Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


STASE KEPERAWATAN JIWA

OLEH :
NADI
NIM:
2014901110057

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. Definisi
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
negatif tentang kemampuan dirinya (Tuasikal, dkk 2019).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri yang negatif, berhubungan dengan
perasaan tidak berdaya, putus asa, rapuh dan tidak berharga (Rahayu, S.
dkk. 2019)

Menurut (Damaiyanti dalam Rahmawati,2019) harga diri rendah terbagi


dua yaitu:
a. Situasional : terjadi tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu (korban
pemerkosaan)
b. Kronik : Perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung lama
yaitu sebelum sakit atau dirawat. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

II. Rentang Respon


Menurut (Keliat, Herman, dalam Rahmawati, 2019) rentang respon HDR
digambarkan sebagai berikut :

1
2

Rentang adaftif dan maladaptif

Adaftif Maladaptif

Aktualisasi Konsep HDR 1. Keracunan


Diri Identitas Diri
diri
Positif
2.Depersonalisasi

Keterangan:
1. Aktualisasi diri : Pernyataan konsep diri positif dengan pengalaman
sukses
2. Konsep diri positif : mempunyai pengalaman positif dalam
perwujudan dirinya
3. Harga Diri Rendah : Perasaan yang negatiif pada diri sendiri,
hilangnya percaya diri, tidak berharga lagi, tidak berdaya, dan
pesimis.
4. Keracunan Identitas : Kegagalan seseorang untuk mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa anak-anak.
5. Dipersonalisasi : Perasaan sulit membedakan diri sendiri dan merasa
tidak nyata dan asing.

III. Faktor Predisposisi


Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.

IV. Faktor Presipitasi


Presipitasi menurut Rahmawati(2019):
a. Trauma
3

Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi


dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor
yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan,
tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan
pengobatan.
b. Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran.
c. Transisi perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan
dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilakukan
inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-
beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.
d. Transisi situasi
Transisi situasiterjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi
merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang
berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
e. Transisi sehat sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap
sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan
gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran
diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh
faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman perilaku.
4

V. Manifestasi Klinis
a. Manifestasi Klinis
Menurut L. J Carpenito dan Keliat (dalam Rahmawati, 2019) , perilaku
yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain :
Data Subjektif:
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Perasaan lemah dan takut
 Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
 Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
 Hidup yang berpolarisasi
 Ketidakmampuan menentukan tujuan
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
 Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:
 Produktivitas menurun
 Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari hubungan social
 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
 Tampak mudah tersinggung /mudah marah

b. Proses terjadinya HDR


Harga diri seseorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain
mengancam dirinya. Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi
maka dapat beradaptasi dengan lingkungan secara afektif, sedangkan
5

jika seseorang memiliki harga diri yang rendah maka lingkungan yang
dilihat akan terasa mengancam bagi dirinya.

VI. Pathway

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan persepsi sensor : halusinasi

isolasi sosial

Core Problem Harga diri rendah

Causa Ketidakefektifan mekanisme koping

Pohon masalah harga diri rendah menurut Herman (dalam


Rahmawati, 2019)
VII. Proses Pengkajian
a. Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan halusinasi
menurut Rahmawati(2019)
Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah kronis Subjektif :
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak
berguna
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak
6

mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas atau
bekerja
 Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan atau toileting).

Objektif :
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang slera makan
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menuhnduk
 Bicara lambat dengan nada suara
lemah

b. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis (D.0086)
Harga Diri Rendah Situasional (D. 0087)
7

a. Rencana Tindakan Kperawatan


Rencana Tindakan Keperawatan menurut Rahmawati (2019):
Nama Klien : Ruangan :
No CM : Dx Medis :

Tg No Dx. Diagnosis Perencanaan


Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
l Keperawatan
Harga Diri SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan bahwa klien Aspek positif
Rendah Klien dapat klien mampu masih memiliki sejumlah penting untuk
mengidentifikasi mengidentifikasi : kemampuan dan aspek meningkatkan
kemampuan dan - Kemampuan positif seperti kegiatan percaya diri
aspek positif yang yang dimiliki klien dirumah, adanya serta harga
dimilikinya klien keluarga dan lingkungan diri
- Aspek positif terdekat klien.
yang dimiliki 2. Beri pujian yang nyata
klien dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan klien
yang memiliki penilaian
yang negatif.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan dengan klien Mencari cara
8

Klien dapat meilai klien mampu menilai kemampuan yang masih yang
kemampuan yang kemampuan yang dapat digunakan saat in konstruktif
masih dapat dilakukan masih dapat dilakukan setelah mengalami dan
masalah. menunjukkan
2. Bantu klien potensi yang
menyebutkannya dan dimiliki klien
memberi penguatan untuk
terhadap kemampuan mengubah
diri yang di ungkapkan dirinya
klien. menjadi lebih
3. Perlihatkan respon yang baik dan
kondusif dan menjadi berharga.
pendengan yang aktif
SP 1 : Setelah ... x 1. Diskusikan dengan klien Menghindari
Klien dapat interaksi,klien mampu beberapa aktivitas yang adanya
menentukan kegiatan menentukan kegiatan dapat dilakukan dan kehilangan
yang akan dilatih yang akan dilatih sesuai dipilih sebagai kegiatan atau
sesuai dengan dengan kemampuan yang akan dilakukan perubahan
kemampuan klien klien klien sehari hari peran akibat
9

2. Bantu klien menetapkan perasaan


aktivitas mana yang HDR yang di
dapat klien lakukan alami klien
secara mandiri, mana serta mencari
aktivitas yang alternatif
memerlukan bantuan koping untuk
minimal dari keluarga, meningkatkan
dan aktivitas apa harga diri.
sajayang perlu bantuan
penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat
klien
3. Berikan contoh cara
pelaksanaan aktivitas
yang dapat dilakukan
klien.
4. Susun bersama klien dan
buat daftar aktivitas atau
kegiatan sehari hari
10

klien.
11

VIII. Strategi Pelaksanaan


Strategi pelaksanan tindakan menurut Rahmawati (2019):
1. SP KLIEN
SP 1 pada klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat
dilakukan.
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2 pada klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Melatih kemampuan kedua.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

2. SP KELUARGA
SP 1 untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami klien beserta proses terjadinya.

SP 2 untuk keluarga

a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri


rendah
12

b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien


harga diri rendah.
SP 3 untuk keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal di rumah termasuk
minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, S. dkk.(2019). Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga


Diri Rendah Kronis Setelah Latihan Terapi Kognitif dan Psikoedukasi
Keluarga. Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No.1 hal. 39-51. P-
ISSN : 2655-2418;e-ISSN : 2655-7630
Rahmawati, E. D. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skizofrenia
Residual Dengan Masalah Harga Diri Rendah Kronik Di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Ponorogo
Tuasikal, H. dkk. (2019). Upaya peningkatan Harga Diri Rendah dengan Terapi
Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) di Ruang Sub Akut Laki RSKD
Provinsi Maluku. Jurnal Kesehatan , Vol.2 No.4 (Oktober, 2019) : 345-
351. E-ISSN 2614-5375
Windarwati, (2016). Penatalaksanaan keperawatan jiwa pada pasien dengan
ansietas. Malang: CV Citra Malang

Banjarmasin, Oktober 2020

Preseptor Klink, Ners Muda,

Nadi, S,Kep
Marlina, S.kep.,Ns

13

Anda mungkin juga menyukai