Farmakologi:
• ACE Inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) : Candesartan
• Diuretik : Furosemide 4mg
• Antibiotik : Ceftriaxone 2x1 inj iv
• Antiemetik : Lansoprazole 1-0-0 po
BRONKITIS KRONIS
Bronkitis Kronis
Definisi
Adalah suatu peradangan yang mengenai bronkus atau bronkhi,
biasanya terjadi bilateral. Bronkitis kronis ditandai dengan adanya
batuk produktif disertai hipersekresi sputum yang terjadi hampir
setiap hari selama sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut
dalam satu tahun dan paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.
Manifestasi Klinis
•Batuk produktif >3 bulan atau lebih dalam setahun,
dan paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.
•Hemaptoe
•Sesak napas, terkadang disertai mengi.
•Demam berulang.
Etiologi dan Faktor Risiko
1. ISPA (Haemophilus Influenza dan Streptococcus
Pneumoniae).
2. Pajanan asap rokok.
3. Polusi.
4. Usia.
5. Jenis kelamin.
Epidemiologi
• Usia penderita >60 tahun sekitar 7,5%.
• Usia >35-40 tahun 6,7 %.
• <15 tahun sekitar 3,6%.
• Lebih sering pada laki-laki, hal ini berkaitan dengan
keaktifan merokok yang cenderung banyak pada laki-
laki.
Tipe Bronkitis
1. Akut
-gejala kurang dari 3 mgg
-diawali dengan ispa
-penyebab virus atau bakteri
2. Kronis
-gejala bertahan lebih dari 3 bulan setiap tahun
-diawali dengan terpapar debu, asap rokok atau polusi
-biasanya karena virus
Klasifikasi
• Ringan
Pada golongan ringan ditemukan corak paru yang ramai di bagian basal
paru
• Sedang
Selain corakan paru yang ramai, terdapat emfisema dan kadang
disertai bronkiektasis di parakardial kanan dan kiri.
• Berat
Ditemukan hal-hal tersebut diatas dan disertai cor pulmonale sebagai
komplikasi bronchitis kronis
Pemeriksaan Lab
1. Leukositosis
2. LED meningkat
3. Analisis Gas Darah : asidosis metabolik
Penatalaksanaan
1. Farmakologi
• Bronkodilator (beta 2 antikolinergik, gol xantin)
• Antiinflamasi
• Antibiotik
• Antipiretik
• Mukolitik
2. Non Farmakologi
• Oksigen 2 L
• Nutrisi adekuat
• Hindari paparan asap rokok dan polusi
• Cegah ISPA
Gambar 1
Ekspertise Gambar 1
• Trakhea tidak ada deviasi.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi dari kiri.
• Hilus tidak melebar.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru terutama pada bagian
basal.
• Terdapat gambaran signet ring sign.
• Hiperlusen pada kedua lapang paru.
• Kesan : Bronkitis kronis sedang disertai emfisema dan bronkiektasis.
Gambar 2
Ekspertise Gambar 2
• Trakhea tidak ada deviasi.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Diafragma kanan sejajar kiri.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Terdapat gambaran Tramline.
• Kesan : Bronkitis kronis sedang
Gambar 3
Ekspertise Gambar 3
• Trakhea tidak ada deviasi.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi dari kiri.
• Hilus normal.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Terdapat gambaran Tramline.
• Kesan : Bronkitis kronis ringan
Gambar 4
Ekspertise Gambar 4
• Trakhea deviasi ke arah kanan.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi dari kiri.
• Terdapat gambaran sarang tawon pada kedua lapang paru.
• Terdapat pelebaran sela iga kanan.
• Kesan : Bronkitis kronis sedang disertai bronkiektasis.
Gambar 5
Ekspertise Gambar 5
• Trakhea tidak ada deviasi.
• Jantung melebar, pinggang jantung menghilang.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi dari kiri.
• Hilus melebar.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Terdapat gambaran tramline dan signet ring sign.
• Terdapat kranialisasi pada lapang paru kanan.
• Terdapat pelebaran sela iga kanan.
• Hiperlusen pada lapang atas kedua paru.
• Kesan : Bronkitis kronis berat disertai emfisema dan cor
pulomonale
BRONKIEKTASIS
Definisi
Adalah suatu keadaan dimana bronkus atau bronkiolus yang melebar
akibat kehilangan elastisitas dinding oto bronkus yang dapat
disebabkan oleh obstruksi dan peradangan yang kronis, atau dapat
pula disebabkan oleh kelainan lain.
Manifestasi Klinis
•Batuk kronis yang produktif terutama pagi hari dengan sputum banyak dan
purulen.
•Sputum purulen dan berbau.
•Sesak nafas.
•Demam
Etiologi
• PPOK
• Bronkitis kronik
• Fibrosis kistik
Epidemiologi
• 4,2% penderita dari 100.000 penduduk berusia 18-34
tahun.
• Sering terjadi pada orang dengan sosek rendah.
Tipe Bronkiektasis
• Tipe tubuler (silindris) tram-tract sign
• Tipe varikose (fusiform)
• Tipe sakuler (kantong/kistik) honey-comb
appearance
Pemeriksaan Lab
1.Sputum 3 lapis
Lapisan atas: tidak berwarna/hijau kecoklatan, tdd
gelembung udara, pus, dan mucus
Lapisan tengah: mukoid tipis seperti di atas tapi tidak
ada gelembung udara
Lapisan bawah: tebal, sedimen kehitaman, tdd pus,
sel, debris, gumpalan Kristal asam lemak dan serat
elastik.
2. Leukositosis
3. LED meningkat
Penatalaksanaan
1. Farmakologi
• Antibiotik
• Mukolitik
• Antipiretiik
2. Non Farmakologi
• Oksigen 2 L
• Drainase postural dengan meninggikan kaki
dipertahankan selama 10-15 menit.
Gambar 1
Ekspertise Gambar 1
• Trakhea deviasi ke arah kanan.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi dari kiri.
• Terdapat gambaran sarang tawon pada kedua lapang paru.
• Terdapat pelebaran sela iga kanan.
• Kesan : Bronkiektasis tipe sakuler
Gambar 2
Ekspertise Gambar 2
• Trakhea deviasi ke arah kanan.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi dari kiri.
• Terdapat gambaran sarang tawon pada kedua lapang paru.
• Kesan : Bronkiektasis tipe sakuler
Gambar 3
Ekspertise Gambar 2
• Trakhea deviasi ke arah kanan.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Diafragma kanan sama dengan kiri.
• Terdapat gambaran sarang tawon pada kedua lapang paru.
• Sela iga melebar.
• Kesan : Bronkiektasis tipe sakuler
Gambar 4
Ekspertise Gambar 4
• Trakhea deviasi ke arah kanan.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi daripada kiri.
• Terdapat gambaran sarang tawon pada kedua lapang paru.
• Kesan : Bronkiektasis tipe sakuler
Gambar 5
Ekspertise Gambar 5
• Trakhea deviasi ke arah kanan.
• Jantung dalam batas normal.
• Sinus costophrenicus dan sinus cardiophrenicus tajam.
• Hilus sulit dinilai.
• Corakan bronkovaskular meningkat pada kedua lapang paru.
• Diafragma dalam batas normal, kanan lebih tinggi daripada kiri.
• Terdapat gambaran sarang tawon pada kedua lapang paru.
• Hiperlusen pada lapang atas kedua paru.
• Kesan : Bronkiektasis tipe sakuler disertai emfisema.
Klasifikasi Tuberkulosis
1. Tuberkulosis Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru terbagi menjadi :
a. Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis
harian)
b. Kasus Kambuh (relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif atau biakan positif.
Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik
sehingga dicurigai lesi aktif kembali, harus dipikirkan beberapa
kemungkinan :
•Infeksi sekunder
•Infeksi jamur
•TB paru kambuh
c. Kasus Gagal (Drop Out)
• Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan setelah akhir
pengobatan)
• Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik
positif, menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan
atau gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan.
d. Kasus bekas TB
• Hasil pemeriksaan dahak BTA negatif dan gambaran radiologik paru
menunjukkan lesi TB inaktif, terlebih gambaran radiologik yang
serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan
OAT yang adekuat akan lebih mendukung.
• Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB aktif,
namun setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternyata
tidak ada perubahan gambaran radiologik.
3. Tuberkulosis Ekstra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru. Diagnosis
sebaiknya berdasarkan atas kultur spesimen positif, atau histologi,
atau bukti klinis kuat konsisten dengan TB ekstra paru aktif, yang
selanjutnya dilakukan pemberian obat anti tuberkulosis.
Gambaran Klinik
1. Gejala respiratorik
• Batuk > 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak napas
• Nyeri dada
2. Gejala sistemik
• Demam
• Malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun, perbesaran kelenjar.
PNEUMOTHORAX
DEFINISI
Pneumothorax:
Keadaan terdapatnya udara atau gas dalam
rongga pleura. Pada keadaan normal
rongga pleura tidak berisi udara, agar
paru-paru dapat leluasa mengembang
terhadap rongga dada.
Etiologi Pneumothoraks
Spontan
Primer
Sekunder
Traumatik
Iatrogenik
Non Iatrogenik
Fistula
Pneumothoraks
Simple Pneumothoraks
Open Pneumothoraks
Tension Pneumothoraks
GEJALA KLINIS
• Nyeri dada
• Sesak nafas
• Batuk-batuk
• Denyut jantung yang cepat
• Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan
oksigen.
• Riwayat : trauma, penyakit paru sebelumnya, operasi
daerah thoraks
PEMERIKSAAN FISIK
• Takikardia
• Takipneu
• Hipotensi
• Deviasi trakea
• Pergerakan asimetris
• VF menurun/hilang
• Suara perkusi hipersonor
• VR menurun/hilang
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN RADIOLOGI
Bayangan lusen avaskuler di hemithorax
Paru collaps ke arah medial
Diafragma terdorong ke bawah
Pada tension pneumothorax:
Mediastinum terdorong ke arah
kontralateral
EKSPERTISE
• Trakea tidak deviasi.
• Jantung tidak tampak membesar.
• Sudut costophrenicus dan sudut cardiophrenicus kiri dan
kanan tajam.
• Diafragma kanan terlihat mendatar.
• Tampak bayangan hiperlusen tanpa corakan vaskular pada
paru kanan.
• Sela iga kanan tampak melebar.
• Paru kanan tampak kolaps.
• Kesan : pneumothoraks dekstra.
R
EKSPERTISE
• Trakea tampak deviasi ke kiri.
• Jantung tampak terdorong ke arah kiri.
• Sudut costophrenicus kanan tajam, sudut cardiophrenicus kanan
tumpul, sudut costophrenicus dan cardiophrenicus kiri sulit dinilai.
• Diafragma kiri sulit dinilai dan kanan tampak mendatar.
• Tampak bayangan hiperlusen tanpa corakan vascular pada paru
kanan.
• Sela iga kanan tampak melebar.
• Kesan : Pneumothoraks Dekstra.
R
EKSPERTISE
• Trakea tampak deviasi ke kanan.
• Jantung tampak terdorong ke arah kanan.
• Sudut costophrenicus dan sudut cardiophrenicus kanan dan
kiri tajam.
• Diafragma kiri tampak mendatar.
• Tampak bayangan hiperlusen tanpa corakan vascular pada
paru kiri.
• Sela iga kiri tampak melebar.
• Kesan : Pneumothoraks Sinistra.
EKSPERTISE
a. Kasus baru Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
b. Kasus kambuh (relaps) Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif
atau biakan positif.
c. Kasus pindahan (Transfer In) Adalah penderita yang sedang
mendapatkan pengobatan di suatu kabupaten dan kemudian pindah
berobat ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut harus
membawa surat rujukan/pindah
Radiologi
Kultur bakteri
Sputum BTA
Ekspertise :
- trakea ditengah
- cor normal, tidak membesar
- sinus costophrenicus dan cardiophrenicus
lancip
- difragma normal
- paru :
hilus kanan dan kiri normal
corakan bronkovaskuler normal
terdapat perbercakan lunak (infiltrat) di
lapang atas paru
• Isolasi pasien
• Bed rest
• Diet sehat, tinggi lemak dan vitamin A
• Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
• Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah
• Lakukan strategi DOTS dengan menggunakan PMO (pengawas minum obat)
Farmakologi
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan)
dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan.
• Rekomendasi WHO 1999 : kombinasi dosis tetap (penderita minum obat 3-4
tablet sehari selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan dapat
menggunakan kombinasi dosis 2 obat antituberkulosis seperti yang selama ini
telah digunakan sesuai dengan pedoman pengobatan).
Lini 1 → Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomisin, Etambutol
Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)
• 4 obat antituberkulosis dalam 1 tablet (rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg,
pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg)
• 3 obat antituberkulosis dalam 1 tablet (rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg
dan pirazinamid 400 mg)
Emfisema
Definisi
• Emfisema adalah suatu keadaan di mana paru lebih banyak berisi udara, sehingga
ukuran paru bertambah, baik anterior-posterior maupun ukuran paru secara vertical
kearah diafragma.
Manifestasi Klinis
• Dispnea
• Nyeri dada
• Batuk dengan sputum purulent
• Sianosis
• Adanya Barell Chest disertai ekspirasi memanjang
Patofisiologi
Gambaran Radiologi
• Akibat penambahan ukuran paru anterior-posterior menyebabkan bentuk thorax
kifosis, sedangkan penambahan ukuran paru vertical menyebabkan diafragma letak
rendah & datar.
• Aerasi paru bertambah pada seluruh lapang/ lobaris/ segmental, akan menghasilkan
bayangan radiolusen
• Terapi oksigen
Berikan oksigen nasal minimal 15 jam per hari terutama pada emfisema berat. Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan gejala dan memperbaiki kualitas hidup pasien
• Bronkodilator
Untuk dilatasi dan meringankan spasme muscular serta obstruksi jalan napas.
PNEUMONIA
Definisi
Perselubungan opak
disertai air bronchogram
Gambaran thorax pneumonia
KESAN
• Trakea tidak deviasi
• Tampak perselubungan opak
inhomogen tepi irreguler, batas
tegas, air bronchogram (+)
• Cor : bentuk dan ukuran dalam
batas normal
• Diafragma : cardiophrenikus
dan costophrenicus sinistra sulit
dinilai, dan sinus dextra baik
• Tulang-tulang intak
Gambaran thorax pneumonia (anak)
• Trakea tidak deviasi
• Cor membesar ke lateral kiri, apeks membulat,
pinggang jantung mendatar
• Sinus dan diafragma normal
• Pulmo :
− Hilus kiri tertutup bayangan jantung
− Corakan bronkovaskular bertambah
− Tampak perselubungan opak inhomogen
irreguler di lapang atas paru kanan disertai
air bronchogram (pneumonia)
− Terdapat perbercakan di lapang bawah paru
kanan (BP)
KESAN
• Tampak kardiomegali
• Pneumonia dan BP
Identitas tidak ada, marker tidak ada
Kualitas foto : KV dan MAS cukup
Diafragma normal
Cor : CTR<50%, aorta normal
Pulmo :
• Hilus tidak terlihat
• Corakan paru meningkat
• Tampak perselubungan lobus kanan atas dan infiltrat pada lobus kanan
bawah, air bronkogram +
TUMOR
PARU PRIMER
DAN METASTASIS
Definisi
Massa dari jaringan paru yang timbul karena
multiplikasi sel abnormal yang tidak terkontrol dan
progresif.
Klasifikasi
Patofisiologi
Ekspos industri
(radiasi ion, uranium, asbes, dll) Polusi
Rokok
Iritasi memicu
perubahan genetik
Massa
Frontal CXR
demonstrating primary
tumors (white arrows); an
adenocarcinoma in the
right lung and a
squamous cell carcinoma
in the left lung.
Small Cell Carsinoma
Karsinoid Bronkus
Tumor karsinoid merupakan 90% dari seluruh kasus adenoma bronkial,
pertumbuhannya lambat,tidak terlalu ganas dan lebih sering timbul pada
usia 50-60 tahun. Predileksinya pada saluran napas utama atau bronkus
segmental. Separuh kasus tumor karsinoid tidak memberikan gejala.
Penatalaksanaan
● Kuratif : menyembuhkan atau memperpanjang masa
bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup
pasien
● Paliatif : mengurangi dampak kanker, meningkatkan
kualitas hidup
● Rawat rumah (hospice care) : dilakukan pada kasus
terminal yakni mengurangi dampak fisik maupun
psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga
● Suportif : menunjang kuratif paliatif dan terminal
meliputi nutrisi, transfusi daraf, obat anti nyeri, obat
anti infeksi.
Radioterapi
● Dapat sebagai terapi kuratif dan sebagai terapi
adjuvan/paliatif pada tumor dengan komplikasi seperti
mengurangi efek obstruksi terhadap pembuluh darah
bronkus
● Bila radiasi dilakukan setelah pembedahan, maka harus
diketahui :
- Jenis pembedahan termasuk diseksi kelenjar yang
dikerjakan
– Penilaian batas sayatan oleh ahli Patologi Anatomi (PA)
● Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah 5000
– 6000 cGy, dengan cara pemberian 200 cGy/x, 5 hari
perminggu. Syarat standar sebelum penderita diradiasi
adalah :
1. Hb > 10 g%
2. Trombosit > 100.000/mm3
3. Leukosit > 3000/dl
METASTASE / TUMOR PARU
SEKUNDER
• Keganasan pada paru yang merupakan penyebaran dari proses keganasan di organ
atau di tempat lain
• Metastasis → kemampuan suatu jaringan tumor yang menempel serta hidup dan
berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain
• Misalnya kanker payudara dapat bermetastasis hingga ke paru-paru dan
menyebabkan gangguan proses pernapasan
Patofisiologi
Keganasan dapat mencapai paru-paru melalui 5 jalur :
1. Arteri pulmonal /arteri bronchial (hematogen)
→ paling sering
− Perjalanan tumor melalui vena yang langsung menuju ke paru-paru
− Contoh : kanker kepala, kanker leher, tiroid, adrenal, ginjal, testis, melanoma
maligna, dan osteosarkoma
2. Limfatik
Paru dapat terkena metastasis akibat sel tumor yang menjalar
melalui saluran limfe yang berasal dari metastsis kelenjar getah bening
hilus, atau tumor abdomen bagian atas. Penyebaran melalui saluran
limfe juga dapat melalui duktus thorasikus
Metastasis saluran limfogen dapat menyebabkan pembesaran
kelenjar mediastinum lalu mengakibatkan penekanan pada trakea,
esophagus, dan vena kava superior
3. Rongga pleura
− Contoh : kanker paru atau thymoma
− Penyebaran terjadi karena invasi pleura oleh tumor primer ke paru
4. Penyebaran endobronkhial
Mekanisme metastasis ini jarang terjadi. Penyebaran ini biasanya terjadi pada pasien
dengan Ca bronkhioalveolar.
5. Invasi langsung (perkontinuitatum) oleh tumor yang berdekatan dengan paru-
paru, termasuk tiroid, esofagus, mediastinum, saluran napas, dan struktur
kardiovaskular
KLASIFIKASI GAMBARAN RADIOLOGI
1. Tipe Noduler
Merupakan yang paling sering dengan gambaran seperti bola bola kecil,
dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
- Coin Lession : densitas semiopak dengan batas tegas
semi reguler dengan diameter 1-2 cm.
(Ca oropharynx, Ca Gaster, Ca Thyroid, Ca
Ovarium, Ca Uterus, Lymphosarcoma).
- Coarse ball : gambaran lebih kasar dari coin lession
dengan diameter 2-3 cm
- Cannon Ball : diameter 3-4cm
- Golf Ball : diameter 4-5 cm. (Renal clear cell)
KLASIFIKASI GAMBARAN RADIOLOGI (2)
2. Tipe pneumonik
Gambaran paru mirip dengan pneumonia, tetapi air
bronkogramnya negatif
3. Tipe retikuler
yang terlihat adalah jaringan limfe ( tipe limfangitis), kecil-
kecil halus, terletak diantara corakan vaskuler normal.
4. Tipe milier
seperti TB milier tetapi inhomogen, ada bagian lain yang
lebih besar tersebar sporadis dari apex sampai basiis untuk
kedua pulmo
DAERAH TEMPAT METASTASIS
Paru
Setiap keganasan dapat menimbulkan metastasis paru. Metastsis
tampak sebagai lesi opak bulat, berbatas jelas, multiple dengan
berbagai ukuran pada paru. Kavitasi kadang terlihat, jika ada
biasanya menunjukan adanya metastasis dari karsinoma sel
skuamosa
Pleura
Metastasis ke pleura sering berasal dari karsinoma payudara, dan
tampak sebagai lesi massa, walaupun manifestasi yang paling
sering adalah efusi pleura
GAMBARAN RADIOLOGI
Kesan :
Metastase intrapulmonal
Expertise
– Sesak napas
– Rasa berat pada dada
– Nyeri dada
– Batuk disertai dahak/darah
– Edema generalisata
– Penurunan berat badan & malaise
– Memberat jika berbaring terlentang,
berkurang apabila tidur ke arah yang sakit.
PATOFISIOLOGI
INTERPRETASI
Trakea : Tidak ada deviasi
Jantung : Ukuran normal, aorta tidak melebar,
Sinus : Costophrenocus dan Cardiophrenicus sinistra tajam, dextra tidak dapat dinilai
Diafragma : Kanan tidak dapat dinilai.
Hilus : Kanan tidak dapat dinilai, kiri normal.
Corakan : Corakan bronkovaskuler normal.
Kelainan : Terdapat gambaran opak dextra setinggi vertebra torakal 5.
Kesimpulan: Cor normal, Pulmo hilus normal, corakan bronkovaskuler normal, terdapat
Gamabran opak di pulmo dextra setinggi torakal 5.
ANAMNESIS
Abses paru akut terjadi kurang dari 4-6 minggu. Pada minggu 1-3 ditandai dengan gejala awal
lemah badan, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, nyeri dada, baktuk kering
kemudian menjadi batuk purulent atau hingga berdarah yang berbau amis, keringat malam, dan
demam intermiten hingga 39,4oC atau lebih yang disertai dengan menggigil.