresif berat ditambah dengan gejala
psikotik. Gejala psikotik yang didapatkan seperti adanya waham atau halusinasi.
Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi
auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh,
atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan
sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek. Paling sering terjadi pada orang yang
tidak mempunyai hubungan interpersonal yang erat atau pada mereka yang
bercerai atau akanberpisah.
Pada pasien ditemukan gejala-gejala episode depresi berat berupa 3 gejala
utama yaitu menurunnya aktivitas tidak lagi mengurus anak, kehilangan rasa
kegembiraan selalu sedih, dan hilangnya semangat optimisme tampak melamun
dan lesu ditambah dengan gejala lain yaitu nafsu makan berkurang, konsentrasi
dan perhatian saat wawancara berkurang,tidur malam hari terganggu dan ada
beberapa percobaan melakukan bunuh diri lalu ditemukan gejala psikotik yaitu
pada pasien terdapat halusinasi auditorik yaitu bisikan yang menyalahkan dirinya
sendiri.
Pada pasien dipilih terapi anti psikotik golongan atipikal berupa Clozapine
2 x50 mg, Clozapine mempengaruhi sistem fungsi saraf dopamine pada sisitem
mesolimbik mekortikal otak yangberhubungan dengan fungsi emosional dan
mental. Pada uji farmakologi, bentuk campuran tidak menyebabkan katelepsi atau
menghambat apomorfin atau amfetamin menyebabkan tindakan yang streotip.
Secara klinis, clozapine memproduksi dengan cepat dan mengehentikan sedasi
dan mendesak efek antipsikotik dengan kuat. Clozapine memiliki bukti efektif
dalam mengurangi gejala psikotik.
Untuk gangguan tidur yang dialami oleh pasien diberikan Lorazepam yang
merupakan obat golongan benzodiazepine obat ini biasanya digunakan untuk
mengatasi gangguan cemas, gangguan tidur, dan beberapa kasus dengangejala
kejang. Lorazepam bekerja dengan cara berinteraksi dengan reseptor Gamma
Aminobutyric Acid (GABA) yang banyak terdapat di sistem saraf pusat manusia. 18
Ikatan yang terjadi antara lorazepam dengan reseptor GABA tidak menggantikan
posisi GABA pada reseptornya, melainkan meningkatkan ikatan GABA dengan
reseptornya pada kompleks reseptor yang sama. Interaksi ini yang dipercaya
menyebabkan respons berupa penurunan kecemasan, sedasi, dan penurunan
kejadian kejang. Intensitas respons tersebut berhubungan langsung dengan jumlah
ikatan yang terbentuk antara golongan benzodiazepin dengan reseptor GABA
Sedang pilihan Trihexyphenidylmengurangi gejala ekstrapiramidal yang
mungkin muncul akibat pemberian anti psikotik pada pasien dengan memperbaiki
gangguan keseimbangan antara jalur neurologis dopaminergik dan kolinergik
melalui blokade reseptor muskarinik M1. Trihexyphenidyl merupakan antagonis
reseptor muskarinik kompetitif, dengan mekanisme aksi memblok reseptor
muskarinik M1. Reseptor muskarinik M1 merupakan reseptor asetilkolin pada
sistem saraf parasimpatis. Blokade reseptor muskarinik M1 oleh trihexyphenidyl
mengakibatkan inhibisi saraf parasimpatis, dan mempengaruhi kerja otot polos.
Pasien juga diberikan sertraline, merupakan obat anti-depresan dari golongan
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor). Selective serotonin reuptake
inhibitor (SSRI) bertindak secara khusus pada neurotransmitter serotonin. Obat
ini menghambat pengambilan kembali serotonin dari sinaps ke sel saraf,
sehingga meningkatkan kadar serotonin pada celah sinaps. Sertraline merupakan
obat SSRI yang memiliki efek kardiologik, sedasi, dan otonomik yang minimal.
Selain menggunakan terapi psikofarmaka, penderita juga ditunjang
dengan psikoterapiJenis psikoterapi yang diberikan, tergantung pada kondisi
pasien dan preferensi terapis atau dokternya, dapat diberikan psikoterapi suportif,
reedukatif atau rekonstuksi. Yang perlu diingat pada pemilihan psikoterapi yaitu
keadaan kondisi pasien, bila pasien dalam keadaan kondisi depresi berat terlebih
dengan gejala psikotik yang dapat dilakukan hanya psikoterapi suportif, yairu
memberikan intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya
diri individu, perbaikan fungsi sosial, dan pencapaian kualitas hidup yang baik.
Itupun jangan langsung diberi nasehat karena pasien akan bertambah sedih bila
tidak mampu melaksanakan nasehat dokternya.
Terapi keluarga tidak umum digunakan sebagai terapi primer untuk
gangguan depresi berat untuk mengurangi dan menghadapi stress dan untuk
mengurangi adanya kekambuhan. Terapi keluarga diindikasikan gangguan yang
membahayakan pernikahan pasien atau fungsi keluarga jika gangguan dapat
19
ditangani oleh situasi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012. Buku AjarPsikiatri.


Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Kaplan, B.J., Sadock, V.A. 2012, Kaplan & Sadock’s Buku ajar psikiatri
klinis edisi ke2.EGC.
3. Maslim, R. 2013. Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika AtmaJaya.
4. Medscape. Lorazepam. 2017. diakses pada (02 Februari 2021) :
https://reference.medscape.com/drug/formulary/ativan-loraz-lorazepam-
342906#0
5. Griffin CE, Kaye Am, Bueno FR, kaye AD. Benzodiazepine
Pharmacology and Central Nervous System–Mediated Effects. The
Ochsner Journal. 2013; 13: 214–223.
6. U.S. Food & Drug Administration. Drug Approval Package:
Trihexyphenidyl Hydrochloride. Available online from: https://nctr-
crs.fda.gov/fdalabel/ trihexyphenidyl%20hydrochloride (Accessed 02
February 2021)

20
21

Anda mungkin juga menyukai