Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah:

Keperawatan Maternitas II

Dosen Pengampu:

Erika,SKp.,Mkep.,Sp.Mat.,PhD

Disusun oleh:

Sri Agustin Purwanti

1911124848

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2021
Laporan Pendahuluan INC
“Intranatal Care”

A. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta, dan ketuban keluar dari
uterus ibu bersalin, persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir
kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses
persalinan (Fauziah, 2015).
B. Jenis Persalinan
1. Menurut cara persalinan.
a. Persalinan spontan.
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat,
serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24
jam.
b. Persalinan buatan.
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui
dinding perut dengan operasi secio caesaria.
c. Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau
prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2. Menurut usia (tua kehamilan)
a. Abortus.
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 g.
b. Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi
dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.
c. Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan
berat badan 1000 g dan 2499 g.
d. Partus matures / aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi
dengan BB 2500 g atau lebih
e. Partus post matures / serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.
C. Sebab terjadinya persalinan
Sebab terjadinya persalinan sampai saat ini masih merupakan teori-
teori yang komplek. Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur
uterusm sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor
yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan
biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus,
antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone merupakan
penenang bagi otot-otot uterus (Prawirohardjo, 2005).
Menurunkan kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1 sampai 2
minggu sebelum partus dimulai. Kadar progesteron dalam kehamilan dari
minggu ke 15 hingga aterm meningkat. Plasenta menjadi tua, dengan tuanya
kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar
estrogen dan progesteron menurun. Keadaan uterus yang terus membesar dan
menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin
merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter, sehingga
plasenta akan mengalami degenerasi. Berkurangnya nutrisi pada janin, maka
hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan ialah
tekanan pada ganglion servikale dari Frankenhauser yang terletak di
belakang. Bila ganglion tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan
(Prawirohardjo, 2005).
D. Tanda-tanda Persalinan
a. Adanya kontraksi rahim
Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah
mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontreaksi. Konteraksi
tersebut berirama,teratur, dan involuter, umumnya kontraksi bertujuan
untuk menyiapkan mulut lahir untuk membesar dan meningkatkan aliran
darah di dalam plasenta. Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu:
1) Increment: Ketika intensitas terbentuk.
2) Acme: Puncak atau maximum.
3) Decement: Ketika otot relaksasi
Ketika merasakan kontruksi uterus, mulailah untuk menghitung
waktunya. Catalah lamanya waktu antara satu kontraksi dengan kontraksi
berikutnya, dan lamanya kontraksi berlangsungn. Jika ibu merasakan
mulas yang belum teratur akan lebih baik menunggu di rumah ambil
beristirahat dan mengumpulkan energi untuk persalinan.
b. Keluarnya lendir bercampur darah
Lendir di sekrasi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik pada awal
kehamilan.lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal
pada mulutrahim terlepass, sehingga menyebabakan keluarnya lendir
yang berwarna kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh
kontraksi yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa
mulutrahimmenjadi lunak dan membuka. Lendir inilah yang dimaksud
sebagai bloody slim.
c. Keluarnya air-air (ketuban)
Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.
Selama sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan
amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari
ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi. Ketuban
mulai pecah sewaktu-waktu sampai pada saat persalinan. Kebocoran
cairan amniotik bervariasi dari yang mengalir deras sampai dengan
memakai pembalut yang bersih. Tidak adarasa sakit yang menyertai
pemecahan ketuban dan alirannya tergantung pada ukuran, dan
kemungkinan kepala bayi telah memasuki rongga panggul ataupun
kemungkinan kepala bayi telah memasuki rongga panggul ataupun
belum.
d. Pembukaan servik
Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktivitas uterus
dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas
uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat. Membukanya leher rahim
sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak
dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui dengan pemeriksaan
dalam.petugas akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan
pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim. Servik menjadi
matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan,
kematangan servik mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.
E. Pemeriksaan menjelang persalinan
Saat mulai terasa mulas dan mengalami kontraksi secara teratur
sebagai tanda dan akan segera melahirkan, perlu dilakukan pemeriksaan
dalam. Tujuanny untuk mengetahui kemajuaan persalinan, yang meliputi
pemeriksaan servik, masih ada atau tidaknya selaput ketuban karena,
apabila sudah pecah harus diberitindakan, dengan pemriksaan dalam dapat
dinilai juga tentang kepala bayi, apakah sudah memutar atau belum,
sampai mana putaran tersebut karena kondisi ini akan menentukan
jalannya persalinan. Jantung janin akan dimonitor secara teratur dengan
fetoscope yang akan diperiks secara rutin oleh petugas kesehatan untuk
mengetahuikesejahteraan janin. Kontraksi uterus dihitung setiap kali ibu
merasakan mulas, dan pada perut ibu teraba keras. Mengukur waktunya
dan mencatat jaraj antar kontraksi (dari akhir satu kontraksi sampai awal
kontraksi yang lain). Tanda-tanda vital, intake dan out take ibu juga
diperiksa selama proses persalinan (Purwoastuti dkk, 2015).
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan (Purwoastuti dkk, 2015):
1. Power (Tenaga yang mendorong bayi keluar)
Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu menedan, kontraksi
diafragma, dan liagmentum action terutama ligamen rotundum.
2. Passage (Faktor jalan lahir)
Perubahan pada servik, pendataran serviks, pembukaan servik dan
perubahan pada vagina dan dasar panggul

3. Passanger
Passanger utama lewat jalan lahir adaalah janin. Ukuran kepala janin
lebih lebar daripada bagian bahu, kurang lebih seperempat daari
panjang ibu. 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama,
passanger terdiri daari janin, plasenta, dan selaput ketuban.
4. Psikis ibu
Pemeriksaan klien atas jalannya perawatan antenatal (petunjuk dan
persiapan untuk menghadapi persilnan), kemampuan klien untuk
bekerjasama dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa nyeri
persalinan.
5. Penolog
Meliputi ilmu pengetahuan, tererampilan, pengalaman, kesabran,
pengertiannya dalam menghadapiklien baik primipara dan multipara.
F. Faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan adalah
(Setiawati, 2013):
1. Penurunan fungsi plasenta: kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi
stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban,
semakin merangsang terjadinya kontraksi
4. Peningkatan beban/ stress pada maternal maupun fetal dan
peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison,
prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses
persalinan.
G. Proses persalinan
1. Kala I persalinan ditetapkan sebagai kala yang berlangsung sejak
terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap.
Pada umumnya permulaan persalinan sulit ditentukan. Ibu bersalin
mungkin datang ke kamar bersalin dalam keadaan hampir melahirkan,
sehingga permulaan persalinan hanya dapat diperkirakan. Kala I
persalnan biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang
diperlukan pada kala II persalinan dan pada kala II persalinan. Akan
tetapbanyak variasi yang terjadi, tergantug pada faktor faktor esensia
persalinan. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari satu jam
pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan
pertama/primipara, dilatasi servks jarang terjadi dalamwaktu kurang
dari 24 jam.
Kala I persalinan dibagi dalam 3 bagian yakni
a. Fase Laten selama 20 jam (primipara) dan14 jam (multipara).
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
Pembukaan kurang dari 4 cm biasanya berlangsung kurang dari 8
jam
b. Fase aktif 1,2 cm per jam (primipara) dan 1,5 per jam (multipara)
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat/ 3 kaliatau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
2) Serviks embuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1
cm/ lebh perjam hingga permukaan lengkap
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
4) Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 fase, yaitu:
a) Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam
permbukaan menjadi 4 cm
b) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam
pembukaan berlngsung cepat dari menjadi 9cm
c) Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm/lengkap
c. Fase transisi
2. Kala II persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai
janin lahir pada primipara sekitar 2 jam sedangkan pada multipara
sekitar 1,5 jam
3. Kala III Persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir.
Plasenta biasa lepas setelah tiga atau empat kontraksi unterus yang
kuat. Yakni setelah bayi lahir. Plasenta harus dilahirkan pada
kontraksi uterus beriktnya. Namun kelahiran plasenta setalah 45-60
menit masih dianggap normal
4. Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah
plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi
segera jika homeostatsis berlangsung dengan baik. Masa ini
merupakan periode yang penting untuk memantau adanya komplikasi,
misalnya pendarahan abnormal
Daftar Pustaka

Fauziah, Siti. 2015. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Kencana.


Purwoastuti, Th, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani.2015.Asuhan Kebidanan
Persalinan & Bayi Baru Lahir.Yogyakarta:PT.PUSTAKA BARU.
Rohani,2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Perslinan.Jakarta:Salemba Medika.
Setawati, Dewi. 2013. Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan. Makassar:
Alauddin University Press.
Sulisetyawati, A.2010.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai