Anda di halaman 1dari 37

CONGESTIVE HEART FAILURE

Disusun oleh :
Cynthia (140100168)
Luhurul Amri (140100037)
Jennifer Tiosanna (140100070)
Pendahuluan

• Gagal jantung adalah sindroma klinik yang ditandai oleh adanya kelainan pada struktur atau fungsi
jantung yang mengakibatkan jantung tidak dapat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
• Prevalensi gagal jantung adalah 3-20 per 1.000 populasi, meskipun jumlah ini melebihi 100 per
1.000 pada mereka yang berusia 65 tahun dan lebih.
• Menurut European Society of Cardiology 2016 (ESC 2016), prevalensi gagal jantung adalah kira-
kira 1–2% dari populasi dewasa di negara berkembang dan mengalami peningkatan mencapai
≥10% di antara orang-orang yang berusia >70 tahun. Risiko gagal jantung pada usia 55 tahun
adalah 33% untuk pria dan 28% untuk wanita.
Gagal Jantung Kongestif

• Definisi

Menurut ESC (2016), gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan gejala khas
(seperti sesak nafas, edema pergelangan kaki, dan kelelahan) yang dapat disertai dengan tanda-
tanda gagal jantung (peningkatan tekanan vena jugularis,ronki paru, and edema perifer) yang
disebabkan oleh abnormalitas struktural atau fungsional jantung, yang mengakibatkan penurunan
curah jantung (cardiac output) dan peningkatan tekanan intrakardiak saat istirahat atau selama
stres.
Etiologi
• Penyebab dari gagal jantung antara lain disfungsi miokard, endokard,
perikard, pembuluh darah besar, aritmia, kelainan katup, dan gangguan
irama.
Faktor Risiko
1. Hipertensi
2.Dislipidemia
3.Obesitas
4.Merokok
5.Diabetes melitus
6.Riwayat gangguan jantung sebelumnya
7.Riwayat infark miokard
Klasifikasi
• Klasifikasi Fungsional NYHA berdasarkan pada Beratnya Gejala dan Aktivitas Fisik

Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-
Kelas I
hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun
Kelas II
aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istirahat,


Kelas III
tetapi aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat
Kelas IV
istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas.
Diagnosis
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Batuk malam hari
Distensi vena leher
Dyspnea d’effort
Peningkatan vena jugularis
Hepatomegali
Ronki paru
Efusi pleura
Kardiomegali
Penurunan kapasitas vital paru 1/3
Edema paru akut
dari normal
S3 gallop
Takikardia (>120 kali/menit)
Refluks hepatojugular positif

Kriteria Mayor dan Minor

Penurunan berat badan ≥4,5 kg dalam 5 hari terapi


Diagnosis Banding
- Sindroma nefrotik
- Sirosis hepatis
- DVT
- Peny. Perikard
- Stasis vena
- Pneumonia
- Emboli pulmonal
Tatalaksana Farmakologi
1. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor(ACEI)
• ACEI harus diberikan pada semua pasien gagal jantung simtomatik dan fraksi ejeksi
ventrikel kiri ≤ 40 %.
• Kontraindikasi: Riwayat angioedema, stenosis renal bilateral, kadar kalium serum >5
mmol/l, serum kreatinin >2,5 mg/dl, stenosis aorta berat.

2. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)


• Indikasi pemberian ARB: Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤40 %, sebagai pilihan alternatif
pada pasien dengan gejala ringan sampai berat (kelas fungsional II - IV NYHA) yang
intoleran ACE-I.
• Kontraindikasi pemberian ARB: Sama seperti ACE-I, kecuali angioedema, pasien yang
diterapi ACE-I dan antagonis aldosteron bersamaan.
3. Antagonis Aldosteron
• Indikasi pemberian antagonis aldosteron: Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %, gejala sedang
sampai berat (kelas fungsional III- IV NYHA), dosis optimal penyekat β dan ACEI atau ARB
(tetapi tidak ACEI dan ARB).
• Kontraindikasi pemberian antagonis aldosteron: konsentrasi serum kalium >5 mmol/l, serum
kreatinin >2,5 mg/dl, bersamaan dengan diuretik hemat kalium atau suplemen kalium,
kombinasi ACEI dan ARB.

4. β-blocker (penyekat β)
• Indikasi pemberian penyekat β: Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %, gejala ringan sampai berat
(kelas fungsional II - IV NYHA), ACEI/ARB (dan antagonis aldosteron jika indikasi)
sudahdiberikan, pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan dosis diuretik,tidak ada
kebutuhan inotropik i.v. dan tidak ada tanda retensi cairan berat).
• Kontraindikasi pemberian penyekat β: Asma, blok AV (atrioventrikular) derajat 2 dan 3,
sindroma sinus sakit (tanpa pacu jantung permanen), sinus bradikardia (nadi <50 x/menit)
5. Diuretik
Tatalaksana non farmakologi

• Kegemukan dan obesitas


• Aktivitas fisik
• Konsumsi alkohol
• Kebiasaan makan
• Merokok
Prognosis

• Angka kematian dirawat di rumah sakit untuk pasien dengan gagal jantung adalah
10,4% pada 30 hari pertama, 22% pada 1 tahun pertama, dan 42,3% pada 5
tahun pertama, meskipun dengan peningkatan terapi medis yang bagus. Setiap
pasien yang dirawat inap ulang di rumah sakit mempunyai angka kematian yang
meningkat sekitar 20-22%. Mortalitas 50% lebih besar untuk pasien dengan gagal
jantung NYHA kelas IV, ACC/AHA stage D.
Status Orang Sakit
• No. RM : 00.67.97.06
• Hari / Tanggal : Rabu/ 16 Mei 2018
• Nama Pasien : Saimen
• Umur : 37 thn
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Jl. Paya Bakung Dusun IV
• Tlp / Hp : -
• Jenis Kelamin : Laki-laki
ANAMNESIS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama : Sesak napas
Anamnesa : Hal ini dialami pasien sejak 3 tahun yang lalu dan memberat tiba-tiba.
Sesak napas berhubungan dengan aktivitas sedang seperti berjalan naik turun tangga dan
membaik dengan istirahat selama 30-60 menit. Keluhan terbangun malam hari tiba-tiba karena
sesaknya dijumpai. Pasien juga mengaku lebih nyaman tidur menggunakan 2-3 bantal. Sesak napas
tidak dipengaruhi oleh cuaca dan riwayat napas berbunyi disangkal. Riwayat nyeri dada tidak
dijumpai. Pasien juga mengeluhkan jantung berdebar-debar yang dirasakan bersamaan dengan
keluhan sesak napas. Jantung berdebar-debar dialami selama sesak napas dan bersamaan dengan
keringat dingin. Riwayat bengkak di kaki dijumpai 1 tahun lalu namun membaik dalam 1 minggu
setelah konsumsi obat. Penurunan berat badan ± 2 kg dalam 1 bulan dijumpai. Demam disangkal.
Riwayat Hipertensi disangkal. Riwayat DM dan kolesterol disangkal. Riwayat merokok sejak pasien
berusia 13 tahun dengan jumlah rokok ± 2 bungkus per hari. Riwayat keluarga menderita penyakit
jantung tidak dijumpai. Pasien sudah pernah didiagnosa penyakit jantung pada tahun 2016 di RSUP
HAM.
Faktor Risiko PJK : Laki-laki, Riwayat merokok
Riwayat Penyakit Terdahulu : Penyakit jantung
Riwayat Pemakaian Obat : Furosemide, digoxin, simarc
Status Presens :
KU : Baik Kesadaran : Compos Mentis
TD : 120/70 mmHg HR : 68 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,7 °C
Sianosis : (-) Ortopnu : (+)
Dispnu : (+) Ikterus : (-)
Edema : (-) Pucat : (+)
JVP : R+2 cm H2O
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: Mata : konjunctiva palpebra inferior anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher : TVJ : R+2 cmH2O, pembesaran KGB (-), struma (-), trakea di medial
Dinding toraks
Inspeksi : Bentuk simetris fusiformis, retraksi intercostal (-), ketinggalan
bernapas (-), ictus terlihat di ICS VI linea axilaris anterior
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan, ekspansi dinding dada simetris
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Batas jantung atas : ICS III linea midclavicularis sinistra
bawah : diafragma
kiri : ICS IV linea axillaris anterior
kanan : ICS IV 1cm medial linea midclavicularis dextra
Auskultasi
Jantung : S1 (+) S2(+) S3(-) S4(-) , Reguler , Gallop (-)
Murmur (+) Tipe : PSM, MDM
Puncutum maximum : ICS IV LMCS Radiasi : (-)
Paru : Suara pernafasan : Vesikuler (+/+)
Suara tambahan : Ronki (-/-) Wheezing (-/-)
Abdomen : Palpasi Hepar : Tidak teraba, kesan : normal
Palpasi Lien : Tidak teraba, kesan : normal
Asites : (-)
Ekstremitas : Superior : Sianosis (-/-) Clubbing (-/-)
Inferior : Edema (-/-) Pulsasi arteri (+/+)
Akral : Hangat
Diagnosa Kerja :
Fungsional : CHF fc II
Anatomi : Valvular Heart Disease
Etiologi : MR severe, MS severe, TR moderate

Diferensial Diagnosis :
1. Arterial Septal Disease
2. Ventrcicular Septal Disease
Pengobatan
• Bed rest
• IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/I mikro
• Drips UFH 500 IU/jam
• Simarc 1 × 5 mg
• Captopril 3 × 12,5 mg
• Bisoprolol 1 x 2,5 mg
• Spironolakton 1 x 25 mg
• Furosemide 1 x 40 mg

Rencana pemeriksaan lanjutan :


• EKG
• Cek darah lengkap, elektrolit, HST
• Konsul kardiologi
• Konsul bedah thorax kardiovaskular
• Ekokardiografi
• Pantau hemodinamik
Hasil laboratorium (18-5-2018) :
Darah lengkap
• Hb : 11,4 g/dl
• Eritrosit : 4,01 juta/u
• Leukosit : 7.000 /ul
• Trombosit : 148.000 /ul
• Hct : 34 %

Faal Hemostasis
• PT : 17,8
• INR : 1,30
• aPTT : 41,3
• TT : 21,1
Kimia Klinik
• Ginjal
• BUN : 11
• Ureum : 24
• Kreatinin : 0,70
• Elektrolit
• Na : 137
• K : 2,9
• Cl : 106
• Metabolisme Karbohidrat
• Glukosa darah (sewaktu) : 126 mg/dl
Elektrokardiografi (25-5-2018) :
Interpretasi Rekaman EKG
• Irama : sinus ritme
• QRS rate : 68 ×/menit
• Regularitas : reguler
• PR Interval : 0,16 s
• Aksis : normoaxis
• Gelombang P : durasi : 0,04 s, amplitudo : 0,1 mV
• QRS kompleks : 0,08 s
• Segmen ST : isoelektris
• Gelombang T : durasi 0,16 s, amplitudo 0,2 mV
• Interval QT : 0,4 s

Kesan EKG : RVH (+), LVH (-), VES (-)


Foto Toraks (14-5-2018)

Interpretasi Foto Toraks AP


• Sinus costophrenicus lancip dan diafragma licin
• Tidak terdapat infiltrat pada paru
• Pinggang jantung mendatar
• Aorta tidak melebar
• CTR = 65%
• Trakea medial
• Tulang-tulang dan soft tissue baik

Kesan : Kardiomegali
Ekokardiografi (7-12-2017)

• Katup-katup : MS severe dengan kalsifikasi di AML dan PML, TR moderate, MR severe dengan
kalsifikasi dan penebalan di AML dan PML
• Dimensi ruang jantung : All Chamber dilatation
• Fungsi sistolik LV baik, EF = 52%
• Wall motion = global normokinetik
• Kontraktilitas RV terganggu, TAPSE 12 mm
• PH (+), PASP 43 mmHg
• Trombus di LA(+) ukuran: 2,7x0,75cm
• SEC(+)

Kesan : MS severe, MR severe


TR moderate
S Sesak napas (-)

Sens : Compos mentis


O TD : 100/70 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit

Mata : Anemis (+/+), ikterik (-/-)


Leher : TVJ R+2 cmH2O
Thorax : FOLLOW UP
Cor : S1 (+), S2 (+), regular, gallop (-), murmur (+) PSM, MDM
Pulmo : suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-/-)
16/05/2018
Abdomen : soepel, BU (+) N
Ekstremitas : akral hangat, edema pretibial (-/-)

CHF fc II ec MR severe, MS severe, TR moderate


A PH
LA trombus

Bed rest
P IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/I mikro
Drips UFH 500 IU/jam
Simarc 1 × 5 mg
Captopril 3 × 12,5 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Spironolakton 1 x 25 mg
Furosemide 1 x 40 mg
S Sesak napas (-),
Nyeri saat menarik napas berkurang
Sens : Compos mentis
O TD : 120/70 mmHg
HR : 75 x/menit
RR : 20 x/menit FOLLOW UP
UO : 1500 cc/24jam
24/05/2018
Mata : Anemis (+/+), ikterik (-/-)
Leher : TVJ R+2 cmH2O
Thorax :
Cor : S1 (+), S2 (+), regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen : soepel, BU (+) N
Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-), sianosis (-/-)
Post MVR + TVR + LAA reduction + evaluasi thrombus ec CHF fc II ec MR
A severe, MS severe, TR moderate
Bed rest
P O2 2-4 lpm via NK
IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/I mikro
Drips UFH 500 IU/jam
Simarc 1 × 5 mg
Captopril 3 × 12,5 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Spironolakton 1 x 25 mg
Furosemide 1 x 40 mg
Pembahasan
TEORI PASIEN
Definisi Pasien datang ke RS Haji Adam Malik dengan keluhan utama

Menurut ESC (2016), gagal jantung adalah suatu sindroma sesak napas. Sesak dirasakan pada saat beraktivitas seperti naik

klinis yang ditandai dengan gejala khas (seperti sesak nafas, turun tangga dan membaik saat istirahat. Os juga mpernah
edema pergelangan kaki, dan kelelahan) yang dapat disertai mengalami bengkak di kaki 1 tahun yang lalu.
dengan tanda-tanda gagal jantung (peningkatan tekanan
vena jugularis,ronki paru, dan edema perifer) yang
disebabkan oleh abnormalitas struktural dan/atau fungsional
jantung, yang mengakibatkan penurunan curah jantung
(cardiac output) dan/ataupeningkatan tekanan
intrakardiaksaat istirahat atau selama stres. Gagal jantung
kongestif adalah istilah yang kadang-kadang dipakai untuk
menyebutkan gagal jantung akut atau kronik yang disertai
dengan bukti adanya kelebihan cairan (volume overload).
Pembahasan
TEORI PASIEN
Diagnosa dan Manifestasi Klinis Pasien datang ke RS Haji Adam Malik dengan keluhan utama sesak
1. Anamnesis napas. Sesak napas dirasakan sejak 3 tahun yang lalu. Sesak
Pada anamnesis pasien akan mengeluh gejala khas gagal dirasakan pada saat beraktivitas seperti naik turun tangga dan
jantung, yaitu sesak nafas (dyspnea d’effort (DOE), membaik saat istirahat. Os tidur menggunakan 3-4 bantal. Os juga
orthopnea (OE), dan paroxysmal nocturnal dispnea (PND)), mengaku pernah terbangun tiba-tiba pada malam hari karena
edema tungkai, dan kelelahan. Terdapat riwayat hipertensi, sesak nafas. Os merasakan dadanya berdebar-debar dan keringat
DM, hiperkolesterolemia, penyakit jantung koroner, dan dingin sewaktu sesak napas. Os juga mpernah mengalami bengkak
lain-lain. di kaki 1 tahun yang lalu.
2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda-tanda gagal Tekanan darah 120/70 mmHg
jantung seperti takikardia, S3gallop, peningkatan/ekstensi HR 68 x/i
vena jugularis, refluks hepatojugular, pulsus alternans, JVP: R+2 cmH2O
kardiomegali, ronki basah halus di basal paru, dan bisa meluas Ortopnu: (+)
ke kedua lapang paru bila gagal jantung berat, edema pretibial Dispnea: (+)
pada pasien yang rawat jalan, edema sakral pada pasien tirah PND (+)
baring. Efusi pleura lebih sering pada paru kanan daripada Batas jantung atas : ICS III linea midclavicularis sinistra
paru kiri.Asites sering terjadi pada pasien dengan penyakit Batas jantung bawah : diafragma
katup mitral dan perikarditis konstriktif. Selain itu, dapat Batas jantung kiri : ICS IV linea axillaris anterior
ditemukan hepatomegali, nyeri tekan, dapat diraba pulsasi Batas jantung kanan : 1cm medial linea midclavicularis dextra
hati yang berhubungan dengan hipertensi vena sistemik, Auskultasi jantung: murmur: (+), tipe: PSM, MDM
ikterus yang berhubungan dengan peningkatan kedua bentuk
bilirubin (direk dan indirek), ekstremitas dingin, pucat, dan
berkeringat.
Untuk menegakkan diagnosis gagal jantung, harus memenuhi Pada pasien ditemukan:
dua kriteria mayor atau paling sedikit satu kriteria mayor dan
dua kriteria minor dari kriteria Framingham di bawah ini:5,12,13 1. Kriteria Mayor
1. Kriteria mayor: • PND (+)
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Distensi vena leher • Kardiomegali (+)
Peningkatan vena jugularis
Ronki paru
Kardiomegali 2. Kriteria Minor
Edema paru akut • Riwayat edema ekstremitas
S3 gallop
Refluks hepatojugular positif • DOE (+)
2. Kriteria minor:
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dyspnea d’effort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital paru 1/3 dari normal
Takikardia (>120 kali/menit)
3. Mayor atau minor
Penurunan berat badan ≥4,5 kg dalam 5 hari terapi
3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien yang diduga Pada hitung darah lengkap ditemukan Hb, Hct dan jumlah
mengalami gagal jantung adalah darah lengkap, elektrolit, eritrosit yang sedikit menurun, leukosit normal dan trombosit
ureum, kreatinin, gula darah, profil lipid, albumin, enzim hati, sedikit menurun.
INR, dan urinalisa. PT, APTT, TT memanjang, INR normal
KGD sewaktu normal
Ginjal: dalam batas normal
Kesimpulan
Pasien laki-laki berumur 37 tahun, atas nama Saimen masuk rumah sakit dengan
keluhan sesak napas dan didiagnosis dengan CHF fc II ec MR severe + TR moderate +
MS severe dan ditatalaksana dengan:
• Bed rest
• IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/I mikro
• Drips UFH 500 IU/jam
• Simarc 1 × 5 mg
• Captopril 3 × 12,5 mg
• Bisoprolol 1 x 2,5 mg
• Spironolakton 1 x 25 mg
• Furosemide 1 x 40 mg
Pasien dirawat inap selama 11 hari di PJT lt 3 kamar 319 bed 3 dan pada tgl 19-5-2018
pasien telah menjalani MVR + TVR + LAA reduction + evakuasi trombus. Saat ini pasien
sudah diizinkan pulang berobat jalan.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai