Oleh :
Rika Oktaria, S.Ked
Pembimbing :
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes
I. IDENTITAS PASIEN
Nn. TA, wanita, 25 tahun, lahir 7 April 1994, Islam, belum menikah, belum
bekerja, Jawa, alamat di Waydadi Sukarame, Bandar Lampung, merupakan
pasien rawat inap bangsal M Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
sejak tanggal 22 Mei 2018. Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 30 Mei 2018
pada pukul 10.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Sering menanggis dan berbicara sendiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesis
Pasien datang ke Poli Kejiwaan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung
pada tanggal 15 Mei 2018 tidak diantar oleh siapapun dengan keluhanjenuh
dengan aktivitas kesehariannya sejak 3 bulan yang lalu. Pasien baru
pertamakali datang ke poli Kejiwaan RSJ Provinsi Lampung. Sebelumnya
pasien berobat ke RSUP Kariadi Semarang. Pada awalnya pasien merasa
tertekan dengan tugas kuliah di jurusan Arsitektur pada tahun 2008, pasirn
merasa terbebani dalam mengerjakan tugasnya karena pasien sangat
memperhatikan setiap detail dalam tugasnya, setelah itu pasien mulai sering
merasa sedih, selalu terlihat murung, merasa tidak berguna, lebih senang
menyendiri danmerasa tidakbersemangat sampai pada akhirnya pasien tidak
dapat mengikuti ujian akhir. Pasien juga sempat berniat ingin bunuh diri.
Akhirnya pasienberobat di surabaya dan di diagnosa menderita depresi
mayor, kemudian pasien diminta oleh ibunya untuk berhenti kuliah dan
pulang ke lampung.
1
Riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes melitus (-), riwayat sesak (-),
riwayat trauma (-) terjatuh dari sumur namun tidak pingsan, riwayat
kejang (-), dan riwayat alergi obat (-).
2. PeriodeBayidanBalita
5. PeriodeDewasa
Menurut pasien hubungan bersama teman dan keluarga terkesan baik.
Tidak ada masalah yang besar ketika periode ini.
E. Riwayat Pendidikan
3
F. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai guru SD.
G. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah dan memilik 2orang anak. Hubungan perkawinannya
sampai saat ini baik-baik saja dan sedang tidak ada masalah.
H. RiwayatKehidupanBeragama
Pasienberagama Islam dan telah diajari ilmu agama oleh kedua orang tuanya
sejak kecil.
I. Riwayat Hukum
Menurut keluarga dan pasien, pasien tidak pernah terkait atau bermasalah
dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
J. Riwayat Keluarga
Pasien tinggal satu rumah dengan suami dan kedua anaknya. Pasien tinggal
dirumah pribadi (tidak mengontrak), ekonomi keluarga didapat dari
pekerjaan suami dan dirinya yaitu mengajar. Dari keluarga tidak ada yang
memiliki gangguan yang seperti yang dialami oleh pasien atau gangguan
kejiwaan lainnya.
4
Diagram Keluarga
Wanita Pasien
Meninggal
B. Pembicaraan
Spontan, lancar, volume cukup, artikulasi jelas, amplitudo sesuai,
menjawab sesuai dengan pertanyaan, kuantitas dan kualitas cukup.
C. Keadaan Afektif
a. Mood : Hipotimia
b. Afek :Terbatas
c. Keserasian : Serasi
D. Persepsi :
a. Halusinasi : Tidakada
b. Ilusi : Tidakada
c. Depersonalisasi : Tidakada
d. Derealisasi :Tidakada
E. Pikiran:
a. Proses dan arus pikir : Koheren
b. Arus Pikiran: Produktivitas cukup, kontinuitas relevan,
hendaya berbahasa tidak ditemukan,
6
G. Pengendalian Impuls
Baik
H. Daya Nilai
a. Norma sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
c. Penilaian realitas : baik
I. Tilikan
Tilikan 4 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak
memahami penyebab sakitnya)
B. Tanda-tanda vital
Tensi: 160/90 mmHg, Nadi: 90x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,5°C
C. PemeriksaanFisik
Mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, tidak ditemukan kelainan.
Ekstremitas tidak ditemukan kelainan
D. Status Neurologis
a. Sistemsensorik : dalam batas normal
b. Sistem motorik : dalam batas normal
c. Fungsi luhur : dalam batas normal
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, maka kasus ini
termasuk gangguan jiwa karena menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien serta terdapat hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan aktivitas
sosial.
Pada pasien didapatkan adanya keluhan berupa takut, sedih, penurunan minat
dan semangat beraktivitas, cemas dan penurunan nafsu makan. Keluhan lain
yang berhubungan yaitu adanya ketegangan motorik berupa sakit kepala,
tangan yang sering pegal, gangguan otonomik yang dirasakan seperti keringat
dingin. Menurut pasien keluhan ini dapat muncul pada kondisi tertentu.
Keluhan terutama dirasakan jika terdapat atau saat pasien sedang
mengkhawatirkan sesuatu. Dari data ini diagnosis merujuk pada episode
depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11).
Pasien merasa takut dan cemas terkait masalah kesehatan dirinya yang juga
merupakan penyebab meninggalnya kakak pasien. Hal tersebut membuat
pasien merasa sedih berkepanjangan. Oleh karena itu didapatkan aksis IV
masalah kesehatan.
IX. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : bonam
b. Quo ad functionam : dubia ad bonam
c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
X. DISKUSI
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan afektif yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa mengalami
gangguan jiwa.
pasien tidak didapatkan episode manik, hipomanik, atau pun campuran dan
tidak ada tanda dan gejala psikotik. Suasana perasaan yang menonjol adalah
depresi sehingga pasien mengalami gangguan perasaan episode depresi
(F32) (Maslim, 2013).
Menurut PPDGJ III depresi memiliki gejala utama dan gejala lainnya, yaitu
(Maslim, 2013):
a. Gejala Utama
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas (sering melamun)
b. Gejala lainnya
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri kurang
- Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
13
Gejala utama dan gejala lainnya yang telah disebutkan diatas harus
berlangsung minimal 2 minggu tanpa disertai gejala mania, hipomania ataupun
campuran sebelum dan setelahnya. Berdasarkan PPDGJ III episode depresi
sendiri dibagi menjadi 3 jenis yaitu, depresi ringan, depresi sedang dan depresi
berat (Maslim, 2013).
a. Depresi ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti disebut
di atas
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya sampai dengan (g)
- Tidak boleh ada gejala berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu
- Hanya ada sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya
b. Depresi sedang
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada
depresi ringan
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya;
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu
- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
dan urusan rumah tangga
c. Depresi berat
- Semua 3 gejala utama depresi harus ada
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa di
antaranya harus berintensitas berat
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian
scara menyeluruh terhadap episode deprsif beratmasih dapat dibenarkan
- Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2
minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka
14
Pasien pada kasus ini didapatkan 2 gejala utama yaitu adanya kehilangan
kegembiraan dan minat; serta kurangnya energi dan menurunnya aktivitas. Hal
ini ditemukan dalam anamnesis yang mengatakan bahwa ia sering merasa sedih
hingga menangis dan berlarut dalam kesedihannya, dan dalam melakukan
aktivitas pasien menjadi kurang semangat dan tidak bergairah. Gejala lainnya
pada pasien ini terdapat 3 gejala yaitu, pesimis, sulit tidur dan nafsu makan
berkurang. Gejala-gejala tersebut sudah berlangsung selama 3 minggu (sudah
lebih dari 2 minggu) dan pasien mengalami kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Dengan kriteria yang telah disebutkan berdasarkan
gejalanya, onset dan aktivitas dapat disimpulkan bahwa kriteria pasien sesuai
dengan kriteria diagnosis gangguan suasana perasaan episode depresi
sedang (F32.1) (Maslim, 2013).
Pada gangguan suasana perasaan episode depresi sedang dapat disertai gejala
somatik dan tanpa gejala somatik. Pada pasien terdapat gejala somatik yang
timbul akibat depresi yaitu adanya gangguan otonomik berupa keluhan
keringat dingin. Keluhan pasien ini muncul ketika pasien mulai merasa
khawatir, takut dan cemas akibat stressor yang ada. Dari data ini maka bahwa
pasien dapat didiagnosis sebagai gangguan suasana perasaan episode
depresi sedang dengan gejala somatik (F32.11) (Maslim, 2013).
perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur. (Buysse,
2005). Etiologi dan faktor resiko insomniadiantaranya adalah gangguan emosi,
kebiasaan, faktor lingkungan, usia diatas 50 tahun, jenis kelamin, episode
insomnia sebelumnya dan penyakit kronis (Dogramji, 2009). Manifestasi
insomnia bervariasi meliputi waktu untuk masuk dalam kondisi tidur yang
sebenarnya lebih dari 30 menit, tidur kurang dari 6 jam, terbangun di saat tidur
di malam hari lebih dari 3x, dan kualitas tidur yang tidak baik (subjektif).
Maksud dari kualitas tidur yang tidak baik ini adalah seseorang merasa tidak
merasa lebih baik setelah tidur di malam hari. Menurut DSM-IV-TR, insomnia
terdiri atas insomnia primer dan sekunder. Insomnia primer memiliki durasi
paling tidak selama 1 bulan mengalami gejala susah tidur (baik dari kualitas
maupun kuantitas) dan tidak memiliki gangguan tidur lainnya, gangguan jiwa
lainnya, gangguan kesehatan lainnya, dan gangguan tidur akibat penggunaan
obat-obatan tertentu. Sedangkan untuk insomnia sekunder berhubungan dengan
gangguan jiwa lainnya atau karena gangguan kesehatan lainnya serta adanya
efek dari obat-obat tertentu yang membuat seseorang menjadi susah tidur
(APA, 2000).
Pada pasien ini faktor penyebab depresi kemungkinan adalah adanya stressor
berupa masalah kesehatannya. Stresor tersebut mempengaruhi kehidupan dan
pikiran pasien sehari-hari dan menjadikan pasien mengalami gejala-gejala
terkait depresi. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan
klinis yang telah lama bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress
lebih sering mendahului episode pertama ganggguan mood daripada episode
selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien dengan gangguan
depresi berat. Selain itu, formulasi lain dari depresi menurut trias kognitif
aaron beck menyatakan adanya pandangna terhadap diri sendiri berupa
persepsi negatif tentang dirinya dan masa depan berupa bayangan penderitaan
dan kegagalan (Elvira, 2013).
Rencana terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Fluoxetine (1x10 mg),
Lorazepam (1x1 mg) dan Amlodipine (1x5 mg). Fluoxetine merupakan
16
Prognosis pada pasien ini berdasarkan faktor internal dan external pasien
adalah dubia ad bonam.Faktor internal pasien berupa gangguan jiwa yang
dialaminya adalah depresi sedang, tidak ada gejala psikotik, tidak ada
komorbiditas dengan gangguan psikiatri lain. Faktor eksternal pasien juga baik
dibuktikan dengan dukungan keluarga positif, fungsi keluarga stabil, fungsi
sosial dan teman baik. Pada pasien dengan episode depresi sedang dapat
mengalami perbaikan serta penyembuhan apabila dukungan dari keluarga
sangat positif dan kemauan yang tinggi dari dalam diri pasien (Elvira, 2013).
18
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, HI dan Sadock BJ. 2010. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri.
Ed: Wiguna, I Made. Tangerang: Bina Rupa Aksara Publisher
Knapp, P., & A.T. Beck (2008). Cognitive therapy: fondations, conseptual
models, applications and research. Rev Bras Psiquiatr, 30 (suppl II): S54-64
Maslim R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa dari PPDGJ III dan
DSM-5 . Jakarta: PT Nuh Jaya
D :Selamat siang bu. Perkenalkan kami dokter muda disini. Kita ngobrol-
ngobrol sebentar ya bu, boleh?
P : Iya, boleh.
D : Maaf bu sebelumnyaboleh tau nama ibu?
P : Siti Rustinah (benar)
D : Usianya berapa bu?
P : 46 tahun (benar)
D : Alamat tinggalnya dimana bu?
P : Kali Rejo,Pringsewu (benar)
D : Pendidikan terakhirnya apa ya bu?
P : Pendidikan terakhir saya S1 PGSD dok.
D : oh seperti itu bu, ngomong-ngomong pekerjaan ibu apa yah?
P : Iya, saya bekerja sebagai guru SD dok
D : Ibu tau sekarang ada dimana?
P : Tau dok di RS Jiwa (orientasi tempat baik)
D : Ibu tau daerahnya dimana ya bu?
P : Di daerahpesawaran (Benar)
D : Ibu tau sekarang tanggal berapa bu?
P : Iya tau dok, 17 Januari 2017
D : Ibu kesini dengan siapa sekarang ?
P : Saya berangkat dengan kakak saya dok.
D : Sudah pernah dirawat atau berobat disini sebelumnya ?
P : Belum pernah dok. Ini yang pertama kali.
D : Ibu boleh tau ada keluhan apa datang kemari ?
P : Saya merasa takut dan sedih dok.
D : Sejak kapan bu?
P : Sejak sekitar 3 minggu yang lalu, ketika liburan anak sekolah.
D : kenapa bu takut dan sedihnya? Ibu ada masalah?
2
P : iya dokter saya takut karena saat itu saya cek gula darah,kolesterol dan
asam urat di puskesmas dok.
D : Kemudian bagaimana bu hasilnya?
P : Hasilnya gula darah saya 125 dok dan kolesterol saya normal, tetapi asam
urat saya 7,9. Saya takut dok terkena penyakit yang berat.
D : ibu memiliki keluhan apa bu saat itu sampai cek gula darah, kolesterol dan
asam urat?
P : Saya sering merasa nyeri pada jari-jari tangan saya. Lalu saya datang ke
puskesmas sendiri untuk cek asam urat sekaligus gula darah dan kolesterol.
D : Ibu sudah mendapatkan obat asam urat dari puskesmas?
P : Sudah dokter. Keluhan saya juga berkurang saat konsumsi obat tersebut.
D : Lalu apakah ibu masih tetap takut bu?
P : Iya dok saya takut walaupun dikatakan gula darah dan kolesterol saya
normal saya takut dok nanti terkena penyakit seperti kakak saya.
D : Kakak ibu kenapa bu kalau boleh tahu?
P : Kakak saya yang ke 3 dan ke 4 meninggal dok karena darah tinggi lalu
stroke. Saya takut dok seperti mereka.
D : Maaf bu, kapan kakak ibu meninggal?
P : 10 tahun yang lalu dok, dan yang satunya belum sampai 1 tahun dok,
meninggal sekitar 6 bulan yang lalu saat bulan puasa kemarin.
D : Ibu apakah memiliki darah tinggi juga?
P : Iya dok saya punya darah tinggi sejak tahun 2003 hingga sekarang.
D : bagaimana ibu mengatasi darah tinggi ibu?
P : saya minum obat captopril dari dokter tetapi setelah obat habis saya tidak
kontrol kembali.
D : Mengapa ibu tidak kontrol?
P : Tidak apa-apa dok. Saya hanya merasa sudah membaik sehingga saya
berfikir tidak perlu kontrol kembali.
D : Maaf bu, ibu anak keberapa dari berapa saudara?
P : Saya anak ke 5 dok dari 9 bersaudara. Oleh karena itu dok, saya takut.
D : Ibu sering memikirkan hal ini ya bu?
P : Iya dok sering, kalau sedang kepikiran saya sampai nangis.
3
D : Bu, kenalin kami dokter muda Putri, dokter muda Yulia dan dokter muda
Vita. Maaf nama ibu siapa ya bu?
P : saya Martini dok
D : Ibu, tinggal serumah sama pasien tidak?
P : tidak dok.
D : ohh gitu. Ibu kesibukannya apa bu ?
P : saya pedagang dok.
D : Bu kan ibu denger tadi ya saya dan Adik ibu ngobrol. Tadi yang
disampaikan oleh ibunya bener tidak?
P : bener dok. Jadi adik saya sering merasakan takut yang berlebihan sampai
menangis dok.
D : Apakah Adik ibu pernah bercerita alasan beliau takut akhir-akhir ini?
P : Adik saya merasa takut karena kakak nya yang ke 3 dan ke 4 meninggal
dok akibat darah tinggi dan stroke. Dan adik saya ini anak ke 5 dok, jadi
takut berurutan jadinya kepikiran terus.
D : Adik ibu pernah bercerita adanya keluhan sulit tidur?
P : Iya dok, dia sering sulit tidur dan katanya kepikiran saat mau tidur dan
tidurnya jadi tidak nyenyak.
D : Saat sulit tidur apa yang dilakukan oleh adik ibu?
P : Terkadang dia menelpon saya dok, lalu curhat mengenai masalahnya ini.
Dia curhat sampai menangis dok.
D : Saat dirumah apakah adik ibu jadi sulit saat melakukan aktivitas ?
P : Awalnya biasa saja dok. Tetapi akhir-akhir ini dia jadi malas melakukan
apapun dok dan terlihat lemas apalagi dia menjadi kurang nafsu makan dok.
D : Keluhan-keluhan adik ibu mulai muncul saat kapan?
P : Dia mulai seperti ini sejak cek gula darah,kolesterol dan asam urat dok saat
bulan desember kemarin. Hasil kolesterol dan gula darah nya normal, hanya
saja asam urat memang tinggi tetapi sudah diberi obat dok.
D : yang adik ibu takutkan apakah hanya sama urat saja atau semuanya?
5
P : Semuanya dok. Walaupun hasilnya normal dia tetap takut apalagi jika
ingat kakaknya yang meninggal. Dia menjadi pesimis dok.
D : ohh gitu. Yaudah bu kalo seperti itu mungkin cukup kita Tanya jawabnya.
Terima kasih banyak bu. Ibu ada yg mau ditanyakan ?
P : Tidak dokter terimakasih.
D : baik bu kalo begitu. Terima kasih banyak ya bu
P : iya dokter sama sama