ABSTRAK ABSTRACT
Penyakit Demam Berdarah Dengue Hemorrhagic Fever
Dengue (DBD) sampai saat ini (DHF) is an Indonesian public health
merupakan suatu masalah kesehatan problem that tends to increase. Dengue
masyarakat Indonesia yang cenderung incidence in Medan Denai District in
meningkat. Kejadian DBD di Kecamatan 2014 counted 94 cases with 2 deaths.
Medan Denai pada tahun 2014 sebanyak Efforts are made to reduce the spread of
94 kasus dengan jumlah kematian 2 DHF is the activities of Mosquito Nest
orang. Upaya yang dilakukan untuk Eradication (PSN) such as, 3M Plus
mengurangi penularan DBD adalah behavior.
dengan kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) seperti, perilaku 3M The purpose of this research is to
Plus. know the relationship of 3M Plus
behavior to the presence of Aedes
Tujuan penelitian untuk aegypti mosquito larva in Medan Denai
mengetahui hubungan perilaku 3M Plus District. The research method is analytic
terhadap keberadaan jentik nyamuk observational with cross-sectional
Aedes aegypti di Kecamatan Medan design. Data collection was done by
Denai. Metode penelitian bersifat interview using questioner and
analitik observasional dengan desain observation directly to respondent's
cross-sectional. Pengumpulan data house.
dilakukan dengan cara interview dengan
menggunakan kuesioner dan observasi The results of this study indicate
langsung ke rumah responden. that the 3M Plus behavior of communiti
in Medan Denai District is sufficient. 3M
Hasil dari penelitian ini Plus behavior has a significant
menunjukkan bahwa perilaku 3M Plus relationship with the presence of larvae
masyarakat medan denai dalam tingkat Aedes aegypti (Fisher’s Exact Test, p =
cukup. Perilaku 3M Plus memiliki 0,029, 95% CI).
hubungan yang bermakna dengan
keberadaan jentik Aedes aegypti Keywords : 3M Plus, Aedes aegypti,
(Fisher’s Exact Test , p = 0,029, CI Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
95%).
Kata kunci : 3M Plus, Aedes aegypti,
Demam Berdarah Dengue (DBD)
PENDAHULUAN Salah satu vektor dari penyebaran
DBD adalah nyamuk Aedes aegypti.
Demam Berdarah Dengue Menurut Departemen Parasitologi FK UI
(DBD) adalah penyakit virus yang (2008), nyamuk ini berukuran lebih kecil
menyebar paling cepat di dunia. Penyakit daripada nyamuk rumah (Culex
ini disebabkan oleh gigitan nyamuk quinquefasciatus) dan mengalami
Aedes sp. yang terinfeksi virus dengue. metamorfosis yang sempurna: telur –
Menurut WHO pada tahun 2009, sekitar larva – pupa - dewasa. Stadium telur
50 juta orang terkena penyakit DBD di hingga pupa berada di lingkungan air,
seluruh dunia setiap tahun dan lebih dari sedangkan stadium dewasa berada di
2,5 miliar jiwa tinggal di daerah endemis lingkungan udara. Seluruh siklus hidup
DBD (WHO, 2009). Demam Berdarah nyamuk Aedes sp. dapat ditempuh dalam
Dengue memiliki patogenesis yang sembilan hari. Pada periode
melibatkan berbagai macam respon perkembangan larva/jentik tergantung
seperti respon humoral, aktivasi limfosit pada temperatur air, kepadatan larva,
T, aktivasi komplemen, dan dan aktivasi serta ketersediaan bahan organik sebagai
monosit dan makrofag. Hipotesis yang makanan larva. Apabila jumlah larva
paling populer adalah hipotesis infeksi tidak terlalu padat dan tersedia makanan
sekunder yang digagas oleh Halstead yang cukup maka larva akan
pada tahun 1973 (Suhendro et al, 2014, berkembang menjadi pupa dan nyamuk
pp. 539-548). dewasa dalam waktu sekitar 5-7 hari
Menurut Kementerian Kesehatan, pada temperatur 25-30°C. Larva dapat
jumlah penderita DBD sebanyak bertahan hidup pada suhu 5-8°C dalam
129.650 kasus dengan jumlah penderita periode singkat dan akan mati pada suhu
yang meninggal sebanyak 1.071 orang 10°C dalam periode panjang. Larva akan
dengan angka kesakitan sebesar 50,75 rusak apabila berada di air dengan
per 100.000 penduduk dan angka temperatur di atas 32°C (Achmadi UF,
kematian mencapai 0,83%. Dari 33 2011, Boewono DT, 2013, dan Rahayu
provinsi, terdapat 21 provinsi yang sudah DF dan Ustiawan, 2013).
mencapai target rencana strategis Menurut Dinas Kesehatan Kota
pemerintah. Provinsi dengan angka Medan (2015), pencegahan DBD di kota
kesakitan DBD tertinggi pada tahun Medan sendiri sudah banyak dilakukan
2015 adalah Bali sebesar 257,75 per dengan berbagai cara seperti penyuluhan
100.000 penduduk. Jika dibandingkan penyakit DBD kepada masyarakat dan
dengan tahun 2014, terjadi peningkatan sekolah, Pemberantasan Sarang
di tahun 2015 sebanyak 29.303 kasus. Nyamuk (PSN) dengan program
Khusus Provinsi Sumatera Utara, angka gerakan “3M+1T”, Pemeriksaan Jentik
kesakitan DBD sebesar 37,84% Berkala (PJB), abatisasi selektif,
(Kemenkes RI, 2016). Menurut data dari melaksanakan surveilans epidemiologi,
Dinas Kesehatan Kota Medan (2015), penyelidikan epidemiologi di lokasi
terdapat 1699 kasus dengan jumlah sumber penularan sampai foging khusus,
kematian 15 pasien. Kecamatan yang melakukan koordinasi dengan lintas
paling banyak mengalami kasus DBD sectoral, melakukan pertemuan berkala
adalah Kecamatan Medan Sunggal dengan kepala puskesmas dan
dengan jumlah kasus sebanyak 171 puskesmas pembantu, dan advokasi ke
kasus, sementara Kecamatan Medan pemangku kepentingan (stakeholder).
Denai memiliki jumlah kasus sebanyak
94 kasus dengan jumlah kematian dua
orang.
METODE 3. Kelurahan Tegalsari Mandala III,
memiliki 6.762 rumah tangga =
Rancangan penelitian yang 21 rumah
digunakan dalam penelitian ini adalah 4. Kelurahan Denai, memiliki 4.260
analitik observasional dengan desain rumah tangga = 13 rumah
cross sectional. Penelitian ini dilakukan 5. Kelurahan Binjai, memiliki
untuk melihat tingkat perilaku sampel 10.230 rumah tangga = 31 rumah
terhadap gerakan 3M plus dan melihat 6. Kelurahan Medan Tenggara,
keberadaan jentik nyamuk di lingkungan memiliki 4.232 rumah tangga =
rumah responden. Penelitian dilakukan 13 rumah
di Kecamatan Medan Denai dimulai
pada bulan September 2017 sampai Sampel diminta untuk mengisi
Desember 2017. kuesioner mengenai 3M plus untuk
Responden pada penelitian ini mengetahui nilai perilaku responden.
adalah keluarga di Kecamatan Medan Keberadaan jentik nyamuk dilihat
Denai, dalam hal ini adalah kepala melalui pemeriksaan jentik di tempat
keluarga yang telah dipilih sebagai penampungan air di rumah responden.
sampel dan sesuai dengan kriteria Jika terdapat jentik di tempat
sebagai berikut: penampungan air di rumah responden,
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi maka jentik tersebut akan diambil satu
Kriteria Inklusi : larva diambil dengan menggunakan
1. Berada di Kecamatan pipet. Jika larva tidak terjangkau oleh
Medan Denai pipet, peneliti menggunakan alat
2. Bersedia menjadi penciduk. Kemudian larva diambil dari
responden tiap cidukan dengan menggunakan
Kriteria Eksklusi : pipet, lalu dipindahkan ke dalam botol
1. Tidak pernah mendapat kecil. Tiap botol tersebut diberi label
penjelasan program 3M berdasarkan nomor responden. Jentik
plus. yang didapat akan diidentifikasi di
Laboratorium Parasitologi FK USU.