Penguji :
dr. Asmarahadi, Sp.KJ.
dr. Willy Steven, Sp.KJ.
Disusun oleh:
Hafshah
2010221075
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Status Ujian
yang berjudul “Skizofrenia Paranoid” ini dengan baik. Status Ujian ini disusun untuk
mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Jiwa Program Studi Profesi
Dokter Umum Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Soeharto Heerdjan periode 5 April – 1 Mei 2021.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Asmarahadi, Sp.KJ. dan dr.
Willy Steven, Sp.KJ. selaku penguji ujian, dan kepada seluruh dokter yang telah
membimbing selama kepaniteraan. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Status Ujian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya. Terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak yang terkait dan kepada seluruh pembaca.
Hafshah
i
PENGESAHAN
Penguji 1, Penguji 2
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 29 April 2021
ii
STATUS PSIKIATRI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, ** *** 1990
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Bangsa/Suku : Jawa-Betawi
Agama : Islam
Alamat : Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
DPJP : dr. Danial, Sp.KJ.
Ruang Perawatan : Kasuari
Masuk RS tanggal : 10 April 2021
Rujukan/Datang Sendiri/Keluarga : diantar oleh keluarga
I. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis :
1. Tanggal 24 April 2021, pukul 16.00 WIB, di Ruang Bangsal Kasuari RSJSH
2. Tanggal 25 April 2021, pukul 16.00 WIB, di Ruang Bangsal Kasuari RSJSH
3. Tanggal 26 April 2021, pukul 16.00 WIB, di Ruang Bangsal Kasuari RSJSH
1
Alloanamnesis :
1. Tanggal 25 April 2021, pukul 12.00 WIB via telepon dengan ayah pasien
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke RSJSH pada dengan keluhan sering marah-marah dan
berteriak-teriak.
2
Pasien juga mengatakan bahwa neneknya merupakan keturunan Nabi. Pasien
mengaku dapat memainkan pedang Zulfikar milik Sayyidina Ali.
3
4. Grafik Perjalanan Penyakit
4
3. Riwayat Perkembangan Mental dan Kepribadian
a) Masa Kanak Awal (0-3 Tahun)
Berdasarkan informasi dari ibu pasien, tidak ada keterlambatan
pertumbuhan maupun perkembangan pada pasien. Pasien sudah dapat
berjalan dan mengucapkan kata sederhana ketika berumur 1 tahun.
Pasien tidak pernah sakit, rewel, ataupun hilang nafsu makan selama
masa bayi.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 Tahun)
Pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup
baik. Pasien dapat mengikuti pelajaran di kelas dengan baik
sebagaimana anak-anak lain pada umumnya.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien pada masa sekolah dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah belajar di Taman Kanak-Kanak (TK) pada usia 6
tahun. Setelah satu tahun belajar di TK, pasien melanjutkan pendidikan di
salah satu SD di Pesanggrahan ketika berumur 7 tahun. Setelah lulus dari
SD, pasien melanjutkan pendidikan di salah satu SMP swasta di
Pesanggrahan. Kemudian pasien melanjutkan pendidikan di salah satu
SMA swasta di Pesanggrahan juga. Selama mengenyam pendidikan di
bangku sekolah, pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien
pernah kuliah di salah satu universitas di Cengkareng jurusan akuntansi,
kemudian beralih jurusan menjadi fotografi, akan tetapi tidak tuntas.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di sorum motor Pamulang selama 2 tahun,
akan tetapi kemudian berhenti karena bosan. Kemudian pasien bekerja di
restoran Jepang selama 4 bulan.
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam sejak lahir. Pasien tidak rutin beribadah 5 kali
sehari, akan tetapi bisa membaca alquran dengan baik.
5
7. Kehidupan Perkawinan/Psikoseksual
Pasien belum menikah.
8. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum apapun selama
hidupnya.
9. Riwayat Kehidupan Sosioekonomi Sekarang
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Keadaan
ekonomi keluarga pasien saat ini tergolong menengah, dan hidup
berkecukupan. Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan baik.
Pasien merupakan anak yang ceria dan baik kepada semua orang. Pasien
memiliki teman bergaul yang cukup banyak dan dapat beradaptasi dengan
mudah.
E. RIWAYAT KELUARGA
Dari riwayat keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa atau
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Riwayat penyakit sistemik pada
keluarga disangkal. Hubungan pasien dengan orang tua serta adiknya baik.
Keterangan:
= Perempuan
= Pasien
= Laki-laki
= Tinggal serumah
6
II. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 23-25 April 2021)
1. Deskripsi Umum
a) Penampilan Umum
Pasien pria usia 31 tahun, penampilan tampak sesuai dengan usianya,
mengenakan kaos pendek dari bangsal, kulit tampak bersih berwarna
kuning langsat, kuku juga tampak bersih. Rambut pasien pendek dan tipis,
berwarna hitam. Pasien tampak terawat, dan bersih.
b) Kesadaran
Compos mentis (E4M5V6)
c) Perilaku dan Psikomotor
Sebelum Wawancara : Pasien tampak tenang, duduk di kursi pemeriksa
Selama Wawancara : Pasien tampak tenang, duduk di kursi pemeriksa
dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Sesudah Wawancara : Pasien tampak tenang, dan dapat menyelesaikan
wawancara dengan baik sambil duduk.
d) Sikap Terhadap Pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif.
2. Pembicaraan
Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi dan volume rendah.
Pasien mampu menjawab pertanyaan terbuka maupun tertutup. Tidak terdapat
hendaya atau gangguan berbicara.
3. Alam Perasaan
a. Suasana Perasaan (mood) : Eutim
b. Afek/Ekspresi Afektif : Afek luas
c. Keserasian : Serasi
4. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+)
7
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
5. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan Sesuai dengan tingkat pendidikan
2. Pengetahuan Baik (Pasien mengetahui presiden Indonesia saat ini adalah Joko
Umum Widodo)
3. Kecerdasan Rata-rata
4. Konsentrasi dan Baik (Pasien memperhatikan dan dapat menjawab pertanyaan
Perhatian yang diajukan)
5. Orientasi
- Waktu Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang, dan malam).
8
8. Visuospasial Baik (dapat menggambar beberapa bangun datar dan beberapa
buah)
9. Kemampuan Baik (pasien dapat mengurus diri dengan baik, seperti makan,
Menolong Diri mandi, dan berpakaian sendiri).
6. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Produktivitas : Cukup Ide
Kontinuitas : Koheren
Hendaya Berbahasa : Tidak ada
b. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham : Waham Kebesaran, Waham Kejar, Waham Agama,
Waham Rujukan
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
7. Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan : SMA
Pengetahuan umum : normal
Kecerdasan : baik, tidak terganggu
Konsentrasi dan perhatian : tidak berkurang
Orientasi : tidak terganggu (waktu, tempat, dan orang)
Daya ingat : tidak terganggu (jangka panjang, pendek, dan
segera)
Pikiran abstraktif : baik
Visuospasial : baik, tidak terganggu
Kemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien mampu makan, minum,
mandi dan merawat diri sendiri)
9
8. Pengendalian Impuls : baik (pasien mampu mengontrol impuls motorik,
seksual dan agresivitas)
9. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : baik
Uji Daya Nilai : baik
Daya Nilai Realita : terganggu
Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 123/82 mmHg
2. Nadi : 90x/menit
3. Suhu : 36,5 o C
4. Pernafasan : 20x/menit
Status Generalis
1. Kepala : Normosefal
2. Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
3. Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
4. Telinga : Normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
10
5. Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1,
tonsil/faring hiperemis (-)
6. Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid
7. Paru :
o Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi : gerakan dada simetris
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
8. Jantung :
o Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi : batas jantung DBN
o Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
9. Abdomen:
o Inspeksi : bentuk datar
o Palpasi : Supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
10. Ekstremitas : Ekstremitas Atas Dekstra terlihat ada deformitas, akral hangat,
oedem (-), CRT < 2 detik
Status Neurologis
1. Pemeriksaan GCS : E4V5M6
2. Nervus kranialis : dalam batas normal
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : (-)
5. Motorik : tidak terganggu
6. Sensorik : dalam batas normal
7. Fungsi luhur, emosi : dalam batas normal
(bahasa, persepsi, memori, kognitif)
11
8. Gejala EPS : akathisia (-), bradykinesia (-), rigiditas (-), resting
tremor (-), dystonia (-), tardive dyskinesia (-)
12
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Aksis I
Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus
Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
• Ganguan fungsi / hendaya dan disabilitas : Ganguan dalam fungsi sosial
seperti gangguan hubungan intrapersonal.
• Distress / penderitaan : waham kejar, gangguan tidur.
2. Gangguan jiwa ini sebagai gangguan mental non-organik, karena:
• Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik
• Tidak ada gangguan kesadaran neurologik
• Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)
• Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat atau riwayat konsumsi
NAPZA.
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya
• Waham : kejar, rujukan, agama, kebesaran
• Halusinasi : Auditorik dan visual
• Perilaku terdisorganisasi : berbicara tak terarah (sebelum dibawa
ke RSJSH)
Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah Skizofrenia
Paranoid.
F20.0 Skizofrenia Paranoid
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.
13
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing).
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin
ada tetapi jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delution of control), dipengaruhi (delution of
influence), atau “passifity” (delution of passifity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
14
Delusional perception : pengalaman indranya tidak wajar, biasanya
bersifat mistik atau mukjizat.
Atau harus ada sedikitnya dua gejala dibawah ini yang selalu ada secara
jelas
(a) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja
(b) Arus pikir terputus atau mengalami sisipan, yang berakibat
inkoherensi attau pembicaraan tidak relevan atau neologisme
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh
tertentu, atau flexibilitas serea, negativism, mutisme, dan stupor
(d) Gejala-gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang, respon
emosional yang menumpul, penarikan diri dari pergaulan sosial.
- Adanya gejala khas tersebut di atas berlangsung kurun waktu satu
bulan atau lebih
- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek pribadi yang bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak betujuan, tdak berbuat sesuatu, larut dalam
diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.
15
E. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 70 - 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik)
GAF HLPY : 80 - 71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)
16
- Halusinasi visual → pasien merasa seringkali melihat bayangan-bayangan
semu, pasien sering bergerak-gerak sendiri seolah ada yang benar-benar
bersamanya
- Halusinasi auditorik → pasien sering berbicara sendiri
c. Sosial dan lingkungan : Pekerjaan, hubungan dengan teman, primary support
keluarga
X. PLANNING
A. Rawat Inap
Indikasi rawat inap karena pasien datang dengan keadaan setelah kabur dari
rumah, dan saat rawat jalan pasien membuang obatnya karena merasa tidak
sakit
B. Psikofarmakologi
1. Risperidone 2 x 2 mg
Merupakan golongan Benzisoxazole dan juga adalah Anti Psikosis
Generasi 2 (Anti Psikosis Atipikal). Obat ini dapat mengontrol gejala
positif dan negatif. Obat ini memiliki efikasi yang lebih baik dan efek
samping minimal. Mekanisme kerja obat ini adalah sebagai Serotonine –
Dopamine Receptor Antagonist (SDA). Obat ini berafinitas terhadap
“Dopamine D2 Receptors” dan “Serotonin 5HT2 Receptors”, sehingga
bermanfaat untuk gejala positif dan negatif.
2. Clozapin 2 x 300 mg
Merupakan golongan Antipsikotik Generasi Kedua, termasuk kelas
dibenzodiazepin. Clozapin dapat mengatasi gejala positif dan gejala
negatif. Clozapin merupakan neuroleptik atipikal dengan afinitas tinggi
untuk reseptor dopamin D4 dan afinitas rendah untuk subtipe lain,
antagonis di alpha-adrenoseptor, reseptor 5-HT2A, reseptor muscarinik,
dan reseptor histamin H1. Clozapin bekerja dengan menduduki reseptor
D2. Dosis tertinggi 900 mg sehari.
C. Non Medikamentosa
17
1. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien:
• Ventilasi :
Pasien diberikan kesempatan untuk meluapkan isi hatinya.
• Sugesti :
Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan
hilang atau dapat dikendalikan dan memberikan dukungan kepada
pasien bahwa dapat beraktivitas kembali seperti sebelum sakit dan
menjelaskan kepada pasien apa yang akan terjadi jika obat tidak
diminum.
• Reassurance :
Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat penting
untuk menghilangkan gejala penyakitnya dan tidak menghentikan
pengobatan.
2. Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit
yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang
diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan dan prognosis penyakit.
Edukasi terhadap pasien:
• Mengedukasi kembali pasien mengenai penyakit yang dideritanya,
gejala-gejala, faktor-faktor penyebab, pengobatan, dan resiko
kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke
dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari.
• Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
• Memotivasi pasien untuk mau melakukan aktivitas rutin lagi baik di
rumah maupun melakukan pekerjaan lain yang bisa dilakukanya.
3. Edukasi terhadap keluarga
18
• Mengedukasi kembali keluarga mengenai penyakit pasien, gejala,
faktor-faktor pemicu, pengobatan, dan risiko kekambuhan di kemudian
hari.
• Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat.
• Memotivasi keluarga dalam pengawasan pasien, memberikan
pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan membantu
kesembuhan pasien secara optimal.
D. PROGNOSIS
1. Ad vitam : ad bonam (tidak terdapat ide bunuh diri, atau perilaku
menyakiti diri sendiri)
2. Ad functionam : dubia ad malam (pasien sulit melakukan fungsi sehari-
hari dengan baik)
3. Ad sanationam : dubia (jika pasien meminum obat dan dapat mengatasi
masalahnya dengan baik, sehingga gejala pasien tidak muncul kembali).
E. FOLLOW UP
• Jumat, 23 April 2021 (Pukul 16.00 WIB)
19
S:
- Pasien merasa dirinya keturunan Nabi, dan dapat memainkan
pedang Sayyidina Ali.
- Pasien sering mendengar bisikan-bisikan, sering melihat ada
bayangan semu, merasa digunjing oleh teman-temannya,
- Pasien sulit tidur nyenyak karena merasa ada yang menarik-narik
tubuhnya.
TD : 124/82x/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,7 0C
Saturasi O2 : 99
A: F20.0
P: Lanjutkan terapi oral psikofarmakoterapi
20
• Sabtu, 24 April 2021 (Pukul 16.00 WIB)
S : pasien merasa lebih baik dari kemarin, bisikan dan bayangan-bayangan
semu mulai berkurang
O : Kesadaran : compos mentis
Perilaku : normal
Pembicaraan : spontan, artikulasi jelas, volume dan intonasi
cukup
Sikap : kooperatif
Mood : eutim
Afek : luas
Proses pikir : koheren
Isi pikir : waham kebesaran, waham agama, waham kejar,
waham rujukan
Pengendalian impuls : tidak terganggu
Tilikan : derajat 4
TD : 117/78 kali/menit
Nadi : 77 kali/menit
Suhu : 37 0C
Saturasi O2 : 99
A: F20.0
P: Lanjutkan terapi oral psikofarmakoterapi
21
cukup
Sikap : kooperatif
Afek : luas
Mood : eutim
Proses pikir : koheren
Isi pikir : waham kebesaran, waham agama, waham kejar,
waham curiga
Pengendalian impuls : tidak terganggu
Tilikan : derajat 4
TD : 125/83 kali/menit
Nadi : 81 kali/menit
Suhu : 36,8 0C
Saturasi O2 : 99
A: F20.0
P: Lanjutkan terapi oral psikofarmakoterapi
22