Pembimbing Prof. dr. Harris Hasan, Sp.PD, Sp.JP(K) Oleh Gheavita Chandra (100100045) Surya Atmaja (100100046) Putri Endyana (100100091)
Latar Belakang CHF > 500.000 kasus baru setiap tahun di AS >5.000.000 kasus dari seluruh populasi di AS diagnosis hospitalisasi tersering pada pasien berusia 65 tahun
Penyakit Jantung Katup Berakhir manjadi gagal jantung 60 % pasien stenosis mitral mengalami kongesti pulmonal maupun sistemik Stenosis mitral paling sering disebabkan oleh penyakit jantung rematik. Setengah pasien Stenosis mitral memiliki riwayat demam rematik Prevalensi demam rematik tinggi di negara berkembang. Demam rematik sekitar 100-150 kasus per 100.000 penduduk Aegara-negara afrika demam rematik terjasi 35 kasus per 100.000 penduduk.
Rumusan Masalah Bagaimana gambaran klinis, patofisiologi, dan penatalaksanaan serta perjalanan penyakit Gagal Jantung Kongesti yang disebabkan Penyakit Jantung Katub? Tinjauan Pustaka SIKLUS JANTUNG
Penyakit Jantung Katub Penyakit Jantung Katup Stenosis Mitral Trikuspid Pulmonal Aorta Regurgitasi Mitral Trikuspid Pulmonal Aorta Etiologi MS Demam Rematik Kongenital SLE/RA MR Demam Rematik Endokarditis Infektif Iskemia Degeneratif TR RV pressure overload (pulmonary hypertension resulting from left- sided heart disease) volume overload (atrial septal defects or intrinsic disease of the RV) Patofisiologi Luas area karup normal 4-6 cm 2
MS 1. Minimal : bila area > 2,5 cm 2
2. Ringan : bila area 1,4 2,5 cm 2
3. Sedang : bila area 1 1,4 cm 2
4. Berat : bila area < 1,0 cm 2
5. Reaktif : bila area < 1,0 cm 2
Gejala akan muncul bila luas area <2,5 cm 2
Gejala muncul jika dipicu peningkatan CO Mitral Stenosis Tekanan Atrium Kiri Tekanan Sirkulasi Pulmoner Hipertensi pulmoner Gagal jantung kanan Manifestasi Klinis MS Asimtomatik Sesak napas (DOE,PND,OP) Fatigue opening snap Bising diastole kasar pada daerah mitral MR Asimtomatik Sesak napas (DOE,PND,OP) Tekanan darah biasanya normal Apeks terdorong ke kiri sesuai dengan gambaran pembesaran ventrikel kiri Thrill pada apeks menunjukkan regurgitasi mitral berat Murmur sistolik, minimal derajat sedang, berupa murmur holosistolik yang meliputi bunyi jantung pertama sampai kedua. Punctum maksimum berada pada apeks dan manjalar ke aksila
TR Asimptomatik, TR svere dapat di toleransi dalam jangka waktu yang lama Tanda klinis gagal jantung kanan menjadi evaluasi keparahan TR Pemeriksaan Penunjang Foto Thorax Gambaran klasik stenosis mitral dari foto thoraks adalah pembesaran atrium kiri serta pembesaran arteri pulmonalis (terdapat hubungan bermakna antara besarnya ukuran pembuluh darah dan resistensi vascular pulmonal Gambaran foto thorax pada regurgitasi mitral adalah ditemikannya tanda-tanda pembesaran atrium dan ventrikel kiri serta tanda-tanda hipertensi pulmoner atau edema paru
EKG Gambaran EKG pada regurgitasi mitral tidak spesifik, namun fibrilasi atrial sering ditemukan karena sering bersama dengan kelainan organik Ekokardiografi Paling sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan katub
Dari doppler dapat ditentukan gradien dari mitral, serta ukuran area mitral dengan mengukur pressure half time, terutama bila terjadi kalsifikasi. Selain itu juga dapat menentukan apakah stenosis mitral juga diikuti regurgitasi mitral
Derajat berat-ringannya stenosis mitral dengan ekokardiografi doppler ditentukan dengan gradien transmitral, area katub mitral, dan besarnya tekanan pulmonal
Pada regurgitasi mitral, ekokardiografi doppler dapat menentukan morfologi lesi katub mitral, derajat dan beratnya regurgitasi mitral. Color flow dopller imaging merupakan pemeriksaan noninvasif yang sangat akurat untuk mendeteksi dan estimasi besarnya regurgitasi mitral. Atrium kiri biasanya dilatasi, sedangkan ventrikel kiri cenderung hiperdinamik
Pada TR primer etiologinya dapat di identifikasi berdasarkan abnormalitas spesifik seperti vegetasi pada endokarditis, penebalan leaflet, retraksi pada rheumatic and carcinoid disease
Penatalaksanaan Terapi Medis MS Diuretik atau long-acting nitrates memperbaiki dispnoe sementara Beta-blocker atau calcium channel blockers meningkatkan toleransi aktivitas Terapi antikoagulan diindikasikan pada pasien dengan atrial fibrilasi permanen atau paroksismal, atau bila ditemukan riwayat emboli sebelumnya atau adanya trombus di atrium kiri MR Diuretik kasus dengan overload cairan Nitrat dyspnoea akut Gagal jantung dan MR sekunder ACE inhibitor, beta-blocker, aldosteron antagonis TR Diuretik mengurangi kongesti Diperlukan terapi spesifik untuk penyakit yang mendasari MS Percutaneous mitral balloon commissurotomy (PMC) direkomendasikan untuk pasien stenosis mitral simptomatik berat (mitral valve daerah <1.5 cm2) dan morfologi katup tanpa trombus atrium kiri atau mitral regurgitasi sedang sampai berat
Intervensi Bedah MR Operasi mendesak mitral regurgitasi primer akut berat. Ruptur otot papillary membutuhkan intervensi bedah segera setelah stabilisasi status hemodinamik, menggunakan intra-aortic balloon pump Operasi katup terdiri dari valve replacement di kebanyakan kasus. Tindakan operasi pada regurgitasi mitral sekunder masih merupakan tantangan. TR Regurgitasi trikuspid sekunder dapat berkurang atau hilang jika gagal jantung kanan dapat diatasi Bedah yang terbatas pada katup trikuspid pada pasien dengan regurgitasi trikuspid primer berat Jika secara teknis memungkinkan valve repair lebih dipilih Dilatasi ventrikel kanan valve replacement harus dipertimbangkan
Congestive Heart Failure (CHF) DEFINISI Suatu keadaan yang terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan ETIOLOGI
KLASIFIKASI
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang Foto dada pembesaran siluet jantung (cardio thoraxic ratio > 50%), gambaran kongesti vena pulmonalis. Bila tekanan lebih dari 25 mmHg didapatkan gambaran batwing pada lapangan paru yang menunjukkan adanya udema paru bermakna. Dapat pula tampak gambaran efusi pleura bilateral
EKG 12 lead Gambaran yang sering didapatkan antara lain gelombang Q, abnormalitas ST T, hipertrofi ventrikel kiri, bundle branch block dan fibrilasiatrium.
Ekokardiografi identifikasi gangguan fungsi sistolik, fungsi diastolik, mengetahui adanya gangguan katup, serta mengetahui risiko emboli Pemeriksaan darah menyingkirkan anemia sebagai penyebab susah bernafas, dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta komplikasi. Pada gagal jantung yang berat akibat berkurangnya kemampuan mengeluarkan air sehingga dapat timbul hiponatremia dilusional, karena itu adanya hiponatremia menunjukkan adanya gagal jantung yang berat
Hipokalemia dapat terjadi pada pemberian diuretic tanpa suplementasi kalium dan obat potassium sparring
Hiperkalemia timbul pada gagal jantung berat dengan penurunan fungsi ginjal, penggunaan ACE-inhibitor serta obat potassium sparring
Tes fungsi hati (bilirubin, AST dan LDH) gambarannya dapat abnormal karena kongesti hati
Diagnosis
Prognosis
Laporan Kasus Kasus No RM. : 00.61.55.95 Nama pasien : Berlin Sitorus P Alamat : Jl. Teratai LK III belawan
Agama : Kristen Jenis kelamin : laki- laki Umur : 29 tahun Pekerjaan : Pengganguran Masuk tanggal : 08/09/2014 Anamnesa Keluhan Utama : Sesak napas Anamnesa : Dirasakan pasien sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu, dan memberat dalam 2 minggu ini. Sesak napas dirasakan pasien saat beraktifitas ringan. Sesak napas tidak berhubungan dengan cuaca. Pasien sering merasa terbangun di malam hari dikarenakan sesak. Riwayat tidur dengan kedua bantal dijumpai pada pasien. Sesak napas berhubungan dengan posisi tidak dijumpai. Pasien mengeluhkan jantung berdebar debar sejak 5 tahun yang lalu dan semakin memberat dalam 1 minggu ini. Riwayat nyeri dada disangkal oleh pasien. Riwayat nyeri dada seperi ditekan, ditusuk, ditimpa disangkal oleh pasien Riwayat nyeri sendi berpindah dijumpai pada saat pasien SMA. Riwayat demam disangkal pasien. Batuk, mual dan muntah tidak dijumpai pada pasien. Pembengkakan pada kaki dijumpai sejak 6 bulan yang lalu. Pasien pernah berobat ke rumah sakit swasta dan dirawat selama 4 hari kemudian dirujuk ke RSHAM. Pasien mengaku rutin mengkonsumsi obat jantung sejak didiagnosis sakit jantung 5 tahun yang lalu, namun berhenti meminum obat 1 bulan yang lalu dan beralih ke terapi pijat refleksi tradisional. Semenjak itu, pasien merasa sesak dan jantung berdebar. Riwayat sakit gula dan darah tinggi disangkal
Faktor risiko PJK : - Riwayat penyakit terdahulu : Penyakit Jantung Riwayat penggunaan obat-obatan : Lasix, Simac, Digoxin, Concor
Status Presens : Keadaan umum : baik Kesadaran : Compos mentis Tekanan Darah : 110/70 mmHg HR : 100x/menit RR : 28x/menit Suhu : 36,8 o C Sianosis (-), ortopnu (+), dispnu (+), ikterus (-), edema (+), pucat (-)
Pemeriksaan Fisik : Kepala : mata : anemis (-/-), ikterik (-/-) Leher : JVP : R+3 cm H 2 O Dinding toraks : Inspeksi : Simetris fusiformis Palpasi : Sf Ka= Ki, kesan : Normal Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Jantung : S1 (+) S2 (+) S3 (-) S4 (-) regular Murmur : (+), Tipe : MDM Punctum maximum : Apex jantung Radiasi : Axilla Paru : Suara pernafasan: Bronkhial Suara tambahan: ronki (+) basah basal, wheezing (-)
Atrial Fibrilasi, QRS Rate 120 x/menit, QRS axis RAD, Gelombang p -, gelombang QRS 0,08s, R/S ratio>1 di lead I, II, S persistent di V5- V6, LVH (- ), VES(-)
Gula darah sewaktu : 113,10 mg/dl Natrium : 135 mEq/l Kalium : 3,9 mEq/l Klorida : 106mEq Ureum : 39,7 Kreatinin : 0.82 pH : 7,496 pCO2 : 22,7 mmHg pO2 : 181,8 mmHg HCO3 : 171,1 mmol/l Total CO2 :17,8 mmol/l BE : -4,4 mmol/l Saturasi O2 : 99,6%
Hasil Ekokardiografi 11/09/2014 Diagnosa kerja : CHF Fc III-IV ec MS Severe + TR Severe + MR Moderate
Fungsional : CHF Fc III Anatomi : Kelainan Katup Etiologi : Mitral Stenosis
Pengobatan Bed rest O 2 2-4 l/menit IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i mikro Injeksi Furosemid 20 mg/ 12 jam Injeksi Spironolactone 1 x 25 mg/dl Digoxin 1 x 0,25 mg Simarc 1 x 2 mg
Rencana pemeriksaan lanjutan : EKG serial Enzim jantung serial Lipid profile, KGD N, 2jam PP. Hba1c HST RFT USG Hepar Konsul Bedah
Prognosis : Dubia ad Malam
S O A P 08/09/2014 Sesak napas (+) Jantung Berdebar (+) Sens : CM
HR : 71x/i Temp : 36,8 0 C TD : 110/70 mmHg RR : 28x/i Kepala : Mata : Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Leher : TVJ R+3 cm H 2 O Toraks : Cor : S1 S2 (N), murmur (+) MDM, gallop (-) Pulmo : SP: vesikuler , ST : ronki basah basal(+) Abdomen : Soepel, Hepar teraba 3 cm BPX Ekstremitas :Akral hangat, oedem pretibial (+) -CHF Fc III-IV ec Mitral Stenosis Severe -Atrial Fibrilasi -Bed rest -O 2 2-4 L/i -IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro) - Inj Furosemid 1 amp/12 jam - Spironolakton 1 x 25 mg - Simarc 2 1x2 mg Digoxin 1x 0,25 mg S O A P 09/09/2014 Sesak nafas (+) berkurang Sens : CM
HR : 92x/i Temp : 36,8 0 C TD : 90/60 mmHg RR : 20x/i Kepala : Mata : Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Leher : TVJ R+2 cm H 2 O Toraks : Cor : S1 S2 (N), murmur (+) MDM, gallop (-) Pulmo : SP: vesikuler , ST : ronki basah basal(+) Abdomen : Soepel, Hepar teraba 3 cm BPX Ekstremitas :Akral hangat, oedem pretibial (+) -CHF Fc III-IV ec Mitral Stenosis Severe -Atrial Fibrilasi -Bed rest -O 2 2-4 L/i -IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro) - Inj Furosemid 1 amp/12 jam - Spironolakton 1 x 25 mg - Simarc 2 1x2 mg Digoxin 1x 0,25 mg S O A P 10/09/2014 Sesak napas berkurang Sens : CM
HR : 92x/i Temp : 36,7 0 C TD : 100/70 mmHg RR : 22x/i Kepala : Mata : Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Leher : TVJ R+2 cm H 2 O Toraks : Cor : S1 S2 (N), murmur (+) MDM, gallop (-) Pulmo : SP: vesikuler , ST : ronki basah basal(+) Abdomen : Soepel, Hepar teraba 3 cm BPX Ekstremitas :Akral hangat, oedem pretibial (+) -CHF Fc III-IV ec Mitral Stenosis Severe -Atrial Fibrilasi -Bed rest -O 2 2-4 L/i -IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro) - Inj Furosemid 1 amp/12 jam - Spironolakton 1 x 25 mg - Simarc 2 1x2 mg - Digoxin 1x 0,25 mg S O A P 11/09/2014 Sesak nafas berkurang Sens : CM
HR : 80x/i Temp : 36,5 0 C TD : 100/70 mmHg RR : 22x/i Kepala : Mata : Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Leher : TVJ R+2 cm H 2 O Toraks : Cor : S1 S2 (N), murmur (+) MDM, gallop (-) Pulmo : SP: vesikuler , ST : ronki basah basal(+) Abdomen : Soepel, Hepar teraba 3 cm BPX Ekstremitas :Akral hangat, oedem pretibial (+) -CHF Fc III-IV ec Mitral Stenosis Severe -Atrial Fibrilasi -Bed rest -O 2 2-4 L/i -IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro) - Inj Furosemid 1 amp/12 jam - Inj Ranitidin 50 mg/12 jam Bukasyl Dyrup 3 x1 C Spironolakton 1 x 25 mg Simarc 1x2 mg Digoxin 1x 0,25 mg onperidone 3 x1 S O A P 12/09/2014 Sesak nafas berkurang Sens : CM
HR : 71x/i Temp : 36,4 0 C TD : 90/60 mmHg RR : 22x/i Kepala : Mata : Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Leher : TVJ R+2 cm H 2 O Toraks : Cor : S1 S2 (N), murmur (+) MDM, gallop (-) Pulmo : SP: vesikuler , ST : ronki basah basal(+) Abdomen : Soepel, Hepar teraba 3 cm BPX Ekstremitas :Akral hangat, oedem pretibial (+) -CHF Fc III-IV ec Mitral Stenosis Severe + TR Severe + MR Moderate -Atrial Fibrilasi -Bed rest -O 2 2-4 L/i -IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro) - Inj Furosemid 1 amp/12 jam - Inj Ranitidin 50 mg/12 jam - Antasid Syr 3x CI - Bukasyl Dyrup 3 x1 C - Spironolakton 1 x 25 mg - Simarc 1x2 mg Digoxin 1x 0,25 mg omperidone 3 x1 S O A P 13/09/2014 Sesak nafas berkurang Sens : CM
HR : 90x/i Temp : 36,3 0 C TD : 100/70 mmHg RR : 22x/i Kepala : Mata : Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Leher : TVJ R+2 cm H 2 O Toraks : Cor : S1 S2 (N), murmur (+) MDM, gallop (-) Pulmo : SP: vesikuler , ST : ronki basah basal(+) Abdomen : Soepel, Hepar teraba 3 cm BPX Ekstremitas :Akral hangat, oedem pretibial (+) -CHF Fc III-IV ec Mitral Stenosis Severe + TR Severe + MR Moderate -Atrial Fibrilasi -Bed rest -O 2 2-4 L/i -IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro) - Inj Furosemid 1 amp/12 jam - Inj Ranitidin 50 mg/12 jam - Antasid Syr 3x CI - Bukasyl Dyrup 3 x1 C - Spironolakton 1 x 25 mg - Simarc 1x2 mg Digoxin 1x 0,25 mg - Domperidone 3 x1 Diskusi Kasus Gagal Jantung Kiri dypsneu deffort, ortopnea dispnea nokturnal paroksismal kelelahan otot
Pada pasien : Dari anamnesis OS merasakan sesak nafas sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu, dan memberat dalam 2 minggu ini. Sesak napas dirasakan pasien saat beraktifitas ringan. Pasien sering merasa terbangun di malam hari dikarenakan sesak. Riwayat tidur dengan kedua bantal dijumpai pada pasien. Pasien mengeluhkan jantung berdebar debar sejak 5 tahun yang lalu dan semakin memberat dalam 1 minggu ini. pembesaran jantung takikardia bunyi jantung ketiga (S 3 ) gallop ronki basah halus di basal paru, murmur sistolik bernada tinggi fibrilasi atrium
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan perbesaran jantung. Didapatkan suara pernafasan bronkovesikuler dan suara tambahan ronchi basah basal pada lapangan bawah paru kanan. Pada auskultasi didapatkan suara mur-mur pansistolik, sedangkan bunyi jantung ketiga (S 3 ) gallop tidak ditemukan. Pada gambaran EKG didapatkan gambaran atrial fibrilasi dengan QRS rate 120 kali per menit (menunjukkan takikardia) Dari Gejala dan tanda yang dialami OS sesuai dengan gambaran gagal jantung kiri. Gagal Jantung Kanan gagal jantung kanan adalah bendungan vena sistemik dan edema jaringan lunak Kongesti vena sistemik secara klinis tampak sebagai distensi vena leher dan pembesaran hati yang kadang-kadang nyeri tekan.
Pada pasien : Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema pretibial yang minimal dan juga didapatkan hepar yang teraba 3 cm dibawah procesus xiphoideus yang mengesankan hepatomegali
Pada pemeriksaan ditemukan vena jugularis didapatkan tekanan vena jugularin R+3 cmH 2 O yang menunjukkan peningkatan tekanan vena jugularis. Tanda tersebut sesuai dengan gambaran gagal jantung kanan. Faktor Resiko Teori Hipertensi Kardiomiopati (dilatasi, hipertrofik, dan restriktif) Penyakit katub jantung (mitral dan aorta) Kongenital (ASD, VSD) Aritmia Alkohol Obat-obatan Kondisi curah jantung tinggi Efusi maupun konstriksi perikard Hipertensi Pulmoner Pada pasien Dugaan riwayat demam rematik Riwayat penyakit jantung katup Pada gambaran EKG didapatkan gambaran pergeseran aksis ke kanan (RAD) dan hipertrofi ventrikel kanan (RVH) yang menandakan adanya kardiomiopati Pada gambaran foto thorax PA didapatkan CTR 65% yang terkesan kardiomegali. EKG Gambaran EKG pada CHF gelombang Q abnormalitas ST T hipertrofi ventrikel kiri bundle branch block fibrilasi atrium
Pada Pasien atrial fibrilasi frekuensi QRS 120 kali per menit Gambaran pergeseran aksis ke kanan (RAD) dan hipertrofi ventrikel kanan (RVH) yang menandakan adanya kardiomiopati Sesuai gambaran Stenosis mitral
Rina Widia Ppt Mitral Stenosis presentasi kasus ilmu penyakit dalam ilmu penyakit jantung interna kepaniteraan universitas yarsi bagian ilmu penyakit dalam ilmu penyakit jantung mitral stenosis katup insufisiensi valve disease