DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU
Jl. SEDERHANA NO 62 TEMBILAHAN HULU
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari
faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial. Pengaturan Kesehatan Lingkungan bertujuan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehat]an yang setinggi-tingginya
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat
sebenarnya,masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di rumah.
Alasan utama yang selalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai saat ini belum memiliki jamban
keluarga adalah tidak atau belum mempunyai uang melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya
tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukan semata faktor ekonomi, Tetapi lebih kepada
adanya kesedaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat (PHBS), jamban pun tidak harus
mewah dengan biaya yang mahal.
Derajat kesehatan di pengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
dan keturunan. Hasil penelitian Bloom yang sudah sering diangkat oleh para pakar kesehatan,
mengungkapkan bahwa aspek lingkungan memiliki kontrsibusi 45%, perilaku 30%, pelayanan
kesehatan 20%, dan genetic atau keturunan sebesar 5% (Notoatmodjo, 2007).
Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2015 sebesar 36,4%.
Artinya lebih dari sepertiga atau sekitar 8,8 juta balita mengalami masalah tinggi badannya di bawah
standar sesuai usianya. Stunting tersebut berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%.
Prevalensi stunting/kerdil balita Indonesia terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara di bawah Laos
yang mencapai 43,8%
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mengungkap bahwa rumah tangga Indonesia yang
mempraktekkan PHBS baru mencapai 38,7 %. Penduduk Indonesia yang menggunakan jamban
sehat(WC) hanya 54% saja padahal menurut studi menunjukkan bahwa penggunaan jamban sehat
dapat mencegah penyakit diare sebesar 28% demikian penegasan Menteri Kesehatan dr. Achmad
Sujudi, September 2004,(Depkes RI,2009).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga
yang menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri adalah Riau sebesar (84,3%), Lampung
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU
Jl. SEDERHANA NO 62 TEMBILAHAN HULU
(80,4%), dan Kepulauan Bangka Belitung (79,0%). Sedangkan terendah di Provinsi Gorontalo
(32,1%), Kalimantan Tengah (49,4%), dan Maluku Utara (49,6%) (Kemenkes, 2011).
Hasil Susenas 2007 menunjukkan bahwa penggunaan jamban sendiri sebagai fasilitas buang air
besar (BAB) di berbagai propinsi masih sangat rendah yaitu hanya 31,0%. Rumah tangga yang
masih belum memiliki fasilitas BAB masih cukup tinggi yaitu 42,2%. Persentase rumah tangga
menurutpenggunaan fasilitas adalah 30,2% milik sendiri, 17,5% milik bersama, 5,0% milik umum
dan 47,3% tidak pakai (Depkes RI, 2008).
Dari buruk nya sanitasi dasar itu maka berpengaruh terhadap kejadian Stunting di wilayah provinsi
riau khusnya Kabupaten Indragiri hilir adapun data Stunting yang tertinggi ke 3 setelah Kab.Rokan
Hulu 37,%, Rokan Hilir 35,9% dan Kab Indragiri Hilir sebanyak 34,3% jumlah ini melebihi angka
Stunting Nasional yaitu 29,6% Tahun 2017
Adapun Instruksi Gubernur Riau Nomor : 01/INT-/I/2016 Tentang Mewujudkan minimal 2 (Dua)
desa atau kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Terverifikasi dan mendeklarasikan
kebersihan tersebut dalam satu kecamatan.
Dari data Smart Sanitarian untuk wilayah Tembilahan hulu dari 11.604 KK dan memiliki akses
Sanitasi dasar ada 68,73%.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk Meningkatkan capaian kesehatan lingkungan dalam hal Penggunaan jamban
sehat dan Pengelolaan Sampah Rumah tangga
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam hal buang air besar yang baik
dan sehat
b. Untuk mengurangi kejadian penyakit yang di sebabkan oleh tinja manusia
c. Pemanfaatan sampah Rumah tangga
d. Untuk menjadikan desa desa di Kecamatan Tembilahan Hulu bebas dari buang air
besar sembarangan (ODF)
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU
Jl. SEDERHANA NO 62 TEMBILAHAN HULU
B. Karya Inovasi
Didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membuat suatu program yang
diharapkan bisa memecahkan dan membantu menyelesaikan masalah dengan melakukan
suatu program yang dinamakan ‘’ KELAPA PENDAN WANGI’’ Kelompok Papa Peduli
Dengan Jamban Warga Indragiri Yaitu :
1. Kerjasama dengan Linprog antara Kesling dan Promkes.
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU
Jl. SEDERHANA NO 62 TEMBILAHAN HULU
Dengan adanya Inovasi kerjasama antara Linprog dan Linsek ini di harapkan dapat menjadi
sebuah tindakan yang tepat guna agar dapat terciptanya Desa desa di wilayah UPT
Puskesmas tembilahan hulu Stop buang air bersar semarangan.
Mengetahui,
Kepala UPT. Puskesmas
Tembilahan Hulu