SKIZOFRENIA PARANOID
Dokter Penguji:
dr. Agung F, Sp.KJ, MH
dr. Ananditya Sukma Dewi Utami, Sp.KJ
Disusun oleh:
Muhammad Nafi 1920221126
Laporan kasus ini telah dikoreksi dan direvisi oleh penguji sebagai syarat yang
diperlukan untuk kelulusan kepaniteraan klinik Psikiatri Program Studi Profesi
Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional
‘’Veteran’’ Jakarta.
Penguji,
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Maret 2021
Nama : Nadya Shabirah Zahra NIM : 1920221126
Dokter Penguji :
dr. Agung F, Sp.KJ, MH Tanda Tangan:
I. Identitas Pasien
Nama Lengkap : Tn. M
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : 6 SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Budha
Alamat : Jakarta Barat
Dokter yang Merawat : dr. Ananditya Sukma Dewi Utami,
Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 15 Februari 2021
Ruang Perawatan : Ruang Kaswari
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Dijemput petugas RSJSH
6
Alloanamnesis
Tanggal 27 Februari 2021, pukul 10.00, dilakukan kepada adik pasien via
telepon.
Tanggal 02 Maret 2021, pukul 11.00, dilakukan kepada adik pasien via
telepon.
A. Keluhan Utama
Pasien sering melamun dan mondar-mandir di rumah tanpa tujuan sejak
tiga hari sebelum dibawa petugas rumah sakit.
7
kaca dan melukai tangannya menggunakan silet karena pasien merasa frustasi
tidak diperbolehkan pulang oleh orangtuanya dari Yayasan Rehabilitasi Mental.
Pasien juga pernah melukai lehernya menggunakan pecahan keramik, karena
diikat oleh petugas Yayasan Rehabilitasi Mental.
Sejak kecil pasien sering tidak percaya diri karena terdapat banyak jerawat
di mukanya, kemudian pada saat usia 18 tahun pasien ingin mengobati jerawat di
mukanya tersebut, namun tidak diperbolehkan oleh ayahnya karena menghabiskan
banyak uang. Saat usia 20 tahun pasien sempat bekerja menjadi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) illegal di Korea, namun dipulangkan ke Indonesia karena
berkelahi saat mabuk di salah satu diskotik disana. Saat di rumah pasien juga
bercerita dengan keluarganya bahwa saat di korea dirinya sering merasa
diperhatikan oleh orang banyak karena mukanya penuh dengan jerawat, namun
hal tersebut tidak membuat pasien menghentikan aktivitasnya disana.
Saat di rumah pasien juga sering mabuk dan susah di nasehati sehingga
ayahnya sering memukulnya, semenjak kejadian tersebut pasien menjadi benci
dan sering curiga pada ayahnya Pasien juga sering melihat ayahnya memarahi
dan membentak ibunya sejak ia kecil hingga dewasa, sampai pada akhirnya pasien
memarahi dan memukul ayahnya karena kesal akan sikap ayahnya. Kejadian
tersebut menjadi alasan utama pasien dibawa ke Yayasan Rehabilitasi Mental.
Menurut pernyataan keluarganya, pasien pernah menghilang selama tiga minggu
pada tahun 2019, kemudian pasien ditemukan di Jawa Barat dengan keadaan
bingung, kurus dan tidak bisa jalan
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien pernah dirawat karena kekurangan kalium semenjak hilang selama
3 minggu pada tahun 2019. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, riwayat
diabetes, alergi obat, trauma, kecelakaan, kejang, dan epilepsy.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengaku mengonsumsi alkohol semenjak usia 14 tahun, namun
sudah berhenti semenjak masuk ke Yayasan Rehabilitasi Mental. Pasien pernah
menggunakan obat-obatan terlarang seperti sabu, nipam, ekstasi dan ganja sejak
usia 15 tahun karena diajak oleh temannya, namun pasien sudah berhenti sebelum
bekerja di Korea. Pasien juga masih sering merokok, pasien merokok 1 bungkus
8
dalam sehari dan sudah merokok sejak usia 13 tahun. Pasien juga mengkonsusmi
kopi 5 sampai 6 kali dalam sehari.
4. Riwayat Perjalanan Psikiatrik
2006
01 Maret 2021
15 februari2021
Keterangan
2009-2020
9
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan
kesehatan. Pasien lahir spontan, cukup bulan, tidak ada penyulit di dalam
kandungan dan saat persalinan . Tidak ada riwayat trauma lahir dan cacat bawaan.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0 - 3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik. Pasien termasuk anak yang sehat, dengan
proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya dalam hal
bahasa, personal sosial, motorik kasar, dan motorik halus. Pasien tidak
pernah sakit yang serius (kondisi berat), dan tidak pernah mengalami kejang
atau trauma kepala saat masa kanak-kanak.
b. Masa Kanak Pertengahan (3 - 11 tahun)
Tidak ada keluhan mengikuti pelajaran, patuh, dan tidak memiliki masalah
yang berat saat SD dan pasien mempunyai banyak teman saat SD.
c. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien bersekolah hanya sampai kelas 6 SD. Pasien tidak memiliki masalah
dengan teman temannya di sekolah.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga duduk di kelas 6 SD. Pasien tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena masalah ekonomi keluarga.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja menjadi buruh di daerah Glodok lalu berhenti, karena
melanjutkan kerja menjadi TKI di Korea. Pasien berhenti bekerja di Korea karena
berkelahi di salah satu diskotik di Korea, sehingga pasien dipulangkan ke
Indonesia.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Budha. Keluarga pasien mengatakan saat di rumah pasien sering
mendengarkan ceramah islam dan khotbah Kristen, pasien merasa tenang setelah
mendengarkannya.
6. Riwayat Pelanggaran Hukum
10
Pasien pernah ditangkap polisi karena mabuk, namun pasien tidak ingat mengapa
dibawa oleh polisi. Pasien juga pernah ditangkap di rumahnya karena orang
tuanya curiga pasien masih menggunakan obat-obatan terlarang. Namun saat di
tes urin hasilnya negatif.
7. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien belum menikah dan sejak kecil sering disiksa oleh orang tuanya.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak pasien laki-
laki dan satu adik pasien perempuan. Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan
adiknya. Keluhan yang sama pada anggota keluarga di sangkal.
GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
Laki-laki Pasien
Perempuan Meninggal
Tinggal serumah
11
III. Status Mental
Berikut merupakan hasil pemeriksaan status mental pada hari Jum’at, 26
Februari 2021 pukul 16.00 WIB di Ruang Kaswari, RSJSH.
A. Deskripsi
1. Penampilan Umum :
Pasien seorang laki-laki, berusia 35 tahun, berpenampilan fisik sesuai usiaya, kulit
berwarna sawo matang, bertato, berambut sedikit. Pada saat wawancara pasien
mengenakan baju seragam pasien RSJSH berwarna biru muda, terlihat bersih dan
rapih. Pasien menunjukkan sikap ramah, sopan, dan kooperatif. Pasien duduk
dengan tenang di hadapan pewawancara.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara : Pasien sedang tiduran di tempat tidur.
Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tenang di depan
pemeriksa, perhatian pasien terhadap
semua
pertanyaan baik.
Sesudah Wawancara : Pasien makan dengan teman-temannya.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif saat di lakukan wanwancara
5. Pembicaraan
Spontan, lancar, artikulasi jelas, nada suara tinggi, dan dapat menjawab semua
pertanyaan yang diajukan dengan kuantitas, kualitas, dan kecepatan saat berbicara
baik.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana perasaan (mood) : Hipertim
2. Afek : Luas
3. Keserasian dengan afek : Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik
12
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
13
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Banyak ide (meluap-luap)
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak ada hendaya
2. Isi pikir
a. Waham : Waham rujukan (+)
b. Preokupasi : Ada (pasien sering mengutarakan
kebencian
pada ayahnya)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : Tidak Terganggu
Uji daya nilai : Tidak terganggu
RTA : Terganggu
H. Tilikan : Derajat 2
I. Reliabilitas : Dapat dipercaya
14
IV. Follow-Up
Tanggal S O A P
26 Februari Pasien tampak tenang, TD : 120/80 mmHg Aksis I : F20.0 Rispiridone 2x2 mg
2021 nafsu makan baik, H : 80 x/menit Skizofrenia Paranoid PO
tidak ada kesulitan RR : 20 x/menit Aksis II : tidak ada KSR 1X600 mg PO
o
tidur, pasien mampu S : 37 C Aksis III :
merawat diri, sudah Hipokalemia
merasa tidak Aksis IV : Masalah
mendengar bisikian- dengan keluarga dan
bisikan pekerjaan
Axis V : GAF
Current 50-41
27 Februari Pasien tampak sakit TD : 108/82 mmHg Aksis I : F20.0 Rispiridone 2x2 mg
2021 sedang, nafsu makan HR :90 x/menit Skizofrenia Paranoid PO
baik, tidak ada RR : 22 x/menit Aksis II : tidak ada KSR 1x600 mg PO
o
kesulitan tidur, pasien S : 37,4 C Aksis III :
mampu merawat diri, Hipokalemia
sudah merasa bisa Aksis IV : Masalah
mengontrol emosi, dengan keluarga dan
mood eutim, afek luas pekerjaan
Axis V : GAF
Current 50-41
01 Maret Pasien tampak tenang, TD : 110/70 mmHg Aksis I : F20.0 Rispiridone 4x2 mg
2021 nafsu makan baik, HR : 84 x/menit Skizofrenia Paranoid PO
tidak ada kesulitan RR : 20 x/menit Aksis II : tidak ada KSR 1X600 mg PO
tidur, pasien mampu S : 36,5 oC Aksis III :
merawat diri. Pasien Hipokalemi
Kembali mendengar Aksis IV : Masalah
bisikan-bisikan dan keluarga dan
merasa pikirannya pekerjaan
diambil oleh tuhan. Axis V : GAF
Current 50-41
V. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
15
Tekanan darah : 118/92 mmHg
Frekuensi nadi : 80x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
Suhu : 36,0 OC
Status Generalis
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit baik.
Kepala : Normocephali
Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Normal, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1,
tonsil/faring hiperemis (-),
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Auskultasi : BU (+) Normal
Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik.
16
Status Neurologis
Saraf kranial : Dalam batas normal
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Tidak terganggu
Sensibilitas : Dalam batas normal
Fungsi luhur : Tidak terganggu
Gejala khusus (EPS) : Akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting
tremor (-), distonia (-), tardive dyskinesia (-)
17
Daya nilai realitas terganggu. Tilikan derajat 2 dimana pasien mempunyai sedikit
pemahaman terhadap penyakitnya tetapi juga menyangkal pada waktu yang
bersamaan (ambivalensi).
18
Terdapat gangguan afektif yang tidak menonjol
Tidak terdapat gejala mental organik atau akibat penggunaan zat
sebelumnya.
Aksis II: Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Tidak ada diagnosis
Aksis III: Hipokalemia
Aksis IV: Masalah dengan keluarga dan pekerjaan
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat)
GAF HLPY : 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat)
X. Daftar Masalah
a) Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien
b) Psikiatrik : Pasien sering marah-marah, melamun, mondar-
mandir tanpa sebab, halusinasi dan waham
c) Sosial/ Keluarga : hubungan dengan ayah tidak baik dan tidak dapat
mempertahankan pekerjaannya
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien
A. Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi
hatinya
19
B. Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan
C. Reassurance : memberitahukan kepada pasien bahwa minum
obat sangat penting dan jangan berhentikan pengobatan
3. Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
A. Dilakukan psikoedukasi pada pasien untuk meminum obat secara
teratur dan rajin untuk kontrol
B. Mengingatkan kepada keluarganya mengenai penyakit yang dialami
pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan dan prognosis
penyakit
C. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien
4. Psikoedukasi pada keluarga pasien
A. Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan
pengarahan kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk
pulih.
B. Me-reedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta
dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi
dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk memperbaiki
kualitas hidup pasien.
5. Sosioterapi
Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di lingkungan
pasien. Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain selama
di rawat di bangsal.
XII. Prognosis
Prognosis dubia ad malam karena terdapat:
1. Faktor yang memperberat
a. Awitan dimulai saat usia 21 tahun
b. Keluhan pasien yang sering kambuh
c. Terdapat gejala negatif (sering diam dan melamun di rumah)
2. Faktor yang memperingan
20
a. Terdapat gejala positif (terdapat halusinasi dan waham)
21