Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis multidimensi telah mengakibatkan tekanan yang berat terhadap sebagian besar
masyarakat dunia umumnya dan indonesia khususnya. Masyarakat yang mengalami krisis
ekonomi tidak saja akan mengalami gangguan kesehatan fisik berupa gangguan gizi, terserang
berbagai jenis penyakit infeksi, tetapi juga dapat mengalami gangguan kesehatan mental psiaktri
(Rasman 2001)
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan,
dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.
Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013) , ada sekitar 450
juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari
empat orang didunia mengalami masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang
ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan hasil penelitian dari
Rudi Maslim dalam Mubarta (2011 ) prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar
6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33
Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Penderita gangguan jiwa berat dengan
usia di atas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa
di 2 Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
11,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gangguan mental emosional ( Riset kesehatan
dasar, 2007 ). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta
(Riskesdas, 2013 )
Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan
hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun lingkungan sosialnya. Tapi dalam
kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan
individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri
menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering
muncul adalah gangguan konsep diri misal Resiko Perilaku Kekerasan. Bila individu tidak dapat
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, maka akan menimbulkan gangguan kesehatan
diberbagai bidang, seperti mengamuk, sulit berinteraksi, malu akan keadaan dirinya mondar-
mandir tanpa tujuan dan merusak barang.
Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam kehidupan
seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan menyebabkan perubahan dalam
kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk
menanggulangi stressor yang timbul. Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan
memunculkan gangguan kejiwaan.
Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep Resiko Perilaku
Kekerasan, yang mana Resiko Perilaku Kekerasan digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan (Keliat, 2001). Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera
ditanggulangi, sudah tentu berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda-
tanda Resiko Perilaku Kekerasan adalah rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan
martabat sendiri, merasa tidak mampu, gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, percaya
diri kurang, kadang sampai mencederai diri (Townsend, 2007).
Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang dicintai dapat
meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi
individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu harga diri seseorang.
Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang buruk dalam
hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa
dirinya tidak dapat melakukan apa-apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa
dirinya tidak berguna, dan masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu kepada
dirinya sendiri. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa
percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari seorang perawat.
Perawat harus dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan Resiko Perilaku
Kekerasan, baik menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok. Karakteristik
masalah keperawatan di ruang Mawar RSJ Soeharto Heerdjan adalah Halusinasi, Resiko
Perilaku Kekerasan, Resiko Perilaku Kekerasan, Deficit Perawatan Diri, Isolasi
Sosial,Waham,dan Resiko Bunuh Diri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperoleh secara nyata pengalaman, informasi dan gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan di ruang Mawar RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
b. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada klien dengan Resiko Perilaku
Kekerasan
c. Mampu melaksanakn tindakan keperawatan pada klien dengan Resiko Perilaku
Kekerasan
d. Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
e. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara kasus dan teori pada
klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
f. Mampu menidentifikasi faktor pendukung, penghambat, serta dapat mencari
solusinya
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.

C. Proses Pembuatan makalah


Kelompok praktek di ruang Mawar Rsj Soeharto Heerdjan selama 2 minggu dari tanggal
23 Oktober sampai 3 November 2017 dengan jumlah 1 kelompok 7 orang Mahasiswa.
Mahasiswa bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan semua klien yang dirawat di
ruang tersebut dengan cara membagi pasien yang ada di ruang Mawar saat mahasiswa
peraktek. Jumlah klien sebanyak 18 orang, sehingga masing-masing mahasiswa merawat
2 pasien yaitu 1 pasien kelolaan dan 1 pasien resume selama 2 minggu mahasiswa
berdinas di Ruang Mawar Rsj Soeharto Heerdjan.
Mahasiswa melakukan interaksi dan intervensi keperawatan pada masing-masing pasien,
berdasarkan kesepakatan kelompok setelah mengobservasi semua pasien, akhirnya
kelompok tertarik dan sepakat untuk memilih kasus kelolaan kelompok pada Tn.S dengan
masalah utama Resiko perilaku kekerasan. Dengan meningkatnya angka gangguan jiwa
di Indonesia pada umumnya maka perlunya dilakukan perawatan yang lebih intensif pada
klien dengan Resiko perilaku kekerasan secara menyeluruh meliputi Bio – Psiko – Sosio
– Spiritual, dimana penanganan klien dengan Resiko perilaku kekerasan pada kuhususnya
dan gangguan jiwa pada umumnya, menekankan ke arah profesionalisme profesi
keperawatan oleh sebab itu kelompok tertarik untuk mengangkat Asuhan Keperawatan
pada klien dengan Resiko perilaku kekerasan. Berdasarkan faktor – faktor tersebut di
atas, sehingga perawatan masalah dengan Resiko perilaku kekerasan sangat memerlukan
perhatian yang sungguh-sungguh, karena seseorang yang mengalami gangguan jiwa
dengan Resiko perilaku kekerasan pasti akan merasa dirinya tidak berharga, tidak
mampu, dan selalu mengatakan bahwa dirinya tidak berguna, yang mana hal ini dapat
memicu seseorang mengalami stress. selain itu Tn.S Juga cukup kooperatif. Ketika
perawat mengajak bicara, membina hubungan saling percaya klien kurang terbuka
menceritakan masalahnya hanya menjawab pertanyaan yang diberikan perawat tannpa
menjelaskan lebih mendalam.
Asuhan keperawatan pada Tn.S di awali oleh satu orang mahasiswa yang
melakukan pendekatan secara intensif sebagai klien kelolaan. Selanjutnya kelompok
mengadakan interaksi secara bergantian dengan pasien untuk membina hubungan saling
percaya. Strategi yang dilakukan kelompok pada tahap kerja di lakukan oleh 1 anggota
kelompok melakukan implamentasi sesuai dengan masalah yang ditemukan pada pasien.
Pada tahap evaluasi mahasiswa melakukan koordinasi antar mahasiswa terutama dalam
rencana yang akan datang sehingga ada kesinambungan antara anggota kelompok satu
dengan yang lain. Kolaborasi terhadap intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa juga
melibatkan perawat ruang Mawar, mahasiswa melakukan pendokumentasian dan
mengkonsultasikan dengan pembimbing klinik maupun pembimbing akademik tentang
implamentasi yang dilakukan, selain itu juga dengan setudi literature yang ada.
Lampiran 1
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

RUANGAN RAWAT : Ruanan Mawar


TANGGAL DIRAWAT : 24-10-2017

I. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Tn.S [ L ]
Tanggal Pengkajian : SELASA 25-10-2017
Umur : 40 Thn
RM No. : 00-78-97
Informan : Tn.S
II. ALASAN MASUK
Klain mengatakan di bawah ke rumah sakit karna marah-marah dan melempar gelas kalau tidak diberi
rokok.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
o Ya
o Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
o Berhasil
o Kurang berhasil
o Tidak berhasil
3.
pelaku Usia korban usia saksi usia
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam keluarga - - - - - -
Tindakan kriminal - - - - - -

Jelaskan No. 1, 2, 3, : Klien pertama kali dirawat RSJSS tahun 2007, lalu masuk lagi tahun 2009 dan 2011.
Pernah di panti sosial selama 2 tahun (2013-2015), klien pernah putus obat karena kurang dikontrol dan klien bosan
minum obat, sehingga memicunya untuk marah-marah dan melempar barang di rumah.
Masalah Keperawatan : Regimen therapi in efektif, Perilaku Kekerasan, koping individu tidak
efektif, koping keluarga tidak efektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
o Ya
o Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Adik kandung Marah-marah Pernah dirawat di RSJ SS
Masalah Keperawatan : Koping keluarga in efectif
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Tidak ada Masalah
Masalah Keperawatan :
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 100/70 mmhg N : 92x/menit S : 36,3 P : 20 x/menit
2. Ukur : TB : 170 cm BB : 48 kg
3. Keluhan fisik :
o Ya
o Tidak
Jelaskan : Klien Malnutrisi : berat badanya di bawah normal
Masalah Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ket :

: Ayah
:Ibu
: Klien

……. : Tinggal serumah

Jelaskan : Klien mengatakan tinggal bersama ibu dan adiknya yang bungsu, dua adiknya yang lain sudah
menikah,ibunya masih bekerja dan masih menafkahi klien. Ayah klien meninggal saat klien berusia 14 tahun. Ibu
klien melarang klien bekerja diluar karena takut klien mengamuk.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas : Klien mengatakanumurnya 40 tahun dan belum menikah,klien anak pertama dan pnya 3 adik.
Klien dirumah bekerja membantu ibunya membuat sarung tangan motor
c. Peran : Klien mengatakan peranya dalam keluarga sebagaianak dan selalu membantu ibunya
bekerja dan membersihkan rumah
d. Ideal diri : Klien mengatakan inggin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga dan kembali bekerja
e. Harga diri : Klien mengatakan merasa tidak mampu bekerja karna takut bila bekerja akan marah marah.
Klien merasa sebagai anak pertama belum bisa menafkai keluarga dengan layak, menggantikan ayahnya yang
sudah meninggal.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : ayahnya klien, namun sudah meninggal
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan di
masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan malu untuk berinteraksi
dengan tetangga karena takut merasa rishi dengan dirinya
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan hafal beberapa surat-surat Alquran sering membacanya
,Dan juga sholat
Masalah Keperawatan : Tidak ada
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
o Tidak rapih
o Penggunaan pakaian tidak sesuai
o Cara berpakaian seperti biasanya
Jelaskan : Penampilan bersih dan rapih
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
kkk
2. Pembicaraan :

 
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Tidak mampu
Memulai
Apatis Lambat Membisu
pembicaraan

Jelaskan : Klien berbicara dengan suara yang keras dengan nada yang tinggi ,tatapan mata tajam tampak ngotot
dengan pendapatnya,terkadang inkoheren dan berbicara tidak jelas
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3. Aktifitas Motorik :
Lesu  Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien tampak tegang ,tatapan mata tajam


Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Alam perasaan:
sedih ketakutan putus asa Khawatir Gembira
berlebihan

Jelaskan :Klien biasa-biasa saja


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Afek:
datar tumpul  labil tidak sesuai

Jelaskan : Klien kadang terlihat tenang,kadang terlihat tegang


Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara:
Bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
Kontak mata [-]  Defensif Curiga

Jelaskan : Klien berusaha membenarkan pendapatnya


Masalah Keperawatan :Resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi:
pendengaran penglihatan perabaan pengecapan penghidu
Jelaskan : Klien tidak ada masalah dalam persepsi klien
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8. Proses Pikir:
Sirkumstansial o Tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea o Blocking persevarasi/pengulangan


pembicaraan

Jelaskan : Klien tidak ada gangguan proses pikir


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
9. Isi Pikir:
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonal ide yang terkait pikiran magis
isasi

Waham:
Agama somatik kebesaran curiga
Nihilistic sisip pikir siar pikir kontrol pikir

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada gangguan isi pikir


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran:


Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi:
Waktu Tempat Orang

Jelaskan : Tidak ada gangguan tingkat kesadaran dan disorientasi pada klien
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori:
Gangguan daya ingat jangka Gangguan daya ingat
panjang jangka pendek
Gangguan daya ingat Konfabulasi
saat ini

Jelaskan : klien tidak ada gangguan memori


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih TIdak mampu konsentrasi TIdak mampu berhitung
sederhana
Jelaskan : Klien mampu berkosentrasi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
13. Kemampuan Penilaian:
Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
14. Daya Tilik Diri:
Mengingkari penyakit yang Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
diderita

Jelaskan :Klien tidak ada gangguan pada daya titik diri


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan:Mandiri
Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK:Mandiri
Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : Klien mandiri,hanya perlu perbaiki gizi


Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Mandi:Mandiri
Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias: Mandiri
Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan Tidur:


Tidur siang lama : 13.00 s.d. 15.00
Tidur malam lama : 21.00 s.d. 05.00
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
Penggunaan Obat:Mandiri
Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan Kesehatan:
Perawatan Lanjutan
V Ya Tidak
Perawatan Pendukung
V Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam Rumah:


Mempersiapkan makanan
Ya V Tidak
Menjaga kerapihan rumah
Ya V Tidak

Mencuci pakaian
Ya V Tidak
Pengaturan keuangan
Ya v Tidak

9. Kegiatan di luar Rumah:


Belanja
v Ya Tidak
Transportasi
Ya V Tidak
Lain-lain
Ya V Tidak

Jelaskan : Klien hanya keluar rumah jika disuruh ibunya untuk membeli kebutuhan di rumah, namun untuk kegiatan
sosial, klien kurang berminat karena merasa malu pada tetangga
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
VIII. MEKANISME COPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah V Reaksi lambat/berlebih
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif V Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya ____________________________ V Lainnya
Marah-marah dan melempar barang
Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN:
Masalah dengan dukungan kelompok
Spesifik:klien kurang bergaul dengan teman
Masalah berhubungan dengan lingkungan
Spesifik:Klien malu untuk berinteraksi dengan tetangga
Masalah dengan pendidikan
Spesifik:klien mengatakan menyelesaikan sekolah sampai SMA
Masalah dengan pekerjaan
Spesifik:Klien pengangguran , hanya membantu pekerjaan ibunya jika ada pekerjaan
Masalah dengan perumahan
Spesifik:Tidak ada
Masalah ekonomi
Spesifik:Klien masih diberikan uang oleh ibunya jika membantu ibunya
Masalah dengan pelayanan kesehatan
Spesifik:Tidak ada
Masalah lainnya
Spesifik:Tidak ada

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


V Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
V Coping Obat-obatan
Lainnya:

Masalah Keperawatan : regimen terapetik inefektif, koping keluarga inefektif, koping individu inefektif
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosis Medik : SKIZOFRENIA PARANOID
Terapi Medik : Risperidon 2 mg : 2X1
Trihexyiphenidin 2 mg : 2x1
Clozapine 100 mg : 1x1
Mersibion : 1x1

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN:


1. Regimen therapy inefektif
2. Koping individu inefektif
3. Koping keluarga inefektif
4. Harga Diri Rendah
5. Perilaku kekerasan
6. Resiko perilaku kekerasan
XIV. POHON MASALAH:
Resiko perilaku kekerasan

Regimen terapi inefectif


Perilaku kekerasan
Inefectif koping individu

Inefectif koping keluarga Harga diri rendah

XV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN:


1. Resiko perilaku kekerasan
2. Perilaku kekerasan
3. Harga Diri Rendah
4. Koping individu inefektif
5. Koping keluarga inefektif
6. Regimen therapetik inefektif

Mahasiswa,

Anda mungkin juga menyukai