Anda di halaman 1dari 10

BAB I

TINJAUAN TEORI

KONSEP MEDIS
A. DEFENSI
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri.Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. (Iyus
Yosep,2009)
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan.
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap
diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung
Jadi dapat disimpulkan harga diri rendaha perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.

B. ETIOLOGI
Salah satu penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di
sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.(Yosep Iyus,
2009 : 256)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, disfungsi sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal.
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah yaitu :
- Penolakan orang tua yang tidak realistis
- Kegagalan berulang kali
- Kurang mempunyai tanggung jawab personal
- Ketergantungan pada orang lain
- Ideal diri yang tidak realistis
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah yaitu :
- Kehilangan bagian tubuh
- Perubahan penampilan/bentuk tubuh
- Kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas bila mempengaruhi
seseorang dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap
akan mempengaruhi terhadap koping individu tersebut sehingga menjadi
tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif).Bila kondisi pada
klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan klien
tidak mau bergaul dengan orang lain (Isolasi sosial : menarik diri) yang
menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga
dapat muncul risiko perilaku kekerasan.
Menurut Peplau dan Sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman
interpersonal, dalam tahap perkembagan dari bayi sampai lanjut usia,
anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang
digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut
Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman
seseorang dan adanya perubahan social seperti perasaan dikucilkan,
ditolak oleh lingkungan social, tidak dihargai akan menyebabkan stress
dan menimbulkan perilaku akibat harga diri rendah.(Yosep Iyus, 2009 :
257)

C. TANDA DAN GEJALA


Ada beberapa cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri
rendah (Stuart dan Sundeen, 2003)
a) Mengejek dan mengkritik diri sendiri
b) Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendir
c) Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
d) Rasa bersalah atau khawatir
e) Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalah
gunaan zat.
f) Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
g) Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan social
h) Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi
i) Merusak diri : harga diri rendah menyokong klien untuk mngakhiri hidup.
j) Merusak atau melukai orang lain
k) Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri
l) Penurunan produktivitas
m)Kurang memperhatikan perawatan diri
n) Berpakaian tidak rapih
o) Tidak berani menatap lawan bicara
p) Lebih banyak menunduk
q) Bicara lambar dengan nada suara lemah

D. RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon


Maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisa
diri positif identitas si
E. MEKANISME SEBAB – AKIBAT
Sebab :
a. Gangguan citra tubuh
Gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak
dapat menerima kondisinya, merasa kurang sempurna kemudian akan
timbul harga diri rendah
Tanda dan Gejala
1)   Menolak melihat, menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2)   Menolak penjelasan perubahan tubuh.
3)   Persepsi negative terhadap perubahan tubuh.
4)   Mengungkapkan keputusasaan.
5)   Mengungkapkan ketakutan.
b. Ideal diri tidak realistic
Ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas, ideal diri yang
suram dan tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan – kegagalan yang
dialami dan fantasi yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat
frustasi dan timbul harga diri  rendah
Tanda dan gejala
1) Merasa diri tak berharga
2) Perasaan tidak mampu
3) Rasa bersalah
4) Ketegangan peran yang dirasakan
5) Pandangan hidup yang pesimis
6) Penolakan terhadap kemampuan personal atau ketidakmampuan untuk
mendapatkan penghargaan yang positif
Akibat :
c. Isolasi sosial : menarik diri
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.  Selain itu menari diri
merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya
terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan
Sundeen, 1995).
Tanda dan Gejala
1) Apatis
2) Ekspresi wajah sedih
3) Afek tumpul
4) Menghindar dari orang lain
5) Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain
6) Komunikasi kurang
7) Kontak mata kurang
8) Berdiam diri
9) Kurang mobilitas
10) Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)
11) Mengambil posisi tidur seperti janin
12) Kemunduran kesehatan fisik
13) Kurang memperhatikan keperawatan diri
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
No Masalah Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
1. Isolasi sosial :  Mengungkapkan tidak  Ekspresi wajah
menarik diri berdaya dan tidak ingin kosong
hidup lagi  Tidak ada kontak
 Mengungkapkan enggan mata ketika diajak
berbicara dengan orang bicara
lain  Suara pelan dan
 Klien malu bertemu dan tidak jelas
berhadapan dengan orang
lain
2 Gangguan  Mengungkapkan ingin  Merusak diri
konsep diri : diakui jati dirinya sendiri
harga diri rendah  Mengungkapkan tidak  Merusak orang lain
ada lagi yang peduli  Menarik diri dari
 Mengungkapkan tidak hubungan sosial
bisa apa-apa  Tampak mudah
 Mengungkapkan dirinya tersinggung
tidak berguna  Tidak mau makan
 Mengkritik diri sendiri dan tidak tidur
 Perasaan malu
 Tidak nyaman jika
jadi pusat perhatian
3 Koping Individu  Mengungkapkan tidak  Ekspresi wajah
tidak efektif berdaya dan tidak ingin sedih
hidup lagi  Tidak ada kontak
 Mengungkapkan sedih mata ketika diajak
karena tidak naik kelas bicara
 Klien malu bertemu dan  Suara pelan dan
berhadapan dengan orang tidak jelas
lain karena diceraikan  Tampak menangis
suaminya

B. POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri Efek

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Core problem

Koping Individu tidak efektif Etiologi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Koping individu tidak efektif

D. RENCANA KEPERAWATAN
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien,
dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga
dan lingkungan terdekat klien.
2. Beri pujian yang realistis/nyata dan hindarkan penilaian negative setiap
kali bertemu dengan klien
3. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini.
4. Menyebutkannya dan member penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan klien.
5. Perlihatkan respon yang positif dan menjadi pendengar yang baik
6. Membantu klien menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan dengan
cara mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan pilih
sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari.
7. Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat dilakukan secara
mandiri, mana aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
dan aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat klien.
8. Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien. Susun
bersama klien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
9. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilh sesuai kemampuan dengan cara
memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.
10. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien.
11. Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
yaitu member kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
12. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
13. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga.
14. Beri kesemapatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan.
15. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klie

E. EVALUASI
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi
proses dan evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan
evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien
pada tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi masalah Harga diri rendah
diharapkan klien dapat :
a. Ancaman integritas fisik atau Harga diri rendah klien sudah berkurang.
b. Perilaku klien menunjukkan kemajuan dalam menerima, menghargai dan
meyakini diri sendiri.
c. Sumber koping yang adekuat sudah dimiliki klien dan digunakannya.
d. Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan mengevaluasi
diri.
e. Klien menggunakan respon koping yang adaptif.
f. Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan
meningkatkan aktualisasi diri.
g. Klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi tentang diri sendiri
untuk meningkatkan pertumbuhan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.
Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Yosep Iyus. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : Refika Aditama. 2009.

Anda mungkin juga menyukai