Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Definisi
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan objek-
objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang
diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015” dimana misinya sangat menekankan pentingnya
upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas
keluarga. Oleh karena itu diperlukan suatu metode kontrasepsi untuk mengatur kelahiran anak
(Saifuddin, 2006). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang
digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita)
yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.Jadi kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut.

B. Tujuan
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan
jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB
ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.

C. Jenis-Jenis
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat bangun
tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi.
Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik
Contoh grafiknya seperti ini :

2. Metode Lendir Serviks


Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita.Lendir ini dicek di
vagina.Sesudah haid vagina biasanya kering.Setelah itu muncul lendir yang lengket (sticky).
Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and slippery). Hari terakhir
basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi.
3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari tanda
tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi serta konsistensi
serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai variabel.Tetapi tetap juga
memiliki keterbatasan.
4. Metode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa
subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.Sedangkan, bila siklus haid tidak
teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan.Yang paling normal haid adalah 28 hari, tetapi
masih dianggap normal jika antara 21-35 hari.Masa subur awal didapatkan dengan siklus
terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11.Misalnya
siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur adalah antara hari ke 7 s/d 24.
5. Metode Amenorea Laktasi
Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid akibat
hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut
terhambat.Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu2 harus
memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam
hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam.
Semakin sering dan lama bayi menyusui maka semakin kecil
ovulasi akan timbul. Dalam 6 bulan pertama jika diterapkan dengan
benar angka kehamilannya hanya 2 %.Jika perdarahan (haid)
muncul maka kemungkinan hamil semakin muncul.
6. Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina.Efektivitasnya 75-80%.Faktor kegagalan biasanya terjadi
karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat
menarik penis keluar.

b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir atau
barrier sperma.Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan
senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan
sperma tumpah di dalam vagina.
o Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
o Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali
berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan
KB.
o Keuntungan
a) Dapat dipaki sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
o Kekurangan metode ini:
a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan
c) Mengurangi sensasi seksual
o Baik untuk pasangan yang:
a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b) Jarang bersenggama
c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
o Kontraindikasi
Alergi.

2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau
tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum
senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi.
Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah
spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam
waktu < 6 jam setelah senggama.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat
dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam
rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila
berkeinginan untuk mempunyai anak.
o Jenis
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru.
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenorhea.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel.
Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung.Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
o Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati
(2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
o Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1 tahun)
o Keuntungan
a) Tidak terganggu faktor lupa
b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
tembaga T 380 A)
c) Mengurangi kunjungan ke klinik
d) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
o Baik untuk Wanita yang:
a) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka panjang
b) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c) Memberikan ASI
d) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e) Berada dalam masa pasca aborsi
f) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak
boleh menggunakannya
i) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
o Kontraindikasi
a) Hamil atau diduga hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
c) Pernah menderita radang rongga panggul
d) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e) Riwayat kehamilan ektopik
f) Penderita kanker alat kelamin
o Efek samping
a) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2
ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan
(senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
b) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan
dengan resiko infeksi rahim.
o Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat:
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi
(MAL)
d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi
e) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
o Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:
a) 1 bulan pasca pemasangan
b) 3 bulan kemudian
c) Setiap 6 bulan berikutnya
d) Bila terlambat haid 1 minggu
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),
kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat
hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam
rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):
penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan
jantung.

1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone
sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone
sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
o Cara Kerja
a) Menekan ovulasi
b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak
akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi
tidak akan terjadi kehamilan.
c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-
96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
o Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
a) Masih ingin punya anak
b) Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor atau keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara
lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan warna
kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan.

2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan atau injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, &
ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan
yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo
Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone
adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi
yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
o Cara Kerja
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari
hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari
hasil konsepsi.
o Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
o Keuntungan
a) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6
bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
b) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c) Tingkat efektifitasnya tinggi
d) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang,
sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
h) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen,
antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah
disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
o Kerugian
a) Perdarahan yang tidak menentu
b) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c) Berat badan yang bertambah
d) Sakit kepala
e) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
o Saat Pemberian yang tepat:
a) Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum
dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b) Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c) Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
o Baik untuk Wanita yang:
a) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b) Lebih suka disuntik daripada makan pil
c) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
o Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices
o Efek Samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi
suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu
( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala .Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.

3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/ Implant


Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75
gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
o Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara
tetap melepaskan hormone tersebut dalam dosis
kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:

a) Lendir serviks menjadi kental


b) Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c) Menekan ovulasi
o Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
o Keuntungan
a) Sekali pasang untuk 3 tahun
b) Tidak mempengaruhi produksi ASI
c) Tidak mempengaruhi tekanan darah
d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk di
tubektomi
o Baik untuk wanita yang:
a) Ingin metode yang praktis
b) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c) Tinggal di daerah terpencil
d) Tak khawatir jika tak dapat haid
o Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
o Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang tidak
teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.
o Waktu Mulai Menggunakan Implant
a) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c) Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari

4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit
sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan
angka z (PI).Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100
wanita bila menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun.Angka
PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi
tersebut.
d. Kontrasepsi strerilisasi
Adalah pemotongan atau pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua
saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain
adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering
dipakai di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.

1. Kontap Pada Wanita ( TUBEKTOMI )


TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak hamil lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan angka
kegagalankurang dari 1%
o Keuntungan Tubektomi
a) Sangat efektif
b) Permanen
c) Tidak mempengaruhi proses menyusui
d) Tidak bergantung pada faktor senggama
e) Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
f) Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
g) Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
h) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
i) Berkurangnya resiko kanker ovarium
o Yang Dapat Menjalani Tubektomi
a) Usia > 26 tahun
b) Peritas > 2
c) Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
d) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e) Pascapersalinan
f) Pascakeguguran
g) Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
a) Hamil
b) Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
c) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan
e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
f) Belum memberikan persetujuan tertulis
o Kapan dilakukan
a) Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb tidak
hamil
b) Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
c) Pasca persalinan

2. Kontap Pada Pria ( VASEKTOMI )


VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.
o Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau gangguan
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas
keluarga.
o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi
a) Infeksi kulit pada daerah operasi
b) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
c) Hidrokel atau varikokel yang besar
d) Hernia inguinalis
e) Filariasis / elephantiasis
f) Undesensus testikularis
g) Massa intraskrotalis
h) Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia

D. Siklus Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi. Bila
siklus haid teratur (28 hari) : Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1. Masa
subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
b. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
c. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi
Berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan
sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling
rendah.
a) Masa proliferasi
 Dimulai dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
 Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi
pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk
perlekatan janin.
 Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke- 12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
b) Masa sekresi.
Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi
rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

d. Mekanisme Siklus Menstruasi


 Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis yang
menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam ovarium.
 Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen,
 Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon
gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing hormone)
 Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang disalurkan dari
hipotalamus ke hipofisis
 Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang dan makin banyak
mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung esterogen. Esterogen mempunyai
pengaruh terhadap endometrium menyebabkan endometrium tumbuh (menebal) yang
disebut masa proliferasi
 Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang, mendekati permukaan
ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.
 Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna merah) yang akan menjadi
korpus luteum (berwarna kuning).
 Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon progesteron mempunyai
pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi menyebabkan kelenjar-
kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi (masa sekresi)
 Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi yang menyebabkan kadar
esterogen dan progesteron menurun, sehingga terjadi degenerasi serta perdarahan dan
pelepasan endometrium yang nekrotik, yang disebut masa mestruasi.
 Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum dipertahankan dan
berkembang menjadi korpus luteum graviditatis
E. PATHWAY
1. Suntik
Suntik

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor pembekuan darah


meningkat
Retensi cairan Merangsang pusat Stimulasi hipotalamus Pengentalan lender
reseptor makanan serviks Trombosis
Peningkatan TD Menekan LH,FSH
Nafsu makan Menghambat penetrasi
Menghambat meningkat Ovulasi terhambat sperma
siklus oksigenasi
BB meningkat Perubahan maturasi Sperma & ovum tidak
Nyeri kepala endometrium bertemu
Perubahan body
Nyeri Menghambat image Atropi Lender meningkat
produksi
Asam lambung prostaglandin Dinding rahim sulit lepas Keputihan
meningkat
Peningkatan Amenorrhea
Merangsang proteksi terhadap
muntah mukosa lambung Ansietas
Mual
Devisit Iritasi mukosa
vol.cairan lambung

2. PIL KOMBINASI
PIL

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor pembekuan darah


meningkat
Retensi cairan Merangsang pusat Stimulasi hipotalamus Pengentalan lender
& Na nafsu makan serviks Trombosis
LH,FSH menurun
Peningkatan Nafsu makan meningkat Menghambat penetrasi
TD Ovulasi terhambat sperma
BB meningkat
Menghambat Perubahan maturasi Sperma & ovum tidak
sikluas Perubahan body endometrium bertemu
oksigenasi image
Menghambat Atropi Lendir meningkat
Nyeri kepala produksi
prostaglandin Dinding rahim sulit lepas Konsepsi tidak terjadi
Nyeri
Peningkatan Amenorrhea
Asam lambung proteksi terhadap
meningkat mukosa lambung Ansietas

Merangsang Iritasi mukosa


muntah lambung

Devisit
vol.cairan
3. IMPLANT
IMPLANT

Hormon levonorgestrel (progestin sintetik) Benda asing dibawah kulit

Kadar progestin tetap Supresi maturasi siklik Merangsang hipotalamus Reaksi radang di lengan Kurang pengetahuan
konstan endometrium dan hipofisis kiri tentang prosedur
pemasangan dan efek yg
Mucus servik menebal, Mengganggu proses Supresi peningkatan Pelepasan mediator terjadi
kental dan jumlahnya pembentukan endometrium Luteininzing Hormone (LH) inflamasi
menurun Ansietas
Atrofi endometrium Menekan terjadinya ovulasi Stimulasi saraf simpatis &
Membentuk sawar parasimpatis
untuk penetrasi sperma Menghambat terjadinya
implantasi Persepsi nyeri
Menghambat
pergerakan sperma Nyeri
4. IUD
IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi radang di cavum uteri Perubahan reaksi kimia Terjadi efek mekanik Kurang pengetahuan
tentang prosedur
Fagosit meningkat Perubahan reaksi pemasangan dan efek yg
enzimatik uterus Erosi endometrium Kontraksi uterus terjadi
Perubahan endometrium
Perubahan endometrium Spotting Iskemia otot uterus Ansietas
Keputihan meningkat
Nidasi tidak terjadi Infeksi Pelepasan mediator
Infeksi pelvis inflamasi
Makrofag meningkat
Hipertermi Stimulasi saraf simpatis
Menekan sperma & parasimpatis
Perubahan suhu tubuh
Sperma dan ovum tidak Persepsi nyeri
bertemu
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami, Keluhan utama, Riwayat penyakit sekarang, Riwayat
mestruasi, Riwayat KB, Riwayat psikologi
b. Pemeriksaan fisik
c. Riwayat obstetric
2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
a. Kontrasepsi suntik
 Nyeri akut
 Deficit volume cairan
 Perubahan body image
 Ansietas
b. Kontrasepsi pil
 Nyeri akut
 Perubahan body image
c. Implant
 Nyeri akut
 Ansietas
 Kurang pengetahuan
d. IUD
 Nyeri akut
 Perubahan suhu tubuh
 Ansietas
 Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan:  Pain Level, Pain Management
Agen injuri (biologi, kimia,  pain control,  Lakukan pengkajian nyeri
fisik, psikologis), kerusakan  comfort level secara komprehensif termasuk
jaringan Setelah dilakukan tindakan lokasi, karakteristik, durasi,
keperawatan selama 1x24 frekuensi, kualitas dan faktor
DS: jam klien tidak mengalami presipitasi
- Laporan secara verbal nyeri, dengan kriteria hasil:  Observasi reaksi nonverbal dari
DO:  Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
- Posisi untuk menahan (tahu penyebab nyeri,  Bantu pasien dan keluarga
nyeri mampu menggunakan untuk mencari dan menemukan
- Tingkah laku berhati-hati tehnik nonfarmakologi dukungan
- Gangguan tidur (mata untuk mengurangi nyeri,  Kontrol lingkungan yang dapat
sayu, tampak capek, sulit mencari bantuan) mempengaruhi nyeri seperti
atau gerakan kacau,  Melaporkan bahwa nyeri suhu ruangan, pencahayaan
menyeringai) berkurang dengan dan kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri menggunakan manajemen  Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Fokus menyempit nyeri  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
(penurunan persepsi  Mampu mengenali nyeri menentukan intervensi
waktu, kerusakan proses (skala, intensitas, frekuensi  Ajarkan tentang teknik non
berpikir, penurunan dan tanda nyeri) farmakologi: napas dalam,
interaksi dengan orang dan  Menyatakan rasa nyaman relaksasi, distraksi, kompres
lingkungan) setelah nyeri berkurang hangat/ dingin
- Tingkah laku distraksi,  Tanda vital dalam rentang  Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan, normal  Berikan informasi tentang nyeri
menemui orang lain  Tidak mengalami seperti penyebab nyeri, berapa
dan/atau aktivitas, aktivitas gangguan tidur lama nyeri akan berkurang dan
berulang-ulang) antisipasi ketidaknyamanan
- Respon autonom (seperti dari prosedur
diaphoresis, perubahan  Kolabrasi dalam pemberian
tekanan darah, perubahan analgetik untuk mengurangi
nafas, nadi dan dilatasi nyeri
pupil)  Monitor vital sign sebelum dan
- Perubahan autonomic sesudah pemberian analgesik
dalam tonus otot (mungkin pertama kali
dalam rentang dari lemah
ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

b. Ansietas
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kecemasan berhubungan NOC : NIC :


dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan
Faktor keturunan, Krisis - Koping kecemasan)
situasional, Stress, Setelah dilakukan asuhan  Gunakan pendekatan yang
perubahan status kesehatan, selama 1x24 jam klien menenangkan
ancaman kematian, kecemasan teratasi dgn  Nyatakan dengan jelas
perubahan konsep diri, kriteria hasil: harapan terhadap pelaku
kurang pengetahuan dan  Klien mampu pasien
hospitalisasi mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur
mengungkapkan gejala dan apa yang dirasakan
DO/DS: cemas selama prosedur
- Insomnia  Mengidentifikasi,  Temani pasien untuk
- Kontak mata kurang mengungkapkan dan memberikan keamanan dan
- Kurang istirahat menunjukkan tehnik mengurangi takut
- Berfokus pada diri sendiri untuk mengontol cemas  Berikan informasi faktual
- Iritabilitas  Vital sign dalam batas mengenai diagnosis,
- Takut normal tindakan prognosis
- Nyeri perut  Postur tubuh, ekspresi  Libatkan keluarga untuk
- Penurunan TD dan denyut wajah, bahasa tubuh mendampingi klien
nadi dan tingkat aktivitas  Instruksikan pada pasien
- Diare, mual, kelelahan menunjukkan untuk menggunakan tehnik
- Gangguan tidur berkurangnya relaksasi
- Gemetar kecemasan
- Anoreksia, mulut kering
- Peningkatan TD, denyut  Dengarkan dengan penuh
nadi, RR perhatian
- Kesulitan bernafas  Identifikasi tingkat
- Bingung kecemasan
- Bloking dalam  Bantu pasien mengenal
pembicaraan situasi yang menimbulkan
- Sulit berkonsentrasi kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Kolaborasi dalam
pemberian obat anti cemas

c. Kurang Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kurang Pengetahuan NOC: NIC :


Berhubungan dengan :  Kowlwdge : conception Family Plannning:
keterbatasan kognitif, prevention Contraception
interpretasi terhadap  Kowledge : health 1. Kaji tingkat pengetahuan
informasi yang salah, Behavior pasien dan pemahaman
kurangnya keinginan untuk Setelah dilakukan tindakan tentangpilihan kontrasepsi
mencari informasi, tidak keperawatan selama 1x24 2. Lakukan pemeriksaan fisik
mengetahui sumber-sumber jam pasien menunjukkan yang relevan
informasi. pengetahuan tentang 3. Tentukan kemampuan dan
kontrasepsi dengan kriteria motivasi klien untuk
hasil: menggunakan metode
DS: Menyatakan secara  Pasien dan keluarga kontrasepsi
verbal adanya masalah menyatakan 4. Tentukan tingkat komitmen
DO: ketidakakuratan pemahaman klien untuk secara konsisten
mengikuti instruksi, tentangkontrasepsi, jenis menggunakan metode
perilaku tidak sesuai kontrasepsi, kelebihan kontrasepsi yang dipilih
dan kekurangan, cara 5. Diskusikan agama, budaya,
kerja dari kontrasepsi perkembangan, sosial
 Pasien dan keluarga ekonomi, dan pertimbangan
mampu melaksanakan individu yang berkaitan
prosedur yang dengan kontrasepsi pilihan
dijelaskan secara benar 6. Jelaskan tentang metode
 Pasien dan keluarga kontrasepsi termasuk jenis
mampu menjelaskan kontrasepsi, efektivitas, efek
kembali apa yang samping,
dijelaskan perawat/tim kontraindikasi,tanda-tanda
kesehatan lainnya dan gejala yang muncul
setelah pemakaian
kontrasepsi
7. Diskusikan pemilihan
kontrasepsi
8. Dukung klien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat
9. Berikan kontrasepsi kepada
pasien sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi.Makssar.


Depkes RI. 2008. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta
Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta : EGC.
Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru
Hidayati. 2009. Buku Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika
Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta KB
non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf). (Online). (Diakses tanggal 01 Oktober
2016. Pada pukul 06.00 WIB)
Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi
yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
(http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf). (Online), (Diakses tanggal
01 Oktober 2016. Pada pukul 06.45 WIB).
Mochtar R., Prof, Dr, MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid 2,Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Saifuddin, Bari, A. 2006. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai