GANGGUAN DEPRESI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas P3D Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Pembimbing:
Prof. H. Nizar Zainal Abidin, dr. Sp.KJ (K)
Disusun oleh:
Intan Kekesuara S. 4151181404
Fenny Ajeng S. 4151181405
Gianti Rahmi V. 4151181406
2
Pasien merasa sedih hingga putus asa dan takut mati. Pasien
merasa nafsu makannya berkurang, menjadi malas mandi, maupun
aktivitas yang lain. Pasien juga merasa lelah padahal tidak banyak
beraktivitas. Pasien tidak ada keluhan seluruh tubuhnya sakit, tangan
bergetar, maupun jantung berdetak cepat. Pasien juga tidak ada
keluhan mendengar bisikan atau melihat sesuatu yang orang lain
tidak lihat.
3
4. Grafik Perjalanan Penyakit
a. Oktober 2019
Cemas berlebihan
Mengurung diri di kamar
Perasaan takut mati
Perasaan takut ditinggal suami
Sulit tidur, nafsu makan menurun, jarang mandi
Mudah lelah
b. Januari 2020
Perasaan takut mati
Perasaan takut ditinggal suami
Sering menangis
Merasa kesal
Sulit tidur
c. Mei
Gelisah
Perasaan takut mati
Sulit tidur
4
Mudah sedih
d. Juli 2020
Merasa putus asa
Sulit tidur, tidur hanya 2 jam
Perasaan takut mati
Takut ditinggal suami
Nafsu makan menurun
Mengurung diri di kamar
Sering menangis
Tidak bisa diajak berkomunikasi
Sering melamun
5
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebelum menikah
pasien bekeja di perusahaan textil. Pasien mengaku tidak memiliki
masalah berarti dengan lingkungan kerja.
5. Kehidupan Beragama
Semua keluarga Beragama Islam dan pasien termasuk orang yang
rajin beribadah.
6. Kehidupan Psikoseksual
Pasien telah menikah 1,5 tahun dan baru melahirkan seorang anak.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terjerat masalah hukum.
D. Riwayat Keluarga
Laki-laki
Perempuan
Pasien
6
E. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga yang utuh dengan tingkat sosial ekonomi
yang cukup.
III. STATUS MENTAL
Tanggal 30 November 2020 di Poliklinik Jiwa RS Dustira
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan :
Pasien merupakan perempuan usia 21 tahun, tampak sesuai usia,
berkulit sawo matang, menggunakan kerudung berwarna hijau,
terawat, menggunakan kemeja bermotif garis dan celana berwarna
hitam.
2. Kesadaran :
Kompos mentis, pasien tampak sadar penuh saat wawancara
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor:
Pasien terlihat hipoaktif, murung, dan pasien selalu menunduk saat
pemeriksaan.
4. Sikap terhadap pemeriksa:
Kooperatif saat dilakukan wawancara, roman muka murung, ada
kontak dengan pemeriksa dengan raport yang adekuat
5. Pembicaraan
Cara bicara pasien bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan volume cukup, kecepatan lambat, artikulasi jelas dapat
dimengerti.
7
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
8
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital:
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 ⁰C
Keadaan Gizi : Ideal
Bentuk Tubuh : Athletikus
Kepala
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher
KGB : tidak teraba
JVP : tidak meningkat
Thorax : paru : vbs kanan = kiri, rh -/-, wh -/-
: Jantung : Bunyi jantung S1 dan S2 murni regular
Abdomen : Hepar/lien tidak teraba, Bising usus normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
B. Status Neurologik
Rangsan meningen :-
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
9
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien datang diantar oleh ibunya dengan keluhan sering menangis
tanpa sebab dan sering terlihat gelisah hingga terkadang merasa kesal.
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku sulit tidur. Pasien hanya tidur 3
– 4 jam dalam semalam. Pasien tidak ada riwayat sakit keras/kronis,
trauma, maupun riwayat penyalahgunaan zat.
Pasien merasa sedih hingga putus asa dan takut mati. Pasien merasa nafsu
makannya berkurang, menjadi malas mandi, maupun aktivitas yang lain.
Pasien juga merasa lelah padahal tidak banyak beraktivitas. Pasien tidak
ada keluhan seluruh tubuhnya sakit, tangan bergetar, maupun jantung
berdetak cepat. Pasien juga tidak ada keluhan mendengar bisikan atau
melihat sesuatu yang orang lain tidak lihat.
Pemeriksaan psikiatrik didapatkan kesadaran pasien kompos mentis,
hipoaktif, murung, mood hipotimia, afek menyempit dan sesuai, dengan
bentuk pikiran kurang realistik, jalan pikiran koheren, dan isi pikiran ada
putus asa tanpa disertai ide bunuh diri, tanpa gangguan persepsi halusinasi
auditori, tanpa adanya gangguan kognisi, dan pasien memiliki tilikan
penyakit derajat 5. Pemeriksaan internus dan neurologis, dalam batas
normal.
Aksis III
10
• Kondisi medik umum : Tidak ada
Aksis IV
• Masalah psikososial dan lingkungan : Pasien takut mati dan ditinggal
suaminya seteah melahirkan, masalah keluarga.
Aksis V
GAF Scale : 60-51: gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan klinik : Depresi Berat e.c post partum
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Pasien takut mati dan ditinggal suaminya seteah melahirkan,
masalah keluarga.
Aksis V : GAF Scale : 60-51: gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
IX. DAFTAR MASALAH
Biologi : Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa pada keluarga
Psikologi : kurang realistik, putus asa (+) ide bunuh diri (-)
Sosial : Hubungan dengan orang tua kurang dekat, tidak
mempunyai teman dekat, dan selalu menyendiri.
X. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : ad bonam
Quo Ad Fungtionam : dubia ad malam
A. Faktor Yang Memperingan
Dukungan keluarga
Minum obat yang teratur
B. Faktor Yang Memperberat
Awitan gejala pada usia muda
Pasien tidak ada teman bersosialisasi
Pasien berhenti bekerja setelah menikah
11
XI. TERAPI
1. Somato terapi
Medikamentosa
Anti depresan : fluoxetin 20 mg 1 dd 1 pagi hari
Anti psikotik : Clozapin 100 mg 1 dd 1/2 malam hari (sebagai adjuvant)
Terapi somatik lain : Tidak ada
2. Psikososial
1. Psikoedukasi
Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga untuk mengerti
kondisi kesehatan jiwa pasien, perjalanan penyakitnya, pengenalan gejala,
tujuan pengobatan, manfaat dan efek samping pengobatan. Komunikasi
kepada pasien dan keluarga mengenai perencanaan hidup yang lebih
realistis dan mampu laksana bagi pasien dan keluarga.
2. Intervensi keluarga
Edukasi keluarga mengenai kondisi pasien, memperbaiki komunikasi antar
anggota keluarga, memberikan support pada pasien dan selalu mengawasi
pasien
3. Intervensi Kognitif Perilaku
Mengajarkan pada pasien untuk mengenali faktor-faktor yang dapat
cetuskan gejala, melatih dan memperkuat keterampilan pasien dalam
mengelola gejala, dan melatih keterampilan meredakan ketegangan.
4. Rehabilitasi
Meningkatkan keterampilan pasien dalam bersosialisasi, menjalin relasi
interpersonal, integrasi ke komunitas, dan peroleh keterampilan kerja.
12
LAMPIRAN
Pertanyaan Jawaban Symptom
Selamat pagi teh, saya Intan, Oh, iya pagi. Boleh. sikap
Fenny, dan Gianti, dokter kooperatif
muda disini. Boleh ngobrol-
ngobrol sebentar?
Kenapa berhenti teh? Dulu di Disuruh suami buat fokus urus Faktor
kerjaan gimana teh kerjanya? keluarga aja. Dulu kerja lancar presipitasi
Terus sekarang sibuk apa teh? lancar aja. Sekarang mah
dirumah aja teh
Ooh jadi mau fokus urus Sudah teh, bulan kemarin pas
keluarga ya teh? Udah punya 1 tahun.
anak teh?
Wah lagi lucu- lucunya usia Iya teh, tapi saya jarang sama Depresif (+)
segitu ya teh. Jadi sekarang anak teh. Anak lebih sering
sibuk mengurus anak ya teh? sama ibu saya. Sesekali aja
saya gendong teh. Soalnya
saya sering tiba-tiba nangis
sendiri teh semenjak abis
lahiran. (sambil menundukkan
13
kepala).
Kenapa sering nangis teh? Gak tau juga teh, tiba-tiba aja depresif (+)
gitu nangis. Sering melamun
juga teh. Saya takut teh.
Teh Deli takut kenapa? Takut gak bisa jadi ibu dan istri Depresif (+).
yang baik teh. Takut setelah
Putus asa
lahiran suami jadi ninggalin
saya, takut mati juga saya teh. Kurang
Makanya kalo malem susah realistik
banget tidur, takut kalo tidur
saya gak bangun lagi teh.
(pasien terlihat sedih dan
meneteskan air mata)
Kenapa takut suami ninggalin Nggak teh, gak ada yang Halusinasi
teteh? Ada yang ngebisikin ngebisikin. Tapi setelah lahiran auditorik (-)
gitu apa kenapa teh? kan badan jadi melar, gak
kayak sebelumnya. Takut
suami ninggalin karena udah
gak cantik lagi.
Hmm, emang suami ibu jadi Nggak sih teh, suami tetep
menjauh dari teteh setelah nemenin saya bahkan yang
teteh melahirkan? urus anak saya suami dibantu
ibu saya.
Berarti hanay perasaan teteh Iya teh. Takut mati juga teh Gelisah
aja ya. Takut ditinggal suami (pasien menggenggam kedua
Cemas
tanggannya, tampak gelisah
dan takut)
14
Kenapa takut mati teh? Iya teh, takut pas tidur ada
yang nyabut nyawa saya terus
saya gak bangun lagi. Dulu pas
lahiran kerasa gitu juga teh.
Badan terasa panas dingin,
kerasanya dari kaki terus
keatas. Untung masih selamat
saya teh.
15
Kalo sama adek gimana? Baik, sehat juga
Teh Deli biasanya kalau ada Gapernah cerita kesiapa siapa, Pasien
masalah suka cerita kesiapa? dipendem sendiri aja cenderung
menutup diri
Kalo artinya panjang tangan Itu yang suka ambil barang penilaian
apa ya Teh? orang abstrak baik
Dulu nih, kalau Teh Deli ada diem aja di kamar ngurung
masalah sikap teteh diri, pendem sendiri. Jarang
bagaimana? cerita ke orang lain
16
Oke teh Deli, kalau gitu Iya teh makasih.
berobat yang bener sesuai
nasihat dan petunjuk dokter
ya minum obatnya juga.
17