Oleh :
Hanifah Hanum
Nani Indah Hardiyanti
Putri Ria Ariyanti
Pembimbing :
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes
I. IDENTITAS PASIEN
Tn. W, pria, 61 tahun, lahir 1 Februari 1956, pria, Islam, menikah, seorang
pedagang, sempat mengenyam pendidikan guru agama (PGA), Jawa, Gading
Rejo, datang berobat ke Poli Kejiwaan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
pada tanggal 16 Desember 2017 dengan nomor CM 032781. Dilakukan
pemeriksaan pada tanggal 16 Desember 2017 pada pukul 10.30 WIB.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poli rumah sakit jiwa dengan keluhan sulit tidur sejak 1
minggu lalu.
5. Periode Dewasa
Menurut pasien hubungan bersama teman dan keluarga terkesan baik.
Tidak ada masalah yang besar ketika periode ini.
E. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA, namun PGA tidak selesai
karena urusan ekonomi. Selama menyelesaikan SD, SMP, SMA pasien tidak
pernah tinggal kelas
F. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pedagang alat tulis.
G. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Hubungan
perkawinannya sampai saat ini baik-baik saja dan sedang tidak ada masalah.
I. Riwayat Hukum
Menurut keluarga dan pasien, pasien tidak pernah terkait atau bermasalah
dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
J. Riwayat Keluarga
Pasien tinggal satu rumah dengan istri dan ketiga anaknya. dirumah pribadi
(tidak mengontrak), ekonomi keluarga didapat dari pekerjaan nya yaitu
berdagang. Dari keluarga tidak ada yang memiliki gangguan yang seperti
yang dialami oleh pasien atau gangguan kejiwaan lainnya.
Diagram Keluarga
Pasien tinggal bersama istri dan ke tiga orang anaknya di rumah milik pasien
sendiri. Pasien merasa hidup cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.
Hubungan dalam rumah tangga menurut pasien harmonis dan dengan
tetangga terbilang baik.
B. Pembicaraan
Spontan, lancar, volume cukup, artikulasi jelas, amplitudo sesuai,
menjawab sesuai dengan pertanyaan, kuantitas dan kualitas cukup.
C. Keadaan Afektif
a. Mood : Eutemia
b. Afek : Terbatas
c. Keserasian : Serasi
D. Persepsi :
a. Halusinasi : tidak ada
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
5
E. Pikiran:
a. Proses dan arus pikir : koheren
b. Arus Pikiran : produktivitas cukup, kontinuitas relevan,
hendaya berbahasa tidak ditemukan
c. Isi pikiran : tidak ada waham
G. Pengendalian Impuls
Baik
H. Daya Nilai
a. Norma sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
c. Penilaian realitas : baik
I. Tilikan
Tilikan 5 (Pasien menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
prilaku praktisnya)
B. Tanda-tanda vital
Tensi: 120/80 mmHg, Nadi: 78x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,7°C
C. PemeriksaanFisik
Mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, tidak ditemukan kelainan.
D. Status Neurologis
a. Sistem sensorik : dalam batas normal
b. Sistem motorik : dalam batas normal
c. Fungsi luhur : dalam batas normal
bersamaan dengan keluhan mudah lelah, penurunan nafsu makan sejak kurang
lebih 2 bulan yang lalu. Pasien sering merasa gelisah, tidak bergairah hingga
pasien merasakan menjadi sakit kepala, jantung berdebar dan mudah
berkeringat. Keluhan ini dirasakan pasien semenjak os mengalami berkelahi
dengan anak kandungnya akan tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini didapatkan adanya gagguan cemas dan disability (hendaya)
dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Pada pasien didapatkan adanya keluhan berupa sulit tidur, mudah lelah,
penurunan minat dan semangat beraktivitas, gelisah, penurunan nafsu makan
dan adanya perasaan bersalah. Pada keluhan yang beruhubungan dengan
adanya ketegangan motorik berupa sakit kepala, dan adanya gangguan
otonomik yang dirasakan seperti keringat dingin. Menurut pasien keluhan ini
dapat muncul pada saat pasien kondisi tertentu. Jika ada keadaan yang
menjadi stressor atau saat pasien sedang mengkhawatirkan sesuatu. Dari data
ini diagnosis merujuk pada episode depresif sedang dengan gejala somatik
(F32.11).
8
Pada pasien tidak ditemukan riwayat penyakit fisik yang berhubungan dengan
gangguan jiwa pasien. Oleh karena itu diagnosis aksis III pada pasien ini
belum ada diagnosis.
2. Psikoterapi
CBT ( Cognitive Behaviour Therapy)
IPT (Interpersonal Therapy)
IX. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : bonam
b. Quo ad functionam : dubia ad bonam
c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
X. DISKUSI
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan afektif yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa mengalami
gangguan jiwa.
Depresi digolongkan ke dalam depresi berat, sedang dan ringan sesuai dengan
banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan
seseorang. Secara umum, kriteria depresi sedang memiliki pedoman
diagnostik episode depresif sedang yaitu:1
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti
pada episode depresi seperti tersebut diatas;
Ditambah sekurang-kuangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
Lamanya seluruh episde berlangsung minimum sekitar dua minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis depresi harus memenuhi tiga gejala utama
dan terdapat gejala tambahan, yaitu:1
Gejala utama :
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
11
Gejala lainnya :
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri kurang
3. Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan berkurang
Gejala tersebut diatas harus berlangsung paling sedikit dua minggu, tidak
diikuti gejala mania dan hipomania sebelum dan setelahnya. Depresi
dikategorikan ringan apaliba memenuhi dua dari tiga gejala utama, sekurang-
kurangnya 2 dari 7 gejala tambahan dan masih dapat melakukan pekerjaan.
Depresi sedang harus memenuhi dua dari 3 gejala utama, sekurang-kurangnya
tiga atau 4 dari 7 gejala tambahan dan kesulitan nyata dalam melakukan
pekerjaan dan kegiatan. Depresi berat harus memenuhi tiga dari tiga gejala
utama, sekurang-kurangnya empat dari gejala tambahan dan sudah tidak
memungkinkan melakukan aktivitas seperti biasa. Hal tersebut berbeda dengan
yang tercantum di ICD 10 (InternationalClassification of Disease), depresi
ringan memenuhi harus dua dari tiga gejala utama, sekurang-kurangnya empat
dari tujuh gejala tambahan dan masih dapat melakukan pekerjaan. Depresi
sedang memenuhi harus dua dari tiga gejala utama, sekurang-kurangnya enam
dari tujuh gejala tambahan dan kesulitan nyata dalam melakukan pekerjaan dan
kegiatan. Depresi berat memenuhi harus tiga dari tiga gejala utama, sekurang-
kurangnya tujuh dari gejala tambahan dan sudah tidak memungkinkan
melakukan aktivitas seperti biasa.1
inferior, pesimis terhadap masa depan, merasa bersalah berlebihan dan pola-
pola perilaku yang menghukum. Dalam episode depresi yang berat, distorsi
kognitif ini mengarah pada membayangkan (ideasi) bunuh diri dan bahkan
kadang sampai pada tahap percobaan bunuh diri. Pada penelitian diketahui
bahwa populasi usia 10 sampai 24 tahun rentan untuk melakukan bunuh diri
akibat depresi.3
Rencana terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Fluoxetine tablet 10 mg
sebanyak 1 x 1 tab. Fluoxetine merupakan antidepresan golongan Selective
Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI) yang secara umum berperan sebagai lini
pertama. Pada terapi untuk depresi, obat ini bekerja menghambat pengambilan
serotonin secara spesifik.Selain itu, obat ini memiliki efek antikolinergik yang
lebih kecil dan kardiotoksiknya rendah dibandingkan antidepressan golongan
trisiklik. Fluoxetine merupakan antidepresan yang efektif, lebih selektif, dan
memiliki toksisitas otonom yang minimal. Farmakokinetik untuk fluoxetine
memiliki waktu paruh yang panjang (7-9 hari dalam keadaan menetap). Secara
umum depresi terjadi karena rendahnya kadar serotonin di post sinaps. Pada
obat anti depresan SSRI memiliki mekanisme kerja menghambat ambilan
kembali neurotransmiter yang dilepaskan di celah sinaps bersifat selektif hanya
terhadap neurotransmiter serotonin (5HT2).
Pemberian obat Lorazepam 1 mg sebanyak 1 x 1 tab pada malam hari
dikarenakan pasien mengeluh sulit untuk memulai tidur. Obat tersebut
merupakan golongan benzodiazepin yang merupakan obat untuk antianxietas.
Obat ini memiliki efek samping sedasi atau rasa mengantuk. Menurut
penelitian, pemberian benzodiazepin yang dikombinasikan dengan
antidepresan dapat membantu perbaikan khususnya bagi penderita yang
mengalami kecemasan dan sulit tidur, namun dalam pemberiannya perlu
diperhatikan mengenai penyalahgunaan obat.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.Pada pasien dengan episode
depresi sedang dapat mengalami perbaikan serta penyembuhan apabila
dukungan dari keluarga sangat postif dan kemauan yang tinggi dari dalam diri
pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK
Unair
2. Elvira SD, dan Hadisukanto G. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
BalaiPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia.
3. Maslim R. 2011. Diagnosis Gangguan jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika
Atmajaya.
4. Katzung BG. 2010. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC
5. Nafrialdi, dan Setawati A. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
6. Kaplan, H.I., Saddock, B.J., dan Grebb J.A., 2010. Kaplan-Sadock
Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2.
Jakarta: Binanupa Aksara
LAMPIRAN
UTOANAMNESIS TANGGAL 3 Juli 2017
D :Selamat siang pagi. Perkenalkan kami dokter muda disini. Kita ngobrol-
ngobrol sebentar ya pak, boleh?
P : Iya, boleh.
D : Maaf pak sebelumnya boleh tau nama bapak?
P : Warisun (benar)
D : Usianya berapa pak?
P : 61 tahun (benar)
D : Alamat tinggalnya dimana pak?
P : Gading Rejo (benar)
D : Pendidikan terakhirnya apa ya pak?
P : saya sebenernya pernah PGA dok namun berhenti, karena masalah biaya.
D : oh seperti itu pak, ngomong-ngomong pekerjaan bapak apa yah?
P : Iya, saya bekerja sebagai pedagang dok tadinya saya dagang pisau, alat
dapur namun saya melihat perkembangan jaman jadi saya berdagang alat
tulis.
D : Bapak tau sekarang ada dimana?
P : Tau dok di Poli Jiwa (orientasi tempat baik)
D : Bapak tau daerahnya dimana ya pak?
P : Di daerah pesawaran (Benar)
D : Bapak tau sekarang tanggal berapa pak?
P : Iya tau dok, 16 desember 2017
D : Bapak kesini dengan siapa sekarang ?
P : Saya berangkat dengan anak saya dok.
D : Sudah pernah dirawat atau berobat disini sebelumnya ?
P : sudah pernah dokter, ini sudah dua kali kesini.
D : Bapak boleh tau ada keluhan apa datang kemari ?
P : Saya susah tidur dok akhir-akhir ini.
D : Sejak kapan pak?
P : sekitar 1 minggu hari ini dok.
D : kenapa pak susah tidurnya? Bapak ada masalah?
1
P : iya dokter saya sering mikirin masalah sama anak saya mungkin itu yah dok
penyebab susah tidurnya, kepala saya juga pusing-pusing.
D : Bapak pernah tidak bapak merasakan sesuatu hal yang tidak lazim seperti
mendengar suara-suara atau ingin melakukan hal-hal nekat seperti bunuh diri
atau sebagaimya?
P : oh enggak dokter
P : kepala saya sering pusing dok mungkin saraf kejepit yah dokter?, saya juga
kalau tidur suka mimpi buruk jadi pas saya bangun saya suka deg-degan
dokter.
P : ya nafsu makan sedikit menurun dok. Saya juga malas mau ngapa-ngapain
D : Kok malas-malasan pak? Misal nih bapak ada hobi seperti main badminton
dll, itu langsung malas?
D : Oke baik pak, bapak jangan lupa makan obatnya aktifitas seperti biasanya
saja dan jangan lupa kalau ada masalah di ceritakan jangan dipendam nanti
jadi kesusahan sendiri bapaknya , ada yang ingin di tanyakan pak?
P : Sama-sama dokter
2
D : Pak, kenalin kami dokter muda Putri, dokter muda Hanum dan dokter
muda Nani. Maaf nama Bapak siapa ya pak?
P : saya Mahan Kurniawan dok
D : Bapak, tinggal serumah sama pasien ga?
P : iya dok.
D : ohh gitu. Bapak kesibukannya apa pak ?
P : saya wiraswasta dok,
D : Pak kan Bapak denger tadi ya saya dan ayah Bapak ngobrol. Tadi yang
disampaikan oleh ayah Bapak bener ga pak ?
P : bener dok. Jadi sudah sekitar sebulan ini sering susah tidur yah parh
parahnya sekitar satu minggu ini dok.
D : Apakah Ayah Bapak pernah bercerita alasan beliau sulit tidur akhir-akhir
ini?
P : Ayah saya ceritanya dia suka kepikiran yang macam macam dok.
Seringnya dia ngerasa takut, khawatir, deg-degan. Ya pokoknya pikiran yang
sebenarnya tidak perlu. Bapak juga sering banget seperti merasa bersalah,
sehingga kepikiran terus
D : Selain itu, apakah Ayah Bapak memiliki keluhan lain selain sulit tidur?
P : Ayah saya sering merasa mual dok. Asam lambungnya naik, lemas juga,
makan juga nggak nafsu.
D : Keluhan mual ini munculnya kapan Pak? Apakah setiap saat, atau ada
waktu-waktu tertentu?
3
P : Ya itu dok, setiap kali Bapak saya banyak pikiran macem-macem yang
aneh-aneh yang sebetulnya tidak perlu, baak saya mulai ngerasa mual,
lemas.
D : ohh gitu. Yaudah pak kalo seperti itu mungkin cukup kita Tanya jawabnya.
Terima kasih banyak pak. Bapak ada yg mau ditanyakan ?
P : iya dok , kira kira selain obat, untuk membuat pikiran Ayah saya tidak
kacau, bagaimana ya dok ?
D : yang pertama memang obatnya harus dimakan secara teratur pak. Karena
obatnya itu yang membantu Ayah Bapak agar tidak merasa khawatir, cemas,
ataupun keluhan-keluhan yang Bapak katakan tadi. Selanjutnya keluarga
harus kooperatif. Buat Ayah Bapak untuk bercerita apa yang dirasakan atau
dikhawatirkan. Selain itu, Ayah Bapak juga erlu mengisi waktu luang
dengan aktivitas. Jangan biarkan Ayah Bapak jadi sendirian, banyak waktu
kosong yang tidak jelas. Kalau seperti itu bisa terjadi lagi pikiran-pikiran
yang tidak perlu tadi.
P : iya dok, memang Ayah saya sekarang sudah tidak mau lagi pergi ke
Masjid, bersosialisasi dengan tetangga. Padahal tadinya Ayah saya rajin dok
ke Masjid. Sejak banyak pikiran ini saja jadi jarang.
D : iya pak, makanya kelurga juga dimohon kerjasama nya untuk tetap
medukung Ayah Bapak, terus minum obatnya selalu dipantau dan teratur ya
pak
P : oh iya dok baik
D : ada lagi pak yang ingin ditanyakan ?
P : udah dok cukup
D : baik pak kalo begitu. Terima kasih banyak ya pak
P : iya dokter sama sama