Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN EKTOPIK

DI POLI KANDUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Maternitas

PEMBIMBING

Yuliani Budiarti.,Ns.M.Kep.,Sp,Kep.Mat
Nurhikmah.,S.Kep,Ns

Oleh :
Henny Kusuma Wardani S.Kep
1914901210114

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAB PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2020
A. Definisi
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi
tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik
berada di saluran telur (tuba fallopi)  (Sarwono, 2014).

Kehamilan ektopik (ectopic pregnancy, ectopic gestation dan eccecyesis) adalah kehamilan


dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium rahim. Kehamilan ektopik
terganggu (KET) adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah
dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut (Rustam Mochtar, 2013).

B. Phatway

Faktor predisposisi Proses pembuahan


kehamilan ektopik

a. Faktor tuba Terjadi keterlambatan


b. Faktor uterus menstruasi haid

c. Faktor ovum
Hasil konsepsi mati dini
d. Faktor hormonal Tumbuh disaluran tuba dan direabsorbsi

Abortus kedalam lumen Rupture dinding tuba Spontan


tuba

Trauma ringan koetus


Terjadi perdarahan dan pemeriksaan
karena pembukaan Ansietas
vaginal
pembuluh darah oleh
vili kurialis
Terjadi perdarahan Operasi
Pelepasan mudghah
(segumpal daging)

Pelepasan tidak
sempurna

Tuba membesar dan Mengalir kerongga


Perdarahan terus kebiruan (hepatosalping) perut melalui ostium
berlangsung tuba

Risiko infeksi Nyeri

Sumber : Prawirohardjo, (2009)


C. Etiologi D. Gejala E. Tanda
Menurut Sarwono (2014) faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan ektopik Menurut Catrina M. Bain (2013) gejala kehamilan ektopik Menurut Catrina M. Bain (2013) tanda pada kehamilan ektopik terganggu
diantaranya : terganggu diantaranya : diantaranya :
1. Faktor tuba 1. Nyeri Tekan Abdomen 1. Nyeri
Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba menyempit Nyeri hebat pada pemeriksaan abdomen dan vagina, Gejalanya bergantung apakah kehamilan ektopik telah ruptur (robekan)  atau
atau buntu. terutama ketika serviks digerakkan. belum. Gejala yang paling sering dirasakan adalah nyeri abdomen dan pelvis.
2. Faktor abnormalitas dari zigot 2. Nyeri Tekan Panggul Nyeri dada pleuritik dapat terjadi akibat iritasi diafragma yang disebabkan
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka zigot akan Lakukan pemeriksaan dengan hati-hati ketika memeriksa perdarahan.
tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan pasien untuk memastikan bahwa kehamilan ektopik tidak 2. Perdarahan
tumbuh di saluran tuba. mengalami ruptur proses pemeriksaan. Mayoritas wanita melaporkan amenore dengan berbagai tingkatan bercak atau
3. Faktor ovarium 3. Massa Adneksa perdarahan pervagina. Perdarahan pada kehamilan ini biasanya berbau,
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang kontralateral, Massa adneksa adalah benjolan di jaringan dekat rahim, berwarna cokelat gelap, dan dapat timbul secara intermitten (terus-menerus).
dapat membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih panjang sehingga biasanya di indung telur atau tuba fallopi. Lakukan palpasi 3. Amenore
kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik lebih besar. bimanual dengan lembut untuk mendapatkan adanya Pasien mengeluhkan adanya spotting (bercak) pada saat haid yang dinanti
4. Faktor hormonal massa adneksa di panggul. sehingga tak jarang dugaan kehamilan hampir tidak ada.
Pil KB yang mengandung progesteron dapat mengakibatkan gerakan tuba 4. Perubahan Uterus 4. Sinkope
melambat. Apabila terjadi pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan Uterus dapat terdorong ke satu sisi oleh massa ektopik dan Pusing, pandangan berkunang-kunang.
ektopi. apabila ligamentum latum uteri terisi darah, uterus dapat 5. Pingsan (kolaps)
5. Faktor Risiko tergeser dan menyebabkan keluarnya serpihan. Serpihan Kehamilan ini akan menyebabkan nyeri dan pingsan akibat anemia. Bila
a. Pilihan alat kontrasepsi yaitu penggunaan kontrasepsi jenis tersebut dapat disertai kram dan menimbulkan abortus terjadi perdarahan hebat, maka gejala yang biasanya akan didapatkan adalah
spiral(intrauterine device IUD) , apabila kehamilan tetap terjadi, spontan. kolaps dan syok.
kemungkinan besar kehamilan bersifat ektopik. 6. Tekanan darah dan nadi
b. Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya. Sebelum ruptur, biasanya tanda-tanda vital normal. Tekanan darah akan turun
c. Mengidap infeksi atau inflamasi. f. Klasifikas dan nadi meningkat apabila perdarahan berlanjut dan terbentuk kondisi
d. Proses sterilisasi pada saat pengikatan tuba atau pembukaan ikatan tuba yang Menurut Sarwono (2014) berdasarkan lokasi terjadinya, hipovolemia.
kurang sempurna juga beresiko memicu kehamilan ektopik. kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
e. Faktor merokok.
1. Kehamilan tuba meliputi 95% yang terdiri atas :
H. Manifestasi Klinis
Menurut Nanda NIC NOC (2015) terdapat beberapa diagnosis dan gejala-gejala
a. Ampularis (55%).
klinik pada Ibu dengan gangguan kehamilan ektopik diantaranya :
G. Komplikasi b. Isthmus (25%).
c. Fimbrial (17%). 1. Anamnesis dan gejala klinis yaitu adanya riwayat terlambat haid (amenorea),
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu (Rustam Mochtar, 2013) :
d. Interstisial (2%). dijumpai keluhan hamil muda.
1. Pada pengobatan konservatif, bila kehamilan ektopik terganggu telah lama
berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang.
2. Kehamilan ovarial (0,5%) 2. Jika terjadi kehamilan ektopik terganggu :
3. Kehamilan abdominal (0,1%) a. Bila terjadi rupture tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat
2. Infeksi
membahayakan jiwa si ibu.
3. Sterilitas 4. Kehamilan intraligamenter yaitu pertumbuhan janin dan b. Pada abortus tuba, keluhan dan gejala hanya rasa sakit di perut dan
plasenta diantara lipatan ligamentum latum dan jumlahnya perdarahan pervagina.
sangat sedikit.
3. Tanda-tanda akut abdomen seperti nyeri tekan yang hebat (defance musculair),
5. Kehamilan servikal adalah kehamilan servikal jarang muntah, gelisah, pucat, anemis, nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tidak
terjadi. Pada implantasi di serviks, dapat terjadi terukur (syok).
perdarahan tanpa disertai nyeri, dan kemungkinan
4. Pemeriksaan dalam yaitu serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus.
5. Pervagina keluar decidual cast.
I. Pemeriksaan Penunjang
N Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
O
1. Hemoglobin 12 - 16 g/dl Bila ada penurunan hemoglobin maka dapat mendukung
diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
2. Hematokrit 34,9 – 44,5 % Bila ada penurunan hematokrit maka dapat mendukung
diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
3. Leukosit 2,8 – 7,3 g/dl Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik,
dapat diperhatikan jumlah leukosit yang melebihi .
4. HCG (human chorionic 90 – 100.000 Peningkatan kadar β-hCG yang berlangsung terus menerus
gonadotropin ‘β-hcg’) m IU/ ml menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum
terangkat. 
5. Pemeriksaan USG - Untuk mengetahui tidak ada/ adanya kantung kehamilan
dalam kavum uteri.
6. Kuldosentesis - Jika ditemukan butiran darah warna kecoklatan berarti
positif dibrinasi yang menunjukkan adanya hematoma
retrouterina. Cara ini sangat berguna dalam membantu
membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
7. Ultrasonografi - Berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantong
gestasi di luar uterus.

8. Laparoskopi - Digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk


kehamilan ektopik apabila hasil penilaian prosedur
diagnostik yang lain meragukan dan pemeriksaan
laparoskopi lebih hemat biaya dan masa penyembuhan nya
lebih pendek.
J. Penatalaksanaan
Menurut Catrina M. Bain (2013) ada 3 pengobatan kehamilan ektopik terganggu, diantaranya:
1. Methotrexate
Untuk menghindari intervensi bedah, pasien dapat ditawarkan pengobatan ini bila kadar
β-hCG < 3000 dan tidak ada gejala ruptur. Bila kadar β-hCG tidak turun, maka
membutuhkan suntikan tambahan berupa methotrexate dengan dosis 50mg/m2 melalui
intravena. Efek samping obat ini meliputi mual dan muntah. Sakit perut juga muncul pada
3 hari atau 1 minggu setelahnya.
2. Salpingektomi
Sebelum pengangkatan tuba fallopi, perlu diperiksa keadaan tuba lain nya karena apabila
mengalami abnormal, maka pendekatan bedah yang lebih konservatif perlu dilakukan.
Merupakan pendekatan konservatif dari penanganan bedah untuk kehamilan ektopik.
Sebuah insisi dibuat di tepi antimesentrik tuba, ektopik diangkat dan tuba dibiarkan
menyembuh setelah hemostatis diatas.
Ansietas b.d stresor ( 00146 ) Resiko infeksi (00004) Nyeri akut b.d angens cidera biologis (00132)

Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar Definisi : rentan mengalami invasi dan multiplikasi Definisi :Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
disertai respon otonom ( sumber sering kali kurang sepesifik dan organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
tidak disadari individu ) perasaan takut yang disebabkan oleh atau potensial.
antisipasi terhadap bahaya. NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit di NOC :
NOC : harapkan resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit
Setelah dilakukan perawatan selama 30 menit diharapkan ansietas Kontrol resiko : Proses Infeksi (1924) → mengidentifikasi diharapakan nyeri akut dapat berkurang / hilang dengan
teratasi dengan kriteria hasil : resiko infeksi dalam aktivitas sehari-hari →mengidentifikasi kriteria hasil :
Tingkat kecemasan (1211) → tidak ada kekhawatiran berlebih → tanda dan gejala infeksi → memonitor prilaku diri yang Kontrol nyeri (1605) → dapat mengenali kapan nyeri
wajah tidak tegang → tidak ada serangan panik →tidak ada berhubungan dengan resiko infeksi → mempertahankan muncul → mengenali faktor penyebabnya → dapat
kesulitan saat mengambil keputusan lingkungan yang bersih → melakukan tindakan segera untuk mengunakan tidakan pencegahan nyeri → melaporkan rasa
mengurangi resiko infeksi nyeri berkurang
NIC :
Pengurangan kecemasan (5820) NIC : NIC :
1. kaji tingkat kecemasan Kontrol infeksi (6540) Manajemen nyeri : akut (1410)
2. anjurkan keluarga untuk memberikan support system 1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi 1. Kaji tingkat nyeri klien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang di rasakan selama 2. Ukur tanda-tanda vital 2. Kaji durasi, lokasi, frekuensi nyeri
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien
prosedur 3. Observasi tanda-tanda infeksi
4. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi
4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan 4. Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik 5. Berikan kompres dingin
mengurangi takut septik dan aseptic 6. Lakukan massage pada klien
7. Atur posisi nyaman pada klien
5. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi 5. Observasi luka insisi
8. Kolaborasi : berikan analgetik pada klien
6. Kolaborasi: Berikan antibiotik sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. (2010). Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta: EGC.


McCloskey dan Bulecheck. (2016). Nursing intervention classification (NIC). Mosby: United
State of America.
Hamilton, P. M. (2016). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Johnson, M. dan Moorhead. (2009). Nursing outcomes classification (NOC). Mosby: United
State of America.
Wilkinson, M, W. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria
hasil NOC. Jakarta: EGC.
Sarwono P. (2015). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Banjarmasin, Agustus 2020


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Yuliani Budiarti.,Ns.M.Kep.,Sp,Kep.Mat Nurhikmah.,S.Kep,Ns

Anda mungkin juga menyukai