Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA (PPKKJ)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Jiwa (PPKJ)

DI SUSUN OLEH

Vivi Noorhidayah, S.Kep


NIM. 2314901210210

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH KRONIK

I. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.(Budi Ana Keliat, 2010).

Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap


diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.(Schult & videbeck,1998) dalam (Fitria, 2014).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri


rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.

II. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan


Depersonalisasi identitas (Keliat, 1999 dalam Fitria, 2014)

Faktor predisposisi dan presipitasi menurut Fitria (2014):

III. Faktor Predisposisi


Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.
IV. Faktor Presipitasi
1) Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi
dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor
yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan,
tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan
pengobatan.
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran.
3) Transisi perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan
dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilakukan
inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-
beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.
4) Transisi situasi
Transisi situasiterjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi
merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang
berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
5) Transisi sehat sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap
sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan
gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran
diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh
faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman perilaku.

Proses Terjadinya Masalah

Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu


dengan harga diri rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesi
mis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri sendiri.
Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam, menyendiri,
tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan social.

Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

(Fitria, 2014)

V. Jenis/Tanda Gejala
Menurut L. J Carpenito dan Keliat , perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
Data Subjektif:
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Perasaan lemah dan takut
 Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
 Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
 Hidup yang berpolarisasi
 Ketidakmampuan menentukan tujuan
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
 Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:
 Produktivitas menurun
 Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari hubungan social
 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
 Tampak mudah tersinggung /mudah marah

VI. Proses Terjadinya Keperawatan


VI.1 Pengkajian
Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah kronis Subjektif :
 Mengungkapkan dirinya merasa
tidak berguna
 Mengungkapkan dirinya merasa
tidak mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas atau
bekerja
 Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan atau toileting).

Objektif :

 Mengkritik diri sendiri


 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan
diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang slera makan
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menuhnduk
 Bicara lambat dengan nada suara
lemah
VI.2 Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
VI.3 Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Klien Harga Diri Rendah
Nama Klien : Ruangan :
No CM : Dx Medis :

Tgl No Diagnosis Perencanaan


Dx. Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Harga Diri SP 1 : Setelah ... x interaksi, klien 1. Diskusikan bahwa klien masih Aspek positif
Rendah Klien dapat mampu mengidentifikasi : memiliki sejumlah kemampuan dan penting untuk
mengidentifikasi - Kemampuan yang aspek positif seperti kegiatan klien meningkatkan
kemampuan dan aspek dimiliki klien dirumah, adanya keluarga dan percaya diri serta
positif yang - Aspek positif yang lingkungan terdekat klien. harga diri
dimilikinya dimiliki klien 2. Beri pujian yang nyata dan
hindarkan setiap kali bertemu
dengan klien yang memiliki
penilaian yang negatif.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, klien 1. Diskusikan dengan klien Mencari cara
Klien dapat meilai mampu menilai kemampuan yang masih dapat yang konstruktif
kemampuan yang kemampuan yang masih digunakan saat in setelah dan menunjukkan
masih dapat dilakukan dapat dilakukan mengalami masalah. potensi yang
2. Bantu klien menyebutkannya dan dimiliki klien
memberi penguatan terhadap untuk mengubah
kemampuan diri yang di ungkapkan dirinya menjadi
klien. lebih baik dan
3. Perlihatkan respon yang kondusif berharga.
dan menjadi pendengan yang aktif
SP 1 : Setelah ... x interaksi,klien 1. Diskusikan dengan klien beberapa Menghindari
Klien dapat mampu menentukan aktivitas yang dapat dilakukan dan adanya
menentukan kegiatan kegiatan yang akan dilatih dipilih sebagai kegiatan yang akan kehilangan atau
yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan dilakukan klien sehari hari perubahan peran
sesuai dengan klien 2. Bantu klien menetapkan aktivitas akibat perasaan
kemampuan klien mana yang dapat klien lakukan HDR yang di
secara mandiri, mana aktivitas yang alami klien serta
memerlukan bantuan minimal dari mencari alternatif
keluarga, dan aktivitas apa sajayang koping untuk
perlu bantuan penuh dari keluarga meningkatkan
atau lingkungan terdekat klien harga diri.
3. Berikan contoh cara pelaksanaan
aktivitas yang dapat dilakukan
klien.
4. Susun bersama klien dan buat
daftar aktivitas atau kegiatan sehari
hari klien.

SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan dengan klien untuk Menghargai


Klien dapat melatih menetapkan urutan kegiatan (yang kemampuan klien
kemampuan yang sudah dipilih klien) yang akan serta
dimiliki dilatihkan. menunjukkan
2. Bersama klien dan keluarga kemampuan yang
memperagakan beberapa kegiatan klien miliki.
yang akan dilakukan klien.
3. Berikan dukungan dan pujian yang
nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, Berikan pujian yang wajar dari perawat Pujian yang wajar
Klien mendapatkan untuk kegiatan yang dapat dilakukannya. akan
pujian yang wajar dari meningkatkan
perawat untuk harga diri klien.
kegiatan yang dapat
dilakukannya
SP 1 : Setelah ... x interaksi, Masukkan kegiatan yang dilatih kedalam Memasukkan
Klien memasukkan jadwal kegiatan harian. kegiatan kedalam
kegiatan yang dilatih jadwal harian
ke dalam jadwal merupakan
kegiatan harian proses untuk
membiasakan
klien melakukan
aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Evaluasi jadwal harian klien oleh perawat. Evaluasi jadwal
Jadwal kegiatan harian harian klien oleh
klien terevaluasi oleh perawat akan
perawat membantu
perawat untuk
melihat
perkembangan
harga diri klien.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Latih kemampuan kedua klien yang dapat Menghargai
Klien dapat melatih dilakukan. kemampuan klien
kemampuan kedua serta
yang dapat dilakukan menunjukkan
kemampuan yang
klien miliki selain
kemampuan
sebelumnya.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Anjurkan klien untuk memasukkan Memasukkan
Menganjurkan klien kemampuan kedua kedalam jadwal kegiatan kedalam
memasukka dalam kegiatan harian. jadwal harian
jadwal kegiatan harian merupakan
proses untuk
membiasakan
klien melakukan
aktivitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga diri klien.
VII. Strategi Pelaksanaan Tindakan
 SP KLIEN
SP 1 pada klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 2 pada klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Melatih kemampuan kedua.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

 SP KELUARGA
SP 1 untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya.
SP 2 untuk keluarga
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien harga
diri rendah.
SP 3 untuk keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal di rumah termasuk minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, B.A. 2011. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Palangka Raya, 18 Januari 2024

Ners Muda

(Vivi Noorhidayah, S.Kep)

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Meti Agustini, Ns., M. Kep) (Maradona, S.Kep.,Ners.,M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai