B. Faktor Predisposisi
1. Penolakan orang tua.
2. Harapan orang tua yang tidak realistis.
3. Kegagalan yang berulang kali.
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal.
5. Ketergantungan pada orang lain.
6. Ideal diri tidak realistis
C. Faktor Presipitasi
Faktor prestisipasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktifitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis ini
dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptif.Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.Dalam tinjauan life
span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya
sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima
dalam kelompok.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
a. Harga diri rendah kronis
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi social
d. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
e. Risti perilaku kekerasan
Objektif
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimistis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi
Berkurang selera makan
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah
5. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronis
6. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Rencana Tindakan Keperawatan pada klien
Tujuan/strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
f. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
c. Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan kegiatan sesuai dengan
kemampuan. Tindakan keperawatan ang dapat dilakukan adalah:
1) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan klien lakukan sehari-hari.
2) Bantu klien menetapkan aktivitas yang dapa dilakukan secara mandiri.
Tentukan aktivitas-aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dan
bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat klien.
3) Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
a) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan (ang
sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan
b) Bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang
akan dilakukan klien
c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien
4) Membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuannya
Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut
a) Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
b) Beri puian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap aktivitas
d) Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan
keluarga
e) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
setelah melaksanakan kegiatan
f) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan
klien