Anda di halaman 1dari 37

RESUME KEPERAWATAN ANTENATAL CARE DI POLI KEBIDANAN

PUSKESMAS BOGOR SELATAN

Nama: Sulih Ristiyani Ayu Saputri

NIM: 18160100042

PROGAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2017
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
ANTENATAL CARE

1. PENGERTIAN ANTENATAL CARE


Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari. (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1.Trimester I: dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
2.Trimester II: dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan kehamilan.
3.Trimester III: dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002:89)
Antenatal care adalah, pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sedangkan pengawasan sebelum
persalinan terutama yang ditujukan pada ibu disebut ante partal care. Antenatal adalah
perawatan fisik dan mental sebelum persalinan yaitu sejak masa kehamilan. Antenatal ini
bersifat preventife care dan tujuan secara umumnya adalah mencegah hal-hal yang kurang
baik bagi bayi maupun ibu (Prof Sulaiman Sastra Winata). Antenatal care adalah
perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan
anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu
Kebidanan).
2. ASPEK PENGETAHUAN
1. Tanda dan gejala kehamilan :
i. Tanda Subjektif ( Resunitif Sign )
a. Mual, Muntah
b. Mengidam
c. Lelah
d. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
e. Konstipasi dan obstipasi
f. Pigmentasi kulit
g. Adanhya varises
h. Tanda chadwik ( Bercak keunguan pada vagina )
i. Leukore ( Keputihan )
j. Amenore ( Tidak Haid )
ii. Tanda Objektif ( Probabilitas Sign )
a. Tanda Hegar adalah melunaknya segmen bawah uterus
b. Tanda Gadles adalah melunaknya cerviks
c. Ballottement adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang,
mengapung dalam posisinya.
d. Uterine Soffie ( Desiran ) : Goyangan, desiram nadi yang terdengar diatas
uterus normal
e. Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi intermiten yang mungkin terjadi
selama hamil dan tidak terasa sakit
f. Strice Gravidarum, akibta tegangan terdapat garis tak teratur pada abdomen.
iii. Tanda Pasti (Positif ) pada kehamilan
Gerakan janin yang dapat dilihat, diras dan diraba bagian janin, denyut jantung
janin (DJJ), terlihat tulang-tulang janin dalam fhoto Rontgen ( Mochtar, 1998 )
3. Perubahan Anatomi Fisiologis
a. System reproduksi dan payudara
1) Anatomi Organ Panggul
a) UTERUS
Peningkatan berat dari 60 gram sampai 1000 gram pada akhir kehamilan
(40 minggu). Peningkatan ukuran dari 7,5 x 5 x 2,5 cm sampai 30 x 23 x
20. berikut ini adalah perubahan uterus pada setiap trimester yaitu sebagai
berikut:
- Trimester I
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama kehamilan di bawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat,
pembesaran ini dasarnya disebabkan oleh hipertropi , hiperplasia,
lunak dan dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bentuk uterus pada
awal kehamilan berubah menjadi bulat untuk mengantisipasi
pertumbuhan janin dan juga menampung cairan dan jaringan plasenta
yang terus meningkat. Pada minggu ke-12 kehamilan uterus telah
keluar dari rongga panggul sehingga dapat teraba di atas simpisis pubis
dan mengadakan dekrorotasi ke arah kanan sesuai dengan
pembesarannya.
Tanda Hegar : perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan
isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat slaing sentuh.
Perlunakan ini timbul 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir.
Tanda piskacek : pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi
terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga
rahim bentuknya tidak sama.
Leher rahim (serviks) : berfungsi sebagai pelindung yang efektif
terhadap infeksi dan juga mempertahankan kehamilan. Di bawah
pengaruh progesteron sel-sel leher rahim mengeluarkan lendir yang
menebal dan makin pekat selama kehamilan, lendir yang menebal
membentuk sumbatan leher rahim yang disebut operculum. Ukuran
leher rahim tetap selama kehamilan yaitu 2,5 cm. Estrogen
menyebabkan peningkatan vaskularisasi pada leher rahim sehingga
terjadi perlunakan (tanda goodell’s).
Desicua : merupakan nama lain dari endometrium selama kehamilan.
Progesteron dan estrogen yang dihasilkan oleh corpus luteum
menyebabkan desidua menjadi lebih tebal , labih banyak mengandung
darah pada daerah fundus, daerah ini merupakan tempat implantasi.
Desidua menghasilkan lingkungan yang kaya glikogen untuk blastocist
sampai trofoblastik membentuk plasenta. Setelah plasenta terbentuk,
maka plasentas dapat membentuk hormon sendiri dan korpus luteum 
berubah menjadi corpus albican.
- Trimester II
Pada awal kehamilan trimester II, uetrus mulai memasuki
rongga peritoneum. Minggu ke-20 kehamilan bentuk rahim menjadi
seperti aslinya atau berbentuk buah pir, bagian fundus lebih bulat dan
tebal. Kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Sejalan dengan bertambahnya ukuran uterus, posisi uterus akan
menempel pada dinding abdomen dan menggeser intestinal ke arah
atas dan samping sehingga memungkinkan uterus terdapat pada posisi
longitudinal terhadap garis axis panggul dan dinding abdomen
menyokongnya dari depan.
- Trimester III
Pada akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih
lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badannya dapat diraba
untuk mengetahui posisi dan ukurannya, korpus berkembang menjadi
segmen bawah rahim.
Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi penurunan janin ke
bagian bawah rahim hal inin disebabkan melunakny jaringan-jaringan
dasar panggul bersamaan dengan gerakan yang baik dari otot rahim
dan kedudukan bagian bawah rahim.
Estrogen menyebabkan peregangan miometrium sehingga pada
saat ini dapat terjadi konstraksi brakton hicks yang sifatnya tidak
beraturan, datang sewaktu-waktu dan tidak mempunyai irama tertentu.
b) OVARIUM
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda.
Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan  dapat ditemukan di dalam
ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu
pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya
pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk
menghasilkan estrogen dan progesteron.
c) TUBA FALOPII
Selama kehamilan otot-otot yang meliputi tuba mengalami hipertropi
dan epitelium mukosa tuba menjadi gepeng.
d) VAGINA
- Trimester I
Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormon
estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick
(warna merah tua atau kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-8
kehamilan.
Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam kerena
meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina. Estrogen
membantu mempertahankan dan meningkatkan keasaman vagina (pH
3,5-5) yang berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan bakteri patogen yang mungkin ada dalam vagina.
- Trimester II
Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal, iritasi
atau berbau busuk.
- Trimester III
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epitelium.
Lapisan otot mambesar, vagina lebih elastis yang memungkinkan
turunnya bagian bawah janin.
e) PAYUDARA
- Trimester I
Terdapat peningkatan dari ukuran nodulus, estrogen dan
progesteron menyebabkan ukuran payudara membesar, puting susu
juga membesar  dan warnanya lebih gelap, kelenjar montgomery
membesar dan hipertropi sehingga puting dareola mammae lembab.
Progesteron dan somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan
garam pada payudara, ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit.
- Trimester II
Estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan dari sistem
dukutus, lobuli dan alveoli dan dapat meningkatkan produksi susu
selama kehamilan. Konsentrasi dan kadar prolaktin dalam darah ibu
meningkat.
- Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk
laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron, dan
pada trimester ini kolostrum sudah mulai keluar.
b. Sistemik
1) System kardiovaskular
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi
dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan
adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut
berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
- Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran
serta bertambahnya kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena
pengaruh hormon estrogen dan progresteron terjadi pembesaran kapiler,
relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
- Trimester II & III
a) Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah
karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran
uterus pada vena pelvik atau pada vena cava inferior.
b) Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh
hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel
gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
c) Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
d) Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior
oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur terlentang.
e) Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana meningkatnya aliran
darah ke daerah kulit.
f) Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena bagian bawah
meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan
jaringan elastis karena pengaruh hormon estrogen.
2) System respirasi/pernapasan
Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk
pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem
respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen, dyspnea (sesak nafas) dan
peningkatan volume tidal.
Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan
disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Pengaruh hormonal
(peningkatan kadar estrogen) menyebabkan ligamen pada kerangka iga
berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Sedangkan perubahan
mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm,
peningkatan 2 cm tranversal saat sudut subkostal dan iga bawah melebar, serta
lingkar toraks melingkar kurang lebih 6 cm. Semua perubahan ini disebabkan
oleh pembesaran uterus akibat tekanan keatas.
Perubahan-perubahan ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan
kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan
uterus. Adanya perubahan-perubahan ini juga menyebabkan perubahan pola
pernapasan dari pernapasan abdominal menjadi torakal yang juga memberikan
pengaruh untuk memenuhi peningkatan konsumsi oksigen maternal selama
kehamilan. Perubahan hormonal pembesaran mukosa saluran respirasi.
Pernafasan melalui hidung akan semakin sulit, sehingga wanita hamil
cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya xerostomia. Insidensi xerostomia pada wanita hamil
adalah sekitar 44%. Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi.
Selain itu, peningkatan progesteron menyebabkan hiperventilasi.
Hiperventilasi pada kehamilan adalah hiperventilasi relatif, artinya kenaikan
ventilasi alveolar diluar pengaruh CO2 sehingga PaCO2 menurun.
Pemenuhan kebutuhan oksigen
Laju basal metabolisme meningkat selama kehamilan seperti terbukti
oleh peningkatan konsumsi oksigen. Laju Metabolisme Basal (BMR) biasanya
meningkat pada bulan ke-4 gestasi, meningkat 15% -20% pada akhir
kehamilan, dan kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6
pascapartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di
unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan
kerja jantung ibu.
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara.
Dengan semakin tuanya kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan
perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit. Namun
karena adanya peningkatan kebutuhan O2, menyebabkan adanya penurunan
kadar CO2 yang menyebabkan alkalosis. Seain itu, peningkatan vaskularisasi,
sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat kapiler membesar
sehingga terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas.
Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan
suara, dll. Peningkatan ini juga membuat membran timpani dan tuba eustaki
bengkak, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.
Selama melahirkan, konsumsi O2 dapat meningkat 20-25 %. Bila
fungsi paru terganggu karena penyakit paru, kemampuan untuk meningkatkan
konsumsi oksigen terbatas dan mungkin tidak cukup untuk mendukung partus
normal, sebagai konsekuensi fetal distress dapat terjadi.
3) System pencernaan
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh
peningkatan hormon progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap
organ saluran pencernaan
- Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya
muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari
sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai
kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita
ditemukan adanya  (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang sering
dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu
tradisi.
- Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ
dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan
lateral. Wasir (Hemorrhoid) cukup sering  pada kehamilan sebagian besar
akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk
vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran
balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah.
4) System urinarius
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya
bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat  60 ml dari 10 ml pada wanita
yang tidak hamil.  Utereter berdilatas perubahan fungsi ginjal selama
kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta termasuk
Adenocorticotrofik  Hormonal (ACTH), ADH (anti diuretic hormon, aldostro,
aldosteron, kortisol, HcS (human chorionic somatotropin) dan  hormon tiroid.
Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya
dari awal kehamilan relatif yang tinggi  samapai term dan akan kembali
normal pada 20 minggu post partum. Glukosuria pada kehamilan tidak
selamanya abnormal, hal ini mungkin berhubungan dengan penigkatan
kortikosteroid. Bila sering terjadi harus diwaspai terjadi dibetes Mellitus.
Peningktan glukosa ini juga mempermudah terjadinya infeksi pada saluran
perkemihan. Protein urine secara normal dieksresikan 200-300 mg/hari, bila
melebihi 300 mg/hari, maka harus diwaspadai terjadinya komplikasi.
Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus
karena posisi  blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan
frekuensi buang air kecil. Terutama pada trimester I, Trimester II ekanan
uterus terhadap blass berkurang. Karena utrus sudah mulai keluar dari rongga
panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan kembali akrena
bagian terendah janin turun ke rongga panggul . Selain itu vaskularisasi pada
blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya hemodilusi juga
menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine
bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml.
5) System integument
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigementasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone.
6) System musculoskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik
secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara
postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
- Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing  menyebabkan relaksasi
jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal pada satu minggu
terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada
panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses
persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan
sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser ke arah
belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini
menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap
mengalami perubahan karena  janin membesar dalam abdomen sehingga
untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur,
dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh
anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar  dengan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi
pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964).
Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari
uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.
7) System persarafan
Pada saat hamil, ibu akan mengalami perubahan-perubahan pada system
persyarafan, diantaranya ;
a) Saraf pelvik yang menekan disebabkan oleh perbesaran uterus yang
merupakan hasil perubahan sensori pada kaki 
b) Rasa sakit yang menekan disebabkan oleh penarikan pada serabut saraf /
penekanan pada akar saraf dorsolumbar lordosis yang merupakan gejala
lubang antara persendian sampai lengan
c) Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera & tangan selama 3
minggu terakhir kehamilan . pembengkakan yang menekan saraf median
dibawah ligmen persendian antara lengan & tangan 
d) Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori )
& rasa sakait pada tangan yang menyebar sampai siku . tangan yang
dominan biasa nya berpengaruh 
e) Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebab kan oleh stoop-
snouldered sikap menerima oleh beberapa wanita selama kehamilan pada
kondisi ini dihunbungkan dengan penarikan pada segmen dari brachial
plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat
nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis
pertama, memecah menjadi beberapa nervus utama bahu , dada & lengan,
sinusitis, tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan , kunang2 , letih,
lesu , dan pingsan adalah umum terjadi selama kehamilan  hypocalcemia
( penurunan kalsium darah yang kurang dari normal ) dikarenakan
persyarafan otot seperti kejang otot / tetanus.
f) Gangguan pada efisiensi tidur
Di masa-masa kehamilan, beberapa wanita sering mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar istirahat tidur. Tidur lelap
seolah menjadi barang mahal di masa kehamilan. Wanita hamil yang
sudah tidak bisa tidur dengan baik di awal kehamilannya kemungkinan
akan merasa sangat sedikit tidur di kehamilan lanjut. Kesulitan dalam
pemenuhan istirahat tidur, dapat membuat kondisi ibu hamil menurun,
konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood
bekerja, dan cenderung emosional. Tentu saja hal ini dapat membuat beban
kehamilan semakin berat. Selain harus menyesuaikan diri dengan
perubahan hormon maupun perubahan fisik, wanita hamil juga harus
berjuang menghadapi stamina yang menurun drastis.
Salah satu dampak gangguan pemenuhan istirahat tidur adalah
terjadinya stress emosional yang dialami oleh wanita hamil, sehingga
mengakibatkan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon
pemicu stres. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi
gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak
didalam rahim. Selain itu stres yang muncul dapat mempengaruhi nafsu
makan ibu sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin
berkurang. Jika intake makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan
pertumbuhan janin akan terganggu.
Selain itu, kurang tidur memberi efek buruk pada stamina diantaranya
sakit kepala dan sulit konsentrasi. Kondisi ini tentu akan membuat
pekerjaan menjadi terbengkalai. Kurang tidur juga dapat mengganggu
metabolisme tubuh. Seperti yang sudah diketahui, tidur adalah proses
pemulihan sel-sel tubuh. Jika proses ini terganggu tentu regenerasi sel-sel
tubuh tidak akan maksimal. Akibatnya tubuh menjadi lemas, dan rentan
terhadap berbagai penyakit. Keadaan kurang tidur juga dapat mengganggu
kesehatan psikis, seperti mudah marah, dan menjadi sangat sensitif. Oleh
karena itu wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur
yang teratur dan cukup, hal ini dapat dicapai dengan pengaturan posisi
tidur untuk mencapai tidur yang berkualitas.
8) System endokrin
a) Estrogen Dan Progesteron
Pengaruh-Pengaruh Umum:
a. Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel
b. Peningkatan sekresi, mengendurkan (relaksasi otot polos)
Pengaruh-Pengaruh Khusus:
1. Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum yang sudah
dibuahi dapat berimplantasi, menyebabkan relaksasi
2. Menyebabkan hipertropi dari dinding uterus dan peningkatan ukuran-
ukuran pembuluh darah dan limpatik sehingga mengakibatkan
peningkatan vaskularisasi, kongesti dan oedem. Perubahan ini
menyebabkan adanya tanda chadwick, tanda goodell’s dan tanda
hegar.
3. Merelaksasikan otot-otot polos dan berakibat :
- Meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik.
- Meningkatkan gastrik refluks karena relaksasi cardiac spincter
sehingga timbul rasa panas dalam perut (heartburn)
- Penurunan motilitas gasrointestinal sehingga konstipasi.
- Pembuluh arteri dan vena relaksasi dan dilatasi sehingga
meningkatkan kapasitas vena dan venula.
4. Hipertropi dan hiperplasia jaringan payudara
5. Menjaga peningkatan suhu basal ibu
6. Hipertropi dan hiperplasia jaringan payudara
7. Merangsang perkembangan perkembangan sistem alveolar payudara
8. Dengan hormon relaksin mengendurkan jaringan ikat, otot dan
ligamen sehingga dapat terjadi nyeri punggung.
b) Cortisol
Sumber adrenal ibu pada awal kehamilan, selanjutnya dihasilkan oleh
plasenta, 25 mg diproduksi per hari, efeknya dapat meningkatkan gula
darah dan modifikasi aktifitas antibodi.
c) Aldosteron
Sumber adrenal ibu, kadrnya sangat tinggi dlam kehamilan, menyebabkan
retensi natrium dan air
d) HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Sumber trofoblast dan mencapai puncak pada sebelum 16 minggu, dari 18
minggu ke atas relatif konstan. Berfungsi sebagai pemelihara corpus
luteum.
e) HPL (Human Plascenta Laktogen ) atau Chorionicsomatotropin
Meningkat seiring dengan plasenta dalam kehamilan, berfungsi sebagai
laktogenik dan antagonis insulin.
f) Relaxin
Sumber corpus luteum, level tertinggi pada awal kehamilan.
g) Pituitary Hormon
FSH dan LH tertekan karena peningkatan prolaktin. Laktasi belum dimulai
sampai level prolaktin meningkat dan estrogen menurun.
h) Tiroid
Selama kehamilan membesar karena hiperplasia jaringan kelenjar dan
meningkatnya vaskularisasi. Level tiroksi (T4) meningkat. TRH tidak
meningkat, TSH meningkatsedikit, ketika HCG berada dalam puncak TSH
menurun yaitu pada trimester I.
i) Paratiroid
Hiperplasia yang disebabkan oleh estrogen dan HPL. Tingkat parathormon
dalam kehamilan meningkat dan mencapai puncaknya pada 15-35 minggu.
j) Pankreas
Janin dalam pertumbuhannya di dalam rahim mempunyai pertumbuhan
dan perkembangan, sehingga tngkat glukosa darah ibu menurun pada awal
kehamilan dan pankreas mneurunkan produksi insulin.
4. Pathway Prenatal
5. Adaptasi Psikologis
a. Menerima kehamilan.
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu adalah menerima ide
kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut
(Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan
respons emosionalnya dalam menerima kehamilan:
b. Kesiapan menyambut kehamilan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal untuk
mencari validasi medis tentang kehamilannya. Namun beberapa wanita menunda
validasi medis karena akses ke perawatan terbatas, merasa malu, atau karena alas
an budaya. Bagi sebagian orang kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa
alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini. Setelah kehamilan
dipastikan, respons emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira
sampai syok, tidak yakin, dan putus asa.
c. Respons emosional.
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal
tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian utama dari rencana
hidupnya. Perubahan mood yang cepat umum dijumpai pada wanita hamil.
Perubahan hormonal, merupakan bagian respons ibu terhadap kehamilan, dapat
menjadi penyebab perubahan mood, hamper sama seperti saat mereka akan
menstruasi atau selama menopause.
d. Respon terhadap perubahan citra tubuh.
Sikap wanita terhadap tubuhnya diduga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan
kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya biasanya terlihat selama
transmitter pertama. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut
menjadi lebih negatif.
e. Ambivalensi selama masa hamil.
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta
dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah
respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran
baru. Pernyataan seseorang tentang kecantikan seseorang wanita yang tidak hamil
atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan untuk memiliki seorang
anak berarti melepaskan pekerjaan dapat meningkatkanrasa ambivalen. Perasaan
ambivalen berat yang menetap sampai trimester ketiga dapat mengindikasikan
bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984).
6. Identifikasi peran ibu
Proses mengidentifikasikan peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan
seorang wanita, yakni melalui memori-memori ketika ia sebagai seorang anak diasuh
oleh ibu. Peran-peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi,
dan merawat adik-adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang
ibu.
a. Mengatur kembali hubungan antara ibu dan anak perempuan serta antara dirinya
dan pasangannya, serta membangun hubungan dengan anak yang belum lahir.
1) Hubungan ibu dan anak perempuan
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi
terhadap kehamilan dan menjadi ibu (Rubin, 1967a, b; Mercer, Hackley,
Bostrom, 1982). Lederman (1984) mencatat empat komponen penting
hubungan antara seorang wanita hamil dan ibunya :
- Kesediaan ibu (pada masa lalu dan saat ini)
Keberadaan ibu disisi anak perempuannya selama masa kanak-kanak
sering kali berarti ibu juga akan hadir dan mendukung selama anaknya
hamil.
- Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya
Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan penerimaannya
terhadap cucu dan anak perempuannya. Apabila ibu mendukung, anak
perempuannya bisa memiliki kesempatan untuk membicarakan
kehamilan dan persalinan serta rasa suka cita atau rasa ambivalen
dengan seorang wanita yang memiliki pengetahuan dan menerima
kehamilan.
- Penghargaan otonomi anak perempuannya
Ibu menghormati otonomi anak perempuannya membuat rasa percaya
diri anak perempuannya tumbuh.
- Kesediaan ibu untuk menceritakan kenangannya
Mendengarkan pengalaman melahirkan seorang calon nenek
membantu wanita hamil mengantisipasi dan mempersiapkan diri
menghadapi persalinan dan kelahiran. Mendengar cerita tentang
dirinya pada masa kanak_kanak membuat wanita hamil merasa dicintai
dan diinginkan.
7. Identifikasi terhadap resiko tinggi kehamilan
Setiap kehamilan merupakan suatu proses yang beresiko. Kehamilan yang
beresiko dapat memberikan masalah berupa infeksi, perdarahan pasca persalinan, atau
persalinan lama. Komplikasi lain yang dikenal juga sebagai 5K ( kematian, kesakitan,
kecacatan, ketidaknyamanan, ketidakpuasan).
Konseling diberikanuntuk mempersiapkan kehamilan sesuai dengan kelompok
resiko setiap ibu hamil. Faktor resiko dikelompokkan menjadi 3 menurut skor Poedji
Rochjati, yaitu kelompok APGO,AGO, dan AGDO.
APGO (Ada Potensi Gawat Obstetri )
7 Terlalu
1. Primi muda : terlalu muda untuk hamil I (<16 th)
2. Primi tua : terlalu tua untuk hamil I (≥35 th )
3. Primi tua sekunder: terlalu lama punya anak lagi (selisih umur dengan anak
terakhir>10th)
4. Terlalu cepat punya anak lagi (selisih umur anak terkecil <2 th)
5. Terlalu banyak memiliki anak ( >4) / (grande multi )
6. Hamil pada umur ≥35 th
7. Terlalu pendek ( ≤ 145cm)
3 Pernah
1. Pernah ada Riwayat obstetri buruk (abortus/lahir mati): anak I meninggal, hamil II
prematur,hamil II lahir tp meninggal < 7hari, hamil III/lebih tapi 2x gagal 
2. Pernah melahirkan dengan bantuan : vaccum,forcep,manual plasenta,tranfusi post
partum
3. Pernah SC(section cesarean)
AGO ( Ada Gawat Obstetri )
1. Penyakit ibu hamil : anemia, malaria, TBC, penyakit jantung, DM, PMS, asma,
dan lain- lain
2. Preeklamsia ringan
3. Hamil kembar
4. Hidramnion
5. Hamil serotinous
6. Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
7. Letak sungsang
8. Letak lintang
AGDO ( Ada Gawat Darurat Obstetri )
1. Perdarahan antepartum/perdarahan sebelum bayi lahir
2. Preeklamsia berat / Eklamsia
Ukuran resiko diberi nilai dalam bentuk angka yang disebut skor, dan hasil
kumulatif setiap skor dari faktor resiko diatas akan dikelompokkan dalam 3 kategori.
Untuk semua ibu hamil memiliki awal skor 2 dan  jumlahkan skor sesuai dengan
faktor resiko yang dimiliki ibu (sesuai pembagian diatas).
1. Kelompk Resiko Rendah (skor 2), kemungkinan besar mengalami persalina
normal dengan ibu dan bayi sehat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (skor 6-10), resiko kegawatan obstetri tetapi tidak
darurat.
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (skor≥12),resiko perdarahan sebelum bayi lahir,
gawat darurat obstetri yang perlu rujukan secepatnya.
8. Adaptasi sibling
a. Adaptasi sibling :
 0 – 2 tahun, tidak sadar dengan kehamilan ibunya dan belum tahu terhadap
penjelasan.
 2 – 4 tahun, berespon terhadap perubahan pada tubuh ibu dan tingkah lakunya.
 4 – 5 tahun, senang mendengarkan denyut jantung janin, belajar
perkembangan bayi.
 Sekolah, kenyataan dan bagaimana terjadinya kehamilan dan persalinan.
 Adolescence, Negatifistik terhadap senang akan penampilan ibunya
b. Persiapan Sibling pada Masa Prenatal
1. Ikut sertakan anak untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, ajak anak
mendengarkan bunyi jantung anak & merasakan pergerakan bayi.
2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran bayi, misalnya dengan
membantu mendekorasi ruangan bayi
3. Pindahkan anak ke tempat tidur (jika sblmnya tidur di tempat tidur kecil)
setidaknya 2 bln sebelumnya kelahiran bayi
4. Bacakan buku, putarkan video / masukkan anak ke dalam kelas persiapan
sibling termasuk kunjungan dalam RS.
5. Jawab pertanyaan anak tentang datangnya kelahiran, bagaimana bayi itu &
pertanyaan lainnya.
6. Ajak anak ke rumah yang mempunyai bayi sehingga anak mempunyai
gambaran nyata seperti apa bayi itu.
7. Persiapan kehamilan
a. Kelas metode persalinan
1) Metode Dick-Read
Grantly Dick- dan read ialah seorang dokter inggris yang menulis dua
buku, natural childbirth(1933) dan Child-birth Without fear(1944). Ia menulis
bahwa rasa nyeri melahirkan merupakan akibat pengaruh social dan sindrom
takut – tegang – nyeri.
Menurut Dick – Read ( 1959 ) : Rasa takut, tegang, dan nyeri ialah tiga
selubung yang bertentangan dengan rancangan alam. Apabila rasa takut,
tegang, dan nyeri berjalan beriringan, untuk menghilangkan nyeri perlu
dilakukan tindakan untuk meringankan ketegangan dan mengatasi rasa takut.
Implementasi teori saya menunjukkan metode yang dapat mengalahkan
ketakutan, menghilangkan ketegangan, dan menggantinya dengan relaksasi
mental dan fisik.
Karya Dick – Read menjadi dasar program persiapan melahirkan dan
pelatihan pengajar diseluruh Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Afrika
Selatan. Perawat yang telah mempelajari metode ini mendirikan International
Childbirth Education Association ( ICEA ) pada tahun 1960.
Untuk mengganti rasa takut tentang hal yang tidak diketahui melalui
pemahaman dan keyakinan, program Dick – Read meliputi pemberian
informasi tentang persalinan dan melahirkan, disamping nutrisi, hygiene, dan
latihan fisik. Kelas – kelas ini mengajarkan tiga teknik :
1. Latihan fisik untuk membuat tubuh siap saat melahirkan.
2. Latihan relaksasi secara sadar.
3. Latihan pola napas.
Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot
seluruh tubuh. Dengan berlatih, banyak wanita mampu berelaksasi sesuai
perintah, baik selama kontraksi maupun diantara kontraksi.
Pola napas meliputi napas dalam pada abdomen hampir sepanjang
masa bersalin, napas pendek menjelang akhir tahap pertama, dan sampai
pada waktu terakhir ini, menahan napas pada tahap kedua persalinan. Para
pengajar metode Dick – Read berpendapat bahwa berat otot – otot
abdomen terhadap uterus yang berkontraksi meningkatkan rasa nyeri.
Wanita melahirkan diajar untuk mendorong otot – otot perutnya ke atas
saat rahim naik selama suatu kontraksi. Dengan demikian otot – otot
abdomen terangkat dari uterus yang berkontraksi.
Metode Dick – Read telah diadaptasi karena dukungan persalinan yang
dahulu hanya dilakukan oleh perawat, saat ini dapat dilakukan oleh suami
atau orang lain yang dipilih ibu.  
2) Metode Lamaze
Pada sekitar tahun 1960, metode Lamaze menjadi populer di Amerika
Serikat, setelah Marjorie Karmel memperkenalkan metode psikoprofilaksis
( PPM ) dalam bukunya, Thank You, Dr. Lamaze. The American Society For
Psychoprophylaxis in Obstetrics ( ASPO ) didirikan pada tahun 1960 dan the
National Associaton of Childbirth Education, Inc. ( NACE ) dibentuk pada
tahun 1970 untuk mempromosikan metode Lamaze dan mempersiapkan
pengajar metode ini. Pada tahun 1971, the National Council of Childbirth
Education Specialists, Inc. ( CCES ) didirikan untuk menawarkan seminar
untuk melatih pengajar.
Metode Lamaze berasal dari karya Pavlov tentang classical
conditioning. Menurut Lamaze, rasa nyeri merupakan respons bersyarat.
Wanita juga dapat dikondisikan supaya tidak mengalami rasa nyeri pada saat
melahirkan. Metode Lamaze membuat wanita berespons terhadap kontraksi
rahim buatan dengan mengendalikan relaksasi otot dan pernapasan sebagai
ganti berteriak dan kehilangan kendali ( Lamaze, 1972 ). Strategi untuk
mengatasi rasa nyeri ini antara lain memusatkan perhatian pada titik perhatian
tertentu, misalnya, pada gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi
oleh stimulus lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons
terhadap stimulus nyeri.
Wanita ini diajar untuk merelaksasi otot – otot yang tidak terlibat saat
ia mengontraksi kelompok otot tertentu. Ia akan menerapkan latihan ini pada
saat melahirkan, yakni dengan merelaksasi semua otot lain saat rahim
berkontraksi. Wanita yang mengikuti kelas p;ersiapan dengan memakai
metode Lamaze selama tahap pertama persalinan mempertahankan control
neuromuskular pada tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
wanita yang mempersiapkan diri dengan caranya sendiri ( Bernardini, Maloni,
Stegman, 1983 ). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cronenwett dan
Brickman ( 1983 ) dan Mackey ( 1990 ), mempertahankan kendali erat
kaitannya dengan rasa puas.
Pengajar – pengajar metode Lamaze percaya bahwa pernapasan dada
mengangkat diafragma dari rahim yang berkontraksi sehingga menciptakan
lebih banyak ruang bagi rahim untuk berkembang. Pola pernapasan dada
bervariasi, sesuai intensitas kontraksi dan kemajuan persalinan. Para pengajar
ini juga berusaha menghilangkan rasa takut dengan meningkatkan pemahaman
tentang fungsi tubuh dan nyeri neurofisiologis. Dukungan pada saat bersalin
diberikan oleh suami, orang lain, atau pleh tenaga ahli terlatih yang disebut
monitrice.
3) Metode Bradley   
Robert Bradley, seorang ahli kandungan dari denver, menulis Husband
– Coached Childbirth pada tahun 1965, suatu metode yang menjelaskan apa
yang disebutnya persalinan alami yang sebenarnya, yakni tanpa tindakan
anestesi atau analgesi dan dengan bantuan suami serta memakai teknik
pernapasan khusus saat melahirkan. The American Academy of Husband –
Coached Childbirth ( AAHCC ) didirikan untuk  mempersiapkan para
pengajar dan menyiapkan metode ini supaya dapat digunakan.
Metode Bradley didasarkan pada observasi perilaku binatang saat
melahirkan dan menekankan keharmonisan tubuh, yakni dengan melakukan
control pernapasan, pernapasan perut, dan relaksasi seluruh tubuh ( Bradley,
1974 ). Teknik ini menekankan factor lingkungan, seperti suasana gelap,
menyendiri, dan suasana tenang sehingga peristiwa melahirkan menjadi lebih
alami. Ibu yang memakai metode Bradley sering tertidur saat bersalin, tetapi
sebenarnya mereka berada dalam tingkat relaksasi mental yang dalam.
Walaupun kehadiran ayah pada saat melahirkan tampaknya merupakan
factor yang sangat penting bagi kebanyakan wanita, konsep ayah atau suami
sebagai penolong persalinan mendapat kritikan dari beberapa pihak ( klien,
dkk, 1981 ). Beberapa pria tidak nyaman dalam memainkan peran ini, tetapi
tetap dapat mendukung istrinya selama hamil dan bersalin.
4) Teknik mengurangi nyeri
Ada cara alami yang bisa mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan.
Caranya pun mudah dan bisa Anda terapkan sendiri atau meminta bantuan
orang lain.
1. Pijatan
Pijatan di daerah bagian bawah punggung atau di bagian bahu saat
kontraksi dapat mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Tidak hanya itu,
pijatan juga bisa membuat Anda rileks dan membantu merangsang tubuh
melepaskan hormon yang bisa membuat Anda merasa lebih baik, yaitu
hormon endorfin. Minta tolong kepada pendamping atau bidan untuk
memijat tubuh Anda. Minta mereka untuk memijat secara perlahan-lahan
karena pijatan yang terlalu cepat justru bisa menjadikan Anda panik.
2. Kehangatan
Dengan kehangatan, tubuh bisa menjadi lebih rileks. Menurut penelitian,
menempelkan sesuatu yang hangat ke tubuh bisa membuat otot tidak
tegang serta meringankan rasa sakit saat persalinan. Caranya mudah, isi
botol dengan air panas, tapi bukan air mendidih. Sebelum menempelkan
pada tubuh, balut botol air hangat dengan handuk tipis terlebih dahulu.
Kehangatan juga bisa Anda peroleh dengan mengompres bagian yang
terasa sakit, seperti di antara bagian belakang vagina dan punggung
dengan handuk yang telah direndam air hangat. Sensasi kehangatannya
bisa membuat Anda lebih nyaman.
3. Atur pernapasan
Jika Anda bisa mengatur pernapasan dengan baik, rasa nyeri saat kontraksi
bisa berkurang dan sekaligus menghemat energi. Caranya mudah. Anda
bisa menarik napas dalam-dalam dari hidung saat mulai kontraksi, lalu
hembuskan secara perlahan-lahan melalui mulut. Saat itu Anda juga harus
berkonsentrasi bahwa Anda bernapas untuk membuat tubuh lebih rileks.
Lakukan terus hal tersebut. Jaga ritmenya jangan sampai Anda mengambil
napas terlalu dalam, tapi tidak seimbang dengan yang Anda hembuskan.
4. Ubah posisi Anda
Saat berada di ruang persalinan dalam waktu lama, Anda akan merasa
jenuh dan pegal jika hanya menunggu kelahiran dengan berdiam diri di
kasur. Saat melahirkan, Anda memang dituntut untuk menyimpan energi
Anda, namun bukan berarti selamanya harus berdiam diri. Sedikit bergerak
bisa meredakan rasa sakit dan juga bisa mempercepat proses persalinan.
Cobalah beberapa posisi seperti berikut ini:
 Berdiri atau bersandar di tempat tidur, bola senam hamil atau di
pasangan Anda.
 Anda juga bisa menggoyangkan pinggul untuk membantu bayi Anda
bergerak ke bawah.
 Duduklah di kursi atau bola senam hamil. Setelahnya bangun dan
gerakkan badan dengan berjalan-jalan sebentar.
 Berlutut di atas tikar dengan satu kaki diangkat juga bisa dilakukan.
Hal ini juga bagus untuk memperlebar jalan keluar bayi Anda.
 Jika punggung terasa sakit, cobalah untuk mengambil posisi
menungging. Posisi ini juga berpengaruh baik bagi proses keluarnya
bayi anda.
 Hindari posisi tidur telentang karena bisa membuat kontraksi menjadi
lebih lama dan lebih menyakitkan. Jika ingin berbaring, tidur
menyamping bisa membantu Anda beristirahat dan membuat panggul
tetap terbuka. Posisi ini juga bagus jika posisi bagian belakang kepala
bayi Anda membelakangi tulang punggung Anda atau biasa disebut
posisi posterior. Tidur menyamping bisa membetulkan posisi bayi
Anda menuju posisi siap untuk dilahirkan (posisi anterior).
5. Melahirkan di air
Cara ini memang masih jarang dilakukan oleh ibu-ibu hamil di Indonesia.
Namun melahirkan di air hangat bisa membuat Anda lebih rileks. Wanita
yang melahirkan di air juga tidak akan sesakit wanita yang menjalani
persalinan normal pada umumnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
wanita yang melahirkan di air menggunakan lebih sedikit obat pereda sakit
dan obat bius dibandingkan mereka yang melahirkan seperti biasa.
6. Pendamping
Hadirnya pendamping saat persalinan bisa membuat rasa nyeri berkurang.
Persalinan juga cenderung lebih mudah dan cepat dijalani jika Anda
ditemani pendamping yang terus memberi dukungan. Pilih pendamping
yang bisa membuat Anda nyaman. Mereka bisa saja suami, ibu, kakak,
teman Anda atau doula. Doula adalah seorang tenaga profesional yang
bertugas mendampingi wanita melahirkan.
b. Orientasi tempat persalinan
Persalinan dan kelahiran bayi dapat saja terjadi di tempat praktik bidan,
Puskesmas, Polindes, Rumah Sakit, maupun rumah klien. Untuk itu, setiap akan
menolong persalinan dan kelahiran bayi, pastikan ketersediaan bahan-bahan dan
sarana yang memadai, serta laksanakan upaya pencegahan infeksi sesuai engan
standar yang telah ditetapkan. Dimanapun tempat persalinan dan kelahiran bayi
terjadi, maka siapkanlah:
1. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan
terlindung dari tiupan angin.
2. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum
dan sesudah melahirkan.
3. Air disinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk membersihkan vulva dan perineum
sebelum dilakukan periksa dalam dan membersihkan perineum setelah bayi lahir.
4. Kecukupan air bersih, klorin, detergen, kain pembersih, kain pel dan sarung
tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan
proses peralatan.
5. Kamar mandi yang bersih, pastikan bahwa kamar mandi telah didekontaminasi
dengan larutan klorin 0,5%, dan dibersihkan dengan detergen.
6. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan,
melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah
persalinan, dan pastikan privasi terjaga.
7. Penerangan yang cukup.
8. Tempat tidur yang bersih untuk ibu, tutupi kasur dengan perlak/bahan yang mudah
dibersihkan dan tidak tembus air/darah.
9. Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.
10. Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.
11. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c. Kebutuhan perlengkapan peralinan
Berdasarkan Depkes RI (1997), dalam program KIA dikenal beberapa jenis
tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga
tersebut adalah:
1. Tenaga Profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu bidan, dan perawat lain.
2. Dukun bayi :
a. Terlatih : ialah dukun bayi yang mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan
yang dinyatakan lulus.
b. Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus
(Manalu, 2007).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005, dukun bersalin adalah
praktek pelayanan kesehatan alternatif yang dilakukan oleh dukun yang khusus
menangani masalah kehamilan/kelahiran baik yang sudah pernah mendapat pelatihan
dari Departemen Kesehatan maupun belum. Istilah dukun bersalin juga dikenal
dengan paraji (Jawa Barat), atau dukun beranak (DKI Jakarta). Dukun beranak di Bali
dikenal dengan istilah balian manak, profesi ini pada umumnya dilakukan oleh
lakilaki yang berusia di atas 50 tahun yang menurut kepercayaan umat Hindu telah
mendapat wahyu atau petunjuk gaib (Swasono, 1998).
Praktek tenaga kesehatan (nakes) adalah praktek pribadi/per orangan yang
dilakukan oleh perawat atau bidan yang dilakukan tidak di rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, polindes, posyandu, atau klinik. Universitas Sumatera Utara
Menurut Fatimah yang dikutip Manalu (2007), bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Bidan desa yang
ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja 1 sampai 2 desa dan
dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik didalam maupun diluar jam
kerjanya harus tetap bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Tugas
pokok bidan desa adalah :
(1) Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan
prioritas masalah yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan
diberikan
(2) Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh
kesadarannya untuk dapat berperilaku hidup sehat.
Bidan selama ini adalah tenaga kesehatan yang menjembatani antara pelayanan
kesehatan tradisional dengan pelayanan kesehatan modern. Pada banyak situasi,
terkadang mereka dihadapkan pada kasus-kasus rujukan dukun bayi terlambat yang
dari sudut kompetensi dan kemampuan teknik yang mereka miliki. Mereka sudah
tidak boleh menanganinya dan kemudian dirujuk ke rumah sakit dalam kondisi sangat
gawat.
Menurut Depkes RI (1997), dukun beranak adalah seorang anggota masyarakat,
pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki
keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan
tersebut secara turun temurun, belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus
kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan (Manalu,
2004). Universitas Sumatera Utara Proses persalinan dapat berjalan dengan
sendirinya, tetapi setiap saat mungkin terjadi kejadian yang membahayakan, sehingga
memerlukan bantuan untuk memberikan pertolongan yang tetap menuju persalinan
aman. Penolong persalinan wajib menerapkan upaya pencegahan infeksi seperti yang
dianjurkan yaitu (Depkes,2004) :
1. Sarung Tangan Sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril harus
dipakai dalam setiap pemeriksaan dalam, membantu kelahiran bayi,
melakukan episiotomi, menjahit laserasi, dan memberikan asuhan bagi bayi
baru lahir. Sarung tangan harus diganti apabila terkontaminasi atau
berlubang.
2. Perlengkapan Pelindung Pribadi Mengenakan penutup tubuh yang bersih
dan penutup kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan, Jika
memungkinkan, pakai masker dan kacamata yang bersih. Semua
perlengkapan tersebut harus dikenakan selama membantu kelahiran bayi dan
pada saat melaksanakan penjahitan laserasi atau luka episiotomi.
3. Persiapan Tempat Persalinan, Peralatan dan Bahan Ruangan bersalin harus
memiliki sistem penerangan/pencahayaan yang cukup, baik dari jendela,
lampu di langit-langit kamar, maupun sumber cahaya lainnya. Ruangan
harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung. Harus tersedia
perlengkapan dan obat-obatan esensial yang diperlukan untuk persalinan,
membantu kelahiran asuhan bayi baru lahir. Universitas Sumatera Utara 4.
Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi Persiapan untuk
mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir dimulai sebelum bayi lahir.
Siapkan lingkungan yang sesuai untuk kelahiran bayi dengan memastikan
bahwa ruangan tersebut bersih dan bebas dari tiupan angin (Depkes RI,
2004)
d. Kebutuhan perlengkapan persalinan
Bidan sebagai penolong harus sudah memastikan kelengkapan jenis dan
bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan
dan kelahiran bayi. Apabila tempat persalinan dan kelahiran bayi akan terjadi jauh
dari fasilitas kesehatan, maka semua perlengkapan, bahan dan obat-obatan dibawa ke
lokasi persalinan.
Ketidakmampuan dalam menyediakan semua perlengkapan, bahan dan obat-
obat esensial yang dibutuhkan akan meningkatkan risiko terjadinya penyulit pada ibu
dan bayi baru lahir, sehingga keadaan ini dapat membahayakan keselamatan ibu dan
bayi. Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi :
a. Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah memberikan asuhan, dan segera
ganti peralatan yang hilang/rusak.
b. Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah menolong ibu
bersalin dan melahirkan bayinya, segera ganti obat apapun yang telah digunakan
atau hilang.
c. Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai
diantaranya: partus set, hecting set, resusitasi set, semua dalam keadaan sudah di-
DTT atau steril.
8. Asuhan keperawatan pada ibu prenatal yang berhubungan dengan masalah
keperawatan
a. Pengkajian Prenatal
1) Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM. Murmur sistolik pendek dapat
terjadi sampai dengan peningkatan volume episode singkope. Varises:
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)

2) Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
Peningkatan frekuensi perkemihan
Urinalisis: Peningkatan berat jenis
Hemoroid
4) Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5) Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton
Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6) Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan
torakal.
7) Keamanan
Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17  - 20 minggu)
Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8) Seksualitas
 Penghentian menstruasi
 Perubahan respon /aktivitas seksual
 Leukosa mungkin ada.
 Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis
pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu)
agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
 Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
 Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler
nevi, strial gravidarum.
 Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9) Integritas Sosial
Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10) Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap
anak, stabilitas ekonomik.
11) Pemeriksaan Diagnostik
 DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
 Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
 Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
 Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
 Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh
kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
 Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
 Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe
2
 Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
infeksi, diabetes penyakit ginjal)
 Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
 Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
 Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
 Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.
b. Diagnose dan rencana keperawatan
a) Trimester I
1. Nutrisi; Perubahan , kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d
mual muntah
Tujuan:
Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.

Intervensi:
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit
Rasional:  
Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
2. Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun
atau lebih dari 35 tahun),
Rasional:
Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin
cenderung obesitas/DM
3. Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet,
Rasional:  
Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
4. Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya,
Rasional:  
Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah berat badan
normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi –pertumbuhan
intraurine (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah 
5. Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht,
Rasional:
Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu
2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan:  Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Intervensi:
1. Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional:  
Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola hidatidosa
2. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional:  
Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan matabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat mual dan
muntah pada trisemester pertama.
3. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus,
peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional:
Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
4. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran
dan berat jenis urine.
Rasional:  
Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi
5. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: 
Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan:  Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Intervensi:
1. Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional:  
Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling percaya
2. Klarifikasi kesalah pahaman
Rasioal:    
Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran selanjutnya.
3. Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional:  
Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
4. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional:  
Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan.
5. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional:
Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil positif
ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri
dan janin.
Tindakan:
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional:  
Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan
ibu, khususnya selama trisemester pertama..
2. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional:  
Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus.
Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
3. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti
pemakaian kondom
Rasional:  
Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
4. Catat masukan protein
Rasional:  
Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak janin
5. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui
mengalami infeksi Rubella
Rasional:  
Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan janin,
khususnya pada trisemester I
6. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional:  
Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
b) Trimester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotic
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk mengubah
konsep diri.
Intervensi:
1. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional:  
Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-efek yang
tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi
2. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional:  
Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang terjadi
3. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
Rasional:  
Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan
penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang menyenangkan
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1. Kaji status pernapasan
Rasional:  
Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60 % klien
prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh
pembesaran ulkus.

2. Anjurkan sering istirahat


Rasional:  
Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
kelebihan
3. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional:  
Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
4. Kaji Ht / Hb
Rasional:  
Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32 mengencerkan
kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas
pembawa O2.
3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang mengakibatkan
kesejahteraan.
Tindakan:
1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional:  
Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa memperhatikan
apakah perubahan diharapkan atau tidak.
2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional:  
Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat
sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
3. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional:  
Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi
resiko tinggi.
4. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol
atau mengatasi masalah medis
Rasional:  
Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan pada
kemungkinan efek berbahaya pada janin.
c) Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan
Tindakan:
1. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk
mengatasinya
Rasional:  
Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan

2. Kaji status pernapasan klien


Rasional:  
Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami
kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungan
3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara
jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional:  
Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran
uterus.
4. Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih
Rasional:  
Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko individu
yang potensial
Tindakan:
1. Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional:  
Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi natrium/air
secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi ssp
2. Dapatkan kultur vagina
Rasional:  
Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan ketidaknyamanan
berat pada klien
3. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional:  
Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
4. Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional:  
Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada klien dan janin
5. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik
Rasional:  
Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester III yang
berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan
ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
1. Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional:  
Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi berkemih.
2. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional:  
Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami oedema.
3. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional:  
Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan
aliran ke vena
4. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional:  
Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan regulator ennin-
angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi.
KEPUSTAKAAN
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC: Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Saifuddin AB, Rachidhani T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Edisi 7. 2009. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Asuhan Keperawatan: Laporan Pendahuluan Antenatal Care. Diambil pada 6 September 2016
dari http://diagnosa-keperawatan.kumpulan-askep.com/laporan-pendahuluan-antenatal-
care-anc-34473/.

Anda mungkin juga menyukai