Disusun oleh:
Daesy Kristiana Lau
SN192018
A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah
1
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya (Keliat,
2010).
Tanda dan gejala yang lain menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapih
9. Selera makan berkurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunuduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
2
bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat terjadi secara
situasional maupun kronik.
1. Situasional
Gangguan konsep diri: harga diri rendah yang terjadi secara
situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-
tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, mejadi
korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk
penjara. Selain itu dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik,
pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman,
harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi
tubuh serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai
klien dan keluarga.
2. Kronik
Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum
dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
4. Akibat (Effect)
Harga diri rendah kronis dapat beresiko terjadinya isolasi sosial (Keliat
dan Akemat, 2010). Isolasi sosial merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan
orang lain. Isolasi sosial dapat mengakibatkan perubahan persepsi sensori:
halusinasi yang pada akhirnya menyebabkan resiko tinggi perilaku
kekerasan.
3
C. POHON MASALAH
Perubahan persepsi sensori: halusinasi
↑ Effects
Isolasi sosial: menarik diri
↑
Gangguan konsep diri: harga diri rendah Core problem
↑
Causa
Koping individu tidak efektif
4
Berkurang selera makan.
Tidak berani menatap lawan bicara.
Lebih banyak menunduk.
Bicara lambat dengan nada suara lemah.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga diri rendah kronis
Kriteria Hasil
Klien Keluarga
Setelah ... x pertemuan, klien mampu: Setelah ....x pertemuan, keluarga
Mengidentifikasi kemampuan mampu:
aspek positif yang dimiliki. Mengidentifikasi kemampuan yang
Memiliki kemampuan yang dapat dimiliki klien.
digunakan. Menyediakan fasilitas untuk klien
Memilih kegiatan sesuai melakukan kegiatan.
kemampuan. Mendorong klien melakukan
5
Melakukan kegiatan yang sudah kegiatan.
dipilih. Memuji klien saat klien dapat
Merencanakan kegiatan yang melakukan kegiatan.
sudah dilatih. Membantu melatih klien.
Membantu menyusun jadwal
kegiatan klien.
Membantu perkembangan klien
Intervensi
Tgl/ No Tindakan Keperawatan Untuk Tindakan Keperawatan untuk
Dx Klien keluarga
SP 1 SP 1
1. Identifikasi kemampuan dan 1. Jelaskan masalah yang
aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam
klien merawat klien
2. Bantu klien menilai 2. Jelaskan pengertian, tanda
kemampuan klien yang dapat dan gejala harga diri rendah,
digunakan serta proses terjadinya
3. Bantu klien memilih kegiatan 3. Jelaskan cara merawat klien
yang akan dilatih sesuai dengan harga diri rendah
dengan kemampuan klien
4. Latih klien sesuai kemampuan
yang dipilih
5. Berikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan klien
6. Anjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
SP 2 SP 2
1. Evaluasi jadwal kegiatan 1. Latih keluarga
harian klien mempraktekkan cara
merawat klien dengan harga
6
2. Latih kemampuan kedua diri rendah
3. Anjurkan klien memasukkan 2. Latih keluarga melakukan
dalam jadwal kegiatan harian cara merawat langsung klien
harga diri rendah
SP 3
1. Bantu keluarga membuat
jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(dischange planning)
2. Jelaskan follow up klien
setelah pulang
Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Mengkritik diri sendiri.
Perasaan tidak mampu.
Pandangan hidup yang pesimis
Penurunan produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapih.
Seleram akan kurang
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebihbanyakmenunduk
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
7
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
b. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
d. Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan
e. Klien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki klien.
8
Bantu klien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan klien.
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
9
Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan
Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap
hari
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Ayu Afriani, dari PSIK UKSW.
Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar“.
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana
10
dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus
sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur
bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :
11
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok
jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
SP 2: Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan klien.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
KERJA :
“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan
sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada
12
busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring
yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya
TERMINASI :
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
13
DAFTAR PUSTAKA
Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika
Keliat, BA., & Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
Stuart & Laraia. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta:
EGC
14