Anda di halaman 1dari 18

STATUS UJIAN

SKIZOFRENIA PARANOID

Dokter Penguji:
dr. Agung F, Sp.KJ, MH
dr. Ananditya Sukma Dewi Utami, Sp.KJ

Disusun oleh:
Muhammad Nafi 1920221126

KEPANITERAAN STASE ILMU PENYAKIT JIWA


RUMAH SAKIT SOEHARTO HEERDJAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 08 Februari – 05 Maret 2021
PENGESAHAN

Laporan kasus ujian diajukan oleh


Nama : Muhammad Nafi
NIM : 1920221126
Program studi : Profesi dokter
Judul kasus : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Laporan kasus ini telah dikoreksi dan direvisi oleh penguji sebagai syarat yang
diperlukan untuk kelulusan kepaniteraan klinik Psikiatri Program Studi Profesi
Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional
‘’Veteran’’ Jakarta.

Penguji,

dr. Agung F, Sp.KJ, MH dr. Ananditya Sukma Dewi Utami, Sp.KJ

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Maret 2021
Nama : Nadya Shabirah Zahra NIM : 1920221126
Dokter Penguji :
dr. Agung F, Sp.KJ, MH Tanda Tangan:

dr. Ananditya Sukma Dewi Utami, Sp.KJ Tanda Tangan:

I. Identitas Pasien
Nama Lengkap : Tn. M
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : 6 SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Budha
Alamat : Jakarta Barat
Dokter yang Merawat : dr. Ananditya Sukma Dewi Utami,
Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 15 Februari 2021
Ruang Perawatan : Ruang Kaswari
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Dijemput petugas RSJSH

II. Riwayat Psikiatrik


Autoanamnesis
 Tanggal 26 Februari 2021, pukul 16.00, di Ruang Kaswari Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
 Tanggal 27 Februari 2021, pukul 16.00, di Ruang Kaswari Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
 Tanggal 01 Maret 2021, pukul 16.00, di Ruang Kaswari Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan

6
Alloanamnesis
 Tanggal 27 Februari 2021, pukul 10.00, dilakukan kepada adik pasien via
telepon.
 Tanggal 02 Maret 2021, pukul 11.00, dilakukan kepada adik pasien via
telepon.

A. Keluhan Utama
Pasien sering melamun dan mondar-mandir di rumah tanpa tujuan sejak
tiga hari sebelum dibawa petugas rumah sakit.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke IGD RSJSH dijemput oleh
petugas dari RSJSH, dengan keluhan sering melamun dan mondar-mandir di
rumah tanpa tujuan sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit, namun pasien
tidak mengetahui penyebabnya. Satu minggu sebelumnya pasien baru pulang dari
Yayasan Rehabilitasi Mental dan kondisinya baik-baik saja, namun tiga hari
setelahnya pasien berhenti minum obat karena merasa obatnya tidak mempan.
Pasien mengaku dirinya curiga obatnya ditukar oleh orang lain. Saat di rumah
sakit pasien sempat mengamuk dan memukul salah satu petugas karena
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul. Pasien juga sempat
memukul pasien lainnya, karena mendengar suara-suara yang memerintahkannya
untuk memukul.
Saat diwawancara pasien berbicara dengan cepat, keras dan sulit untuk
diinterupsi. Pasien juga bercerita bahwa dirinya sudah bosan hidup dan ingin mati
saja, namun tidak ada gagasan untuk bunuh diri.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Psikiatri
Pasien saat usia 21 tahun dibawa ke Yayasan Rehabilitas Mental karena
sering mengamuk dan marah-marah hingga memukul keluarganya. Pasien juga
sering mengeluhkan susah tidur dan suka berjalan-jalan sendiri tanpa tujuan.
Pasien sudah 10 kali keluar masuk Yayasan Rehabilitasi Mental selama kurang
lebih 14 tahun terakhir. Menurut keluarganya, pasien sering keluar masuk
Yayasan Rehabilitasi Mental karena sering putus obat. Pasien pernah memukul

7
kaca dan melukai tangannya menggunakan silet karena pasien merasa frustasi
tidak diperbolehkan pulang oleh orangtuanya dari Yayasan Rehabilitasi Mental.
Pasien juga pernah melukai lehernya menggunakan pecahan keramik, karena
diikat oleh petugas Yayasan Rehabilitasi Mental.
Sejak kecil pasien sering tidak percaya diri karena terdapat banyak jerawat
di mukanya, kemudian pada saat usia 18 tahun pasien ingin mengobati jerawat di
mukanya tersebut, namun tidak diperbolehkan oleh ayahnya karena menghabiskan
banyak uang. Saat usia 20 tahun pasien sempat bekerja menjadi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) illegal di Korea, namun dipulangkan ke Indonesia karena
berkelahi saat mabuk di salah satu diskotik disana. Saat di rumah pasien juga
bercerita dengan keluarganya bahwa saat di korea dirinya sering merasa
diperhatikan oleh orang banyak karena mukanya penuh dengan jerawat, namun
hal tersebut tidak membuat pasien menghentikan aktivitasnya disana.
Saat di rumah pasien juga sering mabuk dan susah di nasehati sehingga
ayahnya sering memukulnya, semenjak kejadian tersebut pasien menjadi benci
dan sering curiga pada ayahnya Pasien juga sering melihat ayahnya memarahi
dan membentak ibunya sejak ia kecil hingga dewasa, sampai pada akhirnya pasien
memarahi dan memukul ayahnya karena kesal akan sikap ayahnya. Kejadian
tersebut menjadi alasan utama pasien dibawa ke Yayasan Rehabilitasi Mental.
Menurut pernyataan keluarganya, pasien pernah menghilang selama tiga minggu
pada tahun 2019, kemudian pasien ditemukan di Jawa Barat dengan keadaan
bingung, kurus dan tidak bisa jalan
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien pernah dirawat karena kekurangan kalium semenjak hilang selama
3 minggu pada tahun 2019. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, riwayat
diabetes, alergi obat, trauma, kecelakaan, kejang, dan epilepsy.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengaku mengonsumsi alkohol semenjak usia 14 tahun, namun
sudah berhenti semenjak masuk ke Yayasan Rehabilitasi Mental. Pasien pernah
menggunakan obat-obatan terlarang seperti sabu, nipam, ekstasi dan ganja sejak
usia 15 tahun karena diajak oleh temannya, namun pasien sudah berhenti sebelum
bekerja di Korea. Pasien juga masih sering merokok, pasien merokok 1 bungkus

8
dalam sehari dan sudah merokok sejak usia 13 tahun. Pasien juga mengkonsusmi
kopi 5 sampai 6 kali dalam sehari.
4. Riwayat Perjalanan Psikiatrik

2006

01 Maret 2021

15 februari2021

Keterangan
2009-2020

 2005: Pasien mengamuk dan memukul ayahnya. Keluarga


membawanya ke Yayasan Rehabilitasi Mental
 2009-2020: Pasien keluar masuk Yayasan Rehabilitasi Mental, karena
tidak mau minum obat
 15 Februari 2021: Pasien sering melamun dan mondar mandir di
rumah sehingga pasien dibawa ke RSJSH Grogol
 01 Maret 2021: Pasien merasa pikirannya diambil tuhan, pasien merasa
curiga bahwa ayahnya adalah tuhan dan mendengar suara ayahnya yang
membisikan bahwa ayahnya tuhan

9
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan
kesehatan. Pasien lahir spontan, cukup bulan, tidak ada penyulit di dalam
kandungan dan saat persalinan . Tidak ada riwayat trauma lahir dan cacat bawaan.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0 - 3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik. Pasien termasuk anak yang sehat, dengan
proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya dalam hal
bahasa, personal sosial, motorik kasar, dan motorik halus. Pasien tidak
pernah sakit yang serius (kondisi berat), dan tidak pernah mengalami kejang
atau trauma kepala saat masa kanak-kanak.
b. Masa Kanak Pertengahan (3 - 11 tahun)
Tidak ada keluhan mengikuti pelajaran, patuh, dan tidak memiliki masalah
yang berat saat SD dan pasien mempunyai banyak teman saat SD.
c. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien bersekolah hanya sampai kelas 6 SD. Pasien tidak memiliki masalah
dengan teman temannya di sekolah.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga duduk di kelas 6 SD. Pasien tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena masalah ekonomi keluarga.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja menjadi buruh di daerah Glodok lalu berhenti, karena
melanjutkan kerja menjadi TKI di Korea. Pasien berhenti bekerja di Korea karena
berkelahi di salah satu diskotik di Korea, sehingga pasien dipulangkan ke
Indonesia.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Budha. Keluarga pasien mengatakan saat di rumah pasien sering
mendengarkan ceramah islam dan khotbah Kristen, pasien merasa tenang setelah
mendengarkannya.
6. Riwayat Pelanggaran Hukum

10
Pasien pernah ditangkap polisi karena mabuk, namun pasien tidak ingat mengapa
dibawa oleh polisi. Pasien juga pernah ditangkap di rumahnya karena orang
tuanya curiga pasien masih menggunakan obat-obatan terlarang. Namun saat di
tes urin hasilnya negatif.
7. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien belum menikah dan sejak kecil sering disiksa oleh orang tuanya.

E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak pasien laki-
laki dan satu adik pasien perempuan. Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan
adiknya. Keluhan yang sama pada anggota keluarga di sangkal.
GENOGRAM KELUARGA

Keterangan :
Laki-laki Pasien

Perempuan Meninggal
Tinggal serumah

11
III. Status Mental
Berikut merupakan hasil pemeriksaan status mental pada hari Jum’at, 26
Februari 2021 pukul 16.00 WIB di Ruang Kaswari, RSJSH.

A. Deskripsi
1. Penampilan Umum :
Pasien seorang laki-laki, berusia 35 tahun, berpenampilan fisik sesuai usiaya, kulit
berwarna sawo matang, bertato, berambut sedikit. Pada saat wawancara pasien
mengenakan baju seragam pasien RSJSH berwarna biru muda, terlihat bersih dan
rapih. Pasien menunjukkan sikap ramah, sopan, dan kooperatif. Pasien duduk
dengan tenang di hadapan pewawancara.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara : Pasien sedang tiduran di tempat tidur.
Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tenang di depan
pemeriksa, perhatian pasien terhadap
semua
pertanyaan baik.
Sesudah Wawancara : Pasien makan dengan teman-temannya.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif saat di lakukan wanwancara
5. Pembicaraan
Spontan, lancar, artikulasi jelas, nada suara tinggi, dan dapat menjawab semua
pertanyaan yang diajukan dengan kuantitas, kualitas, dan kecepatan saat berbicara
baik.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana perasaan (mood) : Hipertim
2. Afek : Luas
3. Keserasian dengan afek : Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik

12
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada

D. Sensorium dan kognitif (Fungsi Intelektual)


Taraf Pendidikan 6 SD
Pengetahuan Umum Baik (Pasien mengetahui nama presiden dan wakil presiden
saat ini)
Kecerdasan Baik (Pasien dapat berhitung dengan baik)
Konsentrasi dan Tidak terganggu (Pasien dapat menghitung 100-7 secara
Perhatian serial sebanyak 7 kali)
Orientasi Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang, dan malam
 Waktu hari serta mengetahui hari saat wawancara)
 Tempat Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ
Soeharto Heerdjan)
 Orang Baik (Pasien mengetahui dirinya dibawa ke RSJSH oleh
petugas).
Daya Ingat Baik (Pasien dapat mengingat alamat rumahnya)
 Jangka Panjang
 Jangka Pendek Baik (Pasien dapat mengingat menu apa saja yang dimakan
saat pagi hari sebelum di wawancara)
 Segera Baik (Saat akhir wawancara, pasien masih mengingat
dengan dokter muda)
Pikiran Abstraktif Kurang baik (Pasien tidak dapat menyebut persamaan apel
dan jeruk)
Visuospasial Tidak terganggu (Pasien dapat meniru gambar lingkaran
bertumpuk)
Kemampuan Baik (Pasien bisa makan, minum, mandi, serta merawat diri
Menolong Diri Sendiri sendiri)

13
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Banyak ide (meluap-luap)
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak ada hendaya
2. Isi pikir
a. Waham : Waham rujukan (+)
b. Preokupasi : Ada (pasien sering mengutarakan
kebencian
pada ayahnya)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : Tidak Terganggu
Uji daya nilai : Tidak terganggu
RTA : Terganggu
H. Tilikan : Derajat 2
I. Reliabilitas : Dapat dipercaya

14
IV. Follow-Up
Tanggal S O A P
26 Februari Pasien tampak tenang, TD : 120/80 mmHg Aksis I : F20.0 Rispiridone 2x2 mg
2021 nafsu makan baik, H : 80 x/menit Skizofrenia Paranoid PO
tidak ada kesulitan RR : 20 x/menit Aksis II : tidak ada KSR 1X600 mg PO
o
tidur, pasien mampu S : 37 C Aksis III :
merawat diri, sudah Hipokalemia
merasa tidak Aksis IV : Masalah
mendengar bisikian- dengan keluarga dan
bisikan pekerjaan
Axis V : GAF
Current 50-41
27 Februari Pasien tampak sakit TD : 108/82 mmHg Aksis I : F20.0 Rispiridone 2x2 mg
2021 sedang, nafsu makan HR :90 x/menit Skizofrenia Paranoid PO
baik, tidak ada RR : 22 x/menit Aksis II : tidak ada KSR 1x600 mg PO
o
kesulitan tidur, pasien S : 37,4 C Aksis III :
mampu merawat diri, Hipokalemia
sudah merasa bisa Aksis IV : Masalah
mengontrol emosi, dengan keluarga dan
mood eutim, afek luas pekerjaan
Axis V : GAF
Current 50-41
01 Maret Pasien tampak tenang, TD : 110/70 mmHg Aksis I : F20.0 Rispiridone 4x2 mg
2021 nafsu makan baik, HR : 84 x/menit Skizofrenia Paranoid PO
tidak ada kesulitan RR : 20 x/menit Aksis II : tidak ada KSR 1X600 mg PO
tidur, pasien mampu S : 36,5 oC Aksis III :
merawat diri. Pasien Hipokalemi
Kembali mendengar Aksis IV : Masalah
bisikan-bisikan dan keluarga dan
merasa pikirannya pekerjaan
diambil oleh tuhan. Axis V : GAF
Current 50-41

V. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital

15
Tekanan darah : 118/92 mmHg
Frekuensi nadi : 80x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
Suhu : 36,0 OC
Status Generalis
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit baik.
 Kepala : Normocephali
 Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
 Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
 Telinga : Normal, nyeri tekan -/-, radang -/-
 Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1,
tonsil/faring hiperemis (-),
 Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
 Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Auskultasi : BU (+) Normal
 Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik.

16
Status Neurologis
 Saraf kranial : Dalam batas normal
 Refleks fisiologis : Dalam batas normal
 Refleks patologis : Tidak ada
 Motorik : Tidak terganggu
 Sensibilitas : Dalam batas normal
 Fungsi luhur : Tidak terganggu
 Gejala khusus (EPS) : Akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting
tremor (-), distonia (-), tardive dyskinesia (-)

VI. Pemeriksaan Penunjang


Pada pemeriksaan elektrolit didapatkan kadar kalium 2,9 mmol/L, menunjukkan
adanya kondisi hipokalemia

VII. Ikhtisar Penemuan Bermakna


Pasien dibawa ke IGD RSJSH karena sering melamun dan mondar-mandir
di rumah tanpa tujuan. Pasien merasa ada yang menukar obatnya, sehingga pasien tidak
meminum obatnya. Saat di rumah sakit pasien sempat mengamuk dan memukul
petugas dan pasien lainnya karena mendengar suara-suara yang menyuruhnya
untuk memukul. Pasien sering mengeluhkan susah untuk tidur dan suka berjalan-
jalan sendiri tanpa tujuan. Saat diwawancara pasien berbicara dengan cepat, keras
dan sulit untuk diinterupsi. Pasien juga bercerita bahwa dirinya sudah bosan hidup
dan ingin mati saja, namun tidak ada gagasan untuk bunuh diri. Pasien pernah
melukai tangan dan lehernya menggunakan silet dan pecahan keramik karena
pasien merasa frustasi diikat terus-menerus dan tidak diperbolehkan pulang oleh
orangtuanya dari Yayasan Rehabilitasi Mental. Pasien membenci ayahnya karena
sering melakukan tindak kekerasan kepadanya dan pada ibunya semenjak dia
kecil. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan keadaan hipokalemia. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan mood hipertim, afek luas, terdapat waham rujukan. Saat wawancara
pembicaraan, pasien bersikap kooperatif dan mampu menjawab dengan baik.

17
Daya nilai realitas terganggu. Tilikan derajat 2 dimana pasien mempunyai sedikit
pemahaman terhadap penyakitnya tetapi juga menyangkal pada waktu yang
bersamaan (ambivalensi).

VIII. FORMULASI DIAGNOSTIK


 Aksis I: Skizofrenia Paranoid
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
 Ganguan fungsi / hendaya dan disabilitas: Pasien tidak dapat
mempertahankan pekerjaannya. Pada saat awal masuk didapati hendaya
dalam fungsi sosial, yaitu pasien pasien memukul petugas dan pasien
lainnya.
 Distress / penderitaan: Adanya kesulitan untuk tidur, sering mendengar
suara-suara bisikan yang mengganggu dan selalu curiga ada yang menukar
obatnya
2. Gangguan jiwa ini bukan sebagai GMO, karena:
 Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik
 Tidak ada gangguan kesadaran neurologik
 Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)
 Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat atau riwayat konsumsi
NAPZA.
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya
 Waham : Waham rujukan
 Halusinasi : Halusinasi auditorik
 Perilaku terdisorganisas : Marah-marah, melamun, mondar-mandir
tanpa sebab, membahayakan keluarga dan diri sendiri.

Menurut PPDGJ III, Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid karena :


 Memenuhi kriteria umum skizofrenia
 Terdapat waham yang menonjol (waham rujukan)

18
 Terdapat gangguan afektif yang tidak menonjol
 Tidak terdapat gejala mental organik atau akibat penggunaan zat
sebelumnya.
 Aksis II: Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Tidak ada diagnosis
 Aksis III: Hipokalemia
 Aksis IV: Masalah dengan keluarga dan pekerjaan
 Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat)
GAF HLPY : 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat)

IX. Diagnosis Banding


1. Gangguan skizoafektif tipe manik
2. Mania dengan gejala psikotik
3. Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik

X. Daftar Masalah
a) Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien
b) Psikiatrik : Pasien sering marah-marah, melamun, mondar-
mandir tanpa sebab, halusinasi dan waham
c) Sosial/ Keluarga : hubungan dengan ayah tidak baik dan tidak dapat
mempertahankan pekerjaannya

XI. Tata Laksana


1. Psikofarmaka
 Risperidone 2 x 2 mg PO
 KSR 1 x 600 mg PO

2. Psikoterapi
 Psikoterapi suportif kepada pasien
A. Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi
hatinya

19
B. Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan
C. Reassurance : memberitahukan kepada pasien bahwa minum
obat sangat penting dan jangan berhentikan pengobatan
3. Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
A. Dilakukan psikoedukasi pada pasien untuk meminum obat secara
teratur dan rajin untuk kontrol
B. Mengingatkan kepada keluarganya mengenai penyakit yang dialami
pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan dan prognosis
penyakit
C. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien
4. Psikoedukasi pada keluarga pasien
A. Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan
pengarahan kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk
pulih.
B. Me-reedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta
dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi
dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk memperbaiki
kualitas hidup pasien.
5. Sosioterapi
Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di lingkungan
pasien. Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain selama
di rawat di bangsal.

XII. Prognosis
Prognosis dubia ad malam karena terdapat:
1. Faktor yang memperberat
a. Awitan dimulai saat usia 21 tahun
b. Keluhan pasien yang sering kambuh
c. Terdapat gejala negatif (sering diam dan melamun di rumah)
2. Faktor yang memperingan

20
a. Terdapat gejala positif (terdapat halusinasi dan waham)

21

Anda mungkin juga menyukai