PERSALINAN PRETERM
Pembimbing:
dr. Marwan Indamirsah, M.Ked (OG), Sp. OG
Disusun Oleh:
Kinia Putri Reguna Barus (140100204)
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas journal reading yang berjudul
“Persalinan Preterm” pada stase Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik. Terima kasih kepada dr. Marwan Indamirsah,
M.Ked(OG), Sp. OG(K), selaku pembimbing yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
paling umum untuk perawatan antenatal di rumah sakit. Bayi kurang bulan,
terutama dengan usia kehamilan <32 minggu, mempunyai risiko kematian 70 kali
lebih tinggi karena kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim
akibat ketidakmatangan sistem organ tubuh seperti paru-paru, jantung, ginjal, dan
hati. Kematian janin sering disebabkan oleh sindroma gawat napas, perdarahan
yang bervariasi dari gangguan neurologis berat seperti serebral palsi, gangguan
intelektual, retardasi mental, sampai gangguan yang lebih ringan seperti kelainan
hiperaktif.1,3
persalinan preterm jauh lebih tinggi, misalnya di India sekitar 30% dan Afrika
Selatan 15%. Di Indonesia belum ada data mengenai angka kejadian persalinan
kurang bulan, namun agka kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
1
dapat mencerminkan angka kejadiannya secara kasar. Angka kejadian BBLR
Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang faktor – faktor resiko
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kehamilan 20 sampai kurang dari 37 minggu, dihitung dari hari pertama haid
infeksi (korioamnionitis).
minggu
Menurut berat badan lahir, bayi kurang bulan dibagi dalam kelompok:3
b. Berat badan lahir sangat rendah, berat badan bayi 1500-2000 gram
c. Berat badan lahir sangat amat rendah, yaitu berat badan bayi <1500
gram
3
2.2 Epidemiologi
persalinan preterm jauh lebih tinggi, misalnya di India sekitar 30% dan Afrika
Selatan 15%. Di Indonesia belum ada data mengenai angka kejadian persalinan
kurang bulan, namun angka kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah
dijumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini, dan trauma. Banyak
c. Perdarahan desidua
4
Kondisi selama kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan preterm
adalah:4
polihidramnion
jelas, 30% akibat persalinan elektif, 10% pada kehamilan ganda, dan sebagian lain
akibat kondisi ibu dan janinnya. Infeksi korioamnion diyakini merupakan salah
satu penyebab ketuban pecah dini dan persalinan preterm. Patogenesisnya belum
melepaskan bahan asam arakidonat dari selaput amnion janin, sehingga asam
arakidonat bebas meningkat untuk sintesis prostaglandin. Endotoksin dalam sel air
diawali dengan pengeluaran produk sebagai hasil dari aktivasi monosit. Sebagai
sitokin, termasuk IL-1, TNF, dan IL-6 adalah produk sekretorik yang dikaitkan
5
dengan persalinan preterm. Sementara itu, Platelet Activating Factor (PAF) yang
ditemukan dalam air ketuban terlihat secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin
tadi. PAF juga dihasilkan dari paru dan ginjal janin. Dengan demikian, janin
memainkan peran yang sinergik dalam mengawali proses persalinan preterm yang
salah satu keadaan yang telah lama dikaitkan dengan ketuban pecah dini,
sebelumnya memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya rekurensi pada kehamilan
berikutnya.4
inkompetensi serviks. Faktor risiko lainnya yang harus diperhatikan adalah tingkat
muda dan berat badan ibu yang rendah serta kebiasaan merokok, riwayat lahir
6
2.5 Patofisiologi
jalur biologis yang sama yang menghasilkan kontraksi uterus dan perubahan
serviks dengan atau tanpa ruptur membran prematur. Empat teori mekanisme
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi
pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik
mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan
yang menyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab
dan TNF-α ). Sitokin akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang
7
aksis HPA janin dan menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini
peregangan berlebihan dari uterus yang bisa disebabkan oleh kehamilan kembar
polyhydramnion atau distensi berlebih yang disebabkan oleh kelainan uterus atau
proses operasi pada serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin,
dan COX-2.6
8
2.6 Diagnosis
perdarahan, infeksi)
atau 8 kali dalam satu jam, dan disertai salah satu keadaan berikut:
serviks>50%
spontan
9
Beberapa kriteria dapat digunakan sebagai diagnosis ancaman persalinan
preterm, yaitu:4
Kontraksi yang berulang, sedikitnya 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali
Perdarahan bercak
persalinan preterm
2.7 Penatalaksanaan
10
dengan aktifitas uterus sampai 48 jam. Dosis maksimal 60 mg/ hari,
diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram per jam tergantung dari
pemberian agen ini yaitu infeksi sistemik yang berat (tuberkulosis dan
dapat dicapai dalam 1 - 7 hari pemberian, setelah 7 hari efeknya masih meningkat.
11
Antibiotik hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risiko
terjadinya infeksi seperti pada kasus ketuban pecah dini (KPD). Obat diberikan
per oral, yang dianjurkan adalah: eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari. Obat
pilihan lain adalah ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan
usia kehamilan 36 minggu. Untuk usia 32-35 minggu jika ada bukti hasil
pemeriksaan maturitas paru, maka kemampuan rumah sakit (tenaga dan fasilitas
dengan pembukaan dan pendataran serviks yang nyata tanpa kontraksi. Secara
teknik hal ini sulit dilakukan dan berisiko untuk terjadinya pecah ketuban.3
sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang mempunyai fasilitas neonatal intensive care
dengan instrumen dengan ekstraksi vakum lebih dipilihi daripada forsep atau
episiotomi elektif.7
12
Bila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervaginam.
Seksio sesarea tidak memberi prognosis yang lebih baik bagi bayi, bahkan
merugikan ibu.7 Prematuritas bukan indikasi seksio sesarea yang hanya dilakukan
atas indikasi obstetrik.3 Pada kehamilan letak sunsang 30-34 minggu, seksio
aterm.4
kritis bayi yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak adekuat
neonates (suhu badan dibawah 36,5ºC), bila mungkin bayi sebaiknya dirawat cara
pengobatan atau asupan cairan. ASI diberikan lebih sering, tetapi bila tidak
Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan
dan kondisi bayi Sebaiknya, persalinan bayi terlalu muda atau terlalu kecil
13
BAB III
KESIMPULAN
kehamilan 20 sampai kurang dari 37 minggu, dihitung dari hari pertama haid
kejadiannya, usia kehamilan, dan menurut berat badan lahir. Angka kejadian
persalinan preterm berbeda pada setiap negara. Di Indonesia belum ada data
mengenai angka kejadian persalinan kurang bulan, namun angka kejadian bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dapat mencerminkan angka kejadiannya
secara kasar. Angka kejadian BBLR nasional rumah sakit adalah 27,9%.
14
DAFTAR PUSTAKA
2016; 128(4):931-3.
2. Ross MG. Preterm labor. 2017. (Diunduh September 2017) Tersedia dari:
http: http://emedicine.medscape.com/article/260998-overview#a1.
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman
BL, et al. Preterm Labor. In Williams Obstetrics 24th Ed. Vol. 2. USA:
terhadap kejadian berat badan lahir rendah di RSUP Dr. M. Jamil Padang.
15