Anda di halaman 1dari 2

Etiopatogenesis

Etilogi DDH masi belum jelas, namun kondisi ini muncul berhubungan dengan sejumlah
faktor yang berbeda. Faktor genetik dan faktor lingkungan mempengaruhi. Satu faktor mungkin
tidak selalu cukup untuk menyebabkan dislokasi, kombinasi beberapa faktor lebih sering
menyebabkan kelainan.

Patogenesis
Meskipun Developmental Dysplasia of the Hip ini paling sering hadir pada saat lahir,
mungkin juga berkembang selama tahun pertama anak hidup. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa bayi yang kakinya yang dibungkus erat dengan pinggul dan lutut lurus berada pada risiko
yang lebih tinggi terutama untuk terjadinya Developmental Dysplasia of the Hip setelah lahir.
Selama masa anak-anak, beberapa perubahan timbul, beberapa diantaranya menunjukkan
displasia primer pada acetabulum dan/ atau femur proksimal, tetapi kebanyakan diantaranya
muncul karena adaptasi terhadap ketidakstabilan menetap. Caput femoris mengalami dislokasi
dibagian posterior, tetapi dengan ekstensi pinggul. Caput ini pertama-tama terletak posterolateral
dan kemudian superolateral pada acetabulum. Soket tulang rawan terletak dangkal dan anteversi.
Caput femoris yang bertulang rawan ukurannya normal tetapi inti tulang terlambat muncul dan
osifikasi tertunda selama masa bayi. Caput teregang dan ligamentum teres menjadi panjang dan
hipertrofi. Dibagian superior, labrum, acetabulum dan tepi kapsul dapat didorong ke dalam soket

oleh caput femoris yang dislokasi. Libuskartilaginosa dapat menghalangi usaha reduksi tertutup
terhadap caput femoris. Setelah mulai menyangga badan, perubahan-perubahan ini menjadi lebih
hebat. Acetabulum dan colum femur tetap anteversi dan tekanan dari caput femoris menyebabkan
terbentuknya suatu soket palsu di atas acetabulum dan otot psoas, menimbulkan suatu
penampilan jam pasir (hourglass). Pada saatnya otot disekelilingnya menyesuaikan diri dengan
memendek.
Kondisi ini dapat terjadi setiap saat, dari konsepsi. Istilah yang lebih spesifik sering
digunakan untuk menggambarkan kondisi yang lebih tepat sebagai berikut:
 Subluksasi - kontak lengkap antara permukaan artikular caput femoralis dan acetabulum
 Dislokasi - hilangnya lengkap kontak antara permukaan artikular caput femoralis dan
acetabulum
 Ketidakstabilan - Kemampuan untuk terkilir pada pinggul dengan manipulasi pasif
 Teratologic dislokasi - dislokasi pinggul antenatal

Apley Graham dkk. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktus Sistem Apley Edisi ke-7. Jakarta:
Widya medika.
Hamblen D.L., Simpson A.H. Adam’s. 2010. Outline of Othropaedics. 14th ed. Churchill
Livingstone Elsevier: UK. p343.
Tamai J. 2014. Developmental Dysplasia of the Hip. University of Cincinnati College of
Medicine. Medscape.

Anda mungkin juga menyukai