Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar


1.1.1 Definisi
Emesis gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga terjadi setiap
saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007).
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu
hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat
pula timbul setiap saat pada malam hari (Prawiharjo, 2010).
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada
wanita karena terdapat peningkatan hormon esterogen, progesteron, dan
dikeluarkanya human chorionic gonadothropine hormone. Hormon-hormon inilah
yang diduga menyebabkan terjadinya emesis gravidarum (Manuaba,2010).
Jadi, emesis gravidarum adalah keluhan umum yang dirasakan pada
kehamilan muda berupa mual-mual dan muntah sampai usia kehamilan 4 bulan.

1.1.2 Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil.
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau
mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat
yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman.
3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil
muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise

1
2

5. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan
psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan
(Suririnah, 2009).

1.1.3 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi
dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Emesis gravidarum
ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton
dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal
ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
3

1.1.4 Web Of Caution (WOC)

Faktor alergi Faktor adaptasi (psikologis) Peningkatan estrogen

Emesis Gravidarum Penurunan pengosongan lambung

Penyesuaian Komplikasi Peningkatan tekanan


gaster

B2(Bleeding)
Hiperemesis Gravidarum
MK : Nyeri

Intake nutrisi Pengeluaran nutrisi berlebihan


menurun Kehilangan cairan berlebih

B5 (Bowel) Dehidrasi

MK : Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh

Cairan eksta seluler dan plasma Hemokonsentrasi

B4(Bladder) Aliran darah ke jaringan menurun


MK : Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Metabolisme intra sel menurun Perfusi jaringan otak

Otot lemah Penurunan kesadaran

Kelemahan tubuh B3(Brain)

B6 (Bone) MK : Gangguan
perfusi jaringan
MK : Intoleransi
aktivitas

Bobak,dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed 6. Jakarta: EGC.


4

1.1.4 Manifestasi klinis


Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari,
disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2010) . Akibat mual
dan muntah nafsu makan berkurang (Ai yeyeh, 2010)
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
1. Rasa mual, bahkan dapat sampai munta Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali
sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2. Nafsu makan berkurang
3. Mudah lelah
4. Emosi yang cenderung tidak stabil

1.1.5 Komplikasi
Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu
menghebatnya sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu
komplikasi yang paling sering dialami adalah dehidrasi atau disebut juga
kekurangan cairan. Andai kata dehidrasi tersebut tidak segera diganti dengan
cairan yang cukup dan benar maka sudah dipastikan akan mempengaruhi janin
yang ada dalam kandungan (Admin, 2005).

1.1.6 Pemeriksaan Diagnostik


1 USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta.
2 Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3 Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar),
analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien
dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan
parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid
50-60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi
5

gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori.


Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan
pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan Blood Urea Nitrogen,
kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi
adanya kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.(Prawiroharjho, 2008).

1.1.7 Penatalaksanaan
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu
dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai
umur kehamilan 4 bulan.
2. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga
tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
3. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.
Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
4. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis
gravidarum :
1) Vitamin yang diperlukan : (vitamin B kompleks, mediamer B6 sebagai
vitamin dan antimuntah)
2) Pengobatan :
(1) Sedativa ringan : Luminal 3 x 30 mg (Barbitural), Valium
(2) Antri mual muntah : Stimetil, Primperan, Emetrol dan lainnya.
3) Nasehat Pengobatan
(1) Banyak minum air atau minuman lain
(2) Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi
lambung
4) Nasehat Kontrol Antenatal :
(1) Pemeriksaan hamil lebih sering
(2) Segera datang bila terjadi keadaan abnormal (Manuaba,2010)
6

1.2 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus : merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air
liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
3. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
Kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun.
Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada
bibir dan wajah bagian bawah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah.
Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti
buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala,
stupor dan koma dapat terjadi.
(1) B1: Pernafasan(Breathing)
Frekuensi pernafasan meningkat
(2) B2: Cardiovaskuler(Bleeding)
Mengalami pusing, suara jantung lup-dup (S1,S2)
(3) B3: Persyarafan(Brain)
Perfusi jaringan otak, penurunan kesadaran
(4) B4: Eliminasi urin (Bladder)
Urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai konsentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi, aseton menunjukkan asedosis.
(5) B5: Eliminasi alvi (Bowel)
Mual muntah yang berlebuh (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan
berat badan (5-10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
7

rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah
kering.
(6) B6: Tulang otot-Integumen (Bone)
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma.

1.2.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien emesis gravidarum adalah meliputi:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan dan elektrolit secara aktif.
3. Cemas berhubungan dengan koping tidak efektif, perubahan psikologi
kehamilan.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
8

1.2.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Ketidakseimbangan Menyeimbangakan 1. Batasi intake oral hingga muntah 1. Memelihara keseimbangan cairan
nutrisi kurang dari pemenuhan nutrisi klien berhenti. elektrolit dan mencegah muntah
kebutuhan tubuh sesuai dengan kebutuhan 2. Berikan obat anti emetik yang di selanjutnya.
berhubungan dengan programkan dengan dosis rendah, 2. Mencegah muntah serta memelihara
anoreksia, mual misalnya Phenergan 10-20mg/i.v. keseimbangan cairan dan elektrolit.
muntah. 3. Pertahankan terapi cairan yang 3. Koreksi adanya hipovolemia dan
diprogramkan. keseimbangan elektrolit.
4. Catat intake dan output. 4. Menentukan hidrasi cairan dan
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil pengeluaran melalui muntah.
tapi sering. 5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang
6. Anjurkan untuk menghindari dibutuhkan tubuh.
makanan yang berlemak. 6. Dapat menstimulus mual dan muntah.
7. Anjurkan untuk makan makanan 7. Makanan selingan dapat mengurangi atau
selingan seperti biskuit, roti dan teh menghindari rangsang mual muntah yang
(panas) hangat sebelum bagun tidur berlebih.
pada siang hari dan sebelum tidur. 8. Untuk mempertahankan keseimbangan
8. Catat intake terapi parenteral, jika nutrisi.
intake oral tidak dapat diberikan 9. Untuk mengetahui integritas mukosa
dalam periode tertentu. mulut.
9. Inspeksi adanya iritasi atau lesi 10. Untuk mempertahankan integritas
pada mulut. mukosa mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal 11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan
9

hygiene serta penggunaan cairan potensial penurunan kapasitas pembawa


pembersih mulut sesering oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb <
mungkin. 12 mg/dl atau kadar Ht rendah
11. Pantau kadar Hemoglobin dan dipertimbangkan anemi pada trimester I.
Hemotokrit. 12. Menetapkan data dasar ; dilakukan
12. Test urine terhadap aseton, secara rutin untuk mendeteksi situasi
albumin dan glukosa. potensial resiko tinggi seperti
13. Ukur pembesaran uterus. ketidakadekuatan asupan karbohidrat
dan Hipertensi karena kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap
pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada
janin, yang mengakibatkan kemunduran
perkembangan janin dan kemungkinan-
kemungkinan lebih lanjut.

Mengembalikan volume 1. Memberikan data berkenaan dengan


2. Gangguan
cairan agar normal 1. Tentukan frekuensi atau beratnya semua kondisi. Peningkatan kadar
keseimbangan cairan
kembali. mual/muntah. Hormon Chorionik Gonadotropin (HCG),
dan elektrolit
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinan perubahan metabolisme karbohidrat dan
berhubungan dengan
masalah medis lain (misalnya penurunan motilitas gastrik memperberat
kehilangan cairan dan
Ulkus peptikum, gastritis). mual/muntah pada trimester I.
elektrolit secara
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, 2. Membantu dalam mengenyampingkan
berlebih.
membran mukosa, TD, penyebab lain untuk mengatasi masalah
input/output dan berat jenis urine. khusus dalam mengidentifikasi
Timbang BB klien dan bandingkan intervensi.
dengan standar. 3. Sebagai indikator dalam membantu
10

4. Anjurkan peningkatan asupan mengevaluasi tingkat atau kebutuhan


minuman berkarbonat, makan hidrasi.
sesering mungkin dengan jumlah 4. Membantu dalam meminimalkan
sedikit. Makanan tinggi karbonat mual/muntah dengan menurunkan
seperti : roti kering sebelum keasaman lambung.
bangun dari tidur.

1. Untuk mencegah dan mengurangi


3. Cemas berhubungan Menurunkan tingkat kecemasan.
1. Kontrol lingkungan klien dan
dengan koping tidak kecemasan klien. 2. Untuk menjaga intergritas psikologis.
batasi pengunjung.
efektif, perubahan 3. Untuk menurunkan kecemasan dan
2. Kaji tingkat fungsi psikologis
psikologi kehamilan membina rasa saling percaya.
klien.
4. Untuk meringankan pengaruh
3. Berikan support psikologis.
psikologis akibat kehamilan.
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan
4. Berikan penguatan positif.
mental klien.
5. Berikan pelayanan kesehatan yang
maksimal.

4. Intoleransi aktifitas Meningkatkan toleransi 1. Menghemat energi dan menghindari


1. Anjurkan klien membatasi aktifitas
berhubungan dengan aktivitas. pengeluaran tenaga yang terus-menerus
dengan isrirahat yang cukup.
kelemahan. untuk meminimalkan
2. Anjurkan klien untuk menghindari
kelelahan/kepekaan uterus.
mengangkat berat.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya
3. Bantu klien beraktifitas secara
mungkin tidak dimodifikasi untuk
bertahap.
wanita beresiko.
11

4. Anjurkan tirah baring yang 3. Aktifitas bertahap meminimalkan


dimodifikasi sesuai indikasi. terjadinya trauma serta meringankan
dalam memenuhi kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin perlu
dimodifikasi sesuai indikasi.

(Prawiroharjho, 2008)
12

1.2.4 Implementasi Keperawatan


Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan
kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai
dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat (Rustam Mochtar, 2008).

1.2.5 Evaluasi Keperawatan


Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail, agar semua tenaga keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan
kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai
dibawah pengawasan yang masih seprofesi (Rustam Mochtar, 2008).

Anda mungkin juga menyukai