Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

PELAKSANAAN 3M PLUS DALAM PENCEGAHAN DBD


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MENTAYA SEBERANG

Yuliana1, Takesi Arisandy2, Nia Pristina3

Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya


XV + 57 hal + 16 Tabel + 2 Bagan + 2 Gambar + 12 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus den
gue yang ditularkan ulah nyamuk betina, umumnya berasal dari spesies Aedes aegypti. Terjadi peni
ngkatan delapan kali lipat kasus DBD pada tahun 2022. Kurangnya pengetahuan dan pelaksanaan
yang benar tentang penanggulangan penyakit DBD kepada masyarakat masih ditemukan adanya
kasus di masyarakat khususnya wilayah kerja Puskesmas Mentaya Seberang.
Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku pelaksanaan praktik 3
M Plus dalam pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Mentaya Seberang.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional,
fokus pada identifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku pelaksanaan praktik 3M
Plus. Teknik sampling menggunakan Simple Random Sampling dan pengambilan sampel dibagi di
5 desa dengan total sampel keseluruhan 97 responden.
Hasil: Hasil uji statistik chi-square menunjukkan p value sebesar 0,03 yang lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan res
ponden dengan perilaku pelaksanaan praktik 3M Plus.
Kesimpulan: Sebagian besar responden yaitu sebanyak 63 responden memiliki pengetahuan yang k
urang dengan sebagian besar responden yaitu sebanyak 46 responden menunjukkan perilaku negati
f. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih terhadap peningkatan pengetahuan dan perubah
an perilaku untuk efektivitas program pencegahan DBD di wilayah tersebut.

Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku, DBD, 3M Plus


Daftar Pustaka : 30 (2014-2023)
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND IMPLEMENTATION
BEHAVIOR OF 3M PLUS IN DENGUE
FEVER PREVENTION IN THE WORKING AREA OF
MENTAYA SEBERANG COMMUNITY
HEALTH CENTER

Yuliana1, Takesi Arisandy2, Nia Pristina3

Bachelor of Nursing Program, Eka Harap College of Health Sciences, Palangka Raya
XV + 57 pages + 16 Tables + 2 Charts + 2 Images + 12 Appendices

ABSTRACT

Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus which is
transmitted by female mosquitoes, generally from the Aedes aegypti species. There will be an eight-
fold increase in dengue fever cases in 2022. There is still a lack of knowledge and correct
implementation of dengue fever management in the community, and cases are still found in the
community, especially in the working area of the Mentaya Seberang Health Center.
Objective: To identify the relationship between the level of knowledge and behavior in
implementing 3M Plus practices in preventing dengue fever in the working area of the Mentaya
Seberang Health Center.
Method: This research uses quantitative methods with a correlational descriptive approach,
focusing on identifying the relationship between the level of knowledge and behavior in
implementing 3M Plus practices. The sampling technique used Simple Random Sampling and
sampling was divided into 5 villages with a total sample of 97 respondents.
Results: The results of the chi-square statistical test show a p value of 0.03 which is smaller than
the significance level of 0.05, indicating that there is a significant influence between the
respondent's level of knowledge and their behavior in implementing 3M Plus practices.
Conclusion: Most of the respondents, namely 63 respondents, had insufficient knowledge, with the
majority of respondents, namely 46 respondents, showing negative behavior. This indicates the
need for more attention to increasing knowledge and changing behavior for the effectiveness of
dengue prevention programs in the region.

Keywords: Knowledge, Behavior, DHF, 3M Plus


References: 30 (2014-2023)

PENDAHULUAN nyamuk di barang bekas dan peralatan rumah


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah tangga seperti di kaleng cat bekas, ban bekas,
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ember, dispenser dan bak mandi.
yang ditularkan oleh nyamuk betina yang Sebagaimana data dari World Health
umumnya berasal dari spesies Aedes aegypti Organization (WHO) yang dipaparkan oleh
(WHO, 2019). Masalah yang ditemukan di kepala unit penyakit tropis Raman Valeyudhan
masyarakat masih kurangnya pengetahuan (WHO, 2019) mengatakan, terjadi peningkatan
Masyarakat dalam pencegahan DBD karena delapan kali lipat kasus DBD pada tahun 2000-
pengetahuan adalah salah satu faktor yang 2022. Kasus DBD meningkat dari 500 ribu
mempengaruhi dalam kejadian DBD, dari kasus menjadi 4,2 juta. Angka kejadian DBD di
kurangnya pengetahuan ini menyebabkan Indonesia Tahun 2022 memiliki jumlah kasus
penerapkan pencegahan dan pemberantasan dengue mencapai 143.000 kasus (Kemenkes RI,
sarang nyamuk tidak maksimal hal ini dapat 2020), Pada tahun 2021 terdapat 73.518 kasus
dilihat dari masih ditemukan adanya jentik DBD dengan jumlah kematian sebanyak 705
kasus di Indonesia (Kemenkes RI, 2021). tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Angka kejadian DBD di Kalimantan Tengah Perilaku Pelaksanaan 3M Plus dalam
pada tahun 2022 sebanyak 890 kasus Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas
(Kemenkes RI, 2022) Berdasarkan hasil survei Mentaya Seberang.
pendahuluan, Kejadian DBD di Kotawaringin Rumusan Masalah
Timur pada tahun 2022 menjadi 42,32/100.000 Berdasarkan latar belakang dapat
penduduk dan terus mengalami peningkatan dirumuskan permasalahan penelitian yaitu
pada tahun 2023 dari Januari hingga Oktober “Apakah Ada Hubungan antara Tingkat
sebanyak 267,37/100.000 penduduk (Dinkes Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan 3M
Kotim, 2023). Angka Kejadian DBD di PKM Plus dalam Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja
Mentaya Seberang pada tahun 2020 memiliki Puskesmas Mentaya Seberang?”.
sebanyak 1 kejadian dan pada tahun 2021 Tujuan Penelitian
menurun hingga 0 kejadian namun pada tahun Tujuan Umum
2022 kejadian DBD meningkat menjadi Untuk Mengidentifikasi Hubungan Tingkat
17,20/100.000 penduduk dan semakin Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan 3M
meningkat pada tahun 2023 sejak januari Plus dalam Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja
hingga oktober telah mencapai 162,32/100.000 Puskesmas Mentaya Seberang.
penduduk (Dinkes Kotim, 2023) peningkatan Tujuan Khusus
kasus DBD yang terus terjadi menyebabkan 1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan
pemerintah Kotawaringin Timur mengeluarkan tentang DBD dalam Perilaku Pencegahan
surat edaran untuk proses antisipasi penyakit DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Mentaya
DBD. Seberang
Masih tingginya kasus kejadian DBD ini 2. Mengidentifikasi perilaku pelaksanaan 3M
erat kaitannya dengan perilaku masyarakat yang Plus dalam Pencegahan DBD Di Wilayah
berhubungan satu sama lain, seperti Kerja Puskesmas Mentaya Seberang
pengetahuan dan dan tindakan (perilaku) yang 3. Menganalisis Hubungan Tingkat
tidak sesuai dengan pengetahuan masyarakat itu Pengetahuan dengan Perilaku Pelaksanaan
sendiri (Made, 2014). Selain pengetahuan 3M plus dalam Pencegahan DBD Di
faktor yang mempengaruhi angka kesakitan dan Wilayah Kerja Puskesmas Mentaya
kematian akibat DBD meningkat adalah karena Seberang.
tindakan masyarakat yang kurang menjaga Hipotesis
kebersihan lingkungannya dan kurangnya Hipotesis dalam penelitian ini dapat
praktik PSN-DBD secara rutin. Namun dirumuskan sebagai berikut :
Kurangnya pengetahuan dan pelaksanaan yang Ha : Adanya hubungan Tingkat Pengetahuan
benar tentang penanggulangan penyakit DBD dengan Perilaku Pelaksanaan 3M Plus dalam
kepada masyarakat dan disertai kehidupan Pencegahan DBD
sosial masyarakat kota yang semakin
individualistik, masih ditemukan adanya kasus METODE PENELITIAN
di masyarakat khususnya wilayah kerja Rancangan Penelitian
Puskesmas Mentaya Seberang masih adanya Metode penelitian yang dipakai pada
jentik nyamuk di barang bekas dan peralatan penelitian ini adalah kuantitatif, Dalam
rumah tangga seperti di kaleng cat bekas, ban penelitian ini mengidentifikasi hubungan
bekas, ember, dispenser dan bak mandi. Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksanaan 3M Plus dalam Pencegahan DBD
pihak Puskesmas Mentaya Sebrang dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Mentaya
pencegahan DBD yaitu dengan melakukan Seberang.
foging rutin di daerah yang terjadi angka Variabel independen (variabel bebas)
kejadian DBD serta pembagian serbuk abate Variabel bebas dalam penelitian ini adalah P
kepada masyarakat. Berdasarkan masalah engetahuan.
tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel terikat dalam penelitian ini 1. Ibu Rumah Tangga yang bersedia menjadi
adalah Perilaku Pelaksanaan 3M Plus. responden
Tempat 2. Ibu Rumah Tangga yang berada di
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Wilayah kerja Puskesmas Mentaya
Puskesmas Mentaya Seberang desa terantang, Seberang
terantang hilir, betuah, ganepo dan desa 3. Ibu Rumah Tangga dalam keadaan sehat
mentaya seberang Kabupaten Kotawaringin 4. Ibu Rumah Tangga yang bisa baca tulis
Timur. 5. 1 rumah diambil 1 Ibu Rumah Tangga
Waktu Penelitian 6. Dapat digantikan anggota keluarga yang la
Dalam penelitian ini jangka waktu penelitian in apabila ibu rumah tangga tidak di tempa
yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh t
data penelitian yang dilaksanakan pada Kriteria Ekslusi
Desember tanggal 14-28 Desember tahun 2023. 1. Ibu Rumah Tangga menolak menjadi respo
nden
Populasi
2. Alamat tidak jelas atau dua kali didatangi t
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
idak ditempat.
Ibu rumah Tangga yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Mentaya Seberang berjumlah 3449 I Teknik Sampling
bu Rumah Tangga Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan Teknik sampling Probability
Sampel
Sampling. Dengan jenis Simple Random
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
Sampling .
Ibu Rumah Tangga yang berada di Wilayah kerj
Teknik Pengumpulan Data
a Puskesmas Mentaya Seberang.
Penelitian ini didapatkan dari hasil kuesiiner
Untuk menentukan sampel dalam penelitian
yang akan di isi oleh responden yang telah
ini diambil berdasarkan rumus Slovin yaitu
disiapkan sesuai dengan variabel yang akan
sebagai berikut :
diukur yaitu variabel bebas berupa Tingkat
N
n= Pengetahuan dan Varibel terikat berupa
1+ N (d)2 perilaku pelaksanaan 3M Plus.
Keterangan: Instrumen Penelitian
n = besarnya sampel Instrumen dalam penelitian ini
N = total populasi menggunakan lembar kuesioner .Kuesioner
d = derajat kebebasan = 10% = 0,1 Pengetahuan tentang DBD dibuat dalam bentuk
3449 pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda dan
n=
1+3449 (0 ,1)2 dibagikan langsung kepada responden yang
3449 telah mengisi inform consent. Kuesioner
n= pengetahuan tentang DBD dalam penelitian ini
1+3449 (0 , 01)
menggunakan kuesioner dari penelitian
3449
n= (Adnyaningsih, Yulianti and Purna, 2020), yang
1+34 , 49 telah di uji validitas dan reliabilitasnya
3449 Teknik Pengambilan Data
n=
35 , 49 Tahap Persiapan
n=97 , 1 1. Mengajukan surat izin survey pendahuluan
Dibulatkan menjadi 97 responden ke pihak institusi STIKES Eka Harap Pala
Dalam proses pengambilan sambel dari 97 ngka Raya
responden di bagi dengan 5 desa sehingga 2. Melakukan survey pendahuluan ke Wilaya
sampel dari desa terantang 19 responden, h Kerja Puskesmas Mentaya Sebrang
terantang hilir 19 responden, betuah 19 3. Penelitian dilakukan setelah judul di setuju
responden, ganepo 19 responden dan desa i oleh pembimbing
mentaya Seberang 21 responden. 4. Mengajukan izin ke Dinas Kesehatan Kota
Kriteria Inklusi waringin Timur
5. Dinas Kesehatan kotawaringin Timur akan 2. Jika nilai Asymptotic Significance > 0,05,
membalas surat survey pendahuluan yang maka artinya H0 diterima dan Ha ditolak
kemudian akan peneliti berikan ke pihak P Syarat lainnya yang dapat digunakan adalah
uskesmas Mentaya Serang membandingkan antara nilai chi square hitung
6. Mengumpulkan literatur dan bahan kepust dengan chi square tabel pada nilai 5% :
akaan yang berkaitan dengan materi peneli 1. Jika nilai chi square hitung (P value) >
tian yang kemudian disusun menjadi sebua dari chi square tabel (P tabel), maka
h skripsi penelitian. artinya Ha di terima dan H0 ditolak.
7. Etika penelitian dalam penerapan etika pen 2. Jika nilai chi square hitung (P value) <
elitian, maka peneliti dituntut untuk mengi dari chi square tabel (P tabel), maka
kuti semua aturan, nilai sosial, norma aga artinya H0 di terima dan Ha ditolak.
ma, adat dan kebiasaan masyarakat HASIL
Teknik Analisa Data Data Umum
Setelah data dikumpulkan maka Karakteristik responden berdasarkan data
selanjutnya data akan memasuki tahap umum yaitu: Pendidikan, Usia, Pekerjaan dan
pengelolaan dan analisa data. pernah mendapatkan informasi atau tidak.
Pengolahan data 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
1. Memeriksa Data (Editing) Pendidikan
2. Memberi Kode (Coding) Berikut merupakan karaktreristik
3. Menentukan Skor (Scoring) responden berdasarkan Pendidikan di Wilayah
4. Tabulasi Data (Tabulating) Kerja Puskesmas Mentaya Seberang.
Analisa Data
Analisa Univariat
Total
Analisa univariat peneliti lakukan dengan No. Pendidikan
analisis deskriptif untuk melihat karakteristik N %
masing-masing variabel yang diteliti.
1 SD 51 52%
Analisa Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini 2 SMP 7 7%
dilakukan untuk mengetahui variabel 3 SMA 19 20%
independen dengan variabel dependen, yaitu Perguruan
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan 3M Plu 3 Tinggi 20 21%
s dalam pencegahan DBD. Dalam penelitian ini Jumlah 97 100%
menggunakan Chi square.
Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini Berdasarkan hasil dari di atas dari responden
menggunakan uji chi square (X2), dengan 97 responden didapatkan kategori pendidikan
ketentuan bahwa jika harga chi square hitung didapatkan bahwa sebanyak 51 responden (5
lebih besar dari tabel (X2 hitung > X2 tabel) 2%) dengan berpendidikan SD, sebanyak 7
maka hubungannya signifikan, yang berarti responden (7%) berpendidikan SMP, sebanyak
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Pedoman 19 responden (20%) berpendidikan SMA dan se
atau dasar pengambilan keputusan dalam uji banyak 20 responden (21%) berpendidikan perg
chi square berpedoman pada dua hal yakni uruan tinggi.
membandingkan antara nilai Asymptotic 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Significance dengan batas kritis yakni 0,05 atau usia
dapat juga dengan cara membandingkan antara Berikut merupakan karakteristik responden
nilai chi square hitung dengan nilai chi square berdasarkan usia di Wilayah Kerja Puskesmas
tabel pada signifikansi 5%. Pengambilan Mentaya Seberang.
keputusan berdasarkan nilai signifikansi
(Asymptotic Significance) adalah : No
1. Jika nilai Asymptotic Significance < 0,05, Usia Total
.
maka artinya H0 ditolak dan Ha diterima
N % Data Khusus
1 Kurang dari 25 7 7% Bagian ini meliputi data mengenai
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan
2 25-35 58 60%
Perilaku Pelaksanaan 3M Plus dalam
3 Lebih dari 35 32 33% Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jumlah 97 100% Mentaya Seberang di sajikan dalam bentuk
tabel.
Berdasarkan hasil tabel di atas 1. Hasil identifikasi responden berdasarkan
menunjukan bahwa dari 97 responden pengetahuan tentang DBD
berdasarkan kategori usia didapatkan sebanyak
58 responden (60%) dengan usia 25-35 tahun, Total
No. Pengetahuan
sebanyak 32 responden (33%) dengan usia
lebih dari 35 tahun, dan sebanyak 7 responden N %
(7%) berusia kurang dari 25 tahun. 1 Pengetahuan Kurang 63 65%
3. Karakteristik Responden Berdasarkan 2 Pengetahuan Cukup 19 20%
Pekerjaan 3 Pengetahuan Baik 15 15%
Berikut merupakan karakteristik Jumlah 97 100%
responden berdasarkan pekerjaan di Wilayah Berdasarkan tabel di atas menunjukan
Kerja Puskesmas Mentaya Seberang bahwa dari 97 responden, sebanyak 63
Total responden (65%) berpengetahuan kurang tentan
No. Pekerjaan g DBD, sebanyak 19 responden (20%)
N % berpengetahuan Cukup Tentang DBD,
1 Tidak Bekerja 54 56% sebanyak 15 responden (15%) berpengetahuan
2 Bekerja 43 44% baik tentang DBD.
Jumlah 97 100% 2. Hasil identifikasi responden berdasarkan
Berdasarkan tabel tersebut diketahui Perilaku 3M Plus
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Total
dari 97 responden. Sebanyak 54 responden No. Perilaku
(44%) dengan pekerjaan tidak bekerja, dan N %
sebanyak 43 responden (44%) dengan status 1 Positif 37 38%
bekerja. 2 Negatif 60 62%
4. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jumlah 97 100%
pernah mendapatkan informasi
Berdasarkan tabel di atas menunjukan
Berikut merupakan karakteristik responden
bahwa dari 97 responden, sebanyak 60
berdasarkan pernah mendapatkan informasi di
responden (62%) berperilaku negatif, dan
Wilayah Kerja Puskesmas mentaya Seberang.
sebanyak 37 responden (38%) berperilaku posit
Apa Pernah Total if.
No. Mendapat 3. Hasil analisis hubungan pengetahuan
Informasi? N % Tentang DBD dengan perilaku 3M Plus
1 Pernah 65 67% Di Wilayah kerja puskesmas Mentaya
2 Tidak Pernah 32 33% Seberang
Jumlah 97 100% Berikut ini adalah hasil uji chi square untuk
Berdasarkan Tabel di atas diketahui melihat hubungan pengetahuan Tentang DBD
karakteristik responden berdasarkan pernah me dengan perilaku 3M Plus Di Wilayah kerja pusk
ndapatkan informasi dari 97 responden. esmas Mentaya Seberang.
Sebanyak 65 responden (67%) dengan pernah Perilaku
mendapatkan informasi, dan sebanyak 32 Pengetahua P
Posit Nega Tota
responden (33%) dengan tidak pernah mendap n val
if tif ol
atkan informasi. ue
Pengetahuan n sosial ekonomi. Pengetahuan sangat erat kaita
Kurang 46 17 63 nnya dengan dengan pendidikan dimana dihara
Pengetahuan pkan seorang yang berpendidikan tinggi, orang
0,0
Cukup 10 9 19 tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Me
3
Pengetahuan nurut (Nursalam, 2003) dalam (Dewi, 2012) ma
Baik 4 11 15 kin tinggi pendidikan seseorang maka makin m
Total 60 37 97 udah menerima informasi dan semakin cukup u
Berdasarkan tabel diatas dari dari 97 mur maka tingkat kematangan, dan kekuatan se
responden paling banyak berpengetahuan seorang akan lebih matang dalam berfikir dan b
kurang dengan perilaku negative sebanyak 46 ekerja, jarak tempuh dala mengakses fasilitas ke
responden (73%), dan paling sedikit responden sehatanpun turut mempengaruhi pengetahuan te
berpengetahuan baik dengan perilaku negative ntang Kesehatan karena akses jalan yang sulit
sebanyak 4 responden (26,7%) dari hasil chi- membuat Masyarakat enggan untuk mendatangi
square, diperoleh p value = 0,03 artinya p value fasilitas Kesehatan.
kecil dari 0,05 maka ada hubungan yang Dari hasil penelitian yang dilakukan di Wila
signifikan antara Pengetahuan tentang DBD yah kerja Puskesmas Mentaya didapatkan sebag
dengan perilaku 3M Plus di Wilayah Kerja ian besar responden berpendidikan SD sebanya
Puskesmas Mentaya Seberang. k 51 responden (52%). Hal ini lah yang menyeb
CHI-SQUARE TESTS abkan pengetahuan responden menjadi kurang.
Berikut haisl tabulasi silang hubungan pengeta Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakuka
huan tentang DBD dengan perilaku 3M plus di n oleh (Linda, 2019) dari hasil penelitian pendi
Wilayah Kerja Puskesmas Mentaya Seberang dikan responden mayoritas adalah tamatan SD y
Asymptoti aitu sebanyak 125 responden (44,8%) dan sebag
c Significa ian besar responden berpengetahuan kurang. Ke
nce (2-side mudian juga sejalan dengan Penelitian yang dila
Value df d) kukan oleh (Santhi, Darmadi and Aryasih, 201
Pearson Chi-Square 11.883a 2 .003 2) menemukan hasil bahwa tingkat pengetahuan
Likelihood Ratio 11.810 2 .003 responden di Desa Dalung Kecamatan Kuta Uta
Linear-by-Linear As 11.716 1 .001 ra hanya terdapat 39,8% memiliki pengetahuan
sociation baik, dan sisanya 60,2% responden memiliki pe
ngetahuan yang tidak baik, hal ini berdampak p
N of Valid Cases 97
ada Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dim
ana hasil penelitian menunjukan bahwa aktivita
Berdasarkan tabel diatas dari hasil chi- s responden tentang PSN di Desa Dalung Keca
square, diperoleh p value = 0,03 artinya p value matan Kuta Utara yang baik hanya 48,9%, dan s
kecil dari 0,05 maka ada hubungan yang isanya aktivitas tidak baik sebanyak 51,1%. Pen
signifikan antara Pengetahuan tentang DBD didikan diperlukan untuk mendapatkan informa
dengan perilaku 3M Plus di Wilayah Kerja si misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan.
Puskesmas Mentaya Seberang. Responden dengan pendidikan SD tentu akan m
PEMBAHASAN emiliki pengetahuan yang kurang baik dibandin
1. Tingkat pengetahuan tentang DBD dalam gkan dengan responden dengan pendidikan tam
pencegah an DBD atan SMP, SMA ataupun Sarjana. Tingkat
Berdasarkan hasil penelitian di Wilayah kerj pendidikan merupakan salah satu faktor yang
a Puskesmas Mentaya Seberang menyatakan ba dapat menentukan tingkat pengetahuan yang
hwa sebagian besar responden memiliki penget dimiliki seseorang, hal ini didukung di dalam
ahuan yang kurang tentang DBD dengan presen teori yang menyatakan semakin tinggi
tase sebesar 63%. pendidikan semakin tinggi pula tingkat
Notoatmodjo (2018) yang menjelaskan bah kepedulian terhadap kesehatan. Hal ini juga
wa terbentuknya pengetahuan dipengaruhi oleh dapat dipengeruhi oleh pekerjaan responden
beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan, tersed yang sebgian besar tidak bekerja yaitu sebanyak
ianya media informasi, budaya, pengalaman da
54 responden, Pekerjaan seseorang akan engue di Desa Antiga menyatakan bahwa prilak
mempengaruhi baik atau buruknya tingkat u masyarakat dalam pencegahan 3m plus termas
pengetahuan. Hal ini disebabkan karena faktor uk prilaku kurang 74%. Pada penelitian ini peril
lingkungan. Seseorang yang lebih banyak aku masyarakat negatif di karenakan kurangnya
berinteraksi dengan lingkungan luar yang pengetahuan responden tentang DBD dalam Up
didukung dengan akses informasi, akan banyak aya pencegahan DBD sehingga hal tersebut me
mendapatkan pengetahuan, dibandingan dengan mpengaruhi perilaku responden dan juga pekerj
orang yang bekerja di tempat- tempat yang aan responden yang sebagian besar ibu rumah t
tertutup terhadap akses informasi. angga membuat responden jarang berinteraksi d
2. Perilaku 3M plus dalam pencegahan DBD engan orang diluar rumah membuat pengetahua
Berdasarkan dari hasil penelitian yang di lak n pencegahan DBD menjadi kurang dan membu
ukan di Wilayah kerja Puskesmas Mentaya Seb at kesaran responden dalam pencegahan DBD k
erang tentang Perilaku 3M Plus didapatkan bah urang baik.
wa sebagian besar responden berperilaku negati 3. Hubungan pengetahuan dengan perilaku
f sebanyak 60 responden (62%). Perilaku dapat 3M Plus dalam upaya pencegahan DBD
diartikan sebagai suatu reaksi atau tindakan org Hasil analisa uji chi square pada penelitia
anisme yang memberikan rangsangan terhadap l n yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesma
ingkungannya, rangsangan tertentu akan mengh s Mentaya Seberang tentang hubungan penget
asilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmod ahuan DBD dengan perilaku 3M Plus didapat
jo, 2014). Perilaku dapat dipengaruhi oleh Fakt kan nilai p value sebesar 0,03 <0.05 sehingga H
or pengetahuan adalah faktor yang menentukan a diterima yang artinya ada hubungan yang sig
perilaku seseorang terhadap masalah yang diala nifikan antara tingkat pengetahuan dan perila
minya. Seseorang yang memiliki pengetahuan b ku 3Mplus.
aik akan mudah untuk mengaplikasikan pengeta Pengetahuan merupakan salah satu faktor pe
huannya menjadi perilaku yang positif dan me nting dalam perilaku pencegahan DBD. Untuk
mungkinkan seseorang dapat mengontrol diriny menerapkan perilaku yang baik perlu adanya pe
a dalam mengatasi masalah yang dihadapi, me ngetahuan yang baik dan cukup. Pengetahuan y
mpunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpenga ang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, sala
laman, dan mempunyai perkiraan yang tepat ba h satunya adalah faktor dari pendidikan respond
gaimana mengatasi kejadian. en. Penelitian diatas sesuai yang telah dikemuka
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kan oleh (Notoatmodjo, 2018) bahwa seseorang
yang dilakukan oleh (Saputri, F.I and Ariyanto, dengan perilaku negatif dapat menunjukkan tin
2020) dengan judul Hubungan Perilaku 3M Plu dakan yang buruk, oleh karena itu untuk menin
s, Pendidikan dan Pekerjaan Dengan Kejadian gkatkan perilaku menjadi tindakan yang baik di
Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Pus perlukan dukungan (Notoatmodjo, 2018). Penel
kesmas Bati-Bati yang mendapatkan hasil seban itian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuka
yak 28 responden atau 70% masuk masuk kateg n oleh Devara (2022) Dari 100 responden ibu ru
ori berperilaku kurang dalam pencegahan DBD mah tangga terdapat 59% memiliki pengetahua
dengan 3M Plus. Sementara itu, penelitian lainn n kuranf baik, 51% memiliki sikap negatif, dan
ya yang dilakukan oleh (Muhammad Ramadhan, 53% memiliki tindakan kurang baik. Hasil uji st
Gustriana and Syafriani, 2021) dengan judul H atistik Chi-Square nilai p<0,05 (p= 0,001) artin
ubungan Perilaku Kebiasaan 3M Plus Dengan ya ada hubungan antara pengetahuan dengan tin
Keberadaan Jentik Nyamuk di Kelurahan Lang dakan 3m plus serta nilai p<0,05 (p= 0,017) arti
gini dan Kelurahan Bangkinang mendapatkan h nya ada hubungan antara sikap dengan tindakan
asil sebanyak 52,5% responden berperilaku kur 3m plus maka dapat disimpulkan bahwa ada hu
ang baik dalam pencegahan demam berdarah de bungan yang signifikan antara pengetahuan dan
ngue dengan 3M plus. Penelitian lainnya yang d sikap dengan tindakan 3m plus pada ibu rumah
ilakukan oleh (Sandi and Kartika, 2023) dengan tangga di Kelurahan Tanjung Rancing. Peneliti
judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Penc an ini juga sejalan dengan penelitian (Torond
egahan Penularan Penyakit Demam Berdarah D ek, Wulan and Windy, 2019) mengenai hubu
ngan antara pengetahuan dan perilaku penceg Hasil identifikasi perilaku perilaku pelaksan
ahan DBD menyatakan terdapat hubungan pe aan 3M plus dalam pencegahan DBD di wila
ngetahuan dengan perilaku pencegahan DBD. yah kerja Puskesmas Mentaya Seberang
Walaupun sebagian besar responden telah per Hasil identifikasi perilaku perilaku pelaksan
nah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 6 aan 3M plus dalam pencegahan DBD di wilaya
5 responden (67%) tentang DBD melalui pen h kerja Puskesmas Mentaya Seberang
yuluhan namun kemampuan responden untuk didapatkan hasil yaitu bahwa sebagian besar
memahami dan mengaplikasikan menjadi kur responden berperilaku negatif sebanyak 60
ang Pengetahuan berhubungan signifikan den responden (62%) berperilaku negatif, dan
gan perilaku pencegahan karena masyarakat sebanyak 37 responden (38%) berperilaku posit
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih if.
berorientasi pada tindakan preventif, mengeta Hasil identifikasi Hubungan pengetahuan
hui lebih banyak tentang masalah kesehatan d dengan perilaku perilaku pelaksanaan 3M pl
an memiliki status kesehatan yang lebih baik. us dalam pencegahan DBD di wilayah kerja
Tindakan preventif sebagai upaya pencegaha Puskesmas Mentaya Seberang
n sejak dini untuk menanggulangi kasus DBD Hasil identifikasi hubungan pengetahuan
begitupula apabila pengetahuan masyarakat k dengan perilaku perilaku pelaksanaan 3M plus
urang yang menyebabkan perilaku dalam pen dalam pencegahan DBD di wilayah kerja Puske
cegahan DBD tidak baik. Pada Penelitian inip smas Mentaya Seberang didapatkan hail yaitu p
un perilaku Masyarakat cenderung kurang ju value = 0,03 artinya p value kecil dari 0,05
ga disebabkan oleh pekerjaan responden yang maka ada hubungan yang signifikan antara
sebagian besar tidak bekerja sebanyak 54 res Pengetahuan dengan Perilaku 3M Plus di
ponden (56%) hal ini menyebabkan responde Wilayah Kerja Puskesmas Mentaya Seberang.
n jarang dapat bertukar informasi tentang kes DAFTAR PUSTAKA
ehatan karena responden sehari-hari hanya m Adnyaningsih, S.S.., Yulianti, A.. and Purna, S..
elakukan aktivitas di dalam rumah yang mem (2020) ‘Buku Saku Kesehatan Triwul
buat pengetahuan tentang DBD serta didukun an 2 Tahun 2020’.
g oleh Pendidikan responden yang mayoritas Anwar (2017) ‘Hubungan Lingkungan Fisik da
adalah SD sebanyak 51 responden (52%) yang n Tindakan PSN dengan Penyakit De
menyebabkan pengetahuan responden menjadi mam Berdarah Dengue di Wilayah Bu
kurang yang berakibat pada perilaku pencega ffer Kantor Kesehatan Pelabuhan Kela
han DBD yang cenderung negative dan tidak s II’, Jurnal Ilmiah Manuntung [Prepr
baik yang berdampak pada kurangnya kesada int].
ran akan bahaya yang disebabkan DBD sehi Dinkes Kotim (2023) Profil Kesehatan Kabupa
ngga kurang baiknya perilaku penccegahan D ten Kotawaringin Timur Tahun 2022.
BD. Inten (2018) ‘Gambaran Perilaku Masyarakat D
KESIMPULAN ewasa dalam Pencarian Pengobatan P
Hasil identifikasi Tingkat pengetahuan tingk enyakit Gigi di Desa Bajera Kecamata
at pengetahuan DBD di wilayah kerja Puske n Selemadeg Kabupaten Tabanan Tah
smas Mentaya Seberang un 2018’, Politeknik Kesehatan Keme
Hasil identifikasi Tingkat pengetahuan tingk nkes Denpasar [Preprint].
at pengetahuan DBD di wilayah kerja Puskesm Kemenkes RI (2020) ‘Profil Kesehatan Indones
as Mentaya Seberang didapat hasil yaitu bahwa ia Tahun 2019’.
dari 97 responden pada penelitian ini Kemenkes RI (2021) ‘Profil Kesehatan Indones
didapatkan bahwa sebagian besar responden ia Tahun 2020’.
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 63 Kemenkes RI (2022) ‘Profil Keseharan Indones
responden, sebanyak 19 responden (20%) berpe ia Tahun 2021’.
ngetahuan Cukup Tentang DBD, sebanyak 15 Linda (2019) ‘Hubungan perawatan tali pusat d
responden (15%) berpengetahuan baik tentang engan kejadian infeksi pada bayi baru
DBD. lahir di RSUD Dr. Pirngadi Medan 20
19’, 2. France’.
Made, S.A.I.K.C.A.I.W.I.G.A. (2014) ‘Hubung
an Pengetahuan Sikap dan Tindakan
Masyarakat dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Keluraha
n Baler Bale Agung Kecamatan Negar
a Tahun 2012’, Jurnal Kesehatan Lin
gkungan [Preprint].
Muhammad Ramadhan, I., Gustriana, E. and Sy
afriani (2021) ‘Hubungan Perilaku Ke
biasaan 3M Plus Dengan Keberadaan
Jentik Nyamuk di Kelurahan Langgini
dan Kelurahan Bangkinang’, 2.
Notoadmodjo, S. (2014) Promosi Kesehatan da
n Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo (2012) Metode Penelitian Keseha
tan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo (2014) Promosi Kesehatan dan P
erilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Ci
pta.
Notoatmodjo (2015) Metodologi Penelitian Kes
ehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo (2018) Metodologi Penelitian Kes
ehatan`. Jakarta: Rineka Cipta.
Sandi, M.S. and Kartika, K.A. (2023) ‘Gambara
n Pengetahuan dan Perilaku Pencegah
an Penularan Penyakit Demam Berdar
ah Dengue di Desa Antiga’, E-Jurnal
Medika Udayana, 2.
Santhi, N.M.M., Darmadi, I.G.W. and Aryasih,
I. (2012) ‘Pengaruh Pengetahuan dan
Sikap Masyarakat Tentang DBD Terh
adap Aktivitas Pemberantasan Sarang
Nyamuk di Desa Dalung Kecamatan
Kita Utara Tahun 2012’.
Saputri, R., F.I, M. and Ariyanto, E. (2020) ‘Hu
bungan Perilaku 3M Plus, Pendidikan
dan Pekerjaan Dengan Kejadian Dem
am Berdarah Dengue di Wilayah Kerj
a Puskesmas Bati-Bati’, Diploma thes
is [Preprint].
Torondek, J., Wulan and Windy (2019) ‘Hubun
gan Antara Pengetahuan dan Tindakan Pencega
han dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Lingkungan III Kelurahan Airmadidi
Atas Kabupaten Minahasa Utara’, Kesehatan M
asyarakat [Preprint].
WHO (2019) ‘Dengue Guidelines For Diagnosi
s, Treatment, Prevention, and Control

Anda mungkin juga menyukai