Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

KRONIS

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata kuliah :

Keperawatan Jiwa II

Dosen pengampuh :

Ns. Thesa Hestyana Sari, M.Kep

Disusun oleh :

Restu (1911124582)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
A. Masalah utama

Harga diri rendah kronis

B. Proses terjadinya masalah

1. Pengertian harga diri rendah

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan. Gangguan harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara
langsung dantak langsung.
Tanda dan Gejala
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan
tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri


sendiri).

c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).


d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).

e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yangsuram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

2. Penyebab harga diri rendah

Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka


disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak
sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh
individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi
kehilangan.

3. Dampak harga diri rendah

Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain :

Tanda dan gejala :

a. Rasa bersalah

b. Adanya penolakan

c. Marah, sedih dan menangis

d. Perubahan pola makan, tidur,mimpi, konsentrasi dan aktivitas

e. Mengungkapkan tidak berdaya

f. Apatis, ekspresi sedih, afektumpul

g. Menghindar dari orang lain(menyendiri)

h. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak


bercakap – cakap dengan klienlain/perawat

i. Tidak ada kontak mata, kliensering menunduk

j. Berdiam diri di kamar/klienkurang mobilitas

k. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien


memutuskanpercakapan atau pergi jika diajak
bercakap-cakap

l. Tidak/ jarang melakukankegiatan sehari-hari


4. Faktor presdiposisi terjadinya HDR
Dimulai sejak klien masih kecil akibat oleh penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang-ulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan, gagal
untuk mencintai orang lain, dan ideal diri yang tidak realistik.

5. Faktor presipitasi terjadinya HDR


Kejadian traumatis, psikologis karena menyaksikan hal yang
mengancam kehidupan, kehilangan bagian tubuh, perubahan bentuk
penampilan. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan
frustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan.
Konflik peran: ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang
diinginkan. Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang
peran yang dilakukannya. Peran berlebihan: kurang sumber yang adekuat
untuk menampilkan seperangkat peran yang komleks. Perkembangan transisi,
yaitu perubahan norma. Berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri.

C. Pohon masalah
HDR : isolasi sosial : menarik diri halusinasi

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Berduka fungsional ideal diri yang tidak realistik koping tidak efektif

D. Data dan masalah yang perlu di kaji

Masalah keperawatan

1. Isolasi sosial menarik diri


Data subyektif
- Mengungkapkan tidak
berdaya dan tidak inginhidup lagi
- Mengungkapkan enggan
berbicara dengan orang lain
- Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan oranglain
Data obyektif
- Ekspresi wajah kosong
- Tidak ada kontak mataketika diajak bicara
- Suara pelan dan tidak Jelas

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Data subyektif
- Mengungkapkan ingindiakui jati dirinya
- Mengungkapkan tidak adalagi yang peduli
- Mengungkapkan tidak bisaapa-apa
- Mengungkapkan dirinyatidak berguna
- Mengkritik diri sendiri
Data obyektif
- Merusak diri sendiri
- Merusak orang lain
- Menarik diri darihubungan sosial
- Tampak mudahtersinggung
- Tidak mau makan dantidak tidur
- Perasaan malu
- Tidak nyaman jika jadi
- pusat perhatian

3. Berduka disfungsional
Data subyektif
- Mengungkapkan tidak
berdaya dan tidak inginhidup lagi
Data obyektif
- Ekspresi wajah sedih
- Tidak ada kontak mataketika diajak bicara
Daftar pustaka

Azis R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD


Dr.Amino Gondoutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Boyd MA, Hihart MA. 1998. Psychiatric Nursing : contemporary
practice.
Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher.
Keliat BA. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai