Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN HARGA DIRI RENDAH

Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan atau terhadap diri sendiri (lynda juall
carpenito,2008).

Kata kunci : harga diri, gangguan jiwa, keluarga, komunikasi terapiutik

PATHWAY

stresor

Faktor predisposisi: Faktor presipitasi :


- Penolakan orang tua - Hilangnya sebagian anggota
- Harapan orang tua yang tubuh
tidakrealistis - Berubahnya penampilan atau
- Kegagalan yang bentuk tubuh
berulangkali - Mengalami kegagalan
- Kurang mempunyai - Menurunnya produktivitas
tanggung jawab personal
- Ketergantungan pada
orang lain

Gangguan/Ketidakseimbangan

Self image Self ideal

Self affirmative

Mekanisme koping individu tidak


efektif

HDR Tanda Gejala Spesifik :


( Low Self Esteem) Pengungkapan diri negatif, tidak
berani menatap lawan bicara, Lebih
banyak menunduk, Bicara lambat
EFEK dengan nada suara lemah, Ekspresi
malu atau merasa bersalah dan
khawatir,menolak diri sendiri,
Perilaku Kekerasan Isolasi Sosial Waham
Perasaan tidak mampu, pesimistis.
Manifestasi Klinis :

Menurut Carpenito, L J ( 1998 : 352 ) ; keliat, B A ( 1994 : 200; perilaku yang

berhubungan dengan harga diri rendah antara lain :

1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain

2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan

3. Perasaan tidak mmapu

4. Rasa bersalah

5. Sikap negatif pada diri sendiri

6. Sikap pesimis pada diri sendiri

7. Keluhan sakit fisik

8. Pandangan hidup yang terpolarisasi

9. Menolak kemampuan diri sendiri

10. Pengurangan diri/ mengejek diri sendiri

11. Perasaan cemas atau takut

12. Merasionalisasi penolakan / menjauh dari umpan balik positif

13. Ketidakmampuan menentukan tujuan

14. Produktivitas menurun

15. Perilaku distruktif pada diri sendiri

16. Perilaku destruktif pada orang lain

17. Menarik diri dari hubungan sosial

18. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

19. Tampak mudah tersinggung atau mudah marah

20. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan dan cacat tubuh

21. Gangguan orientasi pada orang lain

22. Pembicaraan pelan dan tidak ada kontak mata


DATA FOKUS

a. Faktor predisposisi

Data Fokus :

 Pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan (kematian

orang terdekat)

 Pernah mengalami trauma fisik/aniaya

 Kegagalan berulang kali

b. Psikososial

Konsep diri

 Citra tubuh

Data Fokus : menolak menyentuh / melihat bagian tubuh tertentu,

tidak mau mendiskusikan keterbatasan / cacat tubuh.

 Identitas diri

Data Fokus : perasaan mengambang tetang diri, kehancuran gender.

 Peran

Data Fokus : tidak mampu menjalankan peran atau tugasnya.

 Ideal diri

Data Fokus : mengkritik dan mengejek diri sendiri

 Harga diri:

Data Fokus : sikap pesimis dan negatif terhadap diri, pandangan hidup

pesimis

c. Hubungan sosial

Data Fokus : menarik diri dari hubungan sosial, menjauh dari umpan balik

positif.
d. Spiritual

Data Fokus : menurunnya keyakinan dan keinginan untuk mengikuti kegiatan

keagamaan.

e. Status mental :

1. Penampilan

Data Fokus : tidak mau mengurus diri dan penampilannya.

2. Pembicaraan

Data Fokus : ekspresi wajah malu dan menunduk, bicara pelan

3. Aktivitas motorik (psikomotorik)

Data Fokus : penurunan produktifitas

4. Afek dan emosi

Data Fokus : mudah tersinggung, putus asa dan sedih.

5. Interaksi selama wawancara

Data Fokus : tidak memperhatikan orang lain, tidak ada kontak mata..

6. Persepsi sensori

Data Fokus : tidak ada gangguan.

7. Proses fikir

Data Fokus : isi fikir klien adalah sirkuntasial (pembicaraan yang berbeli-

belit sehingga lama sampai tujuan) da blocking (pembicaraan yang berhenti

tiba-tiba tanpa adanya gangguan dan kemudian dilanjutkan lagi pada

pembicaraan semula)

8. Tingkat kesadaran

Data Fokus : composmentis tetapi ada gangguan orientasi pada orang lain.
9. Memori ( daya ingat )

Data Fokus : daya ingat menurun.

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Data Fokus : sulit berkonsentrasi

11. Kemampuan penilaian atau mengambil keputusan

Data Fokus : ketidakmampuan menentukan tujuan dan tindakan.

12. Daya Tilik Diri

Data Fokus : menyalahkan diri sendiri

POHON MASALAH
EFEK
ISOS Perilaku Kekerasan Waham

Defisit Perawatan
Harga Diri Rendah
Diri
CP

Koping Individu Tidak Koping Keluarga


Efektif Tidak Efektif CAUSA

Tujuan khusus I: Tujuan khusus 4:


Klien dapat menetapkan dan merencanakan
Kien dapat membina hubungan saling percaya kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Tujuan khusus 2:

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan Tujuan khusus 5:


aspek positif yang dimiliki Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi
sakit dan kemampuannya
Tujuan khusus 3:
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Tujuan khusus 6:
digunakan. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
yang ada.
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
Diagnosa Pasien Keluaga
Keperawatan
Harga Diri Rendah SP 1 SP 1
a) Mengidentifikasi a) Mengidentifikasi masalah
kemampuan positif yang dirasakan dalam
yang dimiliki. merawat pasien.
b) Menilai kemampuan b) Menjelaskan proses
yang dapat dilakukan terjadinya HDR.
saat ini. c) Menjelaskan tentang cara
c) Memilih kemampuan merawat pasien.
yang akan dilatih. d) Bermain peran dalam
d) Melatih kemampuan merawat pasien HDR.
pertama yang telah e) Menyusun RTL
dipilih. keluarga/jadwal keluarga
e) Masukkan dalam untuk merawat pasien.
jadwal kegiatan
pasien.

SP 2 SP 2
a) Evaluasi kegiatan a) Evaluasi kemampuan Sp 1.
yang lalu (Sp 1). b) Latih keluarga langsung ke
b) Memilih kemampuan pasien.
kedua dapat c) Menyusun RTL
dilakukan. keluarga/jadwal keluarga
c) Melatih kemampuan untuk merawat pasien.
yang dipilih.
d) Masukkan dalam
jadwal kegitan pasien.

SP 3 SP 3
a) Evaluasi kegiatan a) Evaluasi kemampuan
yang lalu (Sp 1). keluarga.
b) Memilih kemampuan b) Evaluasi kemampuan
ketiga yang dapat pasien.
dilakukan. c) RTL kelurga:
c) Melatih kemampuan  Follow up.
3 yang dipilih.  Rujukan.
d) Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai