Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

EMESIS GRAVIDARUM

I. KONSEP TEORI

A. Definisi

Emesis gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan

trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga terjadi

setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007).

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada ibu hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi

hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari (Prawiharjo,

2010).

Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan

pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan

hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon esterogen,

progesteron, dan dikeluarkanya human chorionic gonadothropine

hormone. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan terjadinya

emesis gravidarum (Manuaba,2010).

Jadi, emesis gravidarum adalah keluhan umum yang dirasakan pada

kehamilan muda berupa mual-mual dan muntah sampai usia kehamilan 4

bulan.
B. Etiologi

Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan

hormon kelamin yang diproduksi selama hamil.

Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon

kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau

mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di

saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang

diendapkan semalaman.

Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .

Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama

hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon

hipofise

Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh

perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama

kehamilan (Suririnah, 2009).

C. Manifestasi Klinis

Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi

hari, disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2010) .

Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang (Ai yeyeh, 2010)

Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :


1. Rasa mual, bahkan dapat sampai munta Mual dan muntah ini terjadi

1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi

setiap saat.

2. Nafsu makan berkurang

3. Mudah lelah

4. Emosi yang cenderung tidak stabil

D. Patofisiologi

1. Narasi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen

yang biasa terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat

mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan

alkalosis hipokloremik.Emesis gravidarum ini dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan

energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis

dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan

aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.

Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran

darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat

makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat

metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir


esofagus dan lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat

perdarahan gastrointestinal.
2. Skema

Faktor alergi Faktor adaptasi (psikologis) Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum Penurunan pengosongan lambung

Penyesuaian Komplikasi Peningkatan tekanan


gaster

B2 (Bleeding)
Hiperemesis Gravidarum
MK : Nyeri

Intake nutrisi Pengeluaran nutrisi berlebihan


menurun Kehilangan cairan berlebih

B5 (Bowel) Dehidrasi

MK : Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh

Cairan eksta seluler dan plasma Hemokonsentrasi

B4 (Bladder) Aliran darah ke jaringan menurun


MK : Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Metabolisme intra sel menurun Perfusi
jaringan otak

Otot lemah Penurunan kesadaran

Kelemahan tubuh B3 (Brain)

B6 (Bone) MK : Gangguan
perfusi jaringan
MK : Intoleransi
aktivitas

Bobak,dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed 6. Jakarta: EGC.


E. Pemeriksaan Diagnostik

1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi

janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,

melokalisasi plasenta.

2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan

diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang

dilakukan adalah darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG

(pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan

ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita hipertiroid

dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4.

Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50-60% terjadi

penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat

dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori. Pemeriksaan

laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan

pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan Blood Urea Nitrogen,

kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk

mendeteksi adanya kehamilan ganda ataupun mola

hidatidosa.(Prawiroharjho, 2008).

F. Penatalaksanaan

1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda

yang selalu dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur

berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.


2. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.

3. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.

Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.

4. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis

gravidarum :

a. Vitamin yang diperlukan : (vitamin B kompleks, mediamer B6

sebagai vitamin dan anti muntah)

b. Pengobatan :

1) Sedativa ringan : Luminal 3 x 30 mg (Barbitural), Valium

2) Antri mual muntah : Stimetil, Primperan, Emetrol dan

lainnya.

c. Nasehat Pengobatan

1) Banyak minum air atau minuman lain

2) Hindari minuman atau makanan yang asam untuk

mengurangi iritasi lambung

d. Nasehat Kontrol Antenatal :

1) Pemeriksaan hamil lebih sering

2) Segera datang bila terjadi keadaan abnormal (Manuaba,

2010)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Riwayat Keperawatan

1. Data Subjektif

Nausea dan vomitus : merupakan gejala-gejala utama. Pasien

tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa

pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid : sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak

datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang

pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga

mengaburkan diagnosis.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan Umum

Kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan

turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang

iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah bagian

bawah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring

kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau

seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi

hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan,

aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat

terjadi.
B. Pemeriksaan Fisik : Data Fokus

1. B1 : Pernafasan (Breathing)

Frekuensi pernafasan meningkat

2. B2 : Cardiovaskuler (Bleeding)

Mengalami pusing, suara jantung lup-dup (S1, S2)

3. B3 : Persyarafan (Brain)

Perfusi jaringan otak, penurunan kesadaran

4. B4 : Eliminasi urin (Bladder)

Urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai konsentrasi tinggi sebagai

akibat dehidrasi, aseton menunjukkan asedosis.

5. B5 : Eliminasi alvi (Bowel)

Mual muntah yang berlebuh (4-8 minggu), nyeri epigastrium,

pengurangan berat badan (5-10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan

merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang,

mata cekung dan lidah kering.

6. B6 : Tulang otot-Integumen (Bone)

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma.

C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien

hiperemesis gravidarum :

a. Dipstik urin : Ketonuria (Keton +1 atau lebih), keton berdampak

buruk terhadap perkembangan janin

b. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyulis seperti anemia

dan infeksi
c. Ureum dan Kreatinin, dilakukan bila dicurigai ada gangguan ginjal

d. Elektrolit, pada muntah yang hebat bisa terjadi electrolyte imbalance

e. Glukosa darah sewaktu (GDS), karena pasien yang mual-muntah

umumnya sulit makan sehingga bisa mengalami hipoglikemia

f. Fungsi tiroid (TSH, fT4)

g. Fungsi hati (SGOT,SGPT): perlu dibedakan antara peningkatan yang

normal terjadi pada hiperemesis gravidarum dan akibat penyakit pada

hati seperti hepatitis B atau penyebab lainnya

h. Amilase: menentukan ada tidaknya prostatitis

i. Kultur urin : infeksi saluran kemih dapat menyebabkan mual muntah

Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lainnya

yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan USG untuk memastikan

kesejahteraan janin dan memeriksa kemungkinan adanya kehamilan

multipel atau penyakit tropoblastik.

D. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Diagnosa 1

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual-muntah.

a. Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik

b. Batasan karakteristik

- Kram abdomen
- Nyeri abdomen

- Menghindari makanan

- Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal

- Kerapuhan kapiler

- Diare

- Kehilangan rambut berlebihan

- Bising usus hiperaktif

- Kurang makanan

- Kurang informasi

- Kurang minat pada makanan

- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

- Kesalahan konsepsi

- Kesalahan informasi

- Mambran mukosa pucat

- Ketidakmampuan memakan makanan

- Tonus otot menurun

- Mengeluh gangguan sensasi rasa

- Mengeluh asupan makanan kurang dan RDA (recommended

daily allowance)

- Cepat kenyang setelah makan

- Sariawan rongga mulut

- Steatorea

- Kelemahan otot pengunyah

- Kelemahan otot untuk menelan


c. Faktor yang berhubungan

- Faktor biologis

- Faktor ekonomi

- Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien

- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan

- Ketidakmampuan menelan makanan

- Faktor psikologis

2. Diagnosa 2

Resiko keseimbangan cairan dan elektrolit dengan faktor resiko

kehilangan cairan dan elektrolit secara aktif.

a. Definisi

Berisiko mengalami perubahan kadar elektrolít serum yang dapat

mengganggu kesehatan

b. Faktor Resiko

- Defisiensi volume cairan

- Diare

- Disfungsi endokrin

- Kelebihan volume cairan

- Gangguan mekanisme regulasi (mis.,diabetes, isipidus,

sindrom ketidaktepatan sekresi hormon antidiuretik)

- Disfungsi ginjal

- Efek samping obat (mis, medikasi, drain)

- Muntah
3. Diagnosa 3

Cemas berhubungan dengan koping tidak efektif, perubahan psikologi

kehamilan.

a. Definisi

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai

respon autonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh indifidu); perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat

kewaspadaan yang memperingati individu akan adanya bahaya

dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

b. Batasan karakteristik

1) Perilaku :

- Penurununan produkvitas

- Gerakan yang irelevan

- Gelisah

- Melihat sepintas

- Insomnia

- Kontak mata yang buruk

- Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam

peristiwa hidup

- Agitasi

- Mengintai

- Tampak waspada
2) Afektif :

- Gelisah, distres

- Kesedihan yang mendalam

- Ketakutan

- Perasaan tidak adekuat

- Berfokus pada diri sendiri

- Peningkatan ketidakberdayaan yang persisten

- Bingung

- Menyesal

- Ragu atau tidak percaya diri

- Khawatir

3) Fisiologis :

- Wajah tegang

- Peningkatan keringat

- Peningkatan ketegangan

- Suara bergetar

- Gemetar

c. Faktor yang berhubungan

- Perubahan dalam status ekonomi, lingkungan, status

kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran.

- Pemajanan toksik

- Terkait keluarga

- Herediter

- Penularan penyakit interpersonal


- Krisis maturase

- Stres ancaman kematian

- Ancaman pada status ekonomi, pola interaksi, fungsi peran,

status peran dan konsep diri

E. Perencanaan

1. Diagnosa 1

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual-muntah.

a. Tujuan dan kriteria hasil

NOC

- Nutritional Status :

- Nutritional Status : Food and Fluid Intake

- Nutritional Status : Nutrient Intake

- Weight Control

Kriteria Hasil :

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti


b. Intervensi keperawatan

NIC

Nutrition Management :

- Kaji adanya alergi makanan

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

- Berikan substansi gula

- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

- Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan

ahli gizi)

- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring :

- BB pasien dalam batas normal

- Monitor adanya penurunan berat badan

- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

- Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

- Monitor lingkungan selama makan


- Jadwalkan pengobatan dan perubahan pigmentasi

- Monitor turgor kulit

- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

- Monitor mual dan muntah

- Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

- Monitor pertumbuhan dan perkembangan

- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan intake nutrisi

- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan

cavitas oral.

- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

2. Diagnosa 2

Resiko keseimbangan cairan dan elektrolit dengan faktor resiko

kehilangan cairan dan elektrolit secara aktif.

a. Tujuan dan kriteria hasil

NOC

- Fluid balance

- Hydration

- Nutritional Status : Food and Fluid

- Intake

Kriteria Hasil :

- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ

urine normal, HT normal


- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

- Tidak ada tanda tanda dehidrasi,

- Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak

ada rasa haus yang berlebihan

b. Intervensi keperawatan

NIC

Fluid Management :

- Timbang popok/pembalut jika diperlukan

- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

- Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi

adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

- Monitor vital sign

- Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori

harian

- Kolaborasikan pemberian cairan IV

- Monitor status nutrisi

- Berikan cairan IV pada suhu ruangan

- Dorong masukan oral

- Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

- Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

- Tawarkan snack (jus buah, buah segar)

- Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul

memburuk

- Atur kemungkinan tranfusi


- Persiapan untuk tranfusi

Hypovolemia Management :

- Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan

- Pelihara IV line

- Monitor tingkat Hb dan hematokrit

- Monitor tanda vital

- Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan

- Monitor berat badan

- Dorong pasien untuk menambah intake oral

- Pemberian cairan lV monitor adanya tanda dan gejala

kelebihan volume cairan

- Monitor adanya tanda gagal ginjal

3. Diagnosa 3

Cemas berhubungan dengan koping tidak efektif, perubahan psikologi

kehamilan.

a. Tujuan dan kriteria hasil

NOC

- Anxiety Level

- Social Axiety Level

Kriteria Hasil :

- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala

cemas

- Mengidentifikasi dan mengungkapkan serta menunujukan

teknik untuk mengontrol cemas


- Vital sign dalam mengontrol cemas

- Postur tubuh, expresi wajah dan tingkat aktifitas menunjukan

berkurangnya kecemasan.

b. Intervensi keperawatan

NIC

Anxiety Reduction :

- Gunakan pendekatan yang menenangkan

- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur

- Pahami prefektif pasien terhadap situasi stress

- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi

takut

- Lakukan Back/Neck rub

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Identifikasi tingkat kecemasan

- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketkutan dan

persepsi

- Instruksikan pasien menggunakan teknik relaxasi

Relaxation Therapy :

- Jelaskan alasan untuk mengenal relaxasi dan manfaat, batas

dan jenis relaksasi yang tersedia


- Menciptakan lingkungan yang tenang, dengan cahaya redup

dan suhu sentyaman mungkin


III. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai