Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN JIWA KASUS BESAR

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2022


UNIVERSITAS HALU OLEO

INSOMNIA NON ORGANIK


(F.51.0)

Oleh :
Nurhasryan Halua, S.Ked
K1B1 22008

Pembimbing:
dr. Wa Ode Harniana, M.Kes.,Sp.KJ

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
1
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA Khusus Kepanitraan Klinik
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

STATUS PASIEN :

No. Status/Reg 073708


NAMA DOKTER MUDA : Nurhasryan Halua,S.Ked
NAMA PASIEN : Tn. R
NAMA AYAH : Tn. BA
NAMA IBU : Ny. N
No. Status / No. registrasi 073708
Masuk RS : 31 Agustus 2022

2
Nama : Tn. R

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Konawe, 15-04-1968

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Suku Bangsa : Tolaki

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Petani

Alamat : Konawe

Pasien datang diantar oleh Saudaranya (Kakaknya) ke Poliklinik RS Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara untuk pertama kalinya pada tanggal 31 Agustus 2022, Pukul

10.30 WITA.

3
LAPORAN PSIKIATRIK :

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan utama dan alasan MRSJ:

Sulit tidur

B. Riwayat Gangguan Sekarang (Autoanamnesis):

Keluhan ini di sejak 3 bulan yang lalu mengalami sulit tidur. Pasien

mengalami sulit untuk mengawali tidur, sering terbangun saat tidur, selalu

terbangun pada pukul 03.00 WITA dan tidak dapat melanjutkan tidurnya

lagi. Saat bisa tidur, pasien hanya bisa tidur selama 1 jam. Karena sulit

tidur, badannya terasa lemas.

Sebelum keluhan tersebut muncul, pasien mengaku bahwa memiliki

masalah ekonomi yang dialaminya. Masalah ekonomi yang dialami oleh

pasien bermula saat anak pasien mengalami kecelakaan mobil dan diminta

untuk mengganti rugi biaya perbaikan mobil tersebut. Karena takut, anak

pasien sempat kabur, sehingga sempat diamuk oleh massa. Kemudian

pasien akhirnya berhutang ke rentenir, hal tersebut membuat pasien

4
memikul beban pikiran. Hal ini menjadi salah satu alasan pasien datang ke

poliklinik RS Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu untuk mendapatkan

pengobatan.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya

1. Riwayat penyakit fisik : Tidak ada

2. Riwayat penggunaan NAPZA : Tidak ada

3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya : Tidak ada

D. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Hubungan pasien

dengan saudara baik, ayah dan ibunya sudah meninggal. Pasien telah

menikah dan dikaruniai 1 anak. Penghasilan untuk keluarga pasien berasal

dari pasien sendiri yang bekerja sebagai petani.

5
Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan
: Pasien

: meninggal (laki-laki)

: meninggal (perempuan)

E. Riwayat Kehidupan Pribadi :

1. Riwayat Pranatal dan Perinatal:

Pasien lahir di Konawe 15 April 1968. Pasien adalah anak kedua

dari 4 bersaudara. Pasien dilahirkan secara normal dibantu oleh dukun

kampung. Pasien tidak tahu kondisi ibu pasien selama masa kehamilan

pasien seperti apakah ada beban psikis atau masalah medis lainnya.

Pasien tidak dapat mengingat tentang pertumbuhan dan

perkembangannya

2. Riwayat Masa Kanak Awal (usia 1-3 tahun):

Pasien tidak dapat mengingat tentang pertumbuhan dan

perkembangannya.

6
3. Riwayat Masa Prasekolah (usia 4-6 tahun):

Pasien tidak dapat mengingat tentang pertumbuhan dan

perkembangan pasien.

4. Riwayat Masa sekolah (usia 6-12 tahun):

Pasien mengaku bahwa selama masa sekolahnya tidak ada

mengalami masalah.

5. Riwayat Adolescence (12-20 tahun)

Pasien mengaku bahwa selama masa sekolahnya tidak ada

mengalami masalah. Pasien berhenti sekolah saat kelas 2 SMA dan

menikah.

a. Riwayat Pendidikan:

Pasien pernah bersekolah di SDN 1 Konawe, setelah itu

melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Konawe, kemudian bersekolah

hingga lulus SMP dan Pasien menikah saat duduk di bangku SMA

kelas 2.

b. Riwayat Pekerjaan:

Petani

c. Riwayat Pernikahan:

Pasien sudah menikah sejak beberapa tahun lulus SMP. Pasien

mengatakan bahwa tidak mengalami masalah dengan pernikahannya.

d. Riwayat Kehidupan Spiritual:

Pasien mengatakan bahwa selalu melaksanakan ibadah dan taat

menjalankann ajaran agamanya.


7
e. Riwayat hukum:

Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum atau tindak

kriminal sebelumnya

F. Riwayat Kehidupan Saat ini

Pasien adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara, dan tinggal bersama anak

dan istrinya. Hubungan dengan keluarga selama ini baik. Hubungan pasien

dengan tetangga selama ini baik.

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien menyadari bahwa dirinya banyak beban pikiran sehingga sulit

tidur. Pasien juga menyadari apa yang dilakukannya. Pasien juga tidak

menyangkal bahwa dirinya sakit. Pasien merasa ingin segera melunasi

hutangnya dengan rentenir sehingga pasien bekerja keras dan harus

memiliki tubuh yang sehat.

8
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum :

1. Penampilan umum: Tampak sesuai dengan usianya, kulit berwarna sawo

matang ,menggunakan baju kaos abu-abu dan celana kain berwarna

hitam, rambut tampak rapi, perawatan diri baik.

2. Kesadaran : Baik

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien duduk dengan rileks di kursi

saat di wawancarai, tidak ada gerakan tangan atau kaki yang

berlebihan.

4. Pembicaraan : Kontak verbal (+), spontan, volume suara cukup jelas,

artikulasi jelas.

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif.

B. Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati :

1. Mood : Baik

2. Afek : Baik

3. Keserasian : Serasi

4. Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan: Sesuai dengan

taraf pendidikan

2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :

a. Waktu : Baik

b. Tempat : Baik
9
c. Orang : Baik

3. Daya ingat :

a. Panjang : Baik

b. Sedang : Baik

c. Pendek : Baik

4. Daya konsentrasi dan perhatian : Baik

5. Pikiran abstrak : Baik

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi :

1. Halusinasi : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berfikir :

1. Arus pikiran

a. Produktivitas : Baik

b. Kontinuitas : Relevan, koheren (pasien mampu menjawab sesuai

pertanyaan yang diberikan dengan kalimat lengkap dan dapat

dimengerti)

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran

a. Preokupasi : Tidak ada


10
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls : Baik

G. Daya Nilai dan Tilikan :

1. Norma sosial : Baik

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian realitas : Baik

4. Tilikan : Derajat 6, pasien menyadari sepenuhnya tentang

situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan

5. Taraf Dapat Dipercaya : Pasien dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS

A. Status Internus :

Antropometri

TB : 170 cm

BB : 69 kg

IMT : 23,87kg/m2

(Overweigh) Pernapasan : 20

x/menit

Nadi : 82 x/menit

TD : 120/82 mmHg

B. Status Neurologis :

GCS : E4M6V5,

Seluruh anggota gerak aktif. Pemeriksaan neurologis lain tidak

11
dilakukan.

12
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :

Pasien laki-laki 54 tahun datang ke Poliklinik RS Jiwa Provinsi Sulawesi

Tenggara hari Rabu dalam keadaan tenang dan tampilan cukup terawat dan

sesuai dengan usianya. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien sering sulit tidur dan

badan terasa lemas. Hal ini terjadi setelah musibah yang menimpa anaknya dan

masalah ekonomi keluarganya. Pemeriksaan status mental, kesadaran baik,

perilaku dan aktifitas psikomotorik tidak berlebihan, pembicaraan spontan,

lancar, intonasi biasa, dan kooperatif, mood pasien labil, ekspresi afektif pasien

baik, empati dapat dirabarasakan dan serasi. Fungsi intelektual baik, gangguan

persepsi tidak ditemukan, produktivitas kurang, kontunitasnya relevan dan

koheren. Norma dan nilai sosial baik, uji daya nilai baik, penilaian realitas baik.

Tilikan derajat 6 (Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya di sertai

motovasi untuk mencapai perbaikan). Pemeriksaan fisik ditemukan Tekanan

darah : 120/82 mmHg, nadi 82 x/menit kuat angkat, frekuensi pernapasan 20

x/menit.

Stressor Ekonomi : Pasien memiliki hutang kepada seorang rentenir

setelah anaknya kecelakaan dan diminta ganti rugi oleh pemilik mobil yang

dipinjamnya 1 tahun yang lalu. Oleh karena itu, pasien bekerja keras untuk

membayar hutang tersebut sehingga pasien merasa beban fikirannya meningkat

sehingga mengakibatkan sulit tidur dan membuat tubuhnya lemas.

13
V. FORMULASI DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

A. Aksis I :

1. Berdasarkan hasil autoanamnesis ditemukan adanya gejala klinis yang

bermakna berupa kesulitan tidur hal ini menyebabkan timbulnya distress

(penderitaan) dan hendaya (disability) sehingga memenuhi kriteria

pedoman diagnostik dan digolongkan dalam Gangguan Jiwa.

2. Berdasarkan anamnesis tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai

realita sehingga dapat digolongkan dalam Gangguan Jiwa Non-

Psikotik.

3. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan

penyakit/gangguan sistemik otak atau lainnya yang dapat menyebabkan

disfungsi otak dan tidak ada penyalahgunaan NAPZA sehingga penyakit

akibat gangguan sistemik dan NAPZA dapat disingkirkan.

4. Dari anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala-gejala

seperti sulit memulai tidur dan sulit mempertahankan tidur. Gejala-gejala

pasien memenuhi kriteria gangguan tidur. Sehingga berdasarkan PPDGJ

III diagnosis dapat digolongkan dalam F.51.0 Insomnia Non Organik

B. Aksis II : ciri kepribadian tidak khas

C. Aksis III : Tidak terdiagnosis

D. Aksis IV : Masalah dengan ekonomi dan sosial

E. Aksis V : GAF scale 61-70, gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

14
VI. DAFTAR PROBLEM :

A. Organobiologik: tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Namun

diduga terdapat ketidak seimbangan neurotransmitter sehingga

membutuhkan psikofarmaka.

B. Psikologik: Pembicaraan dan proses pikir realistis, arus pikir koheren, mood

labil, penilaian taraf kepercayaan dapat dipercaya.

C. Sosiologik: Terdapat hendaya social dan faktor stressor psikososial sehingga

membutuhkan sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

A. Faktor pendukung :

1. Adanya keinginan pasien untuk sembuh dan berobat

2. Keluaga mendukung pengobatan dan kesembuhan pasien

3. Tidak ada riwayat gangguan jiwa keluarga

4. Tidak ada penyakit komorbid

5. Pasien memiliki BPJS untuk pembiayaan kesehatan

B. Faktor penghambat :

Stressor yang masih berlangsung

C. Prognosis :

1. Quo ad vitam : dubia ad bonam

2. Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

15
VIII. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka

Adapun terapi diberikan pada pasien berupa :

1. Alprazolam 2x ½ Tab

2. Amitriptilin 1x25 mg

B. Psikoterapi

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang

penyakitnya agar memahami kondisi dirinya, dan memahami cara

menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara

teratur dan rutin pengobatan.

C. Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang sekitar untuk

memberikan dukungan sosial kepada pasien agar menciptakan lingkungan

yang kondusif terutama di dalam rumah agar pasien dapat menjalani

pengobatan dengan baik.

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Fisik-biologis : Rapid Ag SARS COV-II Non reaktif

B. Psikometri : Tidak ada (tidak dilakukan pemeriksaan)

X. DISKUSI/PEMBAHASAN :

Berdasarkan hasil anamnesis (autoanamnesis) serta pemeriksaan status

mental Tn. R, didapatkan gejala psikiatrik sebagai berikut:

1. Sulit mengawali tidur atau mempertahankan tidur, selalu terbangun dini

16
hari pada pukul 03.00 WITA tetapi tidak dapat melanjutkan tidur lagi,

badan terasa lemas sejak kurang dari 6 bulan : insomnia persisten

2. Menyadari bahwa dirinya sedang mengalami gangguan tidur dan

mengetahui penyebabnya tersebut. Pasien berusaha untuk mencari

pengobatan dan memiliki motivasi untuk sembuh : tilikan 6.

Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang

untuk dapat berfungsi dengan baik. Beberapa gangguan tidur dapat

mengancam jiwa baik secara langsung (misalnya insomnia yang bersifat

keturunan dan fatal dan apnea tidur obstruktif) atau secara tidak langsung

misalnya kecelakaan akibat gangguan tidur. Insomnia merupakan gangguan

tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-

50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17%

mengalami gangguan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia

cukup tinggi yaitu sekitar 67%.

Menurut DSM-V, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal

kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif

yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan

signifikan atau gangguan dalam fungsi individu. The International

Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan

17
memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu

selama minimal satu bulan. Menurut The International Classification of Sleep

Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam,

disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut. Jadi, Insomnia

adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau

mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk melakukannya.

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki

berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian

obat-obatan. Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan

suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.

Pada kasus ini pasien didiagnosis sebagai insomnia non organic,

dikarenakan terdapat keluhan sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu, yaitu sulit

mengawali/mempertahankan tidur, selalu terbangun dini hari dan tidak dapat

melanjutkan tidur lagi, badan terasa lemas. Hal ini sesuai dengan PPDGJ III

yaitu 1. (a) keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,

atau kualitas tidur yang buruk; (b) gangguan terjadi minimal 3 kali dalam

seminggu selama minimal satu bulan; (c) adanya preokupasi dengan tidak bisa

tidur (sleepless-ness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada

malam hari dan sepanjang hari; (d) ketidak puasan terhadap kuantitas dan atau

kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan

mempengaruhi fungsi dalam social.

18
Insomnia ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur pada malam

hari, sering terbangun pada malam hari, bangun tidur terlalu awal, kelelahan

atau mengantuk pada siang hari, iritabilitas, depresi atau kecemasan,

konsentrasi dan perhatian berkurang, peningkatan kesalahan dan kecelakaan

dalam bekerja, ketegangan dan sakit kepala, gejala gastrointestinal.

Pada pasien ini diberikan terapi alprazolam 1mg ½ tab 2 kali sehari.

Alprazolam merupakan salah satu derivat dari golongan benzodiazepin.

Alprazolam bekerja dengan mengurangi rangsang abnormal pada otak,

menghambat neurotrasmitter asam gama-aminobutirat (GABA) dalam otak

sehingga menyebabkan efek penenang. Alprazolam berikatan dengan reseptor

benzodiazepin pada saraf post-sinaps GABA di beberapa tempat di SSP,

termasuk sistem limbik dan formatio retikuler. Peningkatan efek inhibisi

GABA menimbulkan peningkatan permeabilitas terhadap ion klorida yang

menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi pada pasien.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa: rujukan ringkasan PPDGJ-III. Jakarta: PT


Nuh Jaya, 2001.
2. Kaplan and Saddock. Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical
Psychiatrys. Ed 11th, 2010.
3. Maramis, Willy F. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press, 2013.
4. American Academy of Sleep Medicine. ICSD2 – International Classification of
Sleep Disorders. American Academy of Sleep Medicine Diagnostic and Coding
Manual . Diagnostik dan Coding Manual. 2nd.
5. Westchester, Ill: American Academy of Sleep Medicine; 2005:1-32
6. Zeidler, M.R. 2011. Insomnia. Editor: Selim R Benbadis.
7. Rusdi Maslim.Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Jakarta: Bagian Ilmu
KedokteranJiwa FK Unika Atma Jaya, 2007.

20
DIALOG ANAMNESIS

DM : Dokter Muda Nurhasryan Halua


P : Pasien
DM : Assalamualaikum pak, selamat pagi, permisi pak?
P : Waalaikumsalam, selamat pagi dok.
DM : Perkenalkan nama saya Nurhasryan, saya dokter muda yang bertugas
disini. Boleh saya wawancara sebentar ya pak?
P : Iya silahkan dok
DM : Bapak namanya siapa pak?
P : Nama saya R, dok
DM : Bapak datang kesini sendirian?
P : Sama kakak saya dok
DM : Oh iya baik pak, bapak lahir tanggal berapa dan dimana?
P : Tanggal 15 April 1968 di Konawe dok
DM : Baik, pak alamatnya dimana dan tinggal bersama siapa pak?
P : Alamat saya di konawe, saya tinggal bersama Istri dan anak saya dok
DM : Mohon maaf bapak sukunya apa?
P : Saya tolaki dok.
DM : Bapak pekerjaan sehari-harinya apa pak?
P : Saya petani dok
DM : Baik, bapak keluhannya apa pak?
P : Saya sering sulit tidur dok
DM : Sejak kapan bapak merasa sulit tidur seperti ini?
P : Sejak 3 bulan yang lalu dok.
DM : Selain sulit tidur apakah ada keluhan lain yang bapak rasakan?
P : badan saya terasa lemas.
DM : bagaimana awalanya sampai bapak kesulita tidur?
P : begini dok keluhan saya ini muncul pada saat saya kena musibah dok. Awalnya
dok anak saya mengalami kecelakaan mobil dan diminta untuk mengganti rugi

21
biaya perbaikan mobil yang dipinjam. Tapi saya belum punya cukup uang uang
untuk ganti rugi. Dari sinimi dok saya mulai sulit tidur.
DM : Apakah bapak pernah mendengar suara-suara seperti memanggil atau
menyuruh?
P : Tidak pernah ji dok, saya cuma sulit tidur dan lemas
DM : Apakah bapak pernah melihat bayangan-bayangan?
P : Tidak pernah dok
DM : Apakah bapak pernah merasa sangat senang sekali hingga tertawa
terbahak-bahak, melompat atau merasa sangat sedih sekali?
P : Perasaan senang iya dok, tapi tidak sampai tertawa terbahak-bahak. Tapi
kalau merasa sedih tidak sering, tetapi pernah dok muncul ketika anak
saya mendapat musibah
DM : Bagaimana dengan riwayat bapak saat lahir hingga masa sekarang pak,
bisa diceritakan?
P : Saya lahir normal dok, dibantu sama dukun dok. Waktu kecil juga saya
tidak pernah aneh-aneh dok, seperti anak-anak pada umunya dok
DM : Bagaimana hubungan dengan orang tua, saudara-saudara dan anggota
keluarganya yang lain pak?
P : orang tuaku sudah meninggal dok. Kalau hubunganku sma keluarga
Alhamdulillah baik dok.
DM : Mohon maaf pak, apakah bapak rajin beribadah?
P : Iya dok
DM : Baik pak. Maaf kalau boleh tau kita berapa bersaudara?
P : Saya anak ke 2 dari 4 bersaudara dok.
DM : Maaf pak. Saudara bapak semuanya laki-laki?
P : iya semua laki-laki dok
DM : Baik pak, apakah bapak tetap melakukan aktivitas seperti biasa pak?
P : Iya dok, saya melakukan aktivitas seperti biasa, tapi 3 bulan yang lalu
saya sulit tidur dan lemas dok
DM : Baik pak, apa bapak pernah merasakan gejala seperti ini sebelumnya?

22
P : Sejak 3 bulan yang lalu dok, dan baru kali ini saya rasa seperti ini dok
DM : Apa bapak punya riwayat alergi obat atau makanan sebelumnya?
P : Tidak ada dok.
DM : Apakah bapak pernah konsumsi obat-obatan dan mempunyai riwayat
penyakit lainnya?
P : Tidak pernah dok.
DM : Baik pak saya rasa cukup dengan sesi wawancaranya, usahakan jangan
merasa sedih dan terpuruk ya pak dengan keluhan yang bapak alami karena
bapak punya istri, dan anak, serta saudara yang sangat menyayangi bapak.
Tentunya dengan obat- obatan yang diberikan oleh dokter dan semangat
bapak untuk sembuh.
P : Iya dok, terima kasih banyak dok
DM : Baik pak, sama-sama pak.

23

Anda mungkin juga menyukai