Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Harga diri rendah merupakan evaluasi atau perasaan negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri seperti tidak berarti, tidak berharga,
tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus-menurus
(SDKI, 2016).
Menurut Keliat (2010), harga diri rendah adalah kondisi seseorang
yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain
yang berpikir adalah hal negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal,
tidak mampu dan tidak berprestasi. Harga diri rendah adalah persepsi diri
yang berkembang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang
terjadi (Nanda, 2005).
Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
gangguan harga diri rendah merupakan gangguan konsep diri di mana
seseorang selalu berpikir negatif terhadap dirinya dengan menjadi
individu yang gagal dan tidak berarti, serta merasa dirinya lebih rendah
dibandingkan orang lain.
Menurut Stuart (2013), harga diri rendah dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Harga diri rendah kronis adalah keadaan di mana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu yang lama.
b. Harga diri rendah situasional adalah keadaan di mana individu
yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami
perasaan negatif mengenai dalam berespon terhadap suatu
kejadian (kehilangan dan perubahan).
2. Etiologi
Etiologi harga diri rendah (SDKI PPNI, 2016), meliputi :
a. Terpapar situasi traumatis
b. Kegagalan berulang
c. Kurangnya pengakuan dari orang lain
d. Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan
e. Gangguan psikiatri
f. Penguatan negatif berulang
g. Ketidaksesuaian budaya
Faktor penyebab harga diri rendah (Stuart & Lararia, 2008) :
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah,
meliputi :
1. Biologis
Diartikan sebagai faktor keturunan seperti adanya anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Selain itu, adanya riwayat
penyakit kronis atau trauma kepala.
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga
diri rendah yaitu pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
penolakan dari lingkungan dan orang terdekat, harapan yang tidak
realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, dan memiliki ketergantungan tinggi pada orang lain.
3. Sosial dan budaya
Faktor sosial budaya meliputi adanya penilaian negatif dari
lingkungan kepada klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang
rendah dan adanya riwayat penolokan dari lingkungan.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah, yaitu :
1. Riwayat trauma
Meliputi adanya pengalaman tidak menyenangkan,
penganiayaan seksual, menjadi korban atau saksi dari perilaku
kekerasan.
2. Ketegangan peran
Ketegangan peran disebabkan oleh :
a) Transisi peran perkembangan merupakan perubahan yang
berhubungan dengan pertumbuhan manusia.
b) Transisi peran situasi terjadi karena perubahan jumlah
anggota keluarga yang disebabkan oleh kelahiran atau
kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit merupakan perubahan dari
kondisi sehat menjadi sakit. Perubahan tersebut dapat
disebabkan karena perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal atau kecacatan fisik.

3. Rentang Respon
Berikut adalah rentang respon konsep diri (Stuart, 2013 dalam Dewi,
2019).

Gambar 1. Rentang Respon Konsep Diri

Keterangan :
a. Respon adaptif : aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta
bersifat membangun (konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor
yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
b. Respon maladaptif : aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif
serta bersifat merusak (destruktif) dalam usaha mengatasi stressor
yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
c. Aktualisasi diri : pengungkapan perasaan/kepuasan dari konsep diri
positif.
d. Konsep diri positif : dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan
yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.
e. Harga diri rendah : perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.
f. Kerancuan identitas : ketidakmampuan individu mengintegrasikan
aspek psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang
bertentangan dan perasaan hampa.
g. Depersonalisasi : merasa asing terhadap dirinya sendiri dan
kehilangan identitas.

4. Pohon Masalah

Isolasi Sosial Effect

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core problem

Koping individu tidak efektif Causa

Gambar 2. Pohon Masalah Harga Diri Rendah

5. Tanda dan Gejala


Dalam buku SDKI (PPNI, 2016) menyebutkan bahwa tanda dan
gejala harga diri rendah meliputi :
1. Tanda dan Gejala Mayor
a. Subjektif
1) Menilai diri negatif (misal, tidak berguna, tidak tertolong)
2) Merasa malu/bersalah
3) Merasa tidak mampu melakukan apapun
4) Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
5) Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
6) Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
7) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
b. Objektif
1) Enggan mencoba hal baru
2) Berjalan menunduk
3) Postur tubuh menunduk
2. Tanda dan Gejala Minor
a. Subjektif
1) Merasa sulit konsentrasi
2) Sulit tidur
3) Mengungkapkan keputusasaan
b. Objektif
1) Kontak mata kurang
2) Lesu dan tidak bergairah
3) Berbicara pelan dan lirih
4) Pasif
5) Perilaku tidak asertif
6) Mencari penguatan secara berlebihan
7) Bergantung pada pendapat orang lain
8) Sulit membuat keputusan
6. Pathway

Stressor

Faktor predisposisi : Faktor presipitasi :


1. Penolakan orang tua 1. Kehilangan anggota
2. Harapan orang tua keluarga
yang tidak realistis 2. Perubahan penampilan
3. Kegagalan berulang atau tubuh
4. Kurang mempunyai 3. Mengalami kegagalan
tanggung jawab 4. Pengalaman tidak
personal menyenangkan
5. Ketergantungan pada
orang lain

Gangguan/Ketidakseimbangan

Self image Self ideal

Self affirmative

Mekanisme koping individu tidak efektif

Harga diri Tanda gejala spesifik:


rendah Pengungkapan diri
negatif, tidak berani
menatap lawan bicara,
lebih banyak
Efek menunduk, bicara
lambat dengan nada
suara lemah, ekspresi
malu atau merasa
bersalah dan khawatir,
menolak diri sendiri,
Perilaku Isolasi Waham perasaan tidak mampu,
kekerasan sosial pesimistis.

Gambar 3. Pathway Harga Diri


Rendah
7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan
jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan (Stuart, 2006 dalam Damaiyanti, 2012). Pertahanan tersebut
mencakup :
a. Jangka pendek
1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas diri (misalnya, melihat konser musik, menonton TV
secara obsesif, dll).
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
(misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, dll).
3) Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga kompetitif,
prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas, dll).
4) Aktivitas yang mewakili jangka pendek untuk membuat masalah
indentitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu
(misalnya, penyalahgunaan obat).
b. Jangka panjang
1) Penutupan identitas: adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau
potensi diri individu.
2) Identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat.
3) Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan (displacement),
pergerakan (splitting), berbalik marah terhadap diri sendiri dan
amuk.
8. Penatalaksanaan Medis
1) Psikofarmaka
Berbagai obat psikofarmaka hanya diperoleh dengan resep
dokter, dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan generasi
pertama (typical) dan golongan generasi kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongan generasi pertama berupa Chorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk golongan
generasi kedua berupa Risperidone, Olozapine, Quentiapine,
Glanzapine, Zotanine, dan Aripiprazole.
2) Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya
supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia
dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama (Rokhimma & Rahayu,
2020).

Anda mungkin juga menyukai