Anda di halaman 1dari 12

Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R.

2016
Jurnal Penelitian

PENGARUH EFEKTIVITAS JUMANTIK TERHADAP ANGKA BEBAS


JENTIK DI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN KREMBUNG
KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

Apri Amalia., Andreas Drajat P., Nanda Sugesti., Wahyu Dwihardi R. 2016
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAK

Indonesia pernah mengalami kejadian luar biasa DBD selama beberapa kali.
Penanggulangan DBD oleh Puskesmas dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) untuk memonitor kepadatan jentik di suatu
wilayah dengan membentuk kemitraan melalui wadah Pokjanal bersama lintas
sektor lain guna memberikan penyuluhan pada masyarakat agar tetap waspada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
efektifitas Jumantik terhadap Angka Bebas Jentik di Desa Tambakrejo kecamatan
Krembung kabupaten Sidoarjo tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kader jumantik sejumlah 30 orang di wilayah cakupan desa Tambakrejo
kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo dengan besar sampel yang diambil
sebanyak 30 orang. Analisis data penelitian ini menggunakan pengolahan data
dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, ketersediaan fasilitas, keterampilan dan efektifitas jumantik terhadap
angka bebas jentik di Desa Tambakrejo Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo tahun 2016.

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Ketersediaan Fasilitas,


Keterampilan, Efektifitas, Jumantik, Angka Bebas Jentik

PENDAHULUAN penyakit DBD dengan mayoritas atau


sekitar 70% populasi hidup di kawasan
Penyakit Demam Berdarah Asia Pasifik (WHO,2012). Berdasarkan
Dengue (DBD) adalah penyakit data Kementerian Kesehatan Republik
menular yang diakibatkan oleh virus Indonesia, sejak pertama kali
dengue dan disebarluaskan oleh ditemukan tahun 1968, Indonesia
nyamuk terutama spesies Aedes pernah mengalami kejadian luar biasa
aegypti. World Health Organization (KLB) DBD selama beberapa kali yaitu
(WHO) menggolongkan penyakit ini ke pada tahun 1973, 1977, 1978, 1983,
dalam penyakit infeksi baru yang 1988, 1996, 1998, 2007, dan 2009.
sedang muncul dan meningkat karena Peningkatan jumlah kasus ini dua kali
semakin meluasnya sebaran geografis lipat lebih banyak bila dibandingkan
serta semakin meningkatnya jumlah dengan KLB DBD tahun 1998
penduduk yang terkena. Lebih dari 2,5 sebanyak 72.133 dan penderita yang
miliar penduduk dunia berisiko terkena meninggal sebanyak 1.414 orang

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

(Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan memantau lingkungannya diharapkan


kajian dari Kementerian Kesehatan RI dapat menurunkan angka kasus DBD.
diperoleh kesimpulan bahwa KLB Oleh karena itu, diperlukan upaya
DBD di Indonesia diakibatkan oleh peningkatan keaktifan jumantik melalui
beragam faktor. Pertama, pada motivasi yang dilakukan oleh dinas
dasarnya penyakit menular termasuk kesehatan(Yulianti,2007). Kader
DBD masih endemik di beberapa jumantik merupakan kelompok kerja
wilayah karena terdapat vektor nyamuk kegiatan pemberantasan penyakit DBD
hampir di seluruh pelosok tanah air di tingkat desa dalam wadah Lembaga
serta adanya 4 sel tipe virus yang Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).
bersirkulasi sepanjang tahun. Hal ini Berdasarkan data Hasil
menyebabkan sewaktu-waktu mungkin Pencapaian Program Pemberantasan
dapat terjadi KLB. Faktor kedua adalah Penyakit Demam Berdarah Dengue
lemahnya sistem kewaspadaan dini Puskesmas Krembung Tahun 2014
sehingga penanganan dan pengobatan yang diperoleh dari puskesmas
kasus sebagai intervensi belum Krembung terdapat insiden kasus DBD
dilakukan sebagaimana mestinya. selama tahun 2014 sebanyak 5 kasus,
Ketiga, kemudahan alat transportasi case fatality rate DBD tidak ditemukan
memungkinkan dan Angka Bebas Jentik sebesar 91,6%,
pergerakan/perpindahan alat angkut, sedangkan berdasarkan Hasil
penumpang, bahan/barang, dan alat Pencapaian Program Pemberantasan
dari satu wilayah ke wilayah lain yang Penyakit Demam Berdarah Dengue
merupakan daerah endemik. Puskesmas Krembung Bulan Januari-
Pusat kesehatan masyarakat Maret 2016 terdapat insiden kasus
(Puskesmas) melaksanakan kegiatan DBD sebanyak 10 kasus, case fatality
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) 4 rate DBD sebanyak 2 kasus dan Angka
kali setahun untuk memonitor Bebas Jentik di kecamatan Krembung
kepadatan jentik di wilayah tersebut. sebesar 91%. Meninjau dari data yang
Penanggulangan DBD lebih diperoleh mengenai adanya case
mengutamakan pencegahan yaitu fatality rate sebanyak 2 kasus dan
dengan melaksanakan PSN melalui 3M Angka Bebas Jentik menurun maka
Plus dengan melibatkan masyarakat peneliti tertarik untuk mengangkat
dan memfasilitasi terbentuknya tenaga Angka Bebas Jentik sebagai bahan
jumantik. Untuk mendukung penelitian.
terlaksananya program pencegahan ini Terdapat salah satu desa di
dibentuk kemitraan melalui wadah kecamatan Krembung yang memiliki
Pokjanal bersama lintas sektor lain. suatu program juru pemantau jentik
Selain itu, diadakan penyuluhan untuk (Jumantik) dimana harapan dari
masyarakat agar tetap waspada program ini mampu menekan angka
(Djunaedi,2002). Peran jumantik kejadian DBD dan meningkatkan
sangat penting dalam sistem Angka Bebas Jentik di kecamatan
kewaspadaan dini mewabahnya DBD Krembung khususnya di desa
karena berfungsi untuk memantau Tambakrejo. Manfaat dibentuknya
keberadaan dan menghambat kader jumantik adalah untuk
perkembangan awal vektor penular menggerakkan peran serta masyarakat
DBD. Keaktifan kader jumantik dalam dalam usaha pemberantasan penyakit

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

DBD, terutama dalam pemberantasan paparan (faktor peneliti) dengan cara


jentik nyamuk penular sehingga mengamati status paparan dan penyakit
penularan penyakit DBD di tingkat serentak pada individu-individu dari
desa dapat dicegah atau dibatasi. populasi tunggal, pada suatu saat atau
Program pencegahan DBD yang periode (Murti, 2006).
efektif adalah dilaksanakan secara
integral mencakup beberapa Populasi Dan Sampel
komponen. Pendidikan bagi lingkungan Populasi dalam penelitian ini
kesehatan terutama dalam pengelolaan adalah seluruh kader jumantik sejumlah
penderita secara efektif dan 30 orang di wilayah cakupan desa
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Tambakrejo kecamatan Krembung
dengan peran serta masyarakat. Banyak Kabupaten Sidoarjo dengan besar
faktor yang mempengaruhi kejadian sampel yang diambil sebanyak 30
DBD. Beberapa faktor yang orang.
mempengaruhi keberadaan jentik
nyamuk Aedes di suatu daerah adalah Analisis Data
faktor kesehatan lingkungan, Analisis data dilakukan secara
pengetahuan dan pelaksanaan PSN deskriptif dan analitik dengan
pada suatu daerah. Keberhasilan upaya menggunakan :
PSN ini memerlukan waktu yang Analisi univariat Pada umumnya
cukup lama karena erat kaitannya dalam analisis ini hanya menghasilkan
dengan perilaku masyarakat. distribusi dan persentase dari tiap
Menurut dari data tahun 2015 variabel seperti pendidikan kader
didapatkan bahwa di Desa Tambakrejo jumantik, penghasilan, jenis pekerjaan,
angka kejadian DBD cukup tinggi ketersediaan alat dan bahan serta
hingga menimbulkan korban partisipasi kader dalam kegiatan
meninggal. Desa dengan jumlah jumantik.
penduduk 5825 jiwa ini pada tahun Analisis bivariat Analisis bivariat
2015 ditemukan kasus DBD sebanyak merupakan analisis yang dilakukan
3 kasus dengan memakan korban jiwa terhadap dua variabel yang diduga
1 orang. Hal inilah yang menarik berhubungan. Variabel bebas
perhatian penulis untuk mengetahui (independen) dan variabel terikat
apakah faktor yang mempengaruhi (dependen) dengan uji statistik chi
efektivitas Jumantik terhadap Angka square ( 2 ). Pengujian normalitas
Bebas Jentik di Desa Tambakrejo menggunakan metode Kolmogorov
kecamatan Krembung kabupaten Smirnov dengan ketentuan
Sidoarjo tahun 2016. pengambilan keputusan jika
probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
METODE PENELITIAN atau data berdistribusi normal,
sedangkan jika probabilitas < 0,05,
Desain dan jenis penelitian maka Ho ditolak atau data tidak
Penelitian yang akan dilakukan berdistribusi normal. Analisis chi
menggunakan metode survei analitik square dilakukan dengan mengunakan
pendekatan cross sectional dimana SPSS 16 dengan tingkat signifikan
rancangan studi epidemologi yang p>0,05 (taraf kepercayaan 95%).
mempelajari hubungan penyakit dan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

HASIL PENELITIAN penghasilan kategori tinggi memiliki


jumlah yang sama dengan responden
Bagan 1. Distribusi Responden yang berpenghasilan kategori rendah
Berdasarkan Pendidikan Kader yaitu sebanyak 15 orang (50%)
Jumantik
Bagan 4. Distribusi Responden
Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas
Kader Jumantik

Bagan diatas menunjukkan


bahwa sebagian besar responden
berpendidikan tinggi yaitu sebanyak Bagan diatas menunjukkan
53,3% bahwa sebagian besar responden
Bagan 2. Distribusi Responden mempunyai ketersediaan alat dan
Berdasarkan Pekerjaan Kader bahan yang diperlukan dalam kegiatan
Jumantik jumantik yaitu sebanyak 70%.
Bagan 5. Distribusi Responden
Berdasarkan Keterampilan
Jumantik

Bagan diatas menunjukkan


bahwa sebagian besar responden
bekerja dengan waktu kerja tidak
terikat (informal) yaitu sebanyak Bagan diatas menunjukkan
56,7% bahwa keterampilan melakukan
Bagan 3. Distribusi Responden pemeriksaan jentik sebagian besar
Berdasarkan Penghasilan Kader responden tergolong tepat yaitu
Jumantik sebanyak 63,3%.
Bagan 6. Distribusi Responden
Berdasarkan Efektifitas Jumantik

Bagan diatas menunjukkan


bahwa responden yang mempunyai

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

artinya ada pengaruh pendidikan


Bagan diatas menunjukkan jumantik terhadap angka bebas jentik
bahwa sebagian besar responden di Desa Tambakrejo Kecamatan
tergolong efektif dalam kegiatan Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun
jumantik yaitu sebanyak 60%. 2016.

Bagan 7. Distribusi Responden Tabel 2. Pengaruh Pekerjaan Jumantik


Terhadap Angka Bebas Jentik
Berdasarkan ABJ
ABJ p
Pekerjaan Total
Baik Buruk value
15 2 17
Informal
(88,2%) (11,8%) (100%)
2 11 13 Sig. =
Formal
(15,4%) (84,6%) (100%) 0,000
17 13 30
Total
(56,7%) (43,3%) (100%)

Bagan diatas menunjukkan Sumber : Hasil Survei, 2016


bahwa sebagian besar responden Berdasarkan tabel di atas dapat
mempunyai angka bebas jentik dengan diketahui, dari 100% responden yang
kategori baik yaitu sebanyak 56,7%. mempunyai pekerjaan kategori
informal, 88,2% angka bebas jentik
Analisis Bivariat berkategori baik dan 11,8% sisanya
berkategori buruk. Selanjutnya dari
Tabel 1. Pengaruh Pendidikan Jumantik 100% responden yang mempunyai
Terhadap Angka Bebas Jentik pekerjaan kategori formal, 84,6%
Pendi- ABJ p angka bebas jentik berkategori buruk
Total
dikan Baik Buruk value dan 15,4% sisanya berkategori baik
14 2 16 Berdasarkan hasil uji chi-square
Tinggi
(87,5%) (12,5%) (100%) diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05),
3 11 14 Sig. = artinya ada pengaruh pekerjaan
Rendah
(21,4%) (78,6%) (100%) 0,000 jumantik terhadap angka bebas jentik
Total
17 13 30 di Desa Tambakrejo Kecamatan
(56,7%) (43,3%) (100%) Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun
Sumber : Hasil Survei, 2016 2016.
Berdasarkan tabel di atas dapat Tabel 3. Pengaruh Penghasilan Jumantik
diketahui, dari 100% responden yang Terhadap Angka Bebas Jentik
mempunyai pendidikan tinggi, 87,5% Pengha- ABJ p
Total
angka bebas jentik berkategori baik dan silan Baik Buruk value
12,5% sisanya berkategori buruk. 14 15
Selanjutnya dari 100% responden yang Tinggi 1 (6,7%)
(93,3%) (100%)
mempunyai pendidikan rendah, 78,6% 3 12 15 Sig. =
Rendah
angka bebas jentik berkategori buruk (20,0%) (80,0%) (100%) 0,000
dan 21,4% sisanya berkategori baik 17 13 30
Total
Berdasarkan hasil uji chi-square (56,7%) (43,3%) (100%)
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), Sumber : Hasil Survei, 2016

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat Tabel 5. Pengaruh Keterampilan Jumantik


diketahui, dari 100% responden yang Terhadap Angka Bebas Jentik
mempunyai penghasilan tinggi, 93,3% Keteram- ABJ p
Total
angka bebas jentik berkategori baik dan pilan Baik Buruk value
6,7% sisanya berkategori buruk. 17 2 19
Tepat
Selanjutnya dari 100% responden yang (89,5%) (10,5%) (100%)
mempunyai penghasilan rendah, 80,0% Tidak 11 11 Sig. =
0 (0%)
angka bebas jentik berkategori buruk Tepat (100%) (100%) 0,000
dan 20,0% sisanya berkategori baik 17 13 30
Total
Berdasarkan hasil uji chi-square (56,7%) (43,3%) (100%)
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), Sumber : Hasil Survei, 2016
artinya ada pengaruh penghasilan
jumantik terhadap angka bebas jentik Berdasarkan tabel di atas dapat
di Desa Tambakrejo Kecamatan diketahui, dari 100% responden yang
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun memiliki keterampilan pemeriksaan
2016. jentik tepat, 89,5% angka bebas jentik
berkategori baik dan 10,5% sisanya
Tabel 4. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas berkategori buruk. Selanjutnya dari
Jumantik Terhadap Angka Bebas Jentik 100% responden yang memiliki
Ketersedi ABJ
p
ketersediaan fasilitas tidak tepat,
aan Total kesemua angka bebas jentik
Baik Buruk value
Fasilitas berkategori buruk
17 4 21 Berdasarkan hasil uji chi-square
Ada
(81,0%) (19,0%) (100%)
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05),
Tidak 9 Sig. = artinya ada pengaruh keterampilan
0 (0%) 9 (100%)
Ada (100%) 0,000
jumantik terhadap angka bebas jentik
17 13 30
Total di Desa Tambakrejo Kecamatan
(56,7%) (43,3%) (100%)
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun
Sumber : Hasil Survei, 2016 2016.
Berdasarkan tabel di atas dapat Tabel 6. Pengaruh Efektifitas Jumantik
diketahui, dari 100% responden yang Terhadap Angka Bebas Jentik
memiliki ketersediaan fasilitas, 81,0% Efektifita ABJ
angka bebas jentik berkategori baik dan p
s Total
19,0% sisanya berkategori buruk. Baik Buruk value
Jumantik
Selanjutnya dari 100% responden yang 17 18
Efektif 1 (5,6%)
tidak memiliki ketersediaan fasilitas, (94,4%) (100%)
angka bebas jentik kesemua responden Tidak 12 12 Sig. =
0 (0%)
berkategori buruk Efektif (100%) (100%) 0,000
Berdasarkan hasil uji chi-square 17 13 30
Total
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), (56,7%) (43,3%) (100%)
artinya ada pengaruh ketersediaan Sumber : Hasil Survei, 2016
fasilitas jumantik terhadap angka bebas
jentik di Desa Tambakrejo Kecamatan Berdasarkan tabel di atas dapat
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun diketahui, dari 100% efektifitas
2016. jumantik yang tergolong efektif, 94,4%

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

angka bebas jentik berkategori baik dan dengan pesan inti 3M Plus.
5,6% sisanya berkategori buruk. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain
Selanjutnya dari 100% efektifitas dapat diukur pada keberadaan vektor
jumantik yang tergolong tidak efektif, yaitu dengan mengukur Angka Bebas
kesemua angka bebas jentik Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau
berkategori buruk. sama dengan 95% diharapkan
Berdasarkan hasil uji chi-square penularan DBD dapat dicegah atau
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), dikurangi (Kementerian Kesehatan RI,
artinya ada pengaruh efektifitas 2010).
jumantik terhadap angka bebas jentik
di Desa Tambakrejo Kecamatan Pengaruh Pendidikan Jumantik
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun Terhadap Angka Bebas Jentik
2016. Dari hasil uji chi-square
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05),
PEMBAHASAN artinya ada pengaruh pendidikan
jumantik terhadap angka bebas jentik
Pemeriksaan jentik merupakan di Desa Tambakrejo Kecamatan
pemeriksaan tempat-tempat Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun
perkembangbiakan nyamuk Aedes 2016. Hal ini berarti pendidikan
aegypti yang dilakukan secara teratur jumantik mempunyai pengaruh yang
oleh petugas kesehatan atau kader atau signifikan terhadap angka bebas jentik,
petugas pemantau jentik (jumantik). dikarenakan jumantik yang
Tujuan pemeriksaan jentik adalah berpendidikan tinggi akan
untuk melakukan pemeriksaan jentik mengakibatkan peran serta mereka
nyamuk penular DBD dan memotivasi semakin baik dalam hal pemantauan
keluarga dan masyarakat dalam jentik secara berkala.
melaksanakan PSN DBD. Dengan Hal ini sesuai dengan penelitian
kunjungan yang berulang-ulang disertai Pambudi (2009) yang dilakukan di
penyuluhan diharapkan masyarakat Desa Ketitang Kecamatan Nogosari
dapat melakukan PSN DBD secara Kabupaten Boyolali menyatakan
teratur dan terus-menerus (Depkes RI, bahwa para kader yang berpendidikan
2010). tinggi terbukti mempunyai pengaruh
Peran serta masyarakat sangat terhadap partisipasi dalam
diperlukan dalam memajukan upaya pemberantasan DBD.
pemberantsan DBD. Peran serta Berdasarkan tabel 5.8 diketahui,
masyarakat dapat meningkatkan peran dari 100% responden yang mempunyai
dan kemandirian masyarakat dalam pendidikan tinggi, 87,5% angka bebas
bidang kesehatan. Sehingga dapat jentik berkategori baik dan 12,5%
meningkatkan pengetahuan dan derajat sisanya berkategori buruk. Selanjutnya
kesehatan masyarakat. Upaya dari 100% responden yang mempunyai
pemberantasan DBD salah satunya pendidikan rendah, 78,6% angka bebas
dengan pengendalian vektor melalui jentik berkategori buruk dan 21,4%
kegiatan PSN dilakukan secara sisanya berkategori baik.
periodik oleh masyarakat yang Kurniawan (2008) menyatakan
dikoordinir oleh RT/RW dalam bentuk bahwa pendidikan mempunyai peranan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) penting dalam pembentukan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

kecerdasan manusia maupun perubahan Selanjutnya dari 100% responden yang


tingkah lakunya. Pendidikan mampu mempunyai pekerjaan kategori formal,
menumbuhkan kesadaran akan 84,6% angka bebas jentik berkategori
tanggung jawab untuk meningkatkan buruk dan 15,4% sisanya berkategori
mutu dan taraf hidup, dan selanjutnya baik.
masyarakat berpendidikan akan lebih Jenis pekerjaan formal yang
mampu dan sadar akan menjaga dan mempunyai surat keputusan (SK) baik
memelihara kesehatannya. Tingkat dari negara ataupun pemerintah daerah
pendidikan yang baik diharapkan dapat mempunyai jaminan dan tunjangan-
mempengaruhi tingkat pengetahuan tunjangan. Kader yang bekerja pada
kepala keluarga dalam menerima dan bidang formal pada akir pekan akan
memahami ketika menerima mempunyai waktu luang lebih banyak
pengetahuan tentang pencegahan dirumah, sehingga pada saat jadwal
penyakit DBD. Pengetahuan tersebut kegiatan jumantik yang dilaksanakan
dapat diperoleh dari penyuluhan dan pada setiap hari minggu tidak akan
pelatihan petugas kesehatan, media mengganggu untuk mencari nafkah
massa, atau media lain. kelurga. Tetapi pada responden yang
memiliki pekerjaan pada bidang
Pengaruh Pekerjaan Jumantik informal akan berpengaruh sebaliknya,
Terhadap Angka Bebas Jentik terutama dalam proses pencarian
Berdasarkan hasil uji chi-square nafkah untuk kesejahteraan keluarga
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), waktu dan hari tidak teratur. Sehingga
artinya ada pengaruh pekerjaan pada hari libur waktu para kader juga
jumantik terhadap angka bebas jentik mempunyai kegiatan mencari nafkah,
di Desa Tambakrejo Kecamatan sehingga pada saat pelaksanaan
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun jumantik juga akan ikut tergangu
2016. Hal ini dikarenakan jenis (Pambudi, 2009)
pekerjaan responden berhubungan
dengan beban kerja yang Pengaruh Penghasilan Jumantik
ditanggungnya. Responden yang Terhadap Angka Bebas Jentik
bekerja tergolong informal cenderung Hasil uji chi-square diperoleh
mempunyai beban kerja yang berat nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), artinya ada
dibandingkan dengan responden yang pengaruh penghasilan jumantik
bekerja tergolong formal. terhadap angka bebas jentik di Desa
Penelitian ini senada dengan Tambakrejo Kecamatan Krembung
penelitian Hafshah (2012) di Desa Kabupaten Sidoarjo tahun 2016. Hal ini
Wirogunan Kecamatan Kartasura disebabkan kader jumantik yang
Kabupaten Sukoharjo yang berpenghasilan rendah akan lebih
menyatakan bahwa ada pengaruh memilih bekerja dan mendapatkan
antara pekerjaan terhadap partisipasi upah daripada melaksanakan tugas
kader jumantik dalam upaya PSN. sebagai kader jumantik sedangkan
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui, kader jumantik yang berpenghasilan
dari 100% responden yang mempunyai tinggi akan bisa meluangkan banyak
pekerjaan kategori informal, 88,2% waktu untuk bisa ikut berpartisipasi.
angka bebas jentik berkategori baik dan Hal ini sejalan dengan penelitian
11,8% sisanya berkategori buruk. Widyanti (2006) yang menyatakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

tingkat pendapatan mempunyai 19,0% sisanya berkategori buruk.


pengaruh terhadap tindakan masyarakat Selanjutnya dari 100% responden yang
dalam upaya pencegahan penyakit tidak memiliki ketersediaan fasilitas,
DBD. angka bebas jentik kesemua responden
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui, berkategori buruk.
dari 100% responden yang mempunyai Ketersediaan dan kecukupan
penghasilan tinggi, 93,3% angka bebas fasilitas dalam pengelolaan program
jentik berkategori baik dan 6,7% memungkinkan terkait dengan
sisanya berkategori buruk. Selanjutnya partisipasi masyarakat dalam
dari 100% responden yang mempunyai pencegahan dan pemberantasan
penghasilan rendah, 80,0% angka penyakit malaria. Penambahan fasilitas
bebas jentik berkategori buruk dan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
20,0% sisanya berkategori baik. program pencagahan penyakit, serta
Dalimunthe (2008) dalam kerja sama lintas program dalam
penelitiannya menyatakan bahwa menggerakan masyarakat berpartisipasi
tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam program pencegahan penyakit
terhadap partisipasi masyarakat dalam merupakan hal yang sangat perlu
program pencegahan malaria. dilakukan. Semakin rendah sarana yang
Penghasilan merupakan faktor yang disediakan maka akan mempengaruhi
terkait dengan penanggulangan kerja seseorang dalam mencapai tujuan
penyakit malaria. atau hasil yang diharapkan (Aprianis,
2012)
Pengaruh Ketersediaan Fasilitas
Jumantik Terhadap Angka Bebas Pengaruh Keterampilan Jumantik
Jentik Terhadap Angka Bebas Jentik
Berdasarkan hasil uji chi-square Dari hasil uji chi-square
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05),
artinya ada pengaruh ketersediaan artinya ada pengaruh keterampilan
fasilitas jumantik terhadap angka bebas jumantik terhadap angka bebas jentik
jentik di Desa Tambakrejo Kecamatan di Desa Tambakrejo Kecamatan
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun
2016. Hal ini disebabkan ketersediaan 2016. Semakin terampil kader dalam
fasilitas yang lengkap dan memadai melakukan pemeriksaan jentik maka
dapat membuat kader jumantik lebih akan semakin terampil tindakan kader
bersemangat dalam memantau dan dalam penanggulangan DBD.
memberantas jentik-jentik. Penelitian lain menyebutkan
Hasil penelitian ini sama dengan kegiatan pemeriksaan tempat
Rosidi dan Adisasmito (2009) yang penampungan air dan tempat
menyatakan bahwa ada hubungan yang perkembangan nyamuk Aegypti yang
bermakna antara sarana pendukung tepat merupakan faktor yang sangat
kegiatan PSN DBD dan Angka Bebas berpengaruh terhadap tindakan kader
Jentik (ABJ). dalam upaya penanggulangan DBD
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui, (Tri Puji, 2008)
dari 100% responden yang memiliki Berdasarkan tabel 5.12 diketahui,
ketersediaan fasilitas, 81,0% angka dari 100% responden yang memiliki
bebas jentik berkategori baik dan keterampilan pemeriksaan jentik tepat,

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

89,5% angka bebas jentik berkategori efektif dalam kegiatan jumantik yaitu
baik dan 10,5% sisanya berkategori sebanyak 60% sedangkan sisanya
buruk. Selanjutnya dari 100% tergolong tidak efektif yaitu berjumlah
responden yang memiliki ketersediaan 40%
fasilitas tidak tepat, kesemua angka Menurut Yuli Kusumawati dan S
bebas jentik berkategori buruk. Darnoto (2008) model penyadaran
Penelitian Yulianto dan Noer masyarakat dapat lebih efektif jika
(2007) menyimpulkan dalam dilakukan oleh kader kesehatan atau
penelitiannya bahwa keaktifan tokoh masyarakat misalnya istri Ketua
jumantik dalam melaksanakan PJB RT, ketua karang taruna, istri kyai dan
mempengaruhi tingginya ABJ dan sebagainya karena tokoh panutan ini
tingginya ABJ mempengaruhi tidak terlibat langsung dalam kegiatan
adanya kasus DBD. kemasyarakatan dan lebih dekat dengan
masyarakat.
Pengaruh Efektifitas Jumantik
Terhadap Angka Bebas Jentik PENUTUP
Berdasarkan hasil uji chi-square
diperoleh nilai Sig. = 0,000 (< 0,05), Kesimpulan
artinya ada pengaruh efektifitas Berdasarkan hasil penelitian,
jumantik terhadap angka bebas jentik pengolahan data, analisa data serta
di Desa Tambakrejo Kecamatan pembahasan yang ada, maka peneliti
Krembung Kabupaten Sidoarjo tahun mengambil kesimpulan bahwa :
2016. 1. Ada pengaruh pendidikan jumantik
Keberhasilan kegiatan PSN DBD terhadap angka bebas jentik di
dapat diukur dengan Angka Bebas Desa Tambakrejo Kecamatan
Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau Krembung Kabupaten Sidoarjo
sama dengan 95% diharapkan tahun 2016
penularan DBD dapat dicegah atau 2. Ada pengaruh pekerjaan jumantik
dikurangi (Depkes RI, 2010) Hal terhadap angka bebas jentik di
tersebut sesuai dengan pendapat Desa Tambakrejo Kecamatan
Hasyim (2004) dalam penelitian Krembung Kabupaten Sidoarjo
Kurniawan (2008), nilai ABJ yang tahun 2016
relative rendah (< 95%) memperbesar 3. Ada pengaruh penghasilan
peluang terjadinya transmisi virus jumantik terhadap angka bebas
DBD. jentik di Desa Tambakrejo
Menurut Yuli Kusumawati Kecamatan Krembung Kabupaten
(2008), program pemberantasan vektor Sidoarjo tahun 2016
DBD ditekankan pada pembersihan 4. Ada pengaruh ketersediaan
jentik nyamuk, hal ini membutuhkan fasilitas jumantik terhadap angka
keterlibatan seluruh lapisan masyarakat bebas jentik di Desa Tambakrejo
agar pemberantasan nyamuk dapat Kecamatan Krembung Kabupaten
bersifat lebih panjang dan Sidoarjo tahun 2016
berkesinambungan. 5. Ada pengaruh keterampilan
Berdasarkan efektifitas jumantik jumantik terhadap angka bebas
pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa jentik di Desa Tambakrejo
sebagian besar responden tergolong

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

Kecamatan Krembung Kabupaten DAFTAR PUSTAKA


Sidoarjo tahun 2016
6. Ada pengaruh efektifitas jumantik Aprianis. Faktor-Faktor yang
terhadap angka bebas jentik di Berhubungan dengan Kinerja
Desa Tambakrejo Kecamatan Jumantik di Wilayah Kerja
Krembung Kabupaten Sidoarjo Puskesmas Jurang Manggu dan
tahun 2016 Puskesmas Pondok Aren Kota
Tanggerang Selatan. Tesis. Depok :
Saran 2012
Berdasarkan hasil kesimpulan
diatas, maka penulis menyarankan Dalimunthe. 2008. Faktor-faktor Yang
beberapa hal sebagai berikut : Mempengaruhi Partisipasi
1. Bagi Kader Jumantik Masyarakat Dalam Program
Agar lebih senantiasa Pencegahan Malaria Di Kecamatan
meningkatkan pengetahuannya Saibu Kabupaten Mandailing
tentang upaya pencegahan Natal. [Tesis]. Fakultas Kesehatan
penyebaran DBD, sehingga kader Masyarakat Sumatra Utara
mampu menjadi tulang punggung
pencegahan penyebaran DBD di Depkes RI. 2010. Data Kasus DBD per
masyarakat. Bulan di Indonesia Tahun 2010,
2. Bagi Masyarakat 2009 dan 2008. Jakarta: Depkes
Hendaknya aktif mengikuti RI.
kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan upaya Djunaedi D. 2002.Demam berdarah
pencegahan DBD. Selain itu (dengue dbd): epidemiologi,
masyarakat hendaknya selalu imunopatologi, patogenesis,
mengikuti informasi-informasi diagnosis, dan
terbaru tentang perkembangan penatalaksanaannya. Malang:
penyakit DBD baik melalui UMM Press.
penyuluhan-penyuluhan maupun
media masa, sehingga pengetahuan Hafshah Riza Fawzia. 2012. Faktor-
mereka tentang DBD semakin Faktor Yang Mempengaruhi
meningkat. Partisipasi Kader Jumantik Dalam
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Upaya Pemberantasan Sarang
Dikarenakan masih Nyamuk di Desa Wirogunan
banyaknya kekurangan dalam Kecamatan Kartasura Kabupaten
penelitian, diharapkan bagi peneliti Sukoharjo. Naskah Publikasi. FIK-
selanjutnya untuk dapat Universitas Muhammadiyah
mengembangkan lagi dengan Surakarta
variabel-variabel yang lebih
kompleks dan belum diteliti Kemenkes R. 2010. Buletin Jendela
sehingga dapat diketahui faktor- Epidemiologi. Pusat Data dan
faktor lain yang mempengaruhi Surveilans Epidemiologi
efektifitas jumantik terhadap angka Kementerian Kesehatan RI. 2:1-13
bebas jentik.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Apri A., Andreas D. P., Nanda S., Wahyu D. R. 2016
Jurnal Penelitian

Kementerian Kesehatan Republik Demam Berdarah Dengue (PSN-


Indonesia. Data dan informasi DBD) Dengan Angka Bebas Jentik
kesehatan [homepage on the Di Kecamatan Sumberjaya
Internet]. Jakarta: Kementerian Kabupaten Majalengka Jawa
Kesehatan Republik Indonesia; Barat. MKB. Vol. XII No 2, 2009.
2011 [diakses tanggal 2 April
2016]. Diunduh dari: Widyanti IT. 2006. Faktor-faktor Yang
http://www.bankdata.depkes.go.id/ memepengaruhi Tindakan
nasional/public/report. Masyarakat Dalam Upaya
Pencegahan Penyakit Demam
Kurniawan, Tri Puji. 2008. pengaruh Berdarah Dengue (DBD) Desa
penanggulangan demam berdarah Makam Haji Wilayah Kerja
dengue oleh kader kesehatan Puskesmas II Kartasura. [Skripsi].
terhadap angka bebas jentik. Fakultas Kedokteran Universitas
Skripsi sarjana kesehatan Muhammadiyah Surakarta.
masyarakat. Universitas
Muhammadiyah. Surakarta. World Health Organization.
2012.Dengue and fever (dhf)
Kusumawati, Y dan S. Darnoto, 2008, vector control [homepage on the
Pelatihan Peningkatan Internet]. Jeneva: World Health
Kemampuan Kader Posyandu Organization.
dalam Penanggulangan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Yulianti NS. 2007. Pengaruh Keaktifan
Kelurahan Joyotakan Kecamatan Juru Pemanatau Jenti (Jumantik)
Serengan Surakarta, Warta, Vol. Terhadap Angka Bebas Jentik
11, No. 2, September 2008, hlm. (ABJ) dan Kejadian Demam
159 169, Surakarta. Berdarah Dengue(DBD) (Studi
Pada Peiaksanaan "Gerakan Jumat
Pambudi. 2009. Faktor-Faktor yang Berseri + PSN 60 Menit" di Kota
Mempengaruhi Partisipasi Kader Mojokerto). [Tesis]. Surabaya:
Jumantik dalam Pemberantasan Airlangga University Library
DBD di Desa Ketitang Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali.
[Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu
kesehatan UMS.

Rosidi, AR dan Adisasmito, W. 2009.


Hubungan Faktor Penggerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK-Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Anda mungkin juga menyukai