Disusun Oleh:
NPM : 19149012101114
Aktivitas adalah sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan
sehat. Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya
dalam melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan
bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan
sistem persarafan dan musculoskeletal (Nanda, 2015).
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis
untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang harus atau yang ingin dilakukan (Nanda, 2015).
massa otot )
Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
Pola tidur
Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan
dan nadi kembali ke tingkat istirahat
Keberadaan nyeri,
dalam 5 menit setelah latihan, tekanan
pengontrolan nyeri
darah kembali seperti semula dalam 5-10
menit setelah latihan.
C. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia:
Gangguan Aktivitas
Energy Management
1. Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
2. Dorong anal
untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
3. Kaji adanya factor
yang menyebabkan
kelelahan
4. Monitor nutrisi
dan sumber energi
tangadekuat
5. Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik dan
emosi secara
berlebihan
6. Monitor respon
kardivaskuler
terhadap aktivitas
7. Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien
2 Hambatan Mobilitas NOC : NIC :
Fisik 1. Join movement : Exercise therapy :
Definisi : keterbatasan Active ambulation
pergerakan fisik tubuh 2. Mobility level 1. Monitoring vital sign
atau satu atau lebih 3. Self care: ADLs sebelm/sesudah
ekstrimitas secara mandiri 4. Transfer performance latihan dan lihat
dan terarah Setelah dilakukan tindakan respon pasien saat
Batasan karakteristik: keperawatan selama.... latihan
1. Pengurangan reaksi masalah hambatan 2. Konsultasikan dengan
waktu mobilitas fisik teratasi terapi fisik tentang
2. Keterbatasan dengan rencana ambulasi
kemampuan untuk sesuai dengan
gerak kasar Kriteria Hasil: kebutuhan
3. Kesulitan berpidah 1. Klien meningkat 3. Bantu klien untuk
4. Keterbatasan dalam aktifitas fisik menggunakan tongkat
kemampuan untuk 2. Mengerti dari tujuan saat berjalan dan
gerak biasa peningkatan mobilitas cegah terhadap cedera
5. Keterbatasan tentang 3. Memperbalisasikan 4. Ajarkan pasien atau
gerak perasaan dalam tenaga kesehatan lain
6. Keterbatasan rentang meningkatkan tentang teknik
gerak kekuatan dan ambulasi
7. Dyspenea kemampuan 5. Kaji kemampuan
8. Berpindah-adanya berpindah pasien dalam
tremor 4. Memperagakan mobilisasi
9. Perubahan langkah penggunaan alat bantu 6. Latih pasien dalam
10.Postur yang tidak untuk mobilisasi pemenuhan
stabil (walker) kebutuhan ADLs
11.Hambatan berpindah secara mandiri sesuai
12.Pergerakan yang kemampuan
lambat 7. Dampingi dan Bantu
13.Tidak pasien saat mobilisasi
terkoordinasinya dan bantu penuhi
gerakan kebutuhan ADLs ps.
8. Berikan alat Bantu
Faktor-faktor yang jika klien
berhubungan: memerlukan.
1. Intoleransi aktifitas 9. Ajarkan pasien
2. metabolisme sel bagaimana merubah
3. Kekakuan pada sendi posisi dan berikan
4. Kecemasan bantuan jika
5. Kurang dukungan diperlukan
ingkungan (mis: fisik
/ sosial )
6. Presentase bantuan
layanan pada lansia
7. Hamabatan kognitif
8. Kardiovaskular
9. Kontraktur
10.Penurunan integritas
tulang
11.Kepercayaan
kebudayaan
12.Malnutrisi
13.Penurunan kondisi
14.Medikasi
15.Penurunan kesabaran
16.Hambatan
muskuloskeletal
17.Depresi
18.Hambatan
neuromuskular
19.Penurunan kontrol
otot
20.Nyeri
21.Penurunan kekuatan
otot
22.Pergerakan
23.aktifitas fisik
24.Inisiatif berpindah
25.Ketidaknyamanan
26.Gaya hidup
27.Gangguan sensorik
Aktivitas Kolaboratif
1. Gunakan terapi
okupasi dan fisik,
sebagai sumber
dalam penyusunan
rencana untuk
mempertahankan
atau meningkatkan
kemampuan
berpindah: rencana
harus mencakup
latihan
keseimbangan dan
kekuatan otot.
Aktivitas Lain
1. Atur
posisi tombol lampu
pada tempat yang
mudah dijangkau
2. Berikan
penguatan positif
selama latihan
3. Implem
entasikan tindakan
pengendalian nyeri
sebelum latihan atau
terapi fisik dimulai.
4. Pastika
n rencana asuhan
mencakup jumlah
porsonel yang
dibutuhkan untuk
memindahkan pasien
5. Bantu
pasien untuk
berpindah, jika
perlu.
6. Terapi
latihan fisik:
pengendalian otot
(NIC):
a. Berikan pakaian
yang tidak ketat
b. Bantu pasien
untuk memelihara
kestabilan batang
tubuh atau sendi
proksimal selama
aktivitas motorik.
c. Orientasikan
pasien kembali
terhadap fungsi
pergerakan tubuh.
d. Gabungkan
aktivitas
kehidupan sehari-
hari kedalam
protocol latihan,
jika diperlukan.
e. Bantu pasien
untuk menyiapkan
dan
mempertahankan
grafik kemajuan,
guna memotivasi
kepatuhan
terhadap protocol
latihan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Handhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA.Jakarta : Mediaction
Bulechek, Gloria M etall. 2016Nursing Interventions Classification (NIC) edisi
keenam bahasa Indonesia dalam Intansari Nurjanah dan Roxsana Devi
Tumanggor (eds). Amsterdam : ELSEVIER.
Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Moorhead, sue etall. 2016Nursing Outcomes Classification (NOC) pengukuran
Outcomes Kesehatan edisi kelima bahasa Indonesia dalam Intansari Nurjanah
dan Roxsana Devi Tumanggor (eds). Amsterdam : ELSEVIER.
(…………………...) (…….………………)