Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Oleh :
Putri Soniah, S.Kep
21.300.0177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PENGESEHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

Oleh :
Putri Soniah, S.Kep
21.300.0177

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Dahlia, S.Kep.,Ns

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Yosep, 2015) dalam (Sutinah, 2017). Harga
diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau
kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya
sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab
atas kehidupannya sendiri (Nurhalimah, 2016). Harga diri rendah kronis
adalah evalusi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan
klien seperti tidak berati, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung
dalam waktu lama dan terus-menerus (PPNI, 2016).
2. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaftif

Aktualisasi diri Konsep diri harga diri Keracunan dipersonalis


rendah identitas asi

Rentang Renspon
Keterangan :
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang di hadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang
latar belakang pengalaman nyata yang sukses di terima.
2) Konsep diri adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah transiksi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif
2) Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
3) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain (Yusuf,
Fitryasari, 2015).
3. Tanda dan Gejala
Menurut (PPNI, 2016), Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan
salah satu tanda dan gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala
harga diri rendah didapatkan dari data subyektif dan obyektif.
a. Tanda dan Gejala Mayor
1) Tanda (Obyektif)
- Enggan mencoba hal baru
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
2) Gejala (Subjektif)
- Menilai diri negatif (misal:tidak berguna, tidak tertolong)
- Merasa malu atau bersalah
- Merasa tidak mampu melakukan apapun
- Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
- Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
- Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
- Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
b. Tanda dan gejala miyor
1) Tanda (Objektif)
- Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Berbicara pelan dan lirih
- Pasif
- Perilaku tidak asertif
- Mencari penguatan secara berlebihan
- Bergantung pada pendapat orang lain
- Sulit membuat keputusan
2) Gejala (Subjektif)
- Merasa sulit konsentrasi
- Sulit tidur
- Mengungkapkan keputusasaan.
4. Faktor Penyebab : Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah
meliputi :
1. Biologi
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat
penyakit kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah
satu faktor penyebab gangguan jiwa.
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri
rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang
tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai
tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi
pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan
gangguan jiwa. Selain itu pasiendengan harga diri rendah memiliki
penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami
krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
3. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah
adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien,
sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya
riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan
pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban
maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena:
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa anak-
anak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari
kondisi sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain
karena kehilangansebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh atau perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis
dan keperawatan. (Nurhalimah, 2016)
5. Sumber Koping
Sumber Koping merupakan perilaku yang mewakili upaya untuk
melindungi diri sendiri, Sumber Koping halusinasi menurut Yosep (2016),
diantaranya:

a. Regresi
Proses untuk menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku
kembali pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan
masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
b. Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan emosi pada orang
lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai upaya untuk
menjelaskan kerancuan identitas).
c. Menarik diri
Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis.
Reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stressor,
sedangkan reaksi psikologis yaitu menunjukkan perilaku apatis,
mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan
bermusuhan.
C. POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah


Core Problem

Gangguan citra tubuh

(Keliat, 2009)

D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh
E. DATA YANG PERLU DIKAJI
No. Masalah Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
1. Isolasi sosial: - Ekspresi wajah - Apatis, ekspresi
menarik diri kosong, tidak ada sedih, afek tumpul,
kontak mata, suara menyendiri,
pelan dan tidak jelas. berdiam diri di ka-
mar, banyak diam.
2. Gangguan konsep - Klien mengatakan - Klien terlihat lebih
diri: harga diri ren- saya tidak mampu, suka sendiri,
dah tidak bisa, tidak tahu bingung bila
apa-apa, bodoh, disuruh memilih
mengkritik diri alternatif tindakan,
sendiri, men- ingin mencederai
gungkapkan diri/ingin
perasaan malu ter- mengakhiri hidup.
hadap diri sendiri
3. Gangguan citra - Mengungkapkan - Ekspresi wajah
tubuh tidak ingin hidup sedih, tidak ada
lagi, kontak mata ketika
mengungkapkan diajak bicara, suara
sedih karena keadaan pelan dan tidak
tubuhnya, klien malu jelas, tampak
bertemu dan menangis.
berhadapan dengan
orang lain, karena
keadaan tubuhnya
yang cacat.

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Gangguan citra tubuh
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa I : harga diri rendah.
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
- Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
3. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
- Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
- Utamakan memberi pujian yang realistik.
4. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
- Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
5. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
6. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
- Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
7. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien
dengan harag diri rendah.
- Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa II: Gangguan citra tubuh.


Tujuan umum: klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri
rendah/klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :
- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
- Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
- Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Hindarkanmemberi penilaian negatif setiap bertemu
klien, utamakan memberi pujian yang realistis
- Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Tindakan:
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan:
- Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
6. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan:
- Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan:
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
- Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
- Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA
Hermand, K. &. (2016). No Title. In ester monica (Ed.), NANDA-I Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 (pp. 324–325). EGC.

Keliat, B. A. (2019). Harga Diri Rendah Kronis. In ASUHAN


KEPERAWATAN JIWA (pp. 171–172). EGC.

Kusumawati Farida, H. Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba


Medika.

Meryana. (2017). Upaya Meningkatkan Harga Diri Dengan Kegiatan Positif


Pada Pasien Harga Diri Rendah.

Michener, H. A. and D. J. (1999). No Title. In F. Edi (Ed.), Social Psychology.

Harcourt Brace College Publishers.

Muftianingrum, Y., Pudjiastuti, S. E., & Sawab, S. (2019). Efektivitas Edukasi


Konsep Diri Untuk Meningkatkan Pengetahuan Perkembangan Remaja.
Jendela Nursing Journal, 3(1), 11. https://doi.org/10.31983/jnj.v3i1.4494

Nathan, P & Gorman, J. (2010). A guide to treatment that works (ed 2). Oxford
University Pres.

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Pusdik SDM


Kesehatan.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (ed 4). Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai