A. Definisi
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan objek-
objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang
diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015” dimana misinya sangat menekankan pentingnya
upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas
keluarga. Oleh karena itu diperlukan suatu metode kontrasepsi untuk mengatur kelahiran anak
(Saifuddin, 2006). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang
digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita)
yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.Jadi kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut.
B. Tujuan
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan
jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB
ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
C. Jenis-Jenis
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat bangun
tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi.
Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik
Contoh grafiknya seperti ini :
b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir atau
barrier sperma.Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan
senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan
sperma tumpah di dalam vagina.
o Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
o Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali
berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan
KB.
o Keuntungan
a) Dapat dipaki sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
o Kekurangan metode ini:
a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan
c) Mengurangi sensasi seksual
o Baik untuk pasangan yang:
a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b) Jarang bersenggama
c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
o Kontraindikasi
Alergi.
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau
tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum
senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi.
Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah
spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam
waktu < 6 jam setelah senggama.
c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),
kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat
hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam
rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):
penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan
jantung.
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone
sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone
sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
o Cara Kerja
a) Menekan ovulasi
b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak
akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi
tidak akan terjadi kehamilan.
c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-
96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
o Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
a) Masih ingin punya anak
b) Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor atau keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara
lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan warna
kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan.
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan atau injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, &
ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan
yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo
Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone
adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi
yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
o Cara Kerja
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari
hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari
hasil konsepsi.
o Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
o Keuntungan
a) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6
bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
b) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c) Tingkat efektifitasnya tinggi
d) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang,
sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
h) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen,
antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah
disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
o Kerugian
a) Perdarahan yang tidak menentu
b) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c) Berat badan yang bertambah
d) Sakit kepala
e) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
o Saat Pemberian yang tepat:
a) Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum
dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b) Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c) Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
o Baik untuk Wanita yang:
a) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b) Lebih suka disuntik daripada makan pil
c) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
o Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices
o Efek Samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi
suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu
( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala .Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.
4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit
sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan
angka z (PI).Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100
wanita bila menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun.Angka
PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi
tersebut.
d. Kontrasepsi strerilisasi
Adalah pemotongan atau pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua
saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain
adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering
dipakai di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
D. Siklus Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi. Bila
siklus haid teratur (28 hari) : Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1. Masa
subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
b. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
c. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi
Berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan
sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling
rendah.
a) Masa proliferasi
Dimulai dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi
pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk
perlekatan janin.
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke- 12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
b) Masa sekresi.
Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi
rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
Progesterone Estrogen
2. PIL KOMBINASI
PIL
Progesterone Estrogen
Devisit
vol.cairan
3. IMPLANT
IMPLANT
Kadar progestin tetap Supresi maturasi siklik Merangsang hipotalamus Reaksi radang di lengan Kurang pengetahuan
konstan endometrium dan hipofisis kiri tentang prosedur
pemasangan dan efek yg
Mucus servik menebal, Mengganggu proses Supresi peningkatan Pelepasan mediator terjadi
kental dan jumlahnya pembentukan endometrium Luteininzing Hormone (LH) inflamasi
menurun Ansietas
Atrofi endometrium Menekan terjadinya ovulasi Stimulasi saraf simpatis &
Membentuk sawar parasimpatis
untuk penetrasi sperma Menghambat terjadinya
implantasi Persepsi nyeri
Menghambat
pergerakan sperma Nyeri
4. IUD
IUD
Reaksi radang di cavum uteri Perubahan reaksi kimia Terjadi efek mekanik Kurang pengetahuan
tentang prosedur
Fagosit meningkat Perubahan reaksi pemasangan dan efek yg
enzimatik uterus Erosi endometrium Kontraksi uterus terjadi
Perubahan endometrium
Perubahan endometrium Spotting Iskemia otot uterus Ansietas
Keputihan meningkat
Nidasi tidak terjadi Infeksi Pelepasan mediator
Infeksi pelvis inflamasi
Makrofag meningkat
Hipertermi Stimulasi saraf simpatis
Menekan sperma & parasimpatis
Perubahan suhu tubuh
Sperma dan ovum tidak Persepsi nyeri
bertemu
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami, Keluhan utama, Riwayat penyakit sekarang, Riwayat
mestruasi, Riwayat KB, Riwayat psikologi
b. Pemeriksaan fisik
c. Riwayat obstetric
2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. Implant
Nyeri akut
Ansietas
Kurang pengetahuan
d. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
b. Ansietas
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
c. Kurang Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi