Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN INTRA NATAL CARE (INC)

A. Definisi
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Buku Asuhan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Hanifa Winkjosastro, 2006).

B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan


Faktor yang mempengaruhi proses persalinan menurut Prawiroharjo (2006) adalah:
1. Paritas
Serviks yang mengalami pembukaan yang lengkap memberikan tahanan yang lebih baik.
2. Serviks yang kaku
Serviks yang memberikan tahanan yang jauh lebih besar dan dapat memperpanjang
persalinan.
3. Usia ibu
Pada primigravida muda yaitu 12-16 tahun sering didapatkan toxemia, sedangkan umur yang
lanjut biasanya membawa hipertensi obesitas & myoma uteri.
4. Interval antara persalinan
Jika interval melebihi 10 tahun maka kehamilan & persalinan menyerupai kehamilan &
persalinan pada primigravida.
5. Besarnya anak
Hal ini akan cenderung pada partus yang lebih lama baik dalam kala I maupun kala II.

C. Jenis Persalinan
Menurut A.B Saifuddin (2002) jenis persalinan dapat dibagi berdasarkan:
1. Menurut cara persalinan.
a) Persalinan spontan.
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak melukai
ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.
b) Persalinan buatan.
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui dinding perut dengan
operasi secio caesaria.
c) Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2. Menurut usia (tua kehamilan)
a) Abortus.
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan
kurang dari 500 g.
b) Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat badan
antara 500 g dan 999 g.
c) Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat badan 1000 g
dan 2499 g.
d) Partus matures atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB 2500 g atau
lebih.
e) Partus post matures atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

D. Sebab – Sebab Yang Menimbulkan Persalinan


Menurut Rustam Mochtar (1998) beberapa hal yang dapat menimbulkan persalinan yaitu:
a) Teori penurunan hormon progesterone.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
b) Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot –
otot rahim.
c) Teori placenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
d) Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan.
e) Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus,
kehamilan sering lama dari biasanya.
f) Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
E. Faktor Penting Dalam Persalinan
1. Power (tenaga)
Power utama pada proses persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan
oleh kontraksi & retraksi otot-otor rahim. Power atau kontraksi & retraksi otot-otot rahim plus
kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut & diafragma sewaktu ibu mengejan.
2. Passage (lintasan)
Janin harus berjalan lewat rongga panggul, serviks dan vagina sebelum melahirkan
untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resistensi yang ditimbulkan
oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3. Passenger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling besar
(karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin.Ukuran kepala leboh besar daripada
bahu & kurang lebih ¼ dari panjang bayi.96% dari bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir
pertama.
4. Posisi
Merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin, apakah sebelah
kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu.
5. Psikolog
Pengalaman persalinan sebelumnya membawa trauma psikis atau
menyenangkan.Kesiapan emosi pasien menerima juga tergantung dari persiapan financial,
support system dari keluarga, teman dekat & lingkungan.

F. Tanda Dan Gejala


1. Permulaan Terjadi Persalinan
Dengan menurunnya progesterone menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi2 otot rahim
menyebabkan:
 Turunnya kepala, masuk PAP, pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak
di bagian bawah, diatas simfisis pubis, sering ingin BAK atau susah BAB karena kandung
kemih tertekan kepala.
 Perut lebih lebar karena fundus uteri turun
 Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim &
tertekannya flexusfrankenhouse yang terletak sekitar serviks
 Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
 Terjadi pengeluaran lender dimana lender penutup serviks dilepaskan
2. Gejala Persalinan
 Kekuatan his (kontraksi otot rahim) makin sering terjadi & teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek
 Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda2 yaitu pengeluaran lender yang bercampur
darah
 Dapat disertai ketuban pecah
 Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu perlunakan, pendataran &
terjadi pembukaan serviks
3. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-35 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
bayi sudah masuk PAP yang disebabkan:
 Pinggang terasa sakit yag menjalar ke depan
 Sifatnya teratur, interval makin pendek & kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Dibawa aktivitas makin bertambah
b. Pengeluaran lender & darah
Dengan his terjadi perubahan serviks yang menimbulkan:
 Pendataran & pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada servikalis lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap, dengan pecah ketuban
diharapkan persalinan berlangsung selama 24 jam.

G. Tahap Persalinan
1. KALA I
Sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur (his sejati) sampai dilatasi serviks lengkap.
Primigravida : 6-18 jam
Multipara : 2-10 jam
Dibagi menjadi 2 bagian:
a. Fase laten
 Effacement banyak mengalami kemajuan daripada penurunan janin
 Kontraksi masih tak teratur & lemah
b. Fase aktif
 Nyeri his hebat
 Ingin mengejan
 Darah lender bertambah banyak
 Ketuban pecah
 Perasaan mau BAB
 Hemoroid fisiologik tampak
Asuhan Persalinan Kala I
 Pengkajian awal
1. Melihat tanda perdarahan, mekonium atau bagian organ lain, tanda bekas operasi &
warna kulit ibu (kuning/kepucatan)
2. Tanya kapan tanggal perkiraan kelahiran
3. Periksa TTV untuk hipertensi & detak jantung untuk bradikardi

 Penilaian persalinan
1. Kemajuan persalinan
a. Riwayat persalinan
Permulaan timbul kontraksi uterus, selaput ketuban utuh atau robek, perdarahan,
masalah dalam kehamilan terdahulu, terakhir makan minum, lama istirahat
b. Pemeriksaan abdomen
TFU, tanda bekas operasi, kontraksi uterus & penurunan kepala
c. Pemeriksaan vagina
Pembukaan serviks, penipisan serviks, ketuban, anggota tubuh bayi yang sudah
tampak
2. Kondisi ibu
 Pengkajian kartu ANC
 Pemeriksaan umum  TTV, BB, oedem, kondisi putting susu, kandung kemih,
pemberian makan minum
 Pemeriksaan laboratorium  urine (warna, kejernihan, bau, protein), darah (Hb)
 Pemeriksaan psikososial  perubahan perilaku, tingkat energy, dukungan
3. Kondisi janin
Gerakan, DJJ, letak janin, besar janin, tunggal/kembar, posisi janin (penurunan bagian
terendah, molase), jika selaput ketuban pecah (periksa warna, kepekatan, jumlah cairan)
 Pemantauan
Pemantauan saat persalinan kondisi ibu & bayi dicatat dalam partograf yang dicatat:
Kemajuan persalinan:
1. His (frekuensi, lama, kekuatan) dikontrol ½ jam sekali pada fase akut
2. Fase penurunan bagian terendah (dikontrol tiap 4 jam)
3. Pemeriksaan abdomen/luar: penurunan kepala dikontrol 2 jam 1x pada fase akut
 Masalah keperawatan
1. Ansietas
2. Kurang pengetahuan
3. Defisit volume cairan
4. Nyeri

 Asuhan yang diberikan selama persalinan normal


a. Menghadirkan orang yang dianggap penting bagi ibu, seperti suami, keluarga
b. Mengatur aktivitas & posisi sesuai keinginan ibu
c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara menarik nafas panjang tahan
sebentar lalu dilepaskan sewaktuada his
d. Menjaga privasi ibu
e. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
f. Menjaga kebersihan diri
g. Mengatasi rasa panas
h. Masase pada punggung, mengusap perut dengan lembut
i. Pertahankan kandung kemih tetap kosong
j. Sentuhan pada salah satu bagian tubuh

2. KALA II
a. Kala pengeluaran janin, serviks membuka lengkap
b. Diawali dengan dilatasi serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi
c. Kontraksi sangat kuat
d. Merangsang sensasi untuk mengejan
e. Waktu
30 menit – 3 jam (primigravida)
5 menit – 30 meit (multipara)
Asuhan Persalinan Kala II
 Pengkajian
a. Hasil pemeriksaan dalam
b. Tanda2 kala II, TTV
c. Respon klien
d. Koping klien selama kontraksi
 Pemantauan
a. Usaha mengejan & palpasi kontraksi uterus selama 10 menit
b. Periksa nadi & TD: 30 menit, keadaan dehidrasi, perubahan sikap, tenaga ibu
c. Periksa DJJ setiap 15 menit, penurunan presentasi & perubahan posisi, warna cairan
bila sudah keluar
 Masalah keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
b. Ansietas
c. Nyeri
d. Koping individu tidak efektif

3. KALA III
 Berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir
 Hanya beberapa menit setelah bayi lahir, plasenta baru lahir 45-60 menit
Asuhan Persalinan Kala III
 Pengkajian
a. Palpasi uterus untuk menentukan ada bayi kedua atau tidak
b. Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil
 Manajemen aktif kala III
a. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin untuk memulai pelepasan plasenta
b. Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang mempercepat
pelepasan plasenta
c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
d. Masase fundus untuk menimbulkan kontraksi segera setelah placenta & selaput lahir, hal
ini dapat mengeluarkan darah & mencegah perdarahan PP
 Tanda pelepasan placenta
a. Tali pusat tambah panjang
b. Pancaran darah
c. Bentuk uterus

4. KALA IV
 Masa pemulihan yang terjadi segera sehingga homeostatis berlangsung dengan baik (2 jam
PP)
 Periode penting untuk memantau adanya komplikasi
Asuhan Persalinan Kala I
 Pemantauan
Selama kala IV, ibu dipantau setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta
dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
a. Fundus  rasakan apakah kontraksi kuat
b. Placenta  periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada sisa placenta
c. Selaput ketuban  periksa kelengkapannya
d. Perineum  periksa luka robekan pada perineum & vagina yang harus dijahit
e. Memperkirakan pengeluaran darah
f. Lokhea  jika uterus berkontraksi kuat, lokhea kemungkinan tidak lebih dari menstruasu
g. Kandung kemih  periksa & pastikan tidak penuh, karena dapat menghalangi uterus
berkontraksi
h. Kondisi ibu  periksa setiap 15 menit pada jam pertama & 30 menit pada jam kedua
setelah persalinan
i. Kondisi BBL  apakah bayi bernafas baik, bayi kering & hangat, bayi disusui atau tidak
H. PATHWAY
Kala I
Penurunan hormone Plasenta tua Iritasi mekanis

Estrogen menurun, Rangsangan estrogen Penekanan serviks oleh


progesterone menurun bagian terbawah janin
Peningkatan estrogen
Kontraksi otot polos Penekanan plexus tranken
Sintesa prostaglandin lause
Peningkatan kontraksi meningkat
uterus Peningkatan kontraksi
Konsentrasi actin myosin,
ATP meningkat

Kontraksi (his)

Kala I fase laten Kala I fase aktif

Pembukaan serviks Keadaan psikologis Penurunan bagian Pembukaan serviks


(1-3 cm) bawah janin (4-10 cm)
Krisis maternal
Dilatasi serviks Penekanan vesika Dilatasi jaringan
Ansietas urinaria serviks
Menekan saraf
sekitar Perubahan Perobekan
eliminasi urin pembuluh darah
Pelepasan mediator kapiler
nyeri Mekanisme tubuh
perdarahan
Persepsi nyeri Sekresi kelenjar
sebasea meningkat
Nyeri
Diaphoresis

Resiko deficit volume cairan

Resiko syok hipovolemik

Nyeri
Kala II
Kepala masuk PAP

His cepat dan lebih kuat

Tekanan pada otot2 panggul

Menekan vena cava inferior Energy yang dibutuhkan Reflex meneran


semakin banyak
Hambatan aliran balik vena Usaha meneran
Intake oral ↓
CO2 menurun Kompresi mekanis,
Kelemahan/keletihan Adaptasi pernafasan
Curah jantung meningkat
Kekuatan otot menurun O2 menurun, CO2 meningkat
Merangsang reseptor nyeri
Kemampuan meneran Gangguan pertukaran gas
Nyeri menurun

Merangsang adrenalin Persalinan lama

Kelenjar sebasea meningkat Usaha memperlebar jalan


lahir
Keringkat berlebih
Episiotomy
Diaphoresis
Nyeri, resiko infeksi,
Ketidakseimbangan perdarahan
elektrolit, deficit volume
cairan
Kala III
Janin keluar

Ibu kelelahan

Kontraksi jelek Mampu meneran

Plasenta tidak keluar Uterus kontraksi

Plasenta keluar

Pengeluaran Resiko HPP


plasenta secara
manual Hipovolemia Komplit Inkomplit
vaskuler
Kontraksi baik Kontraksi buruk
Resiko Infeksi Resiko deficit
volume cairan Pengeluaran
Resiko syok plasenta secara
Perubahan CO manual

Sirkulasi terganggu Resiko HPP Resiko Infeksi

Gangguan perfusi
jaringan

Kala IV
Proses persalinan plasenta

Kebutuhan Tempat Robekan jalan Kontraksi


energy insersi lahir uterus
meningkat plasenta kurang
Diskontinuitas Pertahanan
Intake Pelepasan jaringan primer Kontusio
kurang jaringan inadekuat uteri
nekrotik Pelepasan
Produksi mediator Terbukanya HPP
energy Lochea inflamasi port de entry
menurun kuman Deficit
Tempat Ambang nyeri vol.cairan
Kelelahan berkembang menurun Resiko infeksi
kuman CO menurun
Nyeri
Gangguan
perfusi
jaringan
perifer
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data umum klien, Data umum kesehatan, Data umum obstetric, Riwayat persalinan
sekarang, Data psikososial, Laporan persalinan
2. Masalah Keperawatan
Kala I
a. Ansietas
b. Nyeri
c. Perubahan eliminasi urin
d. Resiko defisit volume cairan
e. Resiko syok hipovolemik
Kala II
a. Nyeri
b. Ketidakseimbangan elektrolit, Resiko deficit volume cairan
c. Gangguan pertukaran gas
d. Resiko infeksi
Kala III
a. Resiko syok
b. Resiko infeksi
c. Gangguan perfusi jaringan
Kala IV
a. Kelelahan, Nyeri
b. Resiko infeksi
c. Gangguan perfusi jaringan perifer
3. Intervensi
Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan:  Pain Level, Pain Management
Agen injuri (biologi, kimia,  pain control,  Lakukan pengkajian nyeri
fisik, psikologis), kerusakan  comfort level secara komprehensif termasuk
jaringan Setelah dilakukan tindakan lokasi, karakteristik, durasi,
keperawatan selama 1x24 frekuensi, kualitas dan faktor
DS: jam klien tidak mengalami presipitasi
- Laporan secara verbal nyeri, dengan kriteria hasil:  Observasi reaksi nonverbal dari
DO:  Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
- Posisi untuk menahan (tahu penyebab nyeri,  Bantu pasien dan keluarga
nyeri mampu menggunakan untuk mencari dan menemukan
- Tingkah laku berhati-hati tehnik nonfarmakologi dukungan
- Gangguan tidur (mata untuk mengurangi nyeri,  Kontrol lingkungan yang dapat
sayu, tampak capek, sulit mencari bantuan) mempengaruhi nyeri seperti
atau gerakan kacau,  Melaporkan bahwa nyeri suhu ruangan, pencahayaan
menyeringai) berkurang dengan dan kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Fokus menyempit menggunakan manajemen  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
(penurunan persepsi nyeri menentukan intervensi
waktu, kerusakan proses  Mampu mengenali nyeri  Ajarkan tentang teknik non
berpikir, penurunan (skala, intensitas, frekuensi farmakologi: napas dalam,
interaksi dengan orang dan dan tanda nyeri) relaksasi, distraksi, kompres
lingkungan)  Menyatakan rasa nyaman hangat/ dingin
- Tingkah laku distraksi, setelah nyeri berkurang  Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan,  Tanda vital dalam rentang  Berikan informasi tentang nyeri
menemui orang lain normal seperti penyebab nyeri, berapa
dan/atau aktivitas, aktivitas  Tidak mengalami lama nyeri akan berkurang dan
berulang-ulang) gangguan tidur antisipasi ketidaknyamanan
- Respon autonom (seperti dari prosedur
diaphoresis, perubahan  Kolabrasi dalam pemberian
tekanan darah, perubahan analgetik untuk mengurangi
nafas, nadi dan dilatasi nyeri
pupil)  Monitor vital sign sebelum dan
- Perubahan autonomic sesudah pemberian analgesik
dalam tonus otot (mungkin pertama kali
dalam rentang dari lemah
ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

Ansietas
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kecemasan berhubungan NOC : NIC :


dengan - Psychososial Anxiety Reduction (penurunan
Faktor keturunan, Krisis adjustment: life change kecemasan)
situasional, Stress, - Comfort status: Physical 1. Gunakan pendekatan yang
perubahan status kesehatan, - Kontrol kecemasan menenangkan
ancaman kematian, - Koping 2. Nyatakan dengan jelas
perubahan konsep diri, Setelah dilakukan asuhan harapan terhadap pelaku
kurang pengetahuan dan selama 1x24 jam klien pasien
hospitalisasi kecemasan teratasi dgn 3. Jelaskan semua prosedur
kriteria hasil: dan apa yang dirasakan
DO/DS:  Klien mampu selama prosedur
- Insomnia mengidentifikasi dan 4. Temani pasien untuk
- Kontak mata kurang mengungkapkan gejala memberikan keamanan dan
- Kurang istirahat cemas mengurangi takut
- Berfokus pada diri sendiri  Mengidentifikasi, 5. Berikan informasi faktual
- Iritabilitas mengungkapkan dan mengenai diagnosis,
- Takut menunjukkan tehnik tindakan prognosis
- Nyeri perut untuk mengontol cemas 6. Libatkan keluarga untuk
- Penurunan TD dan denyut  Vital sign dalam batas mendampingi klien
nadi normal 7. Instruksikan pada pasien
- Diare, mual, kelelahan  Postur tubuh, ekspresi untuk menggunakan tehnik
- Gangguan tidur wajah, bahasa tubuh relaksasi
- Gemetar dan tingkat aktivitas 8. Dengarkan dengan penuh
- Anoreksia, mulut kering menunjukkan perhatian
- Peningkatan TD, denyut berkurangnya 9. Identifikasi tingkat
nadi, RR kecemasan kecemasan
- Kesulitan bernafas 10. Bantu pasien mengenal
- Bingung situasi yang menimbulkan
- Bloking dalam kecemasan
pembicaraan 11. Dorong pasien untuk
- Sulit berkonsentrasi mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Kolaborasi dalam pemberian
obat anti cemas

Intrapartal care
1. Tentukan apakah ketuban
pecah
2. Dorong persiapan
melahirkan pasien
3. Dorong partisipasi keluarga
pada saat proses kelahiran
4. Jaga privasi klien selama
pemeriksaan
5. Lakukan pemeriksaan
Leopolduntuk menentukan
posisi janin
6. Pantau tanda-tanda vital ibu,
kontraksi uterus
7. Lakukan auskultasi jantung
janin setiap 30 sampai 60
menit pada awal persalinan,
setiap 15 sampai 30 menit
selama persalinan aktif, dan
setiap 5 sampai 10 menit di
tahap kedua, tergantung
pada status risiko klien
8. Pantau denyut jantung janin
selama dan setelah kontraksi
untuk mendeteksi deselerasi
atau percepatan
9. Palpasi kontraksi uterus
untuk menentukan frekuensi,
durasi, intensitas, dan nada
beristirahat
10. Ajarkan teknik pernapasan,
relaksasi, dan visualisasi
11. Ajarkan metode alternatif
penghilang nyeri (misalnya,
sederhana pijat sederhana
pada pinggang,, aromaterapi,
hipnotis, dan transcutaneous
electrical nerve stimulation
[TENS])
12. Pantau kemajuan persalinan,
lakukan pemeriksaan vagina
termasuk blood show, dilatasi
serviks, penipisan, posisi,
dan penurunan kepala janin
Resiko Infeksi
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko infeksi NOC : NIC :


 Maternal status: Perineal care
Faktor-faktor risiko : intrapartum 1. Jagaagar perineum tetap
- Prosedur Infasif Setelah dilakukan tindakan kering
- Kerusakan jaringan dan keperawatan selama 1x24 2. Sediakanbantal untukkursi
peningkatan paparan jampasien tidak mengalami 3. Terapkankompres dingin
lingkungan infeksi dengan kriteria hasil: 4. Bersihkanperineumsecara
- Malnutrisi  Frekuensi, durasi, menyeluruhdan secara
- Peningkatan paparan intensitas kontraksi berkala
lingkungan patogen uterus dalam batas 5. Pertahankanpasien
- Imonusupresi normal dalamposisi yang nyaman
- Tidak adekuat pertahanan  Vital sign dalam batas 6. Terapkanbantalanpenyerapu
sekunder (penurunan Hb, normal ntuk menyerapdrainase
Leukopenia, penekanan  Menunjukkan (pembalut)
respon inflamasi) kemampuan untuk 7. Terapkanpelindung
- Penyakit kronik mencegah timbulnya 8. Berikanobat penghilang rasa
- Imunosupresi infeksi sakit
- Malnutrisi  Menunjukkan perilaku 9. Kolaborasi dengan bidan
- Pertahan primer tidak hidup sehat dalam pemberian obat
adekuat (kerusakan kulit,  Status imun, antibiotik
trauma jaringan, gangguan gastrointestinal,
peristaltik) genitourinaria dalam
batas normal
DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, dkk. 2008. Nursing Intervension Classification sixth edition. Philadelphia : Elseiver
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Edisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :
EGC
Mary Hamilton, Persis. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Moechtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2,
Editor : Delfi Lutan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification sixth edition.Philadelphia : Elseiver
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP – SP.
Saifuddin, A.B dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal. Edisi I, Catatan I.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga.Jakarta : YBP-SP

Anda mungkin juga menyukai