Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


A. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai dengan ideal diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep, 2009).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri (Stuart dan Sundeen, 2007).
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan (Keliat, 2011).

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang merupakan faktor pencetus terjadinya harga diri rendah adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain ideal diri yang tidak realistis.
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi atau stressor pendukung munculnya harga diri dapat ditimbulkan dari
sumber internal dan eksternal, seperti gangguan fisik, gangguan mental, dan pengalaman
trauma. Selain itu faktor presipitasi lain yaitu ketegangan peran berhubungan dengan
peran atau posisi yang diharapkan di mana individu mengalami frustasi. Pada mulanya
klien meras dirinya tidak berharga lagi, sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan
dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan,
ketegangan, kecemasan, di mana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional
dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Hal ini
menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada
mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin klien
menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan
dengan orang lain.
C. Jenis-Jenis Harga Diri Rendah
1. Situasional
Klien mengalami trauma yang tiba-tiba. Contoh; harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, difitnah, KKN, dipenjara tiba-tiba).
2. Kronik
Klien berperasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit /
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon
yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis
atau pada klien gangguan jiwa.
D. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Aktualisasi Konsep HDR Identitas Depresionalisasi
Diri Diri Positif Kacau

a. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien untuk menghadapi masalah dan
bisa memecahkannya sendiri.
1) Aktualisasi Diri
Adalah kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri termasuk persepsi
saat lalu akan diri dan perasaannya.
2) Konsep Diri Positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam mengahdapi hidupnya.
b. Respon maladptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah di mana
individu tidak dapat memecahkan masalah tersebut.
1) Gangguan Harga Diri
Gangguan harga diri adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dan
maladaptif.
2) Kerancuan Identitas
Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi
Yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak dapat berhubungan
dengan orang lain secara intim, tidak ada rasa percaya diri, dan tidak dapat
membina hubungan dengan orang lain.
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika
koping itu tidak efektif maka individu tidak bias mencapai suatu perilaku dalam harga
dirinya. Menurut Stuart dan Sundeen , mekanisme koping pada pasien dengan gangguan
konsep diri ada 2 yaitu:
1. Koping jangka pendek
 Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari kasus.
 Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan mengganti identitas sementara.
 Aktifitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep
diri atau identitas yang kabur.
 Aktifitas yang memberi arti dalam kehidupan.
2. Koping jangka panjang
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping jangka panjang.
Penjelasan positif akan menghasilkan identitas dan keunikan individu.

III. A. POHON MASALAH


Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Diri

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG DIKAJI


1. Masalah Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: Harga Diri Rendah
2. Data yang perlu dikaji
Data Subyektif:
 Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berharga lagi di mata keluarga
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Perasaan lemah dan takut
 Penolakan terhadap kamampuan diri sendiri
 Hidup yang berpolarisasi
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
Data Obyektif:
 Klien tampak tidak terima dengan kenyataan yang sedang ia hadapi.
 Produktifitas menurun
 Perilaku destruktif pada diri sendiri dan orang lain
 Tanpak mudah tersinggung/ mudah marah

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Harga Diri Rendah

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Terlampir

VI. DAFTAR PUSTAKA


Keliat, B. A, dkk. 2011. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas : CMHN (Basic Course).
Yogyakarta: EGC.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa
(Terjemahan). Jakarta: EGC.
Yosep, I, 2009, Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung : Revika Aditama

Anda mungkin juga menyukai